Anda di halaman 1dari 4

5.

3 PEMBAHASAN
Pada praktikum Peragaan Peralatan Pemboran kali ini, sangat terasa
berbeda dari praktikum sebelumnya, yang dilakukan secara online, sehingga tidak
dilakukan pertemuan secara langsung di studio Peragaan Peralatan Pemboran. Hal
ini dikarenakan adanya wabah Covid-19 yang melanda Indonesia dan dunia. Pada
minggu kedua ini membahas mengenai circulating system atau sistem sirkulasi
sebagai acara kedua.
Sistem sirkulasi (circulating system) merupakan salah satu bagian utama
dari rig yang membantu sistem pemutar dalam operasi pemboran dengan
perlengkapan, bahan, dan tempat kerja, persiapan, perawatan, dan mengganti
fluida pemboran. Tujuan utama dari sistem sirkulasi adalah untuk
menyirkulasikan fluida pemboran (lumpur bor) ke seluruh sistem pemboran
sehingga lumpur bor mampu mengoptimalkan fungsinya.
Fluida pemboran merupakan suatu campuran cairan dari beberapa
komponen yang terdiri dari air (tawar atau asin), minyak, bahan lempung (clay),
bahan kimia, dan bahan aditif lainnya. Di lapangan, fluida ini dikenal sebagai
lumpur (mud). Fungsi lumpur pemboran ialah untuk mengangkat cutting ke
permukaan, mendinginkan dan melumasi bit serta rangkaian drill string, menahan
tekanan formasi, sebagai media logging dan informasi, menahan dinding lubang
bor agar tidak runtuh, serta memberikan gaya hidrolika. Fluida pemboran terbagi
menjadi 3 jenis yaitu oil based mud, water based mud, dan air or gas based mud.
Peralatan yang digunakan dalam sistem sirkulasi dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu tempat persiapan (preparation area), peralatan sirkulasi (circulating
equipment), dan conditioning area. Tempat persiapan (preparation area) meliputi
mud house, steel mud pit atau steel mud tanks, mixing hopper, chemical mixing
barrel, bulk mud storage bin, water tank, dan reserve pit. Peralatan sirkulasi
(circulating equipment) meliputi mud pump, stand pipe, rotary hose, discharge
and return line, steel mud pit/tanks, special pump and agitators yang ditempatkan
di mud tanks, dan juga reserve pit. Conditioning area meliputi setting tank, mud
gas separator, shale shaker, desander, desilter, degasser, dan kemudian menuju
mud pit atau mud tanks.
Prinsip kerja dari sistem sirkulasi adalah lumpur dari mud pit dihisap oleh
pompa, dari mud pump keluar melalui discharge line lalu masuk ke dalam stand
pipe, setelah itu lumpur masuk ke rotary hose. Setelah melewati rotary hose,
lumpur kemudian masuk ke swivel dari swivel menuju Kelly. Selanjutnya dari
Kelly akan masuk ke rangkaian drill string. Dari drill pipe masuk ke drill collar,
setelah itu lumpur akan memasuki bit dan keluar melalui nozzle. Nozzle pada bit
umumnya ada tiga. Selanjutnya lumpur akan melewati annulus antara drill collar
dan hole, kemudian annulus antara drill pipe dan casing. Setelah itu lumpur akan
memasuki mud gas separator yang berfungsi untuk memisahkan gas-gas
berbahaya atau gas yang biasanya bersifat korosif seperti Sulfur, agar tidak
merusak atau tidak menyebabkan korosi pada peralatan-peralatan pada
conditioning area. Setelah itu, lumpur dari mud gas separator akan dilanjutkan
masuk ke conditioning area. Pertama, lumpur akan masuk ke dalam shale shaker
untuk memisahkan cutting yang terbawa oleh lumpur pemboran. Setelah
dipisahkan, lumpur biasanya masih mengandung pasir . Maka dari itu, lumpur dari
shale shaker selanjutnya akan masuk ke desander lalu desilter untuk memisahkan
pasir halus. Kemudian lumpur dari desander dan desliter akan menuju degasser
untuk memisahkan gas terlarut dalam lumpur, lalu memasuki mud pit lagi, dan
begitu seterusnya.
Mud pump terbagi menjadi dua jenis yaitu triplex mud pump dan duplex
mud pump. Triplex mud pump adalah mud pump yang memiliki tiga piston dengan
masing masing piston berpasangan dengan 1 valve tekan dan 1 valve hisap.
Triplex mud pump bekerja secara single acting yaitu hanya bekerja satu arah
kedepan, pompa hanya menghasilkan tekanan fluida keluar, sedangkan gerakan
kebelakang akan menghasilkan pengisapan lumpur. Sedangkan duplex mud pump
adalah pompa yang memiliki 2 piston, dapat bergerak ke depan dan ke belakang.
Duplex mud pump bekerja secara double acting yaitu tiap dorongannya
melakukan pendorongan cairan. Pada tiap piston memiliki pasangan empat valve
tekan dan empat valve isap.
Pada conditioning area, terdapat mud gas separator. Yang dimana mud
gas separator ini berfungsi untuk memisahkan gas-gas berukuran besar dari
lumpur pemboran. Bila terjadi kick, alat ini akan memisahkan lumpur dan gas
dengan membiarkannya mengalir melewati baffle plates. Lumpur akan jatuh
kebawah, sedangkan gas akan berada di atas karena terdapat perbedaan tekanan
dan densitas.
Pada saat pemboran berlangsung, jika lumpur yang disirkulasikan tidak
kembali ke permukaan karena hilang masuk ke dalam formasi karena pada saat
pengeboran menembus formasi yang bertekanan lebih rendah daripada tekanan
hidrostatis lumpur maka akan terjadi blind drilling. Untuk mengatasinya maka
akan disirkulasikan lumpur yang baru yang sudah dikalkulasikan terlebih dahulu,
agar untuk mencegah terjadinya problem pemboran dan pemboran dapat
dilanjutkan.
Sistem sirkulasi pada lapangan panas bumi tentu berbeda dengan sistem
sirkulasi pada lapangan migas. Perbedaan itu terletak pada jenis lumpur yang
dipakai dan juga peralatan tambahan yang ada di lapangan panas bumi. Pemilihan
jenis mud untuk lapangan panas bumi biasanya menggunakan jenis air or gas
based mud dan selain itu ada juga yang menggunakan jenis water based mud,
dimana air dan gas akan dikompresikan terlebih dahulu sebelum digunakan.
Kemudian ada peralatan khusus untuk sistem sirkulasi pada lapangan panas bumi,
yaitu biasa disebut dengan cooling tower yang dipasang setelah conditioning area.
Cooling tower berfungsi untuk menangani temperatur yang tinggi.
5.4 KESIMPULAN
Dari praktikum Peragaan Peralatan Pemboran pada minggu kedua mengenai
circulating system atau sistem sirkulasi sebagai acara kedua dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Tujuan utama dari sistem sirkulasi adalah untuk menyirkulasikan fluida
pemboran (lumpur bor) ke seluruh sistem pemboran sehingga lumpur bor
mampu mengoptimalkan fungsinya.
2. Fluida pemboran merupakan suatu campuran cairan dari beberapa
komponen yang terdiri dari air (tawar atau asin), minyak, bahan lempung
(clay), bahan kimia, dan bahan aditif lainnya.
3. Fungsi lumpur pemboran ialah untuk mengangkat cutting ke permukaan,
mendinginkan dan melumasi bit serta rangkaian drill string, menahan
tekanan formasi, sebagai media logging dan informasi, menahan dinding
lubang bor agar tidak runtuh, serta memberikan gaya hidrolika.
4. Fluida pemboran terbagi menjadi 3 jenis yaitu oil based mud, water based
mud, dan air or gas based mud.
5. Peralatan yang digunakan dalam sistem sirkulasi dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu tempat persiapan (preparation area), peralatan sirkulasi
(circulating equipment), dan conditioning area.
6. Pemilihan jenis mud untuk lapangan panas bumi biasanya menggunakan
jenis air or gas based mud dan selain itu ada juga yang menggunakan jenis
water based mud.
7. Mud pump terbagi menjadi 2 jenis yaitu triplex mud pump yang bekerja
secara single acting dan duplex mud pump yang bekerja secara double
acting.
8. Pada saat pemboran berlangsung, jika lumpur yang disirkulasikan tidak
kembali ke permukaan karena hilang masuk ke dalam formasi maka akan
terjadi blind drilling.
9. Peralatan khusus untuk sistem sirkulasi pada lapangan panas bumi, yaitu
biasa disebut dengan cooling tower yang dipasang setelah conditioning
area. Cooling tower berfungsi untuk menangani temperatur yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai