Anda di halaman 1dari 32

III.

SISTEM SIRKULASI
(CIRCULATING SYSTEM)
• Sistem Sirkulasi (Circulating System)
• Sistem sirkulasi merupakan salah satu sistem
yang memegang peranan penting di dalam
operasi pengeboran putar (rotary drilling).
• Tugas utamanya adalah membantu sistem
pemutar didalam “mengebor sumur” dengan
menyediakan perlengkapan-perlengkapan
yang sesuai untuk mengatur bahan-bahan
lumpur dan tempat-tempat kerja untuk
mempersiapkan, merawat dan mengganti
fluida pengeboran.
• Sistim sirkulasi terdiri dari empat sub
komponen utama yaitu:

1. Lumpur pengeboran (drilling fluid).


2. Tempat persiapan (preparation area).
3. Peralatan sirkulasi (circulating equipment)
4. Tempat pengkondisian lumpur (Conditioning
area atau solid control equipment)
3.1. Lumpur Pemboran (Drilling Fluid)
Fluida pemboran merupakan suatu campuran
cairan dari beberapa komponen yang dapat terdiri dari :
air (tawar atau asin), minyak, tanah liat (clay), bahan-
bahan kimia, gas, udara, busa maupun detergent.

Fungsi lumpur pemboran :


1. Mengangkat serbuk bor (cuttings) ke permukaan
2. Mengontrol tekanan formasi
3. Mendinginkan serta melumasi bit dan rangkaian pipa
bor.
4. Membuat kerak (mud cake) pada dinding lobang bor.
5. Mengurangi sebagian berat rangkaian pipa bor
(Bougancy effect).
6. Sebagai media informasi (mud logging, sample log).
• Komposisi Lumpur Pemboran
- Ditentukan oleh kondisi lubang bor dan jenis
formasi yang ditembus mata bor
- Dua hal penting :
➢ Lumpur ringan, memberikan laju pemboran yang
lebih besar.
➢ Lumpur berat, untuk mengontrol kondisi bawah
permukaan, seperti masuknya fluida formasi
bertekanan tinggi (dikenal sebagai “kick”). Bila
keadaan ini tidak dapat diatasi menyebabkan
terjadinya semburan liar (blow out).
Jenis Lumpur pemboran:
1. Water – based mud(WBM)
Lumpur pengeboran yang paling banyak
digunakan adalah water-base mud (80%), karena
murah, mudah penggunaannya, dan membentuk
“filtrat cake” (kerak lumpur) untuk melindungi
gugurnya dinding lubang bor.
. Komposisi lumpur ini terdiri dari air tawar atau
air asin, clay dan chemical additives.
Komposisi ini ditentukan oleh kondisi lubang
bor.
2. Oil - based muds
Lumpur ini merupakan emulsi air dalam minyak,
dimana minyak mentah (crude oil) atau minyak
diesel dicampur dengan air. Digunakan untuk
pemboran yang menembus lempung / shale yang
amat tebal. Oil based muds lebih stabil pada
temperatur tinggi dibandingkan dengan water
based muds.
Keuntungan :
Dalam komplesi, oil based muds tidak merusak
hidrokarbon dan menjaga permeabilitas alamiah
lubang bor.
Kerugian :
1. Polusi & mudah terbakar
2. Cutting sulit diambil dan sulit dianalisa.
3. Analisa dengan log menjadi lebih sulit.
3. Air or gas – based mud
Keuntungan dari lumpur jenis ini terutama
adalah dapat menghasilkan laju pengeboran
yang lebih besar. Karena digunakan
kompressor, kebutuhan peralatan dan ruang
lebih sedikit.
• 3.2. Tempat Persiapan (Preparation area)
• Tempat persiapan lumpur pemboranyang terdiri
dari peralatan-peralatan yang diatur untuk
memberikan fasilitas persiapan atau “treatment”
lumpur. Terdiri dari :
• Mud house
• Mud pits/ tank
• Mixing hopper
• Chemical mixing barrel
• Bulk storage bind
• Water tank
• Reserve pit
Peralatan untuk mempersiapkan lumpur pemboran
3.3. Peralatan sirkulasi (Circulating Equipment)
Peralatan ini mengalirkan lumpur pemboran
dari peralatan sirkulasi turun ke rangkaian pipa bor
dan naik keanulus membawa serbuk bor ke
permukaan menuju conditioning area sebelum
kembali ke mud pits untuk sirkulasi kembali.
Peralatan sirkulasi :
1. Mud pit
2. Mud pump
3. Pump discharge dan return lines
4. Stand pipe
5. Rotary hose
• Mud pit : tangki yang digunakan untuk
menampung lumpur pengeboran yang akan
dipakai pada operasi pengeboran.
Terletak di depan pompa lumpur.
• Mud pump : fungsi utamanya adalah
memindahkan volume lumpur pemboran yang
besar dengan tekanan yang besar.
Terdapat dua tipe mud pump:
(1) Duplex : bekerja double acting
(2) Triplex : bekerja dengan single acting.
• Discharge line : pipa yang dipakai untuk
menyalurkan lumpur pengeboran keluar dari
pompa lumpur
➢Single Acting berarti setiap 1 kali
langkah kerja ( langkah isap dan
tekan ) hanya memberikan 1 kali
debit atau hasil pemompaan /
flowrate

Hal ini dapat dilhat pada gambar di


halaman sebelah
16
Gambar : Cara kerja single acting
➢Double Acting berarti setiap 1 kali
langkah kerja ( langkah isap dan tekan )
hanya memberikan 2 kali debit atau
hasil pemompaan / flowrate, walaupun
hasil pemompaan pada saat langkah
ISAP lebih kecil dari langkah TEKAN,
yang disebabkan adanya volume piston
rod.
Hal ini dapat dilihat pada gambar di
halaman sebelah
18
Gambar : Cara kerja Double Acting
20
21
Gambar : Skema Simplex Single Acting Pump

22
23
Gambar : Skema Simplex Double Acting Pump

24
25
• Return line : pipa yang digunakan untuk menyaluran
lumpur pengeboran yang keluar dari lubang Annulus.
Pipa ini terhubung ke peralatan pengkondisi lumpur.
• Stand pipe : merupakan pipa baja yang ditegakkan
dimenara secara vertikal disamping dari derrick atau
mast untuk menghubungkan discharge line dengan
rotary hose dan gooseneck menyambung pada stand
pipe.
• Rotary hose : adalah suatu selang karet bertulang
anyaman baja yang lemas dan sangat kuat, yang
menghubungkan stand pipe dengan swivel. Selang ini
harus elastic , untuk memungkinkan swivel bergerak
bebas secara vertikal.Selang ini juga harus sangat kuat
untuk tahan lama, karena pekerjaannya yang sangat
berat dalam memindahkan fluida pengeboran yang
kasar dan bertekanan tinggi itu (sampai 5.000 psi).
Selang pemutar ini dapat diperoleh dengan ukuran
panjang sampai kurang lebih 75 feet.
• Suction line : merupakan pipa yang dipakai
untuk menghubungkan antara suction tank ke
pompa lumpur. Pipa ini harus dipasang selurus
mungkin.
• Chiksen joint : merupakan sambungan yang
digunakan untuk menghubungkan stand pipe
dengan rotary hose. Alat ini mampu menahan
tekanan sampai 5000 psi sehingga sambungan
tidak akan terlepas
Peralatan sirkulasi
3.4. Tempat pengkondisian lumpur pengeboran
(Conditioning Area/Solid Control Equipment)

• Ditempatkan dekat rig.


• Fungsi utama dari peralatan ini adalah untuk
membersihkan lumpur dari serbuk bor (cutting) dan
gas yang terikut.
• Ada dua metode pokok untuk memisahkan cutting dan
gas :
➢ 1. Menggunakan prinsip gravitasi, dimana lumpur
dialirkan melalui shale shaker dan settling tanks
➢ 2. Secara mekanik, dimana peralatan-peralatan khusus
yang dipasang pada mud pits dapat memisahkan
lumpur dan gas.
• Peralatan conditioning area :
1. Shale shaker : merupakan peralatan yang memiliki
ayakan mekanis dan bekerja dengan cara digetarkan, yang
bertugas memisahkan padatan (cuttings) dari lumpur
pengeboran yang keluar dari dalam lubang pengeboran.
2. Degasser : merupakan peralatan yang secara terus
menerus (continue) memisahkan gas terlarut dari lumpur
bor.
➢ Ditempatkan di atas tanki lumpur. Alat ini harus dinyalakan
pada saat pengeboran berada pada zona yang banyak
mengandung gas dan juga pada terjadinya kick.
3. Desander : merupakan peralatan yang memisahkan butir-
butir pasir dari lumpur bor.
4. Desilter : merupakan peralatan yang memisahkan partikel
cuttings yang berukuran paling halus dari lumpur bor
(ukuran silt).
5. Mud cleaner : merupakan alat yang digunakan untuk
memisahkan padatan lebih besar dari 74 micron yang ikut
tersirkulasi bersama lumpur pengeboran pada Weighted
mud system.
6. Mud Agitator : untuk mengaduk lumpur sesuai dg
kebutuhan. Pengadukan ini untuk membantu
mencegah pegendapan bahan pemberat di dalam cairan
pemboran.
7. Mud gas Seperator : merupakan suatu peralatan yang
memisahkan gas yang terlarut dalam lumpur bor dalam
jumlah yang besar.
8. Reserve pit : merupakan kolam besar untuk menampung
cutting dari lubang bor dan kadang-kadang untuk
menampung kelebihan lumpur bor.
9. Settling tank : merupakan bak terbuat dari baja digunakan
untuk menampung lumpur bor selama conditioning.
Peralatan pengkondisi lumpur pengeboran

Anda mungkin juga menyukai