5.1 TUJUAN
Mengetahui dan memahami prinsip kerja dan komponen-komponen dari
sistem sirkulasi.
32
33
Komposisi lumpur ini terdiri dari air tawar atau air asin, clay dan chemical
additives. Komposisi ini ditentukan oleh kondisi lubang bor.
Metode pokok yang digunakan untuk memisahkan cutting dan gas ada dua
macam, yaitu :
1. Menggunakan prinsip gravitasi, dimana lumpur dialirkan melalui shale shaker
dan settling tanks, dan
2. Secara mekanik, dimana peralatan-peralatan khusus yang dipasang pada mud
pits dapat memisahkan lumpur dan gas.
Peralatan yang digunakan pada conditioning area terdiri dari :
Settling tank, merupakan bak terbuat dari baja digunakan untuk menampung
lumpur bor selama conditioning.
Reserve pits, merupakan kolam besar yang digunakan untuk menampung
cutting dari dalam lubang bor dan kadang-kadang untuk menampung
kelebihan lumpur bor.
Mud - Gas separator, merupakan suatu peralatan yang memisahkan gas yang
terlarut dalam lumpur bor dalam jumlah yang besar.
Shale Shaker, merupakan peralatan yang memisahkan cutting yang besar-
besar dari lumpur bor.
Degasser, merupakan peralatan yang memisahkan butir-butir pasir dari
lumpur bor.
Desilter, merupakan peralatan yang memisahkan partikel-partikel cutting yang
berukuran paling halus dari lumpur bor.
5.3 PEMBAHASAN
Sistem sirkulasi adalah sistem yang berfungsi untuk mensirkulasikan
fluida pemboran (lumpur bor) ke seluruh sistem pemboran, sehingga lumpur
bor mampu mengoptimalkan fungsinya. Sistem sirkulasi terdiri dari fluida
pemboran (lumpur bor), tempat persiapan, peralatan sirkulasi, dan
conditioning area.
Fluida pemboran merupakan suatu campuran cairan dari beberapa
komponen yang dapat terdiri dari air (tawar atau asin), minyak, tanah liat (clay),
bahan-bahan kimia, gas, udara, busa maupun detergent. Fluida pemboran
memiliki sepuluh fungsi utama. Kesepuluh fungsi tersebut adalah untuk
mengangkat cutting ke permukaan, mendinginkan dan melumasi bit dan drill
string, memberi dinding lubang bor dengan mud cake, mengontrol tekanan
formasi, menahan cutting dan material pemberat sirkulasi lumpur, melepaskan
pasir dan cutting dipermukaan, menahan sebagian berat drill pipe dan cutting
(bouyancy effect), mengurangi efek negatif pada formasi, mendapatkan
informasi (mud log, sample log) dan sebagai media logging.
Penentuan komposisi lumpur pemboran yang digunakan dalam suatu
operasi pemboran didasarkan pada kondisi bawah permukaan dari formasi
yang sedang ditembus. Fluida pemboran yang umum digunakan dalam suatu
operasi pemboran adalah water-based mud, oil-based mud, dan air or gas-
based mud. Dalam pembuatan water-based mud, terdapat tiga pedoman
operasional yang digunakan. Pertama, surface drilling operational yang mana
operasi ini menggunakan lumpur biasa (natural mud) dengan sedikit additive.
Kedua hard subsurface drilling operations yang digunakan bila menembus
formasi keras (porositas rendah) dengan pemanfaatan lumpur encer. Ketiga
soft subsurface drilling operations yang digunakan bila menembus formasi
bertekanan tinggi (porositas tinggi), dengan memanfaatkan lumpur berat.
Tempat persiapan merupakan tempat yang terdiri dari peralatan untuk
memberikan fasilitas persiapan atau treatment lumpur bor. Peralatan yang
terdapat pada tempat persiapan yaitu mud house, steel mud pits, mixing
40
hopper, chemical mixing barrel, bulk storage bins, water tank dan reserve
pits.
Peralatan sirkulasi merupakan peralatan yang berfungsi untuk
mengalirkan lumpur pemboran dari peralatan sirkulasi, turun kerangkaian
pipa bor dan naik ke annulus serbuk bor dibawa ke kepermukaan menuju
conditioning area sebelum kembali ke mud pits untuk sirkulasi kembali.
Peralatan sirkulasi meliputi mud pit, mud pump, pump discharge and return
lines, stand pipe dan rotary house.
Conditioning area merupakan area yang terdiri dari peralatan yang
berfungsi untuk membersihkan lumpur bor dari serbuk bor (cutting) dan gas-
gas yang terikut. Peralatan yang terdapat pada conditioning area meliputi
settling tank, reserve pits, mud-gas separator, shale Shaker, degasser,
desander, dan desilter.
5.2. KESIMPULAN
Dari uraian diatas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Sistem sirkulasi berfungsi untuk mensirkulasikan fluida pemboran
(lumpur bor) ke seluruh sistem pemboran, sehingga lumpur bor mampu
mengoptimalkan fungsinya.
2. Sistem sirkulasi terdiri dari fluida pemboran (lumpur bor), tempat
persiapan, peralatan sirkulasi, dan conditioning area.
3. Fluida pemboran berfungsi untuk untuk mengangkat cutting ke permukaan,
mendinginkan dan melumasi bit dan drill string, memberi dinding lubang
bor dengan mud cake, mengontrol tekanan formasi, menahan cutting dan
material pemberat sirkulasi lumpur dihentikan, melepaskan pasir dan cutting
dipermukaan, menahan sebagian berat drill pipe dan cutting (bouyancy
effect), mengurangi efek negatif pada formasi, mendapatkan informasi
(mud log, sample log) dan sebagai media logging.