Anda di halaman 1dari 37

CIRCULATING

SYSTEM
PERALATAN PEMBORAN B
KELOMPOK 4
ANGGOTA

• Yolanda 113200
• Allan Javier 113200
• Muhammad Alfian Dirgantara 113200157

2
Drilling Fluid
OUTLINE
Preparation Area

Circulation Equipment

Conditioning Area

3
DRILLING FLUID

4
DRILLING FLUID

Drilling fluid atau fluida pemboran merupakan suatu campuran (liquid)


dari beberapa komponen yang terdiri dari air (tawar atau asin), minyak,
tanah liat (clay), bahan-bahan kimia (chemical additives), gas, udara,
busa maupun detergen. Di lapangan fluida pemboran dikenal sebagai
“lumpur” (mud).

5
DRILLING FLUID

Komposisi lumpur pemboran ditentukan oleh kondisi lubang bor dan


jenis formasi yang ditembus mata bor. Ada 2 hal penting dalam
penentuan komposisi lumpur pemboran, yaitu :

• Semakin ringan dan encer suatu lumpur pemboran, semakin besar


laju perembesan
• Semakin berat dan kental suatu lumpur pemboran, semakin mudah
untuk mengontrol kondisi dibawah permukaan, seperti masuknya
fluida formasi bertekanan tinggi (dikenal sebagai “kick”). Bila keadaan
ini tidak dapat diatasi akan menyebabkan terjadinya semburan liar
(blowout).
6
DRILLING FLUID Fungsi

• Memberikan hydraulic horse power pada bit untuk membersihkan


serbuk bor (cutting) dari dasar lubang bor.
• Mengangkat cutting ke permukaan.
• Mengimbangi dan menahan tekanan formasi.
• Memberi dinding pada lubang bor dengan mud cake.
• Mendinginkan dan melumasi bit dan rangkaian pipa bor.
• Membawa cutting dan material-material pemberat pada suspensi bila
sirkulasi dihentikan sementara.
• Menahan sebagian berat drill pipe dan casing (Buoyancy effect)
• Media logging

7
Jenis Fluida
DRILLING FLUID Pemboran

Water – Based Mud


Lumpur pemboran yang paling banyak digunakan adalah water-base
mud (80%). Komposisi lumpur ini terdiri dari air tawar atau air asin, clay
dan chemical additives. Komposisi ini ditentukan oleh kondisi lubang
bor :
Pedoman operasional secara umum :
1. Surface drilling operations : digunakan lumpur biasa dengan sedikit
additive.
2. Hard subsurface drilling operations : bila menembus formasi keras
(porositas tinggi) digunakan lumpur berat.
3. Soft subsurface drilling operations : bila menembus formasi
bertekanan tinggi (porositas tinggi), digunakan lumpur berat
8
DRILLING FLUID

Oil – Based Mud


Digunakan pada pemboran dalam, hotholes, formasi shale dan
sebagainya. Lumpur bor ini lebih mahal, tetapi akan mengurangi
terjadinya korosi pada rangkaian pipa bor.

Air or Gas – Based Mud


Keuntungan dari lumpur jenis ini terutama adalah dapat menghasilkan
laju pemboran yang lebih besar. Karena menggunakan kompresor,
maka kebutuhan peralatan dan ruang lebih sedikit.

9
Sifat Fisik Lumpur
DRILLING FLUID Pemboran

Densitas
Densitas lumpur bor merupakan salah satu sifat lumpur yang sangat
penting, karena peranannya berhubungan langsung dengan fungsi
lumpur bor sebagai penahan tekanan formasi. Adanya densitas lumpur
bor yang terlalu besar akan menyebabkan lumpur hilang ke formasi
(lost circulation), sedang apabila terlalu kecil akan menyebabkan kick.
Maka densitas lumpur harus disesuaikan dengan keadaan formasi yang
akan dibor

10
DRILLING FLUID

Viskositas
Viskositas adalah tahanan fluida terhadap aliran. Viskositas memiliki
peran penting dalam pembersihan lubang (hole cleaning) dan stabilitas
pada lubang bor (well bore stability). Apabila viskositas terlalu tinggi
akan menyebabkan laju penembusan turun dan sebaliknya apabila
viskositas terlalu rendah akan menyebabkan pengangkatan cutting
tidak baik.

11
DRILLING FLUID

Yield Point
Yield point adalah bagian dari resistensi untuk mengalir oleh gaya tarik-
menarik antar partikel. Gaya tarik- menarik ini disebabkan oleh muatan-
muatan pada permukaan partikel yang di dispersi dalam fasa fluida.

12
DRILLING FLUID

Gel Strength
Gel strength dan yield point keduanya merupakan ukuran dari gaya
Tarik menarik dalam suatu sistem lumpur. Bedanya, gel strength
merupakan ukuran gaya tarik- menarik yang statik sedangkan yield
point merupakan ukuran gaya tarik-menarik yang dinamik.

13
DRILLING FLUID

Filtration Loss
Ketika terjadi kontak antara lumpur pemboran dengan batuan porous,
batuan tersebut akan bertindak sebagai saringan yang memungkinkan
fluida dan partikel – partikel kecil melewatinya. Fluida yang hilang ke
dalam batuan tersebut disebut filtrate. Sedangkan lapisan partikel-
partikel besar tertahan dipermukaan batuan disebut filter cake.

14
DRILLING FLUID

Rheology Fluida Pemboran


Rheology fluida pemboran adalah suatu kondisi yang dialami oleh fluida
pemboran selama proses aliran fluida berlangsung. Rheology fluida
pemboran meliputi sifat aliran (pola aliran) dan jenis fluida pemboran.
Sifat aliran meliputi aliran laminer dan aliran turbulent sedangkan jenis
fluida pemboran meliputi fluida newtonian dan non-newtonian.

15
DRILLING FLUID

Rheology Fluida Pemboran


Rheology fluida pemboran adalah suatu kondisi yang dialami oleh fluida
pemboran selama proses aliran fluida berlangsung. Rheology fluida
pemboran meliputi sifat aliran (pola aliran) dan jenis fluida pemboran.
Sifat aliran meliputi aliran laminer dan aliran turbulent sedangkan jenis
fluida pemboran meliputi fluida newtonian dan non-newtonian.
Jenis fluida dalam rheology dibedakan menjadi fluida newtonian dan
non-newtonian, perbedaan tersebut terletak pada variabel viskositas
yaitu perbandingan antara shear stress dan shear rate, dimana fluida
newtonian viskositasnya tetap terhadap perubahan kecepatan (shear
rate), sedangkan fluida non-newtonian selalu berubah-ubah terhadap
shear rate.
16
PREPARATION AREA

17
DRILLING FLUID

Drilling Fluid atau lumpur pemboran merupakan suatu campuran dari


beberapa komponen yang dapat terdiri dari air (tawar atau asin),
minyak, tanah liat (clay), bahan-bahan kimia (chemical additives), gas,
udara, busa, maupun detergen. Fungsi utama dari lumpur pemboran
adalah untuk menahan tekanan dari formasi dan mengangkat cutting
dari dasar sumur ke permukaan.

18
PREPARATION AREA

Tempat persiapan ditempatkan pada tempat dimulainya system


sirkulasi. Tempat persiapan lumpur pemboran terdiri dari peralatan-
peralatan yang diatur untuk memberikan fasilitas persiapan atau
“treatment” lumpur bor.
Meliputi:
• Mud House
• Steel Mud Pits atau Tank
• Mixing hopper
• Chemical Mixing Barrel
• Bulk Mud Storage Bins
• Water Tank
• Reserve Pit

19
PREPARATION AREA
Mud House
Adalah tempat untuk membuat, menyimpan dan
mengkondisikan lumpur yang akan digunakan
dalam operasi pemboran.
Tangki ini dilengkapi dengan mixing hopper untuk
pembuatan lumpur, agitator yang berguna untuk
pengadukan lumpur, dan peralatan solid control
untuk memisahkan cutting dan padatan yang terdiri
dari:
• Shale shaker
• Degasser
• Desander
• Desilter
• Centrifuge

20
PREPARATION AREA

Steel Mud Pits/Tank Mixing Hopper


Merupakan bak penampung lumpur Merupakan peralatan yang
di permukaan, terbuat dari baja. digunakan untuk menambah
additives ke dalam lumpur.

21
PREPARATION AREA

Chemical Mixing Barrel Bulk Storage Bins


Merupakan peralatan untuk Merupakan bin yang berukuran
menambahkan bahan kimia ke besar digunakan untuk menambah
dalam lumpur. additives dalam jumlah banyak.

22
PREPARATION AREA

Water Tank Reserve Pits


Merupakan tangki penyimpanan air Merupakan kolam besar digunakan
yang digunakan pada tempat untuk menampung serbuk bor dan
persiapan lumpur. kelebihan lumpur.

23
CIRCULATING
EQUIPMENT

24
CIRCULATING
EQUIPMENT
Peralatan sirkulasi merupakan komponen utama dalam sistem sirkulasi.
Peralatan ini mengalirkan lumpur pemboran dari peralatan sirkulasi, turun
ke rangkaian pipa bor dan naik ke annulus mengangkat serbuk bor ke
permukaan menuju conditioning area sebelum kembali ke mud pits untuk
sirkulasi kembali. Peralatan ini ditempatkan pada tempat yang strategis
disekitar rig. Peralatan sirkulasi terdiri dari beberapa komponen alat, yaitu:
1. Mud pit
2. Mud pump
3. Return lines
4. Stand pipe
5. Rotary hose

25
CIRCULATING
EQUIPMENT
MUD PIT
Mud pit terletak sebisa mungkin di dekat
rig, atau tergantung pada kondisi dan luas
area pemboran. Fungsi mud pit adalah
sebagai tempat penyimpanan lumpur atau
air (untuk pemboran panasbumi) dalam
kegiatan pemboran. Air atau lumpur yang
terdapat di mud pit akan di pompa oleh
mud pump dan melewati berbagai
peralatan pada sistem sirkulasi untuk
kemudian kembali lagi ke mud pit

26
CIRCULATING
EQUIPMENT
MUD PUMP
Mud pump terletak di dekat rig dan menjadi
jantung dari sistem sirkulasi, berfungsi
untuk memompakan lumpur pemboran
yang bertekanan tinggi ke pipa penyalur
lumpur hingga ke sistem sirkulasi.

27
CIRCULATING
EQUIPMENT
RETURN LINES
Return line adalah pipa yang digunakan
untuk menyaluran lumpur pengeboran yang
keluar dari lubang Annulus. Pipa ini
terhubung ke peralatan pengkondisi
lumpur.

28
CIRCULATING
EQUIPMENT
STAND PIPE
Stand pipe adalah suatu pipa baja yang
dijepit secara vertikal di samping derrick,
dan menghubungkan pipa-pipa sirkulasi
dengan selang pemutar (kelly house).
Selang pemutar ini memindahkan lumpur
pemboran ke swivel kemudian disalurkan
ke bawah ke dalam drillstring. Stand pipe
ini memungkinkan swivel dan selang
pemutar untuk bergerak vertikal ke atas
atau ke bawah.

29
CIRCULATING
EQUIPMENT
ROTARY HOSE
Rotary hose adalah suatu selang karet
bertulang anyaman baja yang lemas dan
sangat kuat, yang menghubungkan stand
pipe dengan swivel. Selang ini harus elastis,
untuk memungkinkan swivel bergerak bebas
secara vertikal. Selang ini juga harus sangat
kuat untuk tahan lama, karena pekerjaannya
yang sangat berat dalam memindahkan fluida
pengeboran yang kasar dan bertekanan
tinggi itu (sampai 5.000 psi). Selang pemutar
ini dapat diperoleh dengan ukuran panjang
sampai kurang lebih 75 feet.
30
CONDITIONING AREA

31
CONDITIONING AREA

Settling Tank
Merupakan Bak yang terbuat dari baja digunakan
untuk menampung lumpur pemboran selama
conditioning. Jadi, lumpur yang telah dibersihkan oleh
tiap-tiap peralatan pengkondisian dimasukkan
kedalam settling tank guna diproses oleh peralatan
selanjutnya

32
CONDITIONING AREA

Shale Shaker
Peralatan untuk memisahkan padatan-
padatan dalam lumpur seperti cutting yang
berukuran besar serta bagian lapisan tanah
yang patah dari lumpur dari lubang sumur.
Lumpur pemboran disalurkan melalui
saringan-saringan yang bergetar yang
memisahkan cutting yang berukuran besar
yang tidak diperlukan

33
CONDITIONING AREA

Degasser
Untuk melepaskan gas-gas yang
terperangkap (terlarut) didalam lumpur
secara terus menerus. Lumpur pemboran
dari masuk ke degasser dan gas yang
terikut dengan lumpur dipisahkan. Dengan
demikian berat lumpur akan tetap stabil
walaupun kandungan gas yang keluar dari
sumur berlebihan.

34
CONDITIONING AREA

Desander
Peralatan untuk memisahkan padatan
berukuran pasir dari lumpur pemboran.
Desander memisahkan padatan berukuran
pasir yang dilewatkan oleh saringan Shale
Shaker yaitu dengan memaksa masuk
fluida pemboran dengan tekanan tinggi
melalui silinder, kemudian bagian-bagian
yang berat dikeluarkan oleh tenaga
sentrifugal dan dibuang melalui silinder

35
CONDITIONING AREA

Desilter
Peralatan untuk memisahkan partikel-
partikel cutting yang berukuran sangat
halus dari lumpur pemboran. Desilter terdiri
dari beberapa buah silinder berbentuk
kerucut, lumpur dimasukkan dengan
tekanan tinggi ke silinder dan bagian-
bagian berat dikeluarkan oleh tenaga
sentrifugal. Menggunakan pertemuan
kapasitas kombinasi aliran desander dan
desilter dengan menggunakan vibration
dan tiga panel desain.

36
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai