Anda di halaman 1dari 10

Drilling Rig : Sistem Sirkulasi (Circulating System)

Pada dasarnya sistem sirkulasi sangat erat kaitannya dengan fluida pemboran (drilling fluids) yang
fungsi utamanya adalah mengangkat material pahatan (cutting) hasil dari mata bor (drill bit) dari
dasar sumur ke atas permukaan melalui anulus, selain itu fluida pemboran juga berfungsi untuk
menjaga keseimbangan antara tekanan hidrostatik (hidrostatic pressure) dengan tekanan formasi
(formation pressure) agar fluida reservoir tidak masuk kedalam lubang bor selama kegiatan
pemboran. Sistem sirkulasi terdiri dari empat sub-komponen utama, yaitu Fluida Pemboran (Drilling
Fluids), Tempat Persiapan, Peralatan Sirkulasi, dan Conditioning Area.

Sistem Sirkulasi

1) Fluida / Lumpur Pemboran (Drilling Fluid)

Fluida pemboran merupakan suatu campuran cairan dari beberapa komponen yang dapat terdiri
dari : air (tawar atau asin), minyak, tanah liat (clay), bahan-bahan kimia, gas, udara, busa maupun
detergent. Di lapangan fluida dikenal sebagai "lumpur" (mud).

Lumpur pemboran merupakan faktor yang penting serta sangat menentukan dalam mendukung
kesuksesan suatu operasi pemboran. Kecepatan pemboran, efisiensi, keselamatan dan biaya
pemboran sangat tergantung pada kinerja lumpur pemboran. Fungsi lumpur dalam suatu operasi
pemboran antara lain adalah sebagai berikut :

Mengangkat cutting ke permukaan.

Mendinginkan dan melumasi bit dan drill string.

Memberi dinding lubang bor dengan mud cake.

Mengontrol tekanan formasi.

Membawa cutting dan material-material pemberat pada suspensi bila sirkulasi lumpur dihentikan
sementara.

Memberikan hydraulic horse power pada bit untuk membersihkan serbuk bor (cutting) dari dasar
lubang bor dan melepaskan pasir dan cutting dipermukaan.

Menahan sebagian berat drill pipe dan cutting (bouyancy efect).


Mengurangi effek negatif pada formasi.

Mendapatkan informasi (mud log, sampel log).

Media logging.

1.a. Komposisi lumpur pemboran.

Komposisi lumpur pemboran ditentukan oleh kondisi lubang bor dan jenis formasi yang ditembus
oleh mata bor. Ada dua hal penting dalam penentuan komposisi lumpur pemboran, yaitu :

Semakin ringan dan encer suatu lumpur pemboran, semakin besar laju penembusannya.

Semakin berat dan kental suatu lumpur pemboran, semakin mudah untuk mengontrol kondisi
dibawah permukaan separti masuknnya fluida formasi bertekanan tinggi (dikenal sebagai "kick").
Bila keadaan ini tidak dapat diatasi maka akan menyebabkan semburan liar (blowout).

1.b. Jenis Lumpur Pemboran

Penentuan lumpur pemboran yang digunakan dalam suatu operasi pemboran didasarkan pada
kondisi bawah permukaan dari formasi yang sedang ditembus. Fluida pemboran yang umum
digunakan dalam suatu operasi pemboran dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Water - based mud

2. Oil - based mud

3. Air or Gas - based mud

a. Water-Base Mud

Pada lumpur pemboran jenis water-base mud, zat komponen yang paling banyak digunakan adalah
water base mud (kurang lebih 80%). Komposisi lumpur ini terdiri dari air tawar atau air asin, clay dan
chemical additives. Komposisi ini ditentukan oleh kondisi lubang bor. Pedoman operasional dalam
pembuatan water base mud secara umum adalah sebagai berikut :

Surface drilling operasional, digunakan lumpur biasa (natural mud) dengan sedikit additive paling
banyak digunakan.

Hard subsurface drilling operations, bila menembus formasi keras (porositas rendah) digunakan
lumpur encer.

Soft subsurface drilling operations, bila menembus formasi bertekanan tinggi (porositas tinggi),
digunakan lumpur berat.

Water based mud merupakan jenis lumpur yang paling umum digunakan karena murah, mudah
penggunaanya dan membentuk "filter cake" (kerak lumpur) yang berguna untuk lubang bor dari
bahaya gugurnya dinding lubang bor.
b. Oil - Based Mud

Digunakan pada pemboran dalam, hot holes, formasi shale, dan sebagainya. Lumpur ini lebih mahal,
tetapi akan mengurangi terjadinya proses pengaratan (korosi) yang dapat mengakibatkan kerusakan
fatal pada rangkaian pipa bor.

c. Air or Gas - Based Mud

Keuntungan dari lumpur jenis ini terutama adalah dapat menghasilkan laju pemboran yang lebih
besar. Karena digunakan kompressor, kebutuhan peralatan dan ruang lebih sedikit.

2) Tempat Persiapan (Preparation Area)

Terletak pada tempat dimulainya sistem sirkulasi. Tempat persiapan lumpur pemboran terdiri dari
peralatan-peralatan yang diatur untuk memberikan fasilitas persiapan atau “treatment” lumpur bor.
Tempat persiapan ini meliputi Mud House, Steel Mud Pits/Tanks, Mixing Hopper, Chemical Mixing
Barrel, Bulk Mud Storage Bins, Water Tank, dan Reserve Pits.

2.a. Mud house

Merupakan gudang untuk menyimpan additives.

2.b. Steel mud pits/tanks

Merupakan bak penampung lumpur di permukaan yang terbuat dari baja.

2.c. Mixing hopper

Mixing Hopper adalah peralatan yang bentuknya menyerupai corong. Melalui corong ini, additives
padat ditambahkan ke dalam zat cair pengeboran pada waktu perawatan di dalam kolam lumpur.
kemudian lumpur yang sudah dicampur additive ini digunakan untuk disirkulasikan. Mixing Hopper
terletak di dekat rig.
Mixing Hopper, via www.prlog.org

2.d. Chemical mixing barrel

Merupakan peralatan untuk menambahkan bahan-bahan kimia (Chemicals) ke dalam lumpur

2.e. Bulk mud storage bins

Merupakan bin yang berukuran besar digunakan untuk menambah additives dalam jumlah banyak.

2.f. Water tank

Merupakan tangki penyimpan air yang digunakan pada tempat persiapan lumpur dan persiapan
kegiatan pemboran. Water tank umumnya terletak di samping rig, bisa juga ditempat lain tergantung
kondisi lapangan.

Water Tank, via www.hlpetro.com

2.g. Reserve Pit

Merupakan kolam yang besar digunakan untuk menyimpan kelebihan lumpur.


3) Peralatan Sirkulasi (Circulation Equipments)

Peralatan sirkulasi merupakan komponen utama dalam sistem sirkulasi. Peralatan ini mengalirkan
lumpur pemboran dari peralatan sirkulasi, turun ke rangkaian pipa bor dan naik ke annulus
mengangkat serbuk bor ke permukaan menuju conditioning area sebelum kembali ke mud pits untuk
sirkulasi kembali. Peralatan ini ditempatkan pada tempat yang strategis disekitar rig. Peralatan
sirkulasi terdiri dari beberapa komponen khusus, yaitu Mud Pit, Mud Pump, Pump Discharge and
Return Line, Stand Pipe, Rotary Hose, Special Pumps and Agigators, Steel Mud Pits/Tank, dan
Reserve Pit.

3.a. Mud Pit

Mud pit terletak sebisa mungkin di dekat rig, atau tergantung pada kondisi dan luas area pemboran.
Fungsi mud pit adalah sebagai tempat penyimpanan lumpur atau air (untuk pemboran panasbumi)
dalam kegiatan pemboran. Air atau lumpur yang terdapat di mud pit akan di pompa oleh mud pump
dan melewati berbagai peralatan pada sistem sirkulasi untuk kemudian kembali lagi ke mud pit.

Mud Pit

3.b. Mud Pump


Mud pump terletak di dekat rig, berfungsi untuk memompakan lumpur pemboran yang bertekanan
tinggi ke pipa penyalur lumpur hingga ke sistem sirkulasi.

Mud Pumps, via www.osha.gov

3.c. Pump Discharge and Return Lines

3.d. Stand Pipe

Stand pipe adalah suatu pipa baja yang dijepit secara vertikal di samping derrick, dan
menghubungkan pipa-pipa sirkulasi dengan selang pemutar (kelly house). Selang pemutar ini
disambung pada gooseneck penyambung pada stand pipe. Selang pemutar ini memindahkan lumpur
pemboran ke swivel dean kemudian disalurkan ke bawah ke dalam drillstring. Stand pipe ini
memungkinkan swivel dan selang pemutar untuk bergerak vertikal ke atas atau ke bawah.

Stand Pipe, via www.osha.gov

3.e. Rotary Hose

3.f. Special pumps and agitators

3.g. Steel mud pits/tanks


4) Conditioning Area

Ditempatkan di dekat rig. Area ini terdiri dari peralatan-peralatan khusus yang digunakan untuk
“Clean up” (pembersihan) lumpur bor setelah keluar dari lubang bor. Fungsi utama peralatan-
peralatan ini adalah untuk membersihkan lumpur bor dari serbuk bor (cutting) dan gas-gas yang
terikut. Dua metode pokok untuk memisahkan cutting dan gas dari dalam lumpur bor, yaitu :

Menggunakan prinsip gravitasi, dimana lumpur dialirkan melalui shale shaker dan settling tanks

Secara mekanik, dimana peralatan-peralatan khusus yang dipasang pada mud pits dapat
memisahkan lumpur dan gas.

Peralatan-peralatan Conditioning Area antara lain Settling Tanks, Mud-Gas Separator, Shale Shaker,
Degasser, Desander, dan Desilter.

4.a. Settling tanks

Merupakan bak terbuat dari baja digunakan untuk menampung lumpur bor selama conditioning.

4.b. Reserve Pits

Merupakan kolom besar yang digunakan untuk menampung cutting dari dalam lubang bor dan
kadang-kadang untuk menampung kelebihan lumpur bor.

4.c. Mud-Gas Separator

Mud-Gas Separator merupakan alat Conditioning Area pertama dalam sistem sirkulasi. Fungsi alat ini
adalah memisahkan gas yang terlarut dalam lumpur bor dalam jumlah yang besar, biasanya
digunakan saat terjadi kick. Mud-gas separator ini terletak di samping rig, "satu komplek" dengan
peralatan conditioning area yang lain.
Mud-Gas Separator, via gnsolidscontrol.blog.com

4.d. Shale Shaker

Merupakan peralatan pemisah cutting dan bagian-bagian dari lapisan tanah berukuran besar dari
dalam lubang yang dibawa oleh lumpur bor. Fluida pemboran yang melewati shale shaker ini akan
melalui saringan-saringan yang bergetar yang memisahkan cutting-cutting yang tidak digunakan.
Sama seperti mud-gas separator, shale shaker terletak bersamaan dengan peralatan conditioning
area yang lainnya.

4.e. Desander

Merupakan peralatan yang memisahkan butir-butir pasir dari lumpur bor yang tidak tersaring ketika
melewati shale shaker. Prinsip kerjanya adalah memaksa masuk fluida pemboran dengan tekanan
tinggi melalui silinder, kemudian bagian-bagian yang berat dikeluarkan oleh tenaga sentrifugal dan
dibuang melalui dasar silinder. Desander terletak di samping shale shaker di conditioning area.

Desander, via www.derrickequipment.com


4.f. Desilter

Merupakan peralatan yang memisahkan partikel-partikel cutting yang berukuran paling halus dari
lumpur bor.

Desilter, via www.osha.gov

4.g. Degasser

Merupakan peralatan yang secara kontinue memisahkan gas terlarut dari lumpur bor.

Degasser

Peralatan Lain :

1. Trip Tank

Trip tank merupakan tempat penampungan fluida pemboran yang bersifat sementara. Fluida
pemboran yang sudah disirkulasikan ditampung di tempat ini untuk kemudian disirkulasika kembali
agar bersih dari cutting dan gas. Trip tank juga bisa menjadi media awal untuk mengetahui
gejala/masalah pemboran.

Trip Tank

2. Mud Agigator

Mud agigator berfungsi untuk mengaduk lumpur yang terletak di trip tank. Lumpur bor yang
tersimpan sementara di trip tank akan diaduk terlebih dahulu sebelum disirkulasikan.

Mud Agigator

Anda mungkin juga menyukai