SISTEM SIRKULASI
(CIRCULATING SYSTEM)
173
174
1. Semakin ringan dan encer suatu lumpur pemboran, semakin besar laju
perembesan
2. Semakin berat dan kental suatu Lumpur pemboran, semakin mudah
untuk mengontrol kondisi dibawah permukaan, seperti masuknya
fluida formasi bertekanan tinggi (dikenal sebagai “kick”). Bila
keadaan ini tidak dapat diatasi akan menyebabkan terjadinya
semburan liar (blowout).
1.1.1.2. Water – Based Mud
Lumpur pemboran yang paling banyak digunakan adalah water-based
mud (80%). Komposisi lumpur ini terdiri dari air tawar atau air asin, clay dan
chemical additives. Komposisi ini ditentukan oleh kondisi lubang bor. Pedoman
operasional secara umum :
1. Surface drilling operations, digunakan lumpur biasa dengan sedikit
additive.
2. Hard subsurface drilling operations, bila menembus formasi keras
(porositas tinggi) digunakan lumpur berat.
3. Soft subsurface drilling operations, bila menembus formasi bertekanan
tinggi (porositas tinggi), digunakan lumpur berat.
Water base mud merupakan jenis lumpur yang paling banyak umum
digunakan karena murah, mudah pengunaannya dan membentuk “filter cake”
(kerak lumpur) untuk mencegah runtuhnya dinding lubang bor.
1.1.1.3. Oil – Based Mud
Digunakan pada pemboran dalam, hotholes, formasi shale dan
sebagainya. Lumpur bor ini lebih mahal, tetapi akan mengurangi terjadinya korosi
pada rangkaian pipa bor.
1.1.1.4. Air or Gas – Based Mud
Keuntungan dari lumpur jenis ini terutama adalah dapat menghasilkan
laju pemboran yang lebih besar. Karena menggunakan kompresor, maka
kebutuhan peralatan dan ruang lebih sedikit.
176
Dimana :
P = Pressure Loss, psi
PV = Plastic Viscosity, cp
ρ = Densitas, ppg
YP = Yield Point, lb/100ft2
Di = Diameter dalam pipa, inch.
L = Panjang rangkaian pipa, ft
180
Gambar 5.1.
Mud House
(Sumber : Rig Manufacturing.)
181
Spesifikasi :
Tabel V.1.
Spesifikasi Mud House
Sisi lantai mud
Tinggi
house
24' 7' ; 3"
26' 7' ; 3"
Gambar 5.2
Mud Tank
(Sumber : GN Solid Control)
183
Spesifikasi :
Tabel V-2.
Spesifikasi Mud Tank.
Corrugated ¼” Steel Construction
2 Sump Drains
6” Manifold Flange
4” Fill Flange
Direct to Metal Painted With Polyurethane Top Coat
Epoxy Phenolic Interior Coating
35’-2 ½” Overall Lenght
90” Wide
87 ½” and 57 1/2” Overall Side Heights
184
Gambar 5.3.
Mixing Hopper
(Sumber : Alibaba.com.)
185
Spesifikasi :
Tabel V-3.
Spesifikasi Mixing Hopper
Volume of Input Material 800L
Volume of Output Material 500L
Productivity (m3/h) >=25
Maximum Grain Size of Material (mm) 80/60
Number of Stirring Blades 2x7
Rev of Stirring Blades (r/min) 35.5
Power of Stirring Motor (kw) 18.5
Power of Windlass Motor (kw) 5.5
Power of water pump (kw) 0.75
The upgrade speed of hopper (m/s) 0.3
Specification ( Lx Wx H) (mm) Work estate 4485x3030x5258
Weighth (kg) 4000
186
Gambar 5.4.
Chemical Mixing Barrel
(Sumber : Official Magazine of the International
Association of Drilling Contractors.)
187
Spesifikasi :
Tabel V-4.
Spesifikasi Chemical Mixing Barrel
Chute inner Effictive
Mixer Motor
Speci dimension cubage
Weight
ficati Diamete Diamete Rotate Model Power
(kg)
on r Depth (m3) r speed(r/min) (kw)
(mm) (mm)
XB- 750 750 0.26 240 530 Y90S-4 1.1 228
750
XB- 1000 1000 0.58 240 530 Y90L-4 1.5 436
1000
XB- 1200 1200 1.14 400 320 Y100L2-4 3 765
1200
XB- 1500 1500 2.2 400 320 Y100L2-4 3 1083
1500
XB- 2000 2000 5.46 550 230 Y132M2-6 5.5 1671
2000
XB- 2500 2500 11.2 650 200 Y160L-6 11 3438
2500
XB- 3000 3000 19.1 700 210 Y225S-8 18.5 4613
3000
XB- 3500 3500 30 850 230 Y225M-8 22 71
3500
188
Gambar 5.5.
Bulk Mud Storage Bins
(Sumber : National Bulk Equipment.)
189
Spesifikasi :
Tabel V-5.
Spesifikasi Bulk Mud Storage Bins
Storage tanks 4
Power 100 m3
Typical Flow 0 – 120 t/h
Valves 125 or 150mm
190
Gambar 5.6.
Water Tank
(Sumber : GSC Tank.)
191
Spesifikasi :
Tabel V-6.
Spesifikasi Water Tank
Capacity (litre) Diameter Length (mm) Weight (Kg )*
(mm)
1500 1250 1580 390
2000 1250 2000 460
3000 1250 2720 580
4000 1250 3560 670
5000 1500 3150 780
6000 1500 3710 890
8000 1900 3260 1170
10000 1900 3960 1380
12000 1900 4670 1590
15000 1900 5910 1960
20000 1900 7860 2550
25000 1900 9810 3190
30000 1900 1510 3770
20000 2500 4680 2120
25000 2500 5680 2510
30000 2500 6680 2910
40000 2500 8830 3830
50000 2500 10820 4620
Gambar 5.7.
Reserve Pit
(Sumber : US Fish and Wildlife Service)
Spesifikasi :
193
Tabel V-7.
Spesifikasi Reserve Pit
Length 500 yards
Reserved mud (1,250,000) pounds
Gambar 5.8.
Mud Pump
(Sumber : Schlumberger.)
Spesifikasi :
195
Tabel V-8.
Spesifikasi Mud Pump
Discharge Connection 4 in 4 in
Mekanisme : Stand pipe adalah suatu pipa baja yang dijepit secara
vertikal pada samping derrick, dan menghubungkan pipa-
pipa sirkulasi dengan selang pemutar (rotary hose). Selang
pemutar ini disambung pada gooseneck penyambung pada
stand pipe. Selang pemutar ini memindahkan lumpur
pemboran ke swivel dean kemudian disalurkan ke bawah
ke dalam drillstring.
Gambar :
Gambar 5.9.
Stand Pipe
(Sumber : United States Department of Labor,
Occupational Safety and Health Administration.)
Spesifikasi :
Tabel V-9.
197
Gambar 5.10.
Rotary Hose
(Sumber : JH Petrol .)
Spesifikasi :
Tabel V-10.
Spesifikasi Rotary Hose
I AP Operat
D I Working Pressure ing MBR
199
Bendin
UP
g
T
Radius
Gra Gra Gra Gra
(I Gra Gra Gra Gra Gra
de de de de
n (In de de de de de
(Ft) A-B C D E
c ch) A B C D E
m m m m
h) Psi Psi Psi Psi Psi
(ft) (ft) (ft) (ft)
1,50 2,00 4,00 0.8 0.8
2 2.5 3
0 0 0 2.6 2.6
2. 1,50 2,00 4,00 5,00 7,50 0.8 0.9 0.9 1.2
3 4
5 0 0 0 0 0 2.6 3.0 3.0 3.9
4,00 5,00 7,50 1.0 1.0 1.4
3 4 4
0 0 0 3.3 3.3 4.6
3. 4,00 5,00 7,50 1.2 1.2 1.4
4 4.5
5 0 0 0 3.9 3.9 4.6
4,00 5,00 1.2 1.4
4 5 4.5
0 0 3.9 4.6
Gambar 5.11.
Mud Pit
(Sumber : Dreamstime.com)
Spesifikasi :
Tabel V-11.
Spesifikasi Mud Pit
201
Nominal
Type Length Width Height Weight
Volume
m3 Cm cm cm kg
Gambar 5.12.
Mud Agitator
(Sumber : Derrick Corporation.)
Spesifikasi :
Tabel V-12.
Spesifikasi Mud Agitators
Type F, D
Measurement range 1,000, 2,000,3,000, 5,000, 6,000,
8,000,10,000, 12,000,15,000,
203
Gambar 5.13.
Return Line
(Sumber : Negm, Nabel, Salah Mahmoud Tawfik,
Mahmoud Abdou. 2014. Evaluation of Nonionic
Surfactants in Drilling Muds.)
205
Spesifikasi :
Tabel V-13.
Spesifikasi Return Line
NOM OD NOM Approx,WT/FT UPSET &
(Inch) WT/FT (lb/t GRADE
6,92 EU- E
6,83 EU-E
2 3/8 6,65 6,71 IU-E
6,68 IU-E
7,01 IU-X
10,76 EU-E
10,51 EU-E
7/8 10,40
10,28 IU-E
10,12 IU-E
206
Gambar 5.14.
Pipe Rack
(Sumber : Marinfloc)
207
Spesifikasi :
Tabel V-14.
Spesifikasi Settling Tank
Overall tank
Mat'l # of # of Ship
Gallons dimensions Material
thk chambers dams weight
H-W-L
12 12 18 18 PLASTIC 1/8 1 0 25
25 14 18 34 304SS 1/8 3 2 85
45 14 26 40 304SS 1/8 3 2 150
75 16 32 45 304SS 1/8 3 2 290
100 16 32 60 304SS 3/16 3 2 395
208
Gambar 3.15.
Mud Gas Separator
(Sumber : Schlumberger)
210
Spesifikasi :
Tabel IV-15.
Spesifikasi Mud Gas Separator
Type Tri – Flo Mud Gas Separator
Skid 14’ Long x 8’ x 8’
Vessel 4’ dia. x 12’
Weight 6000 lbs
211
Gambar 5.16.
Shale Shaker
(Sumber : Jereh Global Development LLC.)
Spesifikasi :
Tabel V-16.
Spesifikasi Shale Shaker
ZZS-2N shale shaker Screen material 304 stainless steel
Screen Area 3*1.2*0.7=2.5 m2 Inlet mud size 8″ 10″ 12″ 14″
Track balanced elliptical motion/
process load 180-200m3/h
linear motion
212
Gambar 5.17.
Desander
(Sumber : HC Petroleum Equipment.)
215
Spesifikasi :
Tabel V-17.
Spesifikasi Desander
Capacity
Model WP MPa Power Kw Size and Mesh
m3/h
1800X600mm
ZCS250X1 80-100 0.21-0.35 0.5
120/40
1800X600mm
ZCS250X2 160-200 0.21-0.35 0.5
120/40
1800X600mm
ZCSQ250X3 240-300 0.21-0.35 0.5
120/40
1800X600mm
ZCSQ300X1 100-200 0.21-0.35 0.5
120/40
1800X600mm
ZCSQ300X2 200-240 0.21-0.35 0.5
120/40
1800X600mm
ZCSQ300X3 300-360 0.21-0.35 0.5
120/40
216
Gambar 5.18.
Desilter
(Sumber : Alibaba.com.)
217
Spesifikasi :
Tabel V-18.
Spesifikasi Desilter
Length 305 cm (120”)
Width 178 cm (70”)
Height 252 cm (99”)
Weight 3005 kgs (6611 lbs)
Vibrator Motors Two 1.5 HP (1 KW) each (2.5 HP - Hi-G)
3 panel design - Each panel 0.87 m2 Screen type: KDX,
Single Deck
KPT
Total Screen Area 2.6 m2 (28 sq. ft.)
218
Gambar 5.19.
Degasser
(Sumber : Alibaba.com.)
220
Spesifikasi :
Tabel V-19.
Spesifikasi Degasser
Overall
Dimensi Apprimite
Flow Rate Leaf Area Height
Mod on Weight
Width
el Length
pp
cm in3 cm3 in mm In mm lbs kg
m
DG- 189 248 1605 213 157 239 104 137
500 84 62 54
5 3 9 8 4 5 0 8 2
DG- 100 378 458 2954 243 190 300 176 125
96 17 60
10 0 5 0 8 8 5 0 9 4
221
Gambar 5.20.
Swivel
(Sumber : Bourgoyne, A.1986. Applied Drilling
Engineering. Richardson: Society Petroleum Engineers.)
222
Spesifikasi :
Tabel V-20.
Spesifikasi Swivel
Model
SL150 SL250 SL500 SL650
Number
Max Static
300,000 500,000 1,000,000 1,300,000
Load (lbs)
Max Speed
300 300 300 800
(rpm)
Max
Working
5,000 5,000 5,000 5,000
Pressure
(psi)
Stem ID (in) 2-1/2 3 3 3
Overall 99×30×33 113×40×32 120×43×38 120×43×38
223
Dimension
(in)
Weight (lbs) 2,956 4,952 5,952 8,818
Gambar 5.21.
Bail
(Sumber : Made-in-china.com.)
224
Spesifikasi :
Tabel V-21.
Spesifikasi Bail
225
Mekanisme : Pipa yang berbentuk seperti huruf “U” yang terletak pada
bagian atas swivel guna meneruskan aliran lumpur dari
rotary hose ke swivel.
Gambar :
Gambar 5.22.
Gooseneck
(Sumber : Dongying Lake Petroleum Technology Co.,
Ltd.)
227
Spesifikasi :
Tabel V-22.
Spesifikasi Gooseneck
Cold Working Pressure (psi) 6, 000 ~ 20, 000
Nominal Size (inch) 2~4
End Connection Union or Line Pipe Thread
Style 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 10, 100
228
Gambar 5.23.
Jet/Nozzle
(Sumber : Danfoss.)
229
Spesifikasi :
Tabel V-23.
Spesifikasi Jet/Nozzle
Nozzle Dim. In mm
No. L B
3F 20 12
6F 30 15
10F 35 18
230
15F 40 22
20F 50 32
25F 80 38
5.3.2. PERHITUNGAN
Menghitung Pressure Loss pada Drill Pipe
24 , 5× Q
V = 2
D
24 , 5× 725
= 2
(3,826)
= 1213,42 fpm
= 20,22 fps
232
1, 08 PV +1 ,08 √ ( PV ) + 12, 34 ρ D YP
2 2
Vc =
ρD
( 1, 08 ×20 )+ 1 ,08 √ ( 20 ) +12 ,34 ×9,129 × (3,826 ) × 15
2 2
=
9,129 ×(3,826)
= 5,52 fpm
= 0,092 fps
V>Vc Aliran Turbulen
−5 0 , 75 1 , 75 2
8 , 91× 10 × ρ ×Q × PV 0 , 25 × L
Pdp= 1 ,25
1800 d
−5 0 ,75 1 ,75 2
8 , 91× 10 ×9,129 ×725 × 20 × 10278
=
1800 × 3,826
= 3062,6 psi
Menghitung Pressure Loss pada Drill Collar
24 , 5× Q
V = 2
D
24 , 5× 725
= 2
(2, 25)
= 3508,6 fpm
= 58,47 fps
1, 08 PV +1 ,08 √ ( PV ) + 12, 34 ρ D YP
2 2
Vc =
ρD
( 1, 08 ×20 )+ 1 ,08 √ ( 20 ) +12 ,34 ×9,129 × (3,826 ) × 15
2 2
=
9,129 ×(2 , 25)
= 6,027 fpm
= 0,1 fps
V > Vc Aliran Turbulent
−5 0 , 75 1 , 75 2
8 , 91× 10 × ρ ×Q × PV 0 , 25 × L
Pdc= 1 ,25
1800 d
−5 0 ,8 1 ,8 0 ,2
8 , 91× 10 ×9,129 × 725 ×20 × 5139
= 1, 8
2 ,25
= 103,8 psi
Menghitung Pressure Loss pada Drill Pipe Casing
24 , 5 ×Q
V = 2 2
D −O D
24 ,5 ×725
= 2 2
13 ,38 −4 ,5
= 111,87 fpm
= 1,86 fps
1, 08+1 , 08 √ ( PV ) +9 , 26 ( dH −dP ) ρ YP
2 2
Vc =
ρ(dH−dP)
233
= 2
9,129 × ( 13 , 38−4 , 5 )
= 10,6 fpm
= 0,17 fps
V > Vc Aliran Turbulen
−5 0, 8 1 ,8 0 ,2
8 , 91× 10 × ρ × Q × P V × L
P =
( D−OD )3 ( D+ OD )1 , 8
−5 0 ,8 1 ,8 0 ,2
8 , 91× 10 ×9,129 × 725 ×20 × 10278
=
( 13 ,38−4 ,5 )3 ( 13 , 38+4 , 5 )1 ,8
= 10,97 psi
Menghitung Pressure Loss pada Drill Collar Hole
24 , 5 ×Q
V = 2 2
D −O D
24 ,5 × 725
= 2 2
13 ,38 −4 ,88
= 62,89 fpm
= 1,04 fps
97 PV + 97 √ ( PV ) +6 , 2 ρ D YP
2 2
Vc =
ρD
( 97 ×20 )+ 97 √ (20 ) + 6 ,2 × 9,129× 4 , 882 × 15
2
=
9,129 × 4 , 88
= 4,22 fpm
= 0,07 fps
V > Vc Aliran Turbulen
−5 0, 8 1 ,8 0 ,2
8 , 91× 10 × ρ × Q × P V × L
P =
( D−OD )3 ( D+ OD )1 , 8
−5 0 ,8 1 ,8 0 ,2
8 , 91× 10 ×9,129 × 725 ×20 × 5139
=
(13 , 38−4 ,88 )3 ( 13 , 38+4 , 88 )1 ,8
= 2,5 psi
Menghitung Pressure Loss pada Drill Pipe Hole
24 , 5 ×Q
V = 2 2
D −O D
24 ,5 ×725
= 2 2
13 ,38 −4 ,5
= 61,1 fpm
= 1,03 fps
97 PV + 97 √ ( PV ) +6 , 2 ρ D YP
2 2
Vc =
ρ D2
( 97 ×20 )+ 97 √ (20 ) + 6 ,2 × 9,129× 3,8262 ×15
2
=
9,129 ×3,8262
234
= 18,03 fpm
= 0,3 fps
V > Vc Aliran Laminar
PV LV YP L
P = 2
+
1000 ( ID−OD ) 200(ID−OD)
20 ×10278 ×1 , 03 14 ×10278
= 2
+
1000 (17 ,5−4 ,5 ) 200(17 , 5−4 , 5)
= 134,7 psi
Menghitung Pressure Loss pada Surface Connection
Psc = E × ρ0,8 × Q1,8 × PV0,2
= 0,000053 × 9,1290,8 × 7251,8 × 200,2
= 76,69 psia
Pparasitic = PDP + PDC + PDCHOLE + PDPHOLE + PDPCASING + PSC
= 3394,41 psi
Plosstotal
Plosstotal =
52%
3394 , 41
=
52 %
= 6527,7 psi
PBIT= Plossstotal - Pparasitic
= 6527,7 – 3394,41
= 3133,3 psia
Q× Pb
BHHP =
1714
725× 3133 ,3
=
1714
= 1325,3 hp
Q× P
HHP =
1714
725× 6527 , 7
=
1714
=2761,1 hp
BHHP/HHP (%) = 47,9 %
= 48 %
235
5.4. PEMBAHASAN
Praktikum Peragaan dan Simulasi Pemboran pada mingu kedua acara
pertama berjudul “Circulating System”. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
mengetahui peralatan-peralatan yang digunakan dalam circulating system (sistem
sirkulasi) serta fungsi dari masing-masing peralatan tersebut dalam operasi
pemboran. Circulating system adalah sistem yang berfungsi untuk
mensirkulasikan lumpur ke dalam lubang bor. Circulating system memiliki empat
sub-komponen utama, yaitu drilling fluid (fluida pemboran), preparation area
(tempat persiapan), circulating equipment (peralatan sirkulasi), dan conditioning
area.
Drilling fluid merupakan campuran cairan dari beberapa komponen yang
terdiri dari air (tawar atau asin), minyak, tanah liat (clay), chemical additives, gas,
udara, busa maupun detergen. Penggunaan sabun atau detergen pada fluida ini
dimaksudnya untuk meringankan densitas lumpur dan mencegah bit balling
(lumpur yang menempel pada bit) pada formasi yang mengandung lempung.
Drilling fluid berfungsi untuk mengangkat cutting ke permukaan, mendinginkan
dan melumasi bit, sebagai media logging, menjaga dan mengimbangi tekanan
formasi, membersihkan dasar lubang, dan melindungi dinding lubang supaya
stabil. Drilling fluid memiliki tiga jenis, yaitu water based mud, oil based mud,
dan air or gas based mud. Komposisi dari water based mud adalah air tawar atau
air asin, clay, dan chemical additives. Yang kedua adalah oil based mud dimana
digunakan pada pemboran dalam, hotholes, dan formasi shale. Terakhir adalah air
236
or gas based mud, keuntungan lumpur jenis ini dapat menghasilkan laju pemboran
yang besar. Komposisi lumpur pemboran di pabum berbeda dengan di migas,
mengingat temperatur formasi pabum lebih besar biasanya lumpur pemboran yang
disirkulasikan tidak terlalu mementingkan densitas dari lumpur tersebut atau
bahkan bisa serendah densitas air (8,3 ppg). Karena pada formasi di pabum tidak
masalah bila terjadi loss circulation karena pada panas bumi yang dicari adalah
rembesan.
Preparation area merupakan tempat pemboran yang terdiri dari
peralatan-peralatan khusus untuk memberikan persiapan atau treatment lumpur
bor. Preparation area meliputi mud house, steel mud pit, mixing hopper, chemical
mixing barrel, bulk storage bins, water tank, dan reserve pit. Mud house berfungsi
untuk menyimpan additives. Steel mud pit berfungsi untuk menampung lumpur
pemboran. Mixing hopper berfungsi untuk menambah additive ke dalam lumpur.
Chemical mixing barrel berfungsi untuk menambah chemical ke dalam lumpur.
Bulk storage bins merupakan bin untuk menambahkan additive dalam jumlah
besar. Water tank berfungsi untuk menampung air pada tempat persiapan lumpur.
Reserve pit merupakan kolam untuk menampung serbuk bor dan kelebihan
lumpur.
Circulating equipment merupakan komponen utama dalam circulating
system dimana peralatan ini mengalirkan lumur pemboran dari peralatan sirkulasi,
turun ke drill string dan naik ke annulus membawa serbuk bor ke permukaan
menuju conditioning area sebelum kembali ke mud pit untuk disirkulasikan
kembali. Circulating equipment terdiri dari mud pit, mud pump, pump dischange
and return line, stand pipe, dan rotary hose. Dari segi ukuran, mud pit di offshore
berbeda dengan di onshore karena keterbatasan tempat sehingga harus
menyesuaikan dengan ruang yang ada di offshore. Pada pemboran pabum juga
digunakan alat tambahan yaitu colling tower yang dipasang sebelum melewati
shale shaker dan seterusnya. Fungsi dari cooling tower ini untuk mendinginkan
lumpur akibat gas panas yang ikut terbawa bersama lumpur, jika tidak
didinginkan maka akan menggangu peralatan yang akan dilewatinya.
237
5.5. KESIMPULAN
1. Tujuan dari sistem sirkulasi adalah untuk mensirkulasikan fluida
pemboran (lumpur bor) ke seluruh sistem pemboran, sehingga lumpur
bor mampu mengoptimalkan fungsinya.
2. Komponen – komponen utama sistem sirkulasi yaitu lumpur pengeboran
(drilling fluid), tempat persiapan (preparation area), peralatan sirkulasi
(circulating equipment), dan tempat pengkondisian lumpur
(conditioning area).
3. Fluida pengeboran digolongkan menjadi tiga jenis yaitu Water Based
Mud, Oil Based Mud, dan Aerated or Gaseous Mud.
4. Tempat persiapan (preparation area) meliputi mud house, steel mud
pits/tank, mixing hopper, chemical mixing barrel, water tanks dan
reserve pit.
5. Peralatan sirkulasi (circulating equipment) terdiri dari mud pump,
suction tank, suction line, discharge line, stand pipe, chiksen joint,
return line, dan rotary hose.
6. Peralatan conditioning area terdiri dari shale shaker, degasser,
desander, desilter, dan mud cleaner.
239
7. Mekanisme sistem sirkulasi Lumpur dalam steel mud pit dihisap oleh
pompa disalurkan ke pipa tekanan, kemudian melewati stand
pipe,rotary hose,swivel head, kelly , drill pipe, drill collar, dan bit. Lalu
keluar lanjut untuk naik lewat annulus drill collar, annulus drill pipe,
mud line/flow line. Lalu di saring shale shaker mud dihisap pompa dan
terus berlanjut.
8. Perbedaan circulating system pada panas bumi dan migas ada pada
perbedaan suhu. Pada panas bumi kondisi temperatur sumur yang tinggi.
Diperlukannya alat seperti cooling tower. Panas bumi menggunakan
gaseous mud karena suhu yang relative tinggi.
9. Aplikasi lapangan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui
mekanisme lumpur pemboran beserta komponen-komponen dan
fungsinya dalam operasi pemboran.
10. Pada studi kasus suatu perencanaan hidrolika sistem sirkulasi
didapatkan:
Tekanan Parasitik yang hilang = 3394,41 psi
Tekanan total yang hilang = 6527,7 psi
Tekanan yang hilang pada bit = 3133,3 psia
Nilai BHHP/HHP = 48 %