Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM PERAGAAN DAN SIMULASI PEMBORAN


SISTEM SIRKULASI
(CIRCULATING SYSTEM)

DISUSUN OLEH :
NAMA : LAELATUL FAJRIYAH
NIM : 113200066
PLUG :F

STUDIO PERAGAAN DAN SIMULASI PEMBORAN


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM PERAGAAN DAN SIMULASI PEMBORAN
SISTEM SIRKULASI
(CIRCULATING SYSTEM)

Diajukan untuk memenuhi prasyarat mengikuti Praktikum “Peragaan dan Simulasi


Pemboran”, Minggu kedua acara kedua, Sistem Sirkulasi (Circulating System),
Tahun Akademik 2021/2022, Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi
Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Disusun Oleh :
NAMA : LAELATUL FAJRIYAH
NIM : 113200066
PLUG :F

Disetujui untuk Studio


Peragaan dan Simulasi Pemboran
Oleh :
Asisten Praktikum

Muhammad Hasanudin
NIM : 113180061
5.5. PEMBAHASAN
Sistem sirkulasi adalah salah satu bagian utama dari rig yang membantu
sistem pemutar dalam operasi pemboran dengan perlengkapan, bahan dan tempat
kerja, persiapan, perawatan dan mengganti fluida pemboran. Fungsi utama dari
lumpur yaitu mengimbangi tekanan formasi, mengangkat cutting, mendinginkan
dan melumasi bit, sebagai media logging dan informasi, menahan dinding lubang
bor agar tidak runtuh, dan memberikan gaya hidrolika. Fluida pemboran yang
digunakan pada umumnya adalah lumpur yang terbuat dari bentonite dan tambahan
additive lainnya. Lumpur pemboran dibagi menjadi tiga jenis, yaitu water base
mud, oil base mud, dan emulsion mud.
Water base mud merupakan lumpur yang paling banyak digunakan, karena
biayanya yang relative lebih murah, lumpur ini terbagi atas fresh water mud dan
salt water mud, dan apabila dilihat dari komposisinya, lumpur water base mud
(WBM) ini terbagi lagi menjadi gel spud mud dan lignosul fonate mud. Jenis lumpur
selanjutnya yaitu oil base mud, dari namanya sudah dapat kita ketahui bahwa jenis
lumpur ini mengandung minyak sebagai fasa kontinyu komposisi diatur agar kadar
airnya rendah (3-5%), lumpur ini tidak sensitif terhadap kontaminan, karena
memberikan efek negatif dari kesetabilan lumpur ini, dan untuk mengontrol
viskositas, gel strength dan mengurangi filtration loss perlu ditambahkan zat kimia
(additive), kegunaan terbesar dari oil base mud ini adalah untuk completion dan
work over sumur, kegunaan lainnya yaitu untuk melepaskan drill pipe yang terjepit
dan mempermudah pemasangan casing dan liner. Oil base mud ini harus
ditempatkan pada suatu tanki besi untuk menghindarkan kontaminan air. Dan jenis
lumpur yang ketiga yaitu emulsion mud, emulsion mud terbagi atas oil in water dan
water in oil, emulsi tergantung dari fasa apa yang terdispersi. Fungsi dari emulsion
mud ini adalah untuk menambahkan ROP, mengurangi filtration loss, menambah
pelumasan, dimana lumpur ini banyak digunakan dalam directional drilling.
Sifat dari lumpur pemboran ini sangat berpengaruh dalam operasi
pemboran, baik terhadap perencanaan trayek casing, drilling rate, dan completion.
Misalnya pada formasi clay, pengontrolan, sifat-sifat lumpur sangat diperlukan bila
operasi pemboran menembus formasi ini maka akan digunakan lumpur dengan tipe
oil base mud, karena oil tidak akan kontak dengan batuan clay. Dengan kata lain
sifat dan lithology batuan sangat menentukan tipe lumpur yang akan digunakan.
Prinsip kerja dari sistem sirkulasi adalah lumpur pemboran akan dialirkan
dari mud pit tanks ke section line kemudian lumpur akan masuk kedalam mud
pump. Mud pump akan memberikan tekanan yang besar untuk mendorong lumpur
pemboran melalui discharge line yang kemudian masuk ke dalam stand pipe,
diteruskan ke kelly kemudian disirkulasikan kerangkaian pipa bor, setelah itu
lumpur akan melalui annulus dan keluar melalui mud return lines menuju
conditioning area yang terdiri dari shale shaker, degasser desander, dan desilter,
kemudian lumpur akan diteruskan ke reserve pits kemudian masuk ke settling tanks
dan kemudian kembali lagi ke mud pits tank, demikian berlangsung seterusnya.
Mud gas separator digunakan pada saat lumpur mengandung gas sangat
tinggi, dan digunakan pada saat kick. Alat ini digunakan untuk memisahkan gas
yang terkandung di dalam lumpur dalam jumlah yang besar, yang mana alat ini
digunakan saat terjadi kick. Letak alat ini di area sumur namun alat ini bukanlah
bagian dari conditioning area. Sementara untuk mud pump terdapat 2 jenis pompa
yaitu triplex pump dan duplex pump. Perbedaan utamanya ialah pada jumlah torak
dan cara kerjanya.
Conditioning area biasanya ditempatkan di dekat rig, area ini terdiri
peralatan-peralatan yang khusus digunakan untuk membersihkan lumpur dari
cutting dan gas-gas yang terkandung dalam lumpur. Metode yang digunakan untuk
memisahkan cutting dan gas ada dua macam, yaitu menggunkan prinsip gravitasi,
dimana lumpur dialirkan melalui shale shaker dan setting tank, yang kedua yaitu
dengan cara mekanik, dimana peralatan-peralatan khusus yang dipasang pada mud
pit dapat memisahkan lumpur dan gas.
Peralatan yang digunakan pada conditioning area terdiri dari setting tank,
merupakan bak yang terbuat dari baja digunakan untuk menampung lumpur saat
conditioning. Reserve pits merupakan kolam besar yang digunakan untuk
menampung cutting dari dalam lubang bor dan kadang untuk menampung saat
kelebihan lumpur bor, selanjutnya ada shale shaker merupakan alat yang digunakan
untuk memisahkan cutting yang berukuran shale dari dalam lumpur. Lalu ada
desander, berfungsi memisahkan cutting berukuran pasir dari lumpur pemboran.
Selanjutnya ada degasser, yang berfungsi untuk memisahkan gas yang terdapat
dalam lumpur dan yang terakhir ada desilter, merupakan alat yang memisahkan
partikel-partikel cutting yang berukuran paling halus dari lumpur pemboran.
Sirkulasi pada migas dan pabum memiliki perbedaan yaitu, pada percobaan
sirkulasi migas dan pabum pertama terletak pada jenis fluida pemboran yang
digunakan dimana pada migas umumnya yang digunkan berupa water base mud
sedangkan pada pabum berupa gas or air base mud dimana gas dan air
dikompresikan sebelum digunakan. Selanjutnya adanya cooling tower pada pabum
yang digunakan untuk menangani temperature yang tinggi. Pada tempat persiapan
(preparation system) ditempatkan pada system sirkulasi dimulai yaitu dekat pompa
lumpur. Tempat persiapan ini meliputi mud house, steel tanks, mixing hopper,
chemical mixing barrel, bulk mud storage bins, water tank, dan reserve pit.
Masuk dalam studi kasus, langkah pertama yaitu menghitung kecepatan
aktual (Va) dan diperoleh sebesar 837,18067, langkah selanjutnya menghitung
kecepatan kritis (Vc) dan diperoleh 6,83291. Dalam kasus ini kecepatan aktual (Va)
lebih besar daripada kecepatan kritis (Vc) sehingga aliran turbulen. Setelah itu,
pressure loss pada drillpipe dihitung dan dihasilkan 183,36547 psi.
Aplikasi lapangan pada sistem sirkulasi ini adalah untuk menentukan jenis
fluida dan peralatan sistem sirkulasi guna mencegah drilling problem dan dapat
mengindikasi formasi produksi produktif.
5.6. KESIMPULAN

1. Tujuan utama dari sistem sirkulasi adalah untuk mensirkulasikan fluida


pemboran (lumpur bor) ke seluruh sistem pemboran, sehingga lumpur bor
mampu mengoptimalkan fungsinya.
2. Sistem sirkulasi terdiri dari fluida pemboran, tempat persiapan, peralatan
sirkulasi, conditioning area.
3. Sifat lumpur sangat berpengaruh dalam pemboran, baik perencanaan trayek
casing, drilling rate, completion, dan lithologi batuan yang ditembus.
4. Conditioning area untuk membersihkan dan memisahkan fluida pemboran
dengan cutting terdiri atas setting tanks, mud gas separator, shale shaker,
degasser, desander, dan desilter.
5. Problem yang dapat terjadi diantaranya kick, blow out, loss circulation, bit
balling, dan pipe sticking.
6. Sistem sirkulasi pada lapangan panas bumi tentu berbeda dengan sistem
sirkulai pada lapangan minyak. Perbedaan itu terletak pada peralatan
tambahan yang ada di panas bumi. Alat itu biasa disebut dengan cooling
tower yang dipasang sebelum lumpur memasuki mud pit.
7. Perhitungan
• Kecepatan aktual (Va) = 837,18067
• Kecepatan Kritis (Vc) = 6,83291
• Va > Vc, maka aliran turbulen
• Menghitung pressure loss pada drillpipe = 183,36547 psi
8. Aplikasi lapangan pada sistem sirkulasi ini adalah untuk menentukan jenis
fluida dan peralatan sistem sirkulasi guna mencegah drilling problem dan
dapat mengindikasi formasi produksi produktif.

Anda mungkin juga menyukai