Anda di halaman 1dari 5

5.3.

PEMBAHASAN
Pada praktikum minggu kedua ini membahas mengenai sistem sirkulasi
atau Circulation System). Sistem sirkulasi adalah salah satu bagian utama dari rig
yang membantu sistem pemutar dalam operasi pemboran dengan perlengkapan,
bahan dan tempat kerja, persiapan, perawatan dan mengganti fluida pemboran.
Sistem sirkulasi terdiri dari empat sub-komponen utama, yaitu fluida
pemboran, tempat persiapan, peralatan sirkulasi dan conditioning area. Fluida
pemboran atau yang sering disebut dengan lumpur memiliki fungsi utama untuk
mengangkat serpihan cutting dari dasar sumur ke permukaan untuk menghindari
terjadinya proses regrinding pada saat pengeboran sedang berlangsung. Fungsi
utama dari sistem sirkulasi adalah mengangkat serpihan cutting dari dasar sumur
ke permukaan. Fluida pemboran umumnya berupa suspensi dari clay dan material
lainnya dalam air yang disebut dengan fluida pemboran.
Lumpur pemboran yang paling banyak digunakan adalah water-base mud
(80%). Komposisi lumpur ini terdiri dari air tawar atau air asin, clay dan chemical
additives. Fluida pemboran adalah suatu campuran cairan khusus yang diedarkan
kebawah, kedalam sumur bor untuk membantu mata bor dalam mengebor lubang
dan ikut membantu menjaga keadaan di dalam sumur bor. Fluida pemboran ini
secara umum disebut sebagai “lumpur atau mud”.
Agar laju penembusan tinggi, driller juga harus mempertimbangkan
komposisi lumpur pemboran, jika salah satu sifat fisik dari lumpur tidak sesuai
maka biasanya laju penembusan menurun.
Prinsip kerja dari sistem sirkulasi adalah dari mud pit tanks mengalir
lumpur dan kemudian masuk kedalam mud discharge lines karena tekanan pompa
lumpur masuk ke dalam stand pipe, diteruskan ke kelly kemudian masuk
kerangkaian pipa bor. Setelah itu melalui annulus dan keluar melalui mud return
lines menuju mud gas separator diteruskan ke resevoar pits kemudian masuk ke
settling tanks dan kemudian kembali lagi ke mud pits tank, demikian berlangsung
seterusnya.
Fluida pemboran adalah suatu campuran cairan khusus yang disirkulasikan
melalui rangkaian pipa pemboran kedalam sumur bor untuk membantu mata bor
dalam mengebor lubang dan ikut membantu menjaga kestabilan keadaan di dalam
sumur bor. Fluida pemboran ini secara umum terbagi menjadi tiga jenis, yaitu
water based mud, oil based mud dan air or gas based mud. Pemilihan jenis
lumpur ini bergantung kepada kebutuhan, water base mud merupakan lumpur
yang umum digunakan, dengan komposisi utamanya adalah air tawar atau air asin,
clay dan chemical additives. Water base mud cocok untuk segala formasi dengan
penambahan additives. Oil base mud adalah lumpur yang berbahan dasar minyak,
cocok untuk formasi shale, hotholes dan untuk pemboran dalam. Harga oil base
mud lebih mahal dari lumpur lainnya. Air or Gas base mud adalah lumpur yang
dapat menghasilkan lajur pemboran yang besar.
Komposisi lumpur pemboran ditentukan oleh kondisi lubang bor dan jenis
formasi yang ditembus oleh mata bor. Ada dua hal penting dalam penentuan
komposisi lumpur pemboran, yaitu semakin ringan dan encer suatu lumpur
pemboran, semakin besar laju penembusannya. Dan semakin berat dan kental
suatu lumpur pemboran, semakin mudah untuk mengontrol kondisi dibawah
permukaan separti masuknnya fluida formasi bertekanan tinggi (dikenal sebagai
"kick"). Bila keadaan ini tidak dapat diatasi maka akan menyebabkan semburan
liar (blowout).
Conditioning area pada sistem sirkulasi terdiri dari settling tanks, mud gas
separator, shale shaker, desander, desilter, degasser dan reserve pit. Settling
tanks merupakan bak terbuat dari baja digunakan untuk menampung lumpur bor
selama conditioning. Mud gas separator merupakan suatu peralatan yang
memisahkan gas yang terlarut dalam lumpur bor dalam jumlah yang besar,
biasanya digunakan hanya saat terjadi kick. Shale shaker merupakan peralatan
yang memisahkan cutting yang besar-besar dari lumpur bor. Desander merupakan
peralatan yang memisahkan butir-butir pasir dari lumpur bor. Desilter merupakan
peralatan yang memisahkan partikel-partikel cutting yang berukuran paling halus
dari lumpur bor. Degasser merupakan peralatan yang secara kontinyu
memisahkan gas terlarut dari lumpur bor. Pada saat terjadi kick, lumpur tidak
keluar melalui return line pada umumnya, melainkan lumpur akan keluar melalui
choke manifold yang ada pada BOP Stack yang kemudian akan mengalir menuju
mud gas separator untuk dipisahkan gas dari lumpur dalam jumlah besar
selanjutnya akan menuju conditioning area untuk dikondisikan. Peralatan
sirkulasi terdiri dari beberapa komponen khusus, yaitu Mud Pit adalah Suatu
kolam tempat lumpur sebelum disirkulasikan. Mud Pump adalah jantung dari
circulating system. Fungsi utamanya adalah memindahkan volume lumpur
pemboran yang besar dengan tekanan yang besar. Terdapat dua tipe mud pump
yaitu Duplex dan Triplex. Duplex bekerja double acting dan Triplex bekerja
dengan single acting. Pump Discharge and Return Lines adalah pipa yang dipakai
untuk menyalurkan lumpur pengeboran keluar dari pompa lumpur. Stand Pipe
adalah pipa baja yang ditegakkan dimenara secara vertikal disamping dari derrick
atau mast untuk menghubungkan discharge line dengan rotary hose dan
gooseneck menyambung pada stand pipe.
Rotary Hose adalah adalah suatu selang karet bertulang anyaman baja
yang lemas dan sangat kuat, yang menghubungkan stand pipe dengan swivel.
Selang ini harus elastic untuk memungkinkan swivel bergerak bebas secara
vertikal. Selang ini juga harus sangat kuat untuk tahan lama, karena pekerjaannya
yang sangat berat dalam memindahkan fluida pengeboran yang kasar dan
bertekanan tinggi itu (sampai 5.000 psi). Selang pemutar ini dapat diperoleh
dengan ukuran panjang sampai kurang lebih 75 feet. Peralatan sirkulasi
merupakan komponen utama dalam sistem sirkulasi. Peralatan ini mengalirkan
lumpur pemboran dari peralatan sirkulasi, turun ke rangkaian pipa bor dan naik ke
annulus mengangkat serbuk bor ke permukaan menuju conditioning area sebelum
kembali ke mud pits untuk sirkulasi kembali.
Tempat persiapan ditempatkan pada tempat dimulainya sirkulasi lumpur,
yaitu didekat pompa lumpur. Tempat persiapan lumpur pemboran terdiri dari
peralatan-peralatan yang diatur untuk memberikan fasilitas persiapan atau
treatment lumpur bor.
Fungsi lumpur dalam suatu operasi pemboran antara lain adalah
mengangkat cutting ke permukaan, mendinginkan dan melumasi bit dan drill
string, memberi dinding lubang bor dengan mud cake, mengontrol tekanan
formasi, menahan cutting dan material pemberat sirkulasi lumpur dihentikan,
melepaskan pasir dan cutting dipermukaan, menahan sebagian berat drill pipe dan
cutting (bouyancy effect) mengurangi efek negatif pada formasi, mendapatkan
informasi (mud log, sample log), media logging.
Fungsi lain dari lumpur atau mud selain untuk mengangkat serbuk bor ke
permukaan adalah untuk mengimbangi tekanan formasi, mendinginkan serta
melumasi bit, membersihkan dasar lubang bor, membantu dalam evaluasi formasi,
melindungi formasi produktif, membantu menjaga stabilitas lubang bor. Agar
lumpur pemboran dapat berfungsi maksimal sesuai yang diharapkan, komposisi
lumpur pemboran harus dipertimbangkan dengan baik agar dapat menghasilkan
lumpur pemboran dengan sifat fisik yang sesuai kebutuhan.
5.4. KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat disimpulkan, sebagai berikut :
1. Sistem sirkulasi terdiri dari empat sub-komponen utama, yaitu : Fluida
pemboran (drilling fluid), Tempat persiapan (preparation area), Peralatan
sirkulasi (circulation equipment), dan Conditioning Area.
2. Fungsi lain dari lumpur atau mud selain untuk mengangkat serbuk bor ke
permukaan adalah untuk mengimbangi tekanan formasi, mendinginkan
serta melumasi bit, membersihkan dasar lubang bor, membantu dalam
evaluasi formasi, melindungi formasi produktif, membantu menjaga
stabilitas lubang bor.
3. Ada tiga jenis fluida pemboran, yaitu Water-based mud , Oil-based mud
dan Air or gas-based mud.
4. Fluida pemboran yang dipakai dalam operasi pemboran tergantung dari
jenis formasi yang akan ditembus dan juga kondisi lubang bor, maka dari
itu dari sini kita dapat menentukan komposisi lumpur yang akan
digunakan.
5. Fluida pemboran merupakan tempat yang terletak pada permulaan dari
sistem sirkulasi (dekat mud pumps) dimana fluida pemboran pertama-tama
dipersiapkan, dirawat dan diganti tergantung dari keadaan lubang.
6. Conditioning area merupakan tempat dimana fluida pemboran dibersihkan
setelah disirkulasikan.
7. Pada pemboran underbalanced formasi lebih mudah ditembus daripada
pemboran overbalanced karena formasinya lebih lunak. Karena dengan
tekanan hidrostatis yang lebih rendah batuan formasi lebih lunak.
8. Sirkulasi pada saat terjadi kick, lumpur tidak keluar melalui return line
pada umumnya, melainkan lumpur akan keluar melalui choke manifold
yang ada pada BOP Stack yang kemudian akan mengalir menuju mud gas
separator untuk dipisahkan gas dari lumpur dalam jumlah besar
selanjutnya akan menuju conditioning area untuk dikondisikan.

Anda mungkin juga menyukai