Anda di halaman 1dari 7

7.3.

PEMBAHASAN
Pada praktikum minggu ketiga ini membahas mengenai Sistem
Penyemenan (Cementing System). Dalam sistem pemboran, tahapan setelah
pengeboran dan pemasangan casing adalah penyemenan. Operasi penyemenan
ini bertujuan untuk melekatkan casing pada dinding lubang sumur, melindungi
casing dari masalah-masalah mekanis dan fluida formasi yang bersifat korosif,
serta untuk memisahkan zona yang satu dengan zona yang lain dibelakang
casing.
Peralatan penyemenan dibagi menjadi dua bagian yaitu surface equipment
dan subsurface equipment. Peralatan penyemenan diatas permukaan (surface
equipment). Peralatan penyemenan diatas permukaan (surface equipment)
meliputi cementing unit, flowline, dan cementing head. Peralatan di bawah
permukaan meliputi casing, centralizer, scratcher, peralatan floating, shoet
trach, dan cementing plug.
Penyemenan conductor casing bertujuan untuk mencegah terjadinya
kontaminasi fluida pemboran dengan formasi. Penyemenan intermediate casing
bertujuan untuk menutup tekanan formasi abnormal atau untuk mengisolasi
daerah lost circulation. Penyemenan production casing bertujuan untuk
mencegah terjadinya aliran antar formasi dan mencegah terjadinya korosi pada
casing. Surface Casing merupakan casing yang dipasang setelah conductor
casing. Fungsinya melindungi air tanah dari kontaminasi oleh Lumpur
pemboran, Sebagai tempat dudukan BOP dan wellhead, Menyangga seluruh
berat beban casing berikutnya yang telah masuk ke dalam lubang sumur.
Centralizer dan scratchers dipasang pada bagian luar casing untuk
menengahkan casing (agar didapatkan cincin semen yang baik) dan
membersihkan dinding lubang bor dari mud cake.
Cementing Unit adalah suatu unit pompa yang mempunyai fungsi untuk
memompakan bubur semen dan lumpur pendorong dalam proses penyemenan.
Cementing unit terdiri dari tangki semen, hopper, jet mixer, motor penggerak,
dan pompa. Jenis-jenis cementing unit yaitu Truck mounted cementing unit,
Marine cementing unit, Skid mounted unit.
Berdasarkan alasan dan tujuannya, penyemenan dapat dibagi dalam dua
tipe, yaitu primary cementing dan secondary cementing. Pada primary
cementing, penyemenan didasarkan pada jenis casing yang akan disemen. Pada
cementing tipe ini dibagi menjadi dua macam, yakni single stage dan multistage.
Mekanisme pada single stage adalah disirkulasikan lumpur kedalam casing,
dilanjutkan dengan pressure test yang dilakukan di permukaan. Lalu dilakukan
pumping wash dan pumping spacer (yang berguna untuk memberikan ruang bagi
air sampai diatas lubang bor). Lalu bottom plug akan diturunkan sehingga
menekan slurry tersebut kedalam casing. Setelah itu displacement dan tunggu
semen hingga kering. Dalam multistage mekanismenya sama, perbedaannya
hanya ketika slurry sudah dipompakan, hanya satu plug yang turun dan menekan
slurry untuk mengisi casing namun tidak sepenuhnya terisi semen. Setelah itu
diturunkan trip plug yang berfungsi sebagai opening bomb untuk menyelesaikan
proses penyemenan tersebut. Lalu dilanjutkan dengan establish circulation, pump
wash dan pump spacer, diturunkannya slurry dan plug yang menekan slurry
tersebut mengisi casing yang telah dipersiapkan setelah proses opening bomb
tadi. Jika proses ini selesai, maka dilanjutkan dengan displacement dan tunggu
semen hingga kering.
Pada secondary cementing, dilakukan ketika proses penyemenan serta
adanya kerusakan pada primary cementing. Ada tiga macam secondary
cementing. Pertama adalah squeeze cementing, yakni cementing yang dilakukan
apabila adanya permasalahan dalam semen misalnya terdapat rongga dalam
semen tersebut. Kemudian ada yang namanya re-cementing, yakni penyemenan
ulang apabila terjadi kasus semen yang dipompakan terlebih dahulu kering
sebelum mencapai permukaan. Terakhir ada plug back cementing, yaitu
cementing yang dilakukan untuk abandonment well yakni penutupan sumur yang
sudah tidak produktif dengan cara menyemen lubang sumur dari bawah
permukaan.
Centralizer merupakan alat yang berupa susunan plat-plat yang bertumpu
pada dua cincin dengan salah satu cincinnya mempunyai kedudukan yang tetap
terhadap casing. Sedang yang satunya lagi dapat bergerak sehingga plat-plat
dapat mengembang dan menyempit sesuai dengan kondisi lubang. Centralizer
dibuat dari bahan baja, sehingga mampu mendorong casing di tengah-tengah
lubang.
Cementing head berfungsi untuk mengatur aliran bubur semen yang
masuk ke lubang bor. Selain itu juga digunakan sebagai penghubung antara pipa
pengaman dari pompa semen ke casing serta pipa-pipa lumpur/cairan pendorong
dan untuk menempatkan wiper plug yang biasanya dual plug heads.
Scratcher digunakan untuk mencapai penyemenan yang efektif dari
slurry. Scratcher membantu dalam proses membersihkan mud cake pada formasi
untuk membuat formasi bersih. Pada umumnya alat ini dilas pada casing yang
mau dipasang dan menghadap ke zone permeabel.
Casing merupakan pipa selubung yang berfungsi untuk melindungi
lubang bor dari pengaruh-pengaruh fluida formasi dan tekanan-tekanan di
sekitarnya. Jenis-jenis casing yaitu conductor casing, surface casing,
intermediate casing, production casing, liner.
Peralatan floating terdiri dari guide shoe dan float collar. Guide shoe
adalah peralatan yang dipasang pada ujung casing agar casing tidak tersangkut
selama diturunkan. Guide shoe yang dilengkapi dengan penahan tekanan balik
disebut float shoe.
Casing shoe biasanya berbentuk bulat pada bagian bawah dan
ditempatkan pada ujung terbawah dari rangkaian casing dan dalamnya tidak
terdapat valve (katub). Casing shoe berfungsi sebagai sepatu dan pemandu untuk
memudahkan pemasukan rangkaian casing (runningcasing), agar tidak terjadi
sangkutan pada dinding lubang bor, shoe ini dibuat dari bahan yang dapat dibor
lagi (drillable).
Cementing plug dibedakan menjadi dua yaitu Bottom plug dan Top plug.
Bottom plug terbuat dari bahan karet, pada bagian luar dan cast alluminium pada
bagian dalamnya. Bottom plug berfungsi mendorong lumpur dalam casing
sedangkan top plug dipakai untuk mendesak kolom semen dalam casing agar
semen dapat ke tempat lokasi penyemenan. Top plug berfungsi untuk mendorong
bubur semen, memisahkan semen dari lumpur pendorong agar tidak terjadi
kontaminasi, membersihkan sisa-sisa semen dalam casing. Alat ini sebagian
besar terbuat dari karet dan pada bagian bawahnya digunakan plat alluminium
dan tidak mempunyai membrane (selaput tipis). Apabila top plug ini sudah
duduk (sampai pada bottom plug) dibawah,maka tekanan pemompaan akan naik
secara tiba-tiba (bumping pressure) dan pada saat itu pemompaan dihentikan.
Dalam melakukan penyemenan tidak selalu pada operasinya berjalan dengan
baik serta penyemenan yang dilakukan sempurna, oleh karena itu setelah selesai
melakukan primary cementing dilakukan running alat log untuk mengetahui tingkat
sementasi antara casing dengan formasi.Alat log yang digunakan adalah CBL
(Cement Bond Log), dan VDL (Variable Density Log) . Pada pembacaan CBL
apabila amplitudo yang terukur kecil berarti sementasi baik, sedangkan apabila
amplitudo yang terukur besar berarti casing tersementasi buruk atau bahkan bisa
jadi free pipe.Sedangkan pada VDL sementasi yang bagus adalah ketika tingkat
sementasi semen dengan formasi lebih kuat dari pada tingkat kekuatan sementasi
semen dengan casing.
Float Shoe pada prinsipnya sama dengan casing shoe, hanya pada float
shoe dilengkapi dengan valve (katub). Jadi float ini hanya dapat mengalirkan
semen/lumpur ke daerah saja (satu arah). Float shoe ini dibuat dari bahan yang
dapat dibor lagi.
Guide collar merupakan suatu shock penahan yang dipasang beberapa
meter di atas shoe, berfungsi untuk menahan bottom plug dan top plug. Dibuat
dari bahan yang dapat dibor lagi (drillable).
Shoe trach merupakan pipa casing yang dipasang antara shoe dan collar
sepanjang satu batang atau lebih, tergantung dari ketinggian semen di annulus.
Shoe trach berfungsi untuk menampung bubur semen yang bercampur udara atau
lumpur pendorong, agar tidak keluar annulus disekitar shoe.
Flow Line merupakan pipa yang berfungsi untuk mengalirkan bubur
semen yang dipompakan dari cementing unit ke cementing head.
Pada pemboran horizontal dapat dilakukan operasi (casing while drilling)
dimana proses running casing dapat dilakukan bersama-sama dengan pemboran.
Untuk meletakkan casingditengah-tengah lubang bor digunakan centralizer. Pada
proses penyemenan sama dengan penyemenan pada pemboran biasa namun pada
penyemenan CWD tidak digunakan floating shoe namun slurry dilewatkan pada bit
yang telah dibuka seperti dikupas.
Perbedaan antara Mac Clatchie Cementing Head dengan Plug Container
yaitu pada plug container, bottom plug dan top plug sudah terpasang sebelumnya
sedangkan pada mac clatchie cementing head bottom plug dan top plug belum
terpasang.
7.4. KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat disimpulkan, sebagai berikut :
1. Sistem penyemenan ini bertujuan untuk melekatkan casing pada dinding
lubang sumur, melindungi casing dari masalah-masalah mekanis dan
fluida formasi yang bersifat korosif, serta untuk memisahkan zona yang
satu dengan zona yang lain dibelakang casing.
2. Ada dua tipe cementing, yaitu primary cementing dan secondary
cementing. Pada primary cementing, terbagi atas dua macam yaitu single
stage dan multistage. Sedangkan untuk secondary cementing terbagi atas
tiga macam, yakni squeeze cementing, re-cementing, dan plug back
cementing.
3. Cement Bond Log bertujuan untuk mengetahui kualitas penyemenan awal
agar dapat diketahui daerah yang belum tersemen dengan baik.
4. Perbedaan antara mac clatchie cementing head dengan plug container
yaitu pada plug container, bottom plug dan top plug sudah terpasang
sebelumnya sedangkan pada mac clatchie cementing head bottom plug
dan top plug belum terpasang.
5. Peralatan penyemenan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu:
a. Peralatan diatas permukaan
b. Peralatan dibawah permukaan
6. Peralatan penyemenan di atas permukaan meliputi:
a. Cementing unit
b. Flowline
c. Cementing head
7. Menurut tujuannya penyemenan dapat dibagi:
o Primary cementing
o Secondary cementing
o Squeeze cementing
o Re-cementing
o Plug back cementing
8. Peralatan penyemenan di bawah permukaan meliputi:
a. Casing
b. Centralizer
c. Scratchers
d. Floating equipments
e. Shoe trach
f. Cementing plug
9. Cementing head berfungsi mengatur aliran bubur semen yang masuk
lubang bor.
10. Cementing unit berfungsi untuk memompakan bubur semen dan lumpur
pendorong dalam proses penyemenan. Cementing unit meliputi tanki
semen, hopper, jet mixer, motor penggerak pompa dan pompa.
11. Peralatan penyemenan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu peralatan diatas permukaan (surface equipment) dan peralatan
dibawah permukaan (subsurface equipment). Peralatan diatas permukaan
yaitu cementing unit, flow line, dan cementing head. Sedangkan peralatan
dibawah permukaan yaitu casing, centralizer, scratcher, peralatan
floating, casing shoe, float shoe, guide collar, dan cementing plug.

Anda mungkin juga menyukai