Anda di halaman 1dari 5

5.4.

PEMBAHASAN
Praktikum Peragaan dan Simulasi Pemboran minggu kedua acara keempat
ini membahas tentang sistem sirkulasi (Circulating System). Tujuan dari
praktikum ini untuk mengetahui cara kerja dari sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi
adalah salah satu bagian utama yang membantu sistem pemutar beserta
komponen-komponennya dalam operasi pwmboran. Fungsi utama dari sistem
sirkulasi adalah untuk mengangkat cutting dari dasar sumur ke permukaan.
Sistem sirkulasi terdiri dari empat sub komponen yaitu, fluida pemboran
(drilling fluid), Tempat persiapan (preparation area), Peralatan sirkulasi
(circulating equipment) dan Conditioning area. Fluida pemboran merupakan
suatu campuran cairan dari beberapa komponen yang terdiri dari air (tawar atau
asin), minyak, tanah liat (clay), bahan-bahan kimia (chemical additives), gas,
udara, busa maupun deterjen. Dilapangan fluida ini dikenal sebagai lumpur (mud)
yang mana fungsinya ialah untuk mengangkat cutting pemboran ke permukaan.
Komposisi lumpur pemboran ditentukan oleh kondisi lubang bor dan jenis formasi
yang ditembus mata bor. Ada dua hal yang paling penting dalam penentuan
komposisi lumpur pemboran, yaitu semakin ringan dan encer suatu lumpur
pemboran maka semakin besar laju perembesan dan jika semakin berat dan kental
pula suatu lumpur pemboran maka semakin mudah untuk mengontrol kondisi
dibawah permukaan. Pada lumpur pemboran, viskositas merupakan suatu tahanan
terhadap aliran lumpur yang memegang peranan sangat penting dalam
pengangkatan cutting ke permukaan. Semakin kental lumpur maka pengangkatan
cutting semakin baik pula. Fluida pemboran terbagi menjadi tiga jenis yaitu oil
based mud, water based mud, dan air or gas based mud.

Peralatan yang digunakan dalam sistem sirkulasi di bagi menjadi tiga


bagian. Pertama yaitu tempat persiapan (preparation area) adalah tempat
persiapan untuk memulai sistem sirkulasi yang meliputi mud house, steel mud
pit/tanks, mixing hopper, chemical mixing barrel, bulk mud storagebins, water
tank dan reserve pit. Lalu bagian kedua yaitu peralatan sirkulasi (circulating
equipment) yang meliputi mud pit/tanks, mud pump, discharge line, stand pipe
dan rotary hose. Kemudian bagian ketiga yaitu conditioning area. Yang meliputi
settling tank, shale shaker, desander, desilter, degasser. Shale shaker ialah
peralatan yang berfungsi untuk memisahkan potongan-potongan cutting yang
lebih kasar dan besarserta bagian lapisan tanah yang patah dari lumpur dari lubang
sumur. Desander merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan padatan
berukuran pasir (sand) dari lumpur pemboran. Desander memisahkan padatan
berukuran pasir yang dilewatkan oleh saringan shale shaker yaitu dengan
memaksa masuk fluida pemboran dengan tekanan tinggi melalui silinder,
kemudian bagian-bagian yang berat dikeluarkan oleh tenaga sentrifugal dan
dibuang melalui silinder. Desilter merupakan alat yang digunakan untuk
memisahkan partikel-partikel yang berukuran paling halus (lempung, silt) dari
lumpur pemboran. Desilter terdiri dari beberapa buah silinder berbentuk kerucut,
lumpur dimasukkan dengan tekanan tinggi ke silinder dan bagian-bagian berat
dikeluarkan oleh tenaga sentrifugal. Degasser merupakan alat yang berfungsi
untuk melepaskan gas-gas yang terperangkap (terlarut) didalam lumpur secara
terus menerus (continue).

Mud pit merupakan tempat untuk membuat, menyimpan dan


mengkondisikan lumpur yang akan digunakan dalam operasi pemboran. Tangki
ini dilengkapi dengan mixxing hopper untuk pembuatan lumpur, mud gun dan
agitator yang berguna untuk pengadukan lumpur dan peralatan-peralatan
didalamnya, yaitu shale shaker, desander, desilter, degasser. Shale shaker ialah
peralatan yang berfungsi untuk memisahkan potongan-potongan cutting yang
lebih kasar dan besarserta bagian lapisan tanah yang patah dari lumpur dari lubang
sumur. Desander merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan padatan
berukuran pasir (sand) dari lumpur pemboran. Desander memisahkan padatan
berukuran pasir yang dilewatkan oleh saringan shale shaker yaitu dengan
memaksa masuk fluida pemboran dengan tekanan tinggi melalui silinder,
kemudian bagian-bagian yang berat dikeluarkan oleh tenaga sentrifugal dan
dibuang melalui silinder. Desilter merupakan alat yang digunakan untuk
memisahkan partikel-partikel yang berukuran paling halus (lempung, silt) dari
lumpur pemboran. Desilter terdiri dari beberapa buah silinder berbentuk kerucut,
lumpur dimasukkan dengan tekanan tinggi ke silinder dan bagian-bagian berat
dikeluarkan oleh tenaga sentrifugal. Degasser merupakan alat yang berfungsi
untuk melepaskan gas-gas yang terperangkap (terlarut) didalam lumpur secara
terus menerus (continue). Untuk mud pump terdapat dua jenis pompa yaitu triplex
pump dan duplex pump perbedaan utama ialah pada jumlah torak dan cara kerja.
Pompa triplex digunakan untuk tekanan yang lebih tinggi dengan volume
pemompaan yang lebih kecil. Pompa triplex dilengkapi dengan tiga piston dengan
masing-masing piston berpasangan dengan satu valve tekan dan satu valve hisap.
Pompa triplex bekerja tunggal dengan satu arah kedepan, sedangkan gerakan
belakang hanya akan menghasilkan penghisapan lumpur dari tangka kedalam
ruang liner pompa. Pompa duplex dilengkapi dengan dua buah piston yang
bergeak ke depan dan ke belakang untuk menghisap lumpur ke ruang liner pompa
dan menekan lumpur ke dasar sumur. Dua piston dan pada setiap piston memiliki
pasangan 4 buah valve tekan dan 4 buah valve penghisap. Gerakan piston ini
relative lebih lambat dari pada gerakan piston pada pompa triplex.
Pada dasarnya sistem sirkulasi sangat erat kaitannya dengan fluida
pemboran (drilling fluids) yang fungsi utamanya adalah mengangkat material
pahatan (cutting) hasil dari mata bor (drill bit) dari dasar sumur ke atas
permukaan melalui anulus, selain itu fluida pemboran juga berfungsi untuk
menjaga keseimbangan antara tekanan hidrostatik (hidrostatic pressure) dengan
tekanan formasi (formation pressure) agar fluida reservoir tidak masuk kedalam
lubang bor selama kegiatan pemboran. Bila tekanan hidrostatis (ph) lebih besar
dari pada tekanan rekah formasi (prf), maka dari itu ph>prf akan menyebabkan
lost circulation. Sedangkan jika tekanan hidrostatis (ph) lebih kecil dari pada
tekanan formasi (pf), maka dari itu ph<pf akan menyebabkan kick. Bila keadaan
ini tidak dapat diatasi akan menyebabkan terjadinya semburan liar (blow out).
Dari studi kasus yang diberikan dilakukan perhitungan pressure loss pada
drillpipe (Pp), diperoleh nilai kecepatan aktual (Va) sebesar 837.18067 dan
kecepatan kritis (Vc) sebesar 6,8329 karena nilai kecepatan aktual (Va) lebih
besar dibandingkan dengan kecepatan kritis (Vc) maka pola alirannya
dikategorikan sebagai aliran turbulen, sehinggan diperoleh nilai pressure loss
pada drillpipe (Pp) untuk aliran turbulen sebesar 183.365 psi.
Aplikasi lapangan dari sistem sirkulasi untuk membantu sistem pemutar
untuk mensirkulasikan lumpur pemboran dan menyediakan perlengkapan yang
sesuai untuk mengatur bahan lumpur dan tempat kerja agar operasi pemboran
berjalan lancar.
5.5. KESIMPULAN
1. Fungsi utama dari sistem sirkulasi adalah untuk mengangkat cutting dari
dasar sumur ke permukaan.
2. sistem sirkulasi terdiri dari empat sub komponen utama yaitu :
a) fluida pemboran (drilling fluid)
b) tempat persiapan (preparation area)
c) peralatan sirkulasi (circulating equipment)
d) conditioning area
3. Fungsi lumpur pemboran ialah untuk mengangkat cutting pemboran ke
permukaan, mendinginkan dan melumasi bit serta rangkaian drill string,
mengimbangi dan menahan tekanan formasi dan sebagai media logging.
4. Pada lumpur pemboran, viskositas merupakan suatu tahanan terhadap
aliran lumpur yang memegang peranan sangat penting dalam
pengangkatan cutting ke permukaan. Semakin kental lumpur maka
pengangkatan cutting semakin baik pula.
5. Pada pemboran, jika tekanan hidrostatis (ph) lebih besar dari pada tekanan
rekah formasi (prf), maka dari itu ph>prf akan menyebabkan lost
circulation. Sedangkan jika tekanan hidrostatis (ph) lebih kecil dari pada
tekanan formasi (pf), maka dari itu ph<pf akan menyebabkan kick. Bila
keadaan ini tidak dapat diatasi akan menyebabkan terjadinya semburan liar
(blow out).
6. Dari studi kasus yang diberikan diperoleh nilai pressure loss pada
drillpipe (Pp) untuk aliran turbulen sebesar 183.365 psi
7. Aplikasi lapangan dari sistem sirkulasi untuk membantu sistem pemutar
untuk mensirkulasikan lumpur pemboran dan menyediakan perlengkapan
yang sesuai untuk mengatur bahan lumpur dan tempat kerja agar operasi
pemboran berjalan lancar.

Anda mungkin juga menyukai