Anda di halaman 1dari 2

4.7.

KESIMPULAN
1. Plastic viscosity yaitu suatu ukuran keengganan fluida untuk mengalir atau
juga resistensi terhadap fluida untuk mengalir yang disebabkan oleh friksi
mekanik dimana timbulnya friksi mekanik karena adanya interaksi
partikel-partikel padatan dalam lumpur, interkasi partikel-partikel padatan
dan cairan, dan deformasi partikel cairan karena shear stress. Pada setiap
shear rate tertentu, fluida mempunyai viskositas yang disebut apparent
viscosity.
2. Gel strength yaitu gaya tarik menarik partikel lumpur dalam keadaan statis
atau kemampuan lumpur pemboran untuk menjadi padat atau gel jika tidak
bergerak (statis). Yield point adalah bagian resistensi untuk mengalir yang
merupakan akibat dari gaya tarik menarik antar partikel. Pada dasarnya gel
strength dan yield point itu sama hanya saja dalam keadaan yang berbeda
dimana gel strength pada keadaan statis dan yield point pada keadaan
dinamis.
3. Prinsip kerja dari alat marsh funnel yaitu menghitung waktu yang
dibutuhkan untuk meloloskan fluida lumpur, sedangkan prinsip kerja pada
alat Viscometer Fan VG yaitu dengan rotasi menghitung hambatan yang
terjadi pada saat pemutaran RPM tertentu. Dan prinsip kerja pada
praktikum ini yaitu menggunakan prinsip agitasi saat membuat lumpur
dasar.
4. Penggunaan additive yang memiliki fungsi diantaranya, KOH yang
berfungsi untuk menaikan PH dalam keadaan basa, kemudian PAC-R
berfungsi sebagai FLCA dan viscosifier, PAC-L yang berfungsi sebagai
FLCA, dan XCD yang berfungsi sebagai viscosifier.
5. Hasil yang didapatkan pada percobaan kali ini adalah :
 Plastic Viscosity = 8,5 cp
 Yield Point = 41,5 lb/100ft
 Apparent Viscosity = 29,25 Ib/100ft2
 Gel strength 10” = 17 lb/100ft2
 Gel strength 10’ = 13 lb/100ft2
6. Aplikasi Aplikasi lapangan dari percobaan ini yaitu sebagai pertimbangan
dalam mendesain lumpur pemboran berdasar aspek rheology fluida dengan
pertimbangan bahwa semakin besar viskositas lumpur maka pola aliran
semakin kecil maka semakin sulit dalam melaksanakan fungsi cutting
removal diiringi nilai yield point yang mengecil sehingga dibutuhkan
tenaga yang berlebih untuk melakukan cutting removal. Pertimbangan bagi
gel strength yaitu nilai gel strength yang terlalu tinggi dapat meningkatkan
beban pompa, menimbulkan efek swab dan surge tetapi semakin besar
nilai gel-strength maka akan semakin kuat dalam menahan resistensi maka
dapat menahan cutting sehingga mengurangi resiko adanya pipe sticking
dan bit balling saat kondisi dinamis maupun statis (roundtrip) tetapi
dengan nilai gel strength yang terlalu kecil maka cutting akan sulit
terangkat dan dapat jatuh saat proses roundtrip. Disamping itu dapat
mengaplikasikan penggunaan larutan basa yang mampu mengaktifkan
polymer additive sehingga YP dapat meningkat tanpa adanya peningkatan
yang signifikan pada viskositas lumpur serta sifat basa lumpur dapat
menghindarkan kerusakan peralatan, tetapi jika nilai pH basa terlalu tinggi
dapat menyebabkan scalling dan flokulasi pada formasi.

Anda mungkin juga menyukai