IV.1. Pendahuluan
Dengan proses Upgrading kemudian dapat dipahami proses lebih lanjut dari
produk akhir tahapan pengayaan dalam sebuah proses. Hal ini penting dan berurusan
dengan mineral berharga (konsentrat) dan mineral sisa (tailing).
Dari segi produk mineral, proses Upgrading dapat meningkatkan nilai dari produk
tersebut dengan mempermudah kemampuan transport konsentrat dalam keadaan yang
kering. Proses kemudian dapat dilanjutkan ke tahapan kalsinasi dan sintering.
Proses Upgrading dari segi material sisa (tailing) juga dapat meningkatkan perlindungan
terhadap lingkungan dengan adanya penanganan terpadu terhadap material sisa tersebut
untuk kemudian masih dapat digunakan kembali atau menjadi bahan-bahan yang tidak
berbahaya.
Proses Upgrading jelas mempunyai harga yang harus dibayar. Nilai tersebut akan
meningkat seiring dengan input energi untuk proses pemisahan air yang digunakan dalam
proses (process water atau process liquid).
Informasi dari kurva diatas harus selalu dipertimbangkan saat melakukan pemilihan
peralatan rangkaian Upgrading untuk proses pengeringan konsentrat atau pemisahan
cairan sisa pencucian.
Aturan praktisnya :
1. Dapatkah pekerjaan tersebut dilakukan dengan hanya proses sedimentasi? Jika tidak –
sejauh mana proses sedimentasi tersebut dapat menanggulangi sehingga kemudian
dapat menghemat biaya pada proses Dewatering selanjutnya?
2. Sejauh mana proses dewatering mekanis dapat tepat guna? Dapatkah tahapan thermal
dilewati dengan meningkatkan tekanan dewatering?
3. Jika partikel yang terlibat adalah kasar, dapatkan proses gravity dewatering
menyelesaikan pekerjaan? do the job? Biaya yang dibutuhkan hamper setara dengan
sedimentasi.
4. Jika proses thermal dewatering dibutuhkan? Dapatkah energi yang digunakan pada
proses penghilangan air dapat dihemat dengan penyempurnaan proses mechanical
dewatering?
IV.2. Sedimentasi
IV.3. Flocculation
Semua teknologi sedimentasi berhubungan erat dengan ukuran partikel. Salah satu
cara untuk meningkatkan laju pengendapan adalah meningkatkan ukuran partikel.
Partikel-partikel yang halus dapat disatukan kembali dengan proses coagulation atau
flocculation. Hal ini kemudian akan meningkatkan laju pengendapan partikel-partikel
tersebut dibandingkan dengan laju masing-masing partikel tersen\but secara individual.
Proses klarifikasi dapat terjadi ketika laju cairan “upstream” VL lebih rendah
daripada laju sedimentasi padatan VS
Diameter clarifier dipilih untuk memberikan laju upstream yang sesuai (m/h). hal
ini juga berpengaruh pada penentuan “Beban Permukaan” (Surface Load), yaitu volume
slurry m3/jam dibagi dengan m2 luas permukaan clarifier. Area permukaan secara tipikal
diberikan di bawah ini :
Contoh
Air pencucian 100 m3/jam berasal dari sand operation dibutuhkan untuk dilakukan proses
Clarification. Beban permukaan sebesar 0,5 m3/h/m2. tentukan diameter dari clarifier.
Area yang diperlukan sebesar : 100/0,5 = 200 m2
= 200 m2
d = 15.9 m
Catatan! Ketika proses thickening juga merupakan tahapan kritis dari proses sedimentasi,
maka diameter tanki juga harus dilakukan cross-checked dengan diameter untuk proses
pada Thickener.
Pemilihan Thickener didasarkan pada unit area, didefinisikan sebagai luas area
Thickener (m2)yang dibutuhkan per tph padatan.
Clarification dan thickening adalah proses proses dengan penggunaan peralatan yang
hampir sama. Bahkan kedua proses tersebut dapat dilaksanakan dengan peralatan yang
sama. Pada kasus ini harus ditentukan sebelumnya area tanki untuk tiap proses lalu
menentukan daerah yang terluas dari keduanya.
Contoh:
Tipe Bridge
Pada Thickener dengan ukuran yang lebih kecil, antara 30 -40 m, posisi rakes dan
mekanisme tekanan didukung oleh bridge superstructure, yang kemudian akan melintang
melintasi tanki seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Pada tanki dengan diameter lebih dari 40 m struktur bridge akan menjadi tidak
praktis. Mekanisme tekanan dan posisi rakes disangga pada centre pier dan bridge hanya
digunakan sebagai jalur akses dan untuk menyokong feed pipe dan lauder.
Pilihan Desain
Definisi Torsi
Torsi 10 tahun. Torsi pembebanan pada saat bagian drive head dikalkulasikan
mempunyai ketahanan aus hingga 10 tahun (juga disebut sebagai
torsi ekivalen).
Cut Out Torque. Selama 3000 jam usia aus. Sekitar 3 x Torsi 10 tahun. Jika system
monitoring mendeteksi nilai torsi diatas level ini maka operasi
pada drive head seketika akan berhenti dan alarm akan aktif
dengan tujuan untuk melindungi rakes.
Peak Torque. Torsi maksimum operasional. Sekitar 2 x Cut Out Torque.
Penanganan tailing pada proses tembaga, batubara, titanium oksida, fosfat, serta pada
lumpur konsentrat seng atau timbale.
Counter-Current Decantation (CCD) uranium dan molybdenum sulfide.
Konsentrat besi oksida, magnetit, feed pellet besi dan ilmenit.
Sebelumnya dilakukan pemeriksaan terhadap spesifikasi beban pada proses untuk
menentukan jenis proses yang akan dipilih, apakah thickening atau clarification. Hal ini
berhubungan dengan penentuan drive head.
Clarifiers beroperasi dengan laju pembebanan rendah dan gaya atau kerja yang
dilakukan dapat ditentukan dengan formula di bawah ini,
Tc = KxD2
Faktor Kerja
lakukan pemilihan drive head dari nilai” Drive Head Torque” diatas, sehingga nilai “cut
out torque” lebih besar dari nilai Tc yang dikalkulasikan.
Contoh: Tentukan bridge mounted drive head untuk diameter clarifier 35 m (tanpa kerja
pengangkatan). Aplikasi proses: Clarification sludge lime.
K factor = 210 lalu Tc = 210 x 35² = 257 250 Nm.
Drive head type BN 24, cut out torque 310 000Nm.
Di bawah ini merupakan formula kalkulasi Process Equivalent Torque (atau torsi
10 tahun),
Pilih drive head dari nilai “Drive Head Torque” diatas, sehingga nilai torsi 10 tahun
lebih besar dari nilai Te yang dikalkulasi dari formula diatas.
Contoh: Tentukan pier mounted drive head dengan kerja angkat yang sesuai untuk
thickener dengan diameter 50 m yang menangani underflow dengan laju 130 tph padatan.
Te = 256x50x√130 = 145 952 Nm. Lalu drive head yang terpilih adalah CL 28 dengan
nilai torsi 10 tahun sebesar 164 000 Nm (tabel). .
Gunakan kedalamam minimum jika laju alir volume feed kurang dari 1.2 m3/m2.jam
Pada thickener ukuran kecil, tidak ada batasan kemiringan (hingga 45°)
Pada thickeners dengan diameter > 45 m, tanki dengan dua slope direkomendasikan
untuk menghemat ketinggian. Pada bagian dalam 1/3 (9°), bagian luar (5°).
Slope untuk 1/3, diameter 165 mm/m (9°).
Slope untuk 2/3 diameter (Luar) 80 mm/m (5°).
IV.5.1. Pengenalan.
Clarifiers dan Thickeners adalah proses dengan utilisasi prinsip ‘Lamella atau
Inclined Plate’ sehingga proses sedimentasi yang terjadi dilakukan pada peralatan yang
lebih praktis dibandingkan dengan penggunaan teknik-teknik konvensional. Beberapa
perbandingan persyaratan tipe floor area dijelaskan di bawah ini.
Namun begitu terdapat beberapa keterbatasan dari konsep lamella tersebut sehingga
dalam beberapa kasus thickener konvensional lebih dipilih. Contohnya antara lain:
Beban permukaan yang tinggi (sekitar diatas 2.5m3/m2.jam)
Partikel yang dipakai kasar dan besar.
Feed dengan kandungan padatan yang tinggi.
Persyaratan densitas underflow yang tinggi atau volume penyimpanan.
Di bagian atas dari kumpulan plat terdapat full-length overflow launder yang terpasang
dengan throttling holes untuk memberikan tekanan balik hidrolik pada aliran feed yang
masuk. Metode kendali feed ini menjamin distribusi merata pada setiap saluran lamella
dengan turbulensi minimum pada titik masuk.
Padatan settling dan meluncur ke bawah pada tiap lamella plate hingga ke sludge
container dimana padatan tersebut kemudian akan dilakukan proses thickening lanjutan
dengan bantuan system rakes.
Tahapan Lifting
Definisi: 100% beban setara dengan nilai rekomendasi torsi maksimal.
Fungsi Pembebanan
< 50% Operasi normal dengan rakes pada posisi bawah.
> 75% Rakes diangkat hingga nilai 100% beban tercapai. Rakes tetap pada posisi diatas
hingga pembebanan mencapai 70%, allu kemudian diturunkan hingga posisi dasar.
> 100% Cut-out torque menghentikan rotasi rakes. Pengangkatan hingga posisi teratas
dan alarm.
Panel Kontrol dari drive head control panel.
PLC controlled
Otomatis termasuk fungsi untuk kendali flocculator, sinyal torsi dan
tahapan penghentian, indikasi beruapa alarm untuk level dan
aliran tertentu, kendali pada valve underflow dan pompa.
Type LTS
Ukuran lebih dari 400m2 area klarifikasi.
Tidak efektif untuk material kasar (> 0.5-1 mm, 32 - 16
Mesh)
Muatan padat yang lebih tinggi
Kandungan padatan yang terbatas pada feed
Tersedia pilihan untuk bagian bwah yang diperpanjang
Peralatan lifting sebagai pilihan.
Type LTK
Ukuran lebih dari 400m2 area klarifikasi.
Tidak efektif untuk material kasar (> 0.5-1 mm, 32 - 16 Mesh)
Untuk muatan padat yang lebih tinggi .
Kandungan padatan yang terbatas pada feed
Tersedia pilihan untuk bagian bwah yang diperpanjang
Peralatan lifting sebagai pilihan.
Type LTE
Ukuran area sedimentasi hingga 1040 m2 (11194 ft2)
Media penyimpanan padatan yang telah ditingkatkan
dikarenakan batch process simultan.
Type LTE/C
Sama dengan tipe LTE diatas.
Bentuk bawah konikal untuk underflow yang
lebih padat.
Akses yang disempurnakan pada valve underflow,
pompa dan pipa.
Dewatering Gravimetrik.
Ketika partikel dalam slurry terlalu kasar untuk proses penangkapan cairan oleh tekanan
kapiler, maka digunakan prinsip gravitasi untuk memisahkan air dan menyisakan padatan
yang dapat lebih mudah ditangani untuk proses transpor.
Dewaterer Spiral
Dewaterer Spiral digunakan untuk padatan
kasar (tidak penghilangan lumpur)
Feed 1% berat padatan.
10 – 1 000 m3/h
Kelembaban sekitar 30% H2O
Kolam sedimentasi yang besar
* denganLamella plate
Contoh : Air pendingin dari proses continuous casting harus dilakukan penanganan
untuk resirkulasi. Partikel seukuran 100 μm masih dapat diterima pada semburan
air pendingin.
Laju aliran : 650 m3/h dengan 2 g/l mill scale.
Beban permukaan sekitar 20 m3/m2.jam akan menghasilkan proses pemisahan yang
diinginkan.
Area Kolam: 650 / 20 =32,5 m2
Dewaterer spiral : SD 60 - 38
Sand Screw
Peralatan ini merupakan versi sederhana Spiral dewaterer, biasa digunakan untuk proses
pasir alam. Pasir tersebut diklasifikasikan (partikel dengan ukuran dibawah 10-50 mikron
TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINERAL
20
UPGRADING
Dewatering Screen
Peralatan ini merupakan versi penyaringan gerakan linear, dimana padatan digerakkan
ketas melalui suatu bidang dengan sudut inklinasi 5°. Proses dewatering terjadi pada
permukaan pasir bergerak.
Kompresi
Proses dewatering kompresi berarti mengganti cairan pada produk yang berbentuk seperti
bubur (cake) dengan partikel-partikel
Through blow
Proses dewatering through blow berarti mengganti cairan pada cake dengan udara
Filter Drum
1. Drum – filter cloth terpasang pada segmen pada
grid. Pipa pengeluaran internal.
2. Drum drive – variasi kecepatan.
3. Frame Pendukung
4. Tanki
5. Vacuum head – dengan pengaturan lapisan
penutup untuk menghubungkan rotating drum
dengan stationary vacuum piping
6. Agitator – untuk menahan partikel padat di
dalam tanki.
Catatan
Ketika melakukan pengukuran filter vakum perhatikan bahwa pada tulisan ini laju filtrasi
didasarkan pada kapasitas per area efektif filter.
Jika dilakukan pertimbangan dengan sumber data yang lain maka sebelumnya sudah
harus dipertegas antara penggunaan area efeketif atau total.
Persyaratan vakum dapat dikalkulasi dari perbandingan volume udara yang menyusut
dengan area permukaan efektif filter per menit.
Volume Udara Susut (Thinned air volume) adalah volume actual saat terjadi
reduksi tekanan.
Volume Udara Bebas (Free Air Volume) adalah volume udara pada tekanan
atmosferik normal.
Contoh: Filter drum dengan area efektif 3.4 m2 dan nilai vakum yang diperlukan sebesar
1.5 m3/m2/menit memerlukan pompa vakum dengan ka[pasitas 3.4 x 1.5 = 5,1 m3/ menit.
Pemilihan Pompa
* kW merupakan satuan dari instalasi motor power. Untuk penggunaan pompa vakum rendah pada 35 kPa
dan pada penggunaan tinggi pada 20 kPa tekanan absolut.
Contoh: 30 m3 udara susut pada gauge vacuum dengan pressure drop sepanjang filter
cake sebesar 80 kPa, menghasilkan (30 x (100-80)) / 100 = 6 m 3 udara bebas dengan
tekanan atmosferik. Penentuan ukuran pompa vakum. Aplikasi proses filtrasi konsentrat
Cu membutuhkan susut udara sebesar 30 m3/menit pada pressure drop (gauge vacuum)
sebesar 80 kPa. Untuk estimasi model dan tenaga yang diperlukan, perhatikan kurva
sebelumnya. Dari deretan pompa igh vacuum pilih Nash CL 1003 dengan kebutuhan
tenaga sekitar 60 kW.
Driving force dari metode proses filtrasi ini adalah diferensiasi tekanan sepanjang cake.
Semakin tinggi pressure drop akan mempercepat laju dewatering dan residu moisture
yang lebih rendah.
Siklus Dewatering
Posisi Awal
Tahapan 1 - Filtrasi
Input berupa slurry dipompakan ke dalam ruangan filter
lalu diikuti dengan filtrat yang terpisah keluar.
Tahapan 2 - Kompresi
Membran karet pada tiap ruangan teraktivasi dan filter cake
lalu terkompresi (padat terkompaksi).
Pembentukan cake padat menghindari kebocoran
udara yang tidak perlu selama proses pengeringan.
Proses – proses tersebut merupakan tahapan – tahapan dalam dewatering. Dalam kasus
dimana throughblow tidak dapat dipergunakan dan filter hanya digunakan untuk proses
kompresi, hanya tahapan 1 dan 2 yang digunakan.
Siklus Service
Sebagai tambahan dari tahapan – tahapan dewatering tersebut diatas, proses yang
lebih lengkap juga meliputi tahapan – tahapan berikut yang sering juga disebut
service steps.
Tahapan
Pembukaan pintu pengeluaran cake.
Pembukaan filter, pengeluaran filter cake.
Vibrasi pada filter cloth (kendali pengeluaran)
Penutupan pintu pengeluaran cake.
Pembersihan filter cloth.
Penutupan filter.
Area Pengeringan (throughblow) = Area Ruang (udara masuk melalui satu sisi saja)
Volume Ruang
VPA 1030 (kedalaman ruang 32 mm) = 20,0 litre (5 USG)
VPA 1040 (kedalaman ruang 42 mm) = 25,0 litre (7 USG)
VPA 1530 (kedalaman ruang 32 mm) = 55,0 litre (15 USG)
VPA 1540 (kedalaman ruang 42 mm) = 68,0 litre (18 USG)
VPA 2030 (kedalaman ruang 32 mm) = 129 litre (34 USG)
VPA 2040 (kedalaman ruang 42 mm) = 165 litre (44 USG)
VPA 2050 (kedalaman ruang 53 mm) = 205 litre (54 USG)
Kedalaman Ruang
Pada VPA 10 VPA 15 tersedia 2 kedalaman yang berbeda,
32 mm (11/4") untuk partikel halus dewatering (waktu siklus panjang)
42 mm (13/5") untuk partikel medium dewatering (waktu siklus normal)
VPA 20 dapat disuplai dengan tiga nilai kedalaman 32, 42, 53 mm (11/4", 13/5", 21/10")
2. Kapasitas Plant
Dengan membagi laju pembebanan S (t/jam) dengan cake bulk weight, kemudian laju
volume per jam dapat diperoleh dengan, V=S/ρcake
3. Waktu Siklus
Dapat dikalkulasi dengan penjumlahan waktu yang diperlukan untuk :
Filtrasi
Kompresi
Pencucian
Throughblow (pengeringan)
Waktu Service (pengeluaran, pencucian dan penutupan)
4. Volume Filter
Volume yang dibutuhkan untuk tiap siklus setara dengan volume filter yang diperlukan.
Volume Filter = V / n = (S x 1000 x t) / (ρcake x 60) litre
Dengan mengaplikasikan tekanan yang lebih tinggi atau “driving force” pada proses
filtrasi makan filter cake yang lebih kering dan tentunya dengan penanganan yang lebih
mudah akan dapat diperoleh.
Tube press beroperasi pada tekanan hingga 140 bar (2000psi) dan awalanya
dikembangkan untuk proses dewatering
slurry kaolin.
pembersihan cake diperlukan, maka Setelah tube press telah diisi dengan
tahapan akan dilanjutkan ke tahapan 5 cairan cuci dan udara, tekanan tinggi
jika tidak maka berlanjut ke tahapan 6. hidrolik kemudian diaplkasikan kembali.
Tahapan 7 – Vakum
Ketika tahapan tekanan tinggi terakhir
telah selesai, adalah perlu untuk
melanjutkan ke tahapan pembuangan
(discharge sequence)
Fluida bertekanan dikeluarkan dari Tube
Press oleh udara masuk atau cairan
pencuci.
Fluida bertekanan dibatasi oleh
pembatas aliran dengan tujuan agar
tekanan dalam pada tube dapat
dipertahankan. Hal ini perlu untuk
memastikan cake tidak mengalami
perpatahan.
Pembersihan udara tahap dua dan tiga dapat juga diplikasikan tapi jarang digunakan.
Efek dominant sering didapat pada pembersihan udara pertama, dan kerja pada alat juga
terkurangi dengan setiap pembersihan udara yang dilakukan.
Contoh: Dewatering pada konsntrat timah dengan laju 9.5 t/h (kering) dalam Tube
press.
Kapasitas per tube = 1250 kg/jam (kering)
9500/1250 = 7,6
Plih 8 Tube presses type 500 !
Tube Press – System Product
Plant tube press mempunyai jsejumlah tertentu unit tube menurut dari kapasitas
keseluruhan yang dikehendaki. Unit tersebut biasanya disuplai dan diinstalasi lewat
modul-modul. Tiap modul terdiri dari support raft untuk menyangga dua unit tube,
lengkap dengan katup – katup lokal dan service header pipework. Raft tersebut dirancang
untuk dapat dicoupled untuk memudahkan unit tube untuk diatur menjadi satu atau dua
jalur. Baja penyangga, tangga, walways dll, direncanakan untuk disesuaikan dengan
instalasi. Fasiltas pembantu service unutk penoperasian plant biasanya disuplai sebagai
unit independent skid mounted dan terdiri atas:
Slurry Pump Set
Low Pressure Filtrasi Pump Set
High Pressure Filtrasi Pump Set
Vacuum Vessel and Pump Set
Filtrasi Fluid Storage Tank
Oil Hydraulic Power Pack (untuk pergerakan candle pada proses pengeluaran)
Perpipaan dan system kabel untuk menghubungkan alat – alat ini dengan raft modules
akan disesuaikan dengan rancangan instalasi.
Plant ini dikendalikan oleh system berbasis PLC yang berhubungan dengan system
penyimpanan data dan grafis untuk manajerial optimum plant.
Untuk Tube Press agar dapat beroperasi maka dibutuhkan infrastruktur serta peralatan
pendukung untuk memberikan service yang mungkin dibutuhkan. System produk yang
biasa digunakan seperti pada ilustrasi di bawah ini,
3. Tinggi (1300-1400°C)
Digunakan untuk proses pelletizing konsntrat bijih besi dan kalsinasi kokas minyak
mentah
Tipe Peralatan
Direct heat rotary kiln
Dapat diaplikasikan pada mineral, lempung, pasir, aggregate, bahan kimia berat dan
pupuk.
Vertical Kiln
Biasa digunakan pada aplikasi Lime-Calcining.
Konsep no moving parts.
Vertical Shaft dengan bahan mild steel, lining refraktori.
Input feed dari bagian atas, bagian bawah untuk
pengeluaran.
3 zona shaft untuk preheat, kalsinasi dan pendinginan
Maksimalisasi recovery panas dengan perubahan zona
gas.
Kapasitas feed limestone hingga 200 t/hari.
Fluidized Bed
Prinsip
Udara masuk melewati partcle bed secara merat. Jika aliran ini cukup tinggi maka semua
partikel akan menjadi mobil pada lapisan bed.
Holo-Flite®-Rancangan
Rancangan ini dapat menahan variasi temperature hingga 0-1200°C (30-2000°F)
Material konstruksi berupa baja karbon, SS 304 dan SS 316.
Panel Control
Vapor Exhaust Fan
Pengumpul Debu (jika diperlukan)
Holo-Flite® - Aplikasi
Fungsi penting lainnya dari penggunaan Holo-Flite® adalah bahwa material dialirkan
dengan menggunakan conveyor sehingga material tidak lagi harus berampingan dengan
Holo-Flite® - Pengukuran
Seperti pada pengukuran peralatan proses thermal lainnya, tahapan ini melibatkan operasi
computer rumit dan biasa dilakukan di laboratorium atau pilot test work. Beberapa
aplikasi pengeringan yang tipikal antara lain:
Limestone Halus 12 t/h 15°C saat masuk dan 138°C saat keluar.
Peralatan yang digunakan mesin 4-screw, dia flight 600 mm(24”). Panjang 7.2m (24ft)
Potassium Klorida 9 t/h 0°C saat masuk dan 110°C saat keluar.
Peralatan yang digunakan mesin 2-screw, dia flight 400 mm(16”). Panjang 6 m (20 ft)
Ash Cooling
TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINERAL
57
UPGRADING