PROPOSAL SEMINAR
DISUSUN OLEH :
IGILDO DOS SANTOS
07.0235 / TP
Selain fluida perekah, hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah material
pengganjal (proppant). Proppant dicampur dengan fluida perekah dan ikut
diinjeksikan ke dalam lubang sumur. Fungsi dari proppant ini nantinya adalah
untuk mengganjal hasil rekahan yang dibentuk oleh fluida yang diinjeksikan
sebelumnya sehingga rekahan tersebut tetap pada posisi membuka.
Pasir adalah material pertama yang digunakan sebagai proppant, kemudian
akhir tahun 1940-an beberapa material lain mulai digunakan. Proppant-proppant
tersebut antara lain:
1. Resin coated sand
2. Intermediet strength proppant (ISP) ceramics
3. High strength proppant (sintered bauxite, zirconium oxide)
Q f ln ( Re/ Rw )
=
Q ln ( Re/ R ' w )
Di mana:
Qf / Q = perbandingan laju produksi setelah dan sebelum stimulasi
Re = jari-jari pengurasan, ft
Xf = panjang rekahan, ft
Rw = jari-jari sumur, ft
R’w = jari-jari efektif sumur yang didapat dari gambar berikut :
Di mana:
a = relative capacity parameter
π LXf
a=
2 ( KW )f
K = permeabilitas formasi, md
( KW)f = konduktifitas rekahan, md-in
V. KESIMPULAN SEMENTARA
1. Meningkatkan produksi, faktor penting dan erat kaitannya dengan
hydraulic fracturing adalah permeabilitas.
2. Hydraulic fracturing dilakukan untuk memperkecil atau menghilangkan
hal-hal yang mengakibatkan permeabilitas mengecil, sehingga laju
produksi dapat meningkat.
3. Proppant yang baik adalah tidak mudah hancur, bundar dan seragam,
stabil dalam larutan asam dan bersih dari clay.
4. Fluida perekah yang baik adalah fluida yang bisa menyesuaikan dengan
formasi tanpa merusak formasi dan fluida formasinya, serta mempunyai
pressure loss dan fluid loss yang kecil.
5. Konduktifitas, panjang serta lebar rekahan yang besar merupakan hasil
yang diharapkan setelah dilakukannya hydraulic fracturing.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KARATERISTIK BATUAN RESERVOIR
2.1. Karateristik Batuan Reservoir
2.1.1. Sifat Fisik Batuan Reservoir
2.1.1.1. Porositas
2.1.1.2. Wettabilitas
2.1.1.3. Tekanan Kapiler
2.1.1.4. Permeabilitas
2.1.1.5. Saturasi Fluida Batuan
2.1.1.6. Kompresibilitas Batuan
2.2. Karakteristik Fluida Reservoir
2.2.1. Sifat Fisik Fluida Reservoir
2.2.1.1. Sifat Fisik Gas
A. Viskositas Gas
B. Densitas Gas
C. Faktor Volume Formasi Gas
D. Kompresibilitas Gas
E. Faktor Deviasi Gas
2.2.1.2. Sifat Fisik Minyak
A. Viskositas Minyak
B. Densitas Minyak
C. Faktor Volume Formasi Minyak
D. Kompresibilitas Minyak
E. Kelarutan Gas Dalam Minyak
2.2.1.3. Sifat Fisik Air Formasi
A. Densitas Air Formasi
B. Viskositas Air Formasi
C. Kelarutan Gas Dalam Air Formasi
D. Faktor Volume Formasi Air
Formasi
E. Kompresibilitas Air Formasi
2.3. Kondisi Reservoir
2.3.1. Tekanan Reservoir
2.3.1.1. Tekanan Hidrostatis
2.3.1.2. Tekanan Overburden
2.3.1.3. Tekanan Kapiler
2.3.2. Temperatur Reservoir
2.4. Heterogenitas Reservoir
2.4.1. Pengertian Heterogenitas Reservoir
2.4.2. Klasifikasi Heterogenitas Reservoir
2.4.2.1. Heterogenitas Reservoir Skala
Megaskopis
2.4.2.2. Heterogenitas Reservoir Skala
Makroskopis
2.4.2.3. Heterogenitas Reservoir Skala
Mikroskopis
2.4.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Heterogenitas Reservoir
2.4.3.1. Sedimentasi Tektonik Regional
2.4.3.2. Komposisi dan Tekstur Batuan
2.4.3.3. Geometri Pori-Pori
2.4.4. Jenis-jenis Heterogenitas Reservoir
2.4.4.1. Heterogenitas Reservoir Arah
Horizontal
2.4.4.2. Heterogenitas Reservoir Arah Vertikal
2.4.5. Tingkat Heterogenitas Reservoir
2.4.5.1. Penetuan Koefisien Lorenz
2.4.5.2. Penetuan Koefisien Dykstra-Person