Abstract
An oil production well own by Company X had its production declined due to the
impact of corrosion and scaling issues which happened on the production tubing. To solve
the problem, an immediate action was made to replace the production tubing through a
Hydrajetting cutting process which combining the abrasive fluid and high pressure pump
application. The scope of subject were limited to process analyzing and calculation which
happened during the production tubing cutting process. Analysis was done through fluid
mechanic principle with the usage of the Energy Conservation Theory to get an accurate
result of a successful Hydrajetting cutting process for production tubing. Analysis
method was used to calculate all the data which includes fluid velocity, pressure, energy,
and all the other related factors. The result of the calculation will be compared to the
Hydrajetting recommendation standard. The result from the analysis will prove and
explain a successful Hydrajetting cutting process for production tubing and provide a
quality measured solution to solve the problem happened on the oil production well due to
damage occurred on its production tubing.
Rumus : H min = KL x
Analisis Pemotongn Pipa Produksi Sumur Minyak ..... (Komarudin, Kalangsunda) 100
Standoff merupakan jarak penyimpangan antara dua terjadi pada saat proses pemotongan pipa produksi
posisi kesumbuan. Kondisi standoff akan berlangsung.
berpengaruh pada lebar jarak nozel dengan target
• Data tekanan diukur menggunakan alat pressure
yang akan mempengaruhi jetting force yang diterima
transducer yang dipasang pada pompa dan kepala
oleh target.
sumur. Proses pengambilan data tekanan ini
dilakukan dengan cara memompakan fluida gel
pada kedalaman potong dengan laju aliran yang
berbeda-beda dan memonitor tekanan yang
terjadi pada pompa, pipa coiled tubing dan kepala
sumur. Data tekanan diamati pada monitor yang
terdapat pada control cabin dan pompa.
• Data debit aliran diukur dengan mengunakan
alat flow meter dan magnetic pick up.
Pengambilan data debit ini dilakukan dengan cara
memompakan fluida gel ke dalam instalasi. Data
debit aliran diamati pada monitor yang terdapat
Gambar 11. Kondisi Standoff pada control cabin dan pompa.
• Data viskositas fluida diakukan dengan
Pada kondisi cutting head menempel pada dinding pengukuran langsung di lapangan. Fluida yang
pipa produksi telah dicampur di tangki dalam bentuk gel
Rumus : diambil sampelnya dan di test menggunakan alat
Fann 35 Viscometer untuk mendapatkan
Jarak Standoff = D pipa produksi – d cutting kekentalan.
head
Spesifikasi Data
Pada kondisi sumbu cutting head berada sesumbu
dengan sumbu pipa produksi
Rumus :
Jarak Standoff = (D pipa produksi – d cutting
head) / 2
METODE PENELITIAN
Analisis Pemotongn Pipa Produksi Sumur Minyak ..... (Komarudin, Kalangsunda) 102
Tabel 2. Data Debit Aliran vs Tekanan Pompa ρc = (8.34+1)
Data Debit Aliran vs Tekanan Yang Terjadi Pada
Kepala Sumur ρ c = 8.935 PPG = 1071 kg /m3
• Perhitungan Tekanan
Tekanan P 1 , P 2 , P cutting head dan P 3 disebut tekanan
upstream.
Tabel 5. Tekanan Upstream
• Perhitungan Standoff
Mencari jarak standoff pada saat cutting head
menempel pada dinding pipa produksi
Jarak Standoff = D pipa produksi – d cutting
• Perhitungan Tekanan Burst Pipa dan Gaya head
(Force) Burst Pipa Jarak Standoff = 99.56 mm – 73 mm = 26.56
Mencari tekanan burst mm
P burst pipa = Mencari jarak standoff pada saat sumbu cutting
head berada sejajar sumbu pipa produksi
P burst pipa = = 12889 psi Jarak Standoff = (D pipa produksi – d cutting
head) / 2
Mencari gaya burst Jarak Standoff = ( 99.56 mm – 73 mm ) / 2=
F burst pipa = P burst pipa x A Nozel 13.28 mm
F burst pipa = 12889 psi x ¼ π (0.1875 in)2
F burst pipa = 356 lbs = 1584 N ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil perhitungan dianalisis dan
• Perhitungan Waktu Pemotongan dibandingkan terhadap ketentuan yang baku atau
Pada saat pemotongan pipa produksi sumur, alat standar acuan mengenai syarat-syarat atau
HydraBlastTM berputar dengan RPM tertentu. rekomendasi proses pemotongan pipa produksi
Putaran ini dapat terjadi dikarenakan profil nozel, sumur dengan teknik Hydrajetting. Selain itu
tekanan dan aliran yang terjadi. Nilai RPM aktual dianalasis ketentuan-ketentuan lain yang menjadi
ini tidak diketahui karena putaran motor berada syarat keberhasilan proses Hydrajetting ini.
dalam sumur, maka untuk menghitung waktu
pemotongan pipa diasumsikan nozel berada
dalam keadaan diam tidak berputar tetapi
dikondisikan untuk mencakup keseluruhan
keliling pipa produksi.
• Mencari keliling pipa produksi
2 π r = π D = π 114.3 mm = 359 mm
• Mencari lebar lubang yang terjadi pada pipa
produksi
Lebar lubang yang terjadi = 2 x 4.76 mm =
9.52 mm
Analisis Pemotongn Pipa Produksi Sumur Minyak ..... (Komarudin, Kalangsunda) 104
Tabel 9. Rekomendasi Hydrajetting Analisis Laju Aliran Di Anulus (Annular
Velocity) Terhadap Slip Velocity
Pada proses pemotongan pipa produksi, pasir yang
menjadi bahan abrasif dalam fluida dan debris
cutting yang terjadi dari hasil pemotongan tidak
boleh mengendap di dalam sumur. Pasir yang
dipompakan harus dapat terbawa kembali ke
permukaan. Pasir dan debris cutting yang
mengendap akan mengakibatkan proses pencabutan
Retrievable Bridge Plug yang mengisolasi produksi
sumur sementara akan sulit dikarenakan pasir akan
menimbun permukaan Retrievable Bridge Plug.
Selain itu pasir yang tidak terangkat akan menjadi
residu bagi sumur sehingga proses produksi sumur
akan terganggu. Kecepatan anular yang kurang akan
mengakibatkan partikel-partikel pasir dan debris
cutting jatuh (slip) kembali ke dasar sumur. Oleh
karena itu kecepatan anular harus lebih besar dari
Analisis Laju Aliran Fluida Dalam Saluran pada kecepatan slip (slip velocity) sesuai
Perhitungan laju aliran fluida dalam saluran rekomendasi standar acuan proses pemotongan pipa
menggunakan teori hukum kontinuitas mulai dari dengan teknik Hydrajetting.
laju aliran pada instalasi perpipaan setelah pompa, • slip velocity = 0.04 m/s
kemudian masuk ke dalam pipa coiled tubing, • Rekomendasi annular velocity dengan safety
kemudian keluar melalui nozel dan sampai akhirnya factor 5 x slip velocity = 0.2 m/s
keluar di kepala sumur
• Titik 1 = pangkal coiled tubing
• Titik 2 = ujung coiled tubing
• HydrablastTM = alat Hydrajetiting
• Titik
3 = nozel
• Titik 4 = anulus pada kedalaman potong
• Titik 5 = kepala sumur
Analisis Standoff
Pada pekerjaan coiled tubing tidak akan terjadi
kondisi standoff yang maksimal dikarenakan faktor
residual bend dari coiled tubing yang selalu
membuat alat yang dibawanya bersandar atau
Gambar 21. Tekanan Downstream menempel pada dinding sumur. Untuk mendapatkan
standoff yang optimum pada alat HydraBlastTM
Dari gambar 20 dan 21, terlihat bahwa beberapa dipasang Hydraulic Centralizer yang berfungsi
debit aliran akan menghasilkan tekanan yang untuk memposisikan alat HydrablastTM cenderung
berbeda-beda pada tiap titik. ditengah-tengah pipa produksi. Jarak yang
• Tekanan awal P 1 yang diberikan pompa akan dihasilkan oleh posisi standoff berpengaruh terhadap
menghasilkan tekanan P 2 yang lebih besar faktor lain yaitu efisiensi jet stream dan jarak efektif
dikarenakan adanya elevasi dan rugi rugi. penetrasi. Rekomendasi jarak Standoff yang optimal
• Tekanan P 2 kemudian akan diturunkan menjadi adalah 6 x diameter nozel atau lebih kecil.
tekanan P cutting head dan P 3 sesuai hukum Bernoulli Hasil perhitungan Standoff :
dimana tekanan akan menjadi lebih kecil seiring • Lebar Jarak Standoff pada saat nozel bersandar
fluida bertekanan melewati saluran yang lebih pada dinding pipa produksi sebesar 26.56 mm
kecil. (1.04 inch) = 5.6 x diameter nozel
• Tekanan P 4 merupakan tekanan di anulus pada • Lebar Jarak Standoff pada saat nozel berada satu
kedalaman potong dan akan turun menjadi sumbu dengan sumbu pipa produksi sebesar
tekanan P 5 seiring fluida bergerak ke permukaan 13.28 mm (0.52 inch) = 2.8 x diameter nozel
sehingga elevasi dan rugi rugi berpengaruh di Jadi jarak standoff yang terjadi pada proses
dalamnya. pemotongan baik dalam kondisi nozel menempel
pada dinding maupun ditengah-tengah pipa produksi
Analisis Perbedaan Tekanan (ΔP) Pada menghasilkan lebar jarak standoff yang masih dalam
Kedalaman Potong jarak optimum jangkauan proses Hydrajetting.
Syarat berhasilnya proses pemotongan pipa produksi
sumur dengan teknik Hydrajetting dilihat dari aspek
Analisis Pemotongn Pipa Produksi Sumur Minyak ..... (Komarudin, Kalangsunda) 106
Analisis Waktu Pemotongan Pipa Produksi Kesimpulan di atas menunjukan bahwa
Waktu pemotongan menjadi salah satu penggunaan aplikasi proses pemotongan pipa
kriteria yang menentukan dalam keberhasilan proses produksi sumur dengan teknik Hydrajetting terbukti
pemotongan pipa produksi. Waktu pemotongan yang dapat memotong pipa produksi sumur dengan
lama membutuhkan jumlah fluida yang banyak sempurna. Selain itu aplikasi ini dapat menjadi suatu
sedangkan waktu pemotongan yang sebentar solusi yang terukur untuk menanggulangi
mengakibatkan kemungkinan keberhasilan permasalahan penurunan produksi sumur yang
pemotongan menjadi dipertanyakan. Rekomendasi diakibatkan oleh kerusakan yang terjadi pada pipa
waktu pemotongan pipa produksi dengan teknik produksi.
Hydrajetting adalah 10–15 menit.
Hasil Perhitungan Waktu Pemotongan DAFTAR PUSTAKA
• Dengan debit Q = 0.0052 m3/s akan 1. Sharlene Lindsay, Hydra-Jet Playbook,
menghasilkan waktu pemotongan pipa produksi Halliburton, Houston, Texas 2011
sumur selama 8 menit 2. Muhammad Haekal, BC-PRE-021-2014-V3
• Waktu aktual yang terjadi di lapangan sesuai GHZL-7 2” HPCT Intervention for Work Over
program kerja adalah 20 menit. Well, Saudi Arabia, 2014
Jadi waktu proses pemotongan yang terjadi di 3. Barlow’s Formula for theoritical burst perssure
lapangan melebihi dari waktu rekomendasi dan tubing, 2016
waktu hasil perhitungan. Sehigga dipastikan pipa 4. Halliburton, CAST-M Ultrasonic Tubing Casing
produksi terpotong secara sempurna. Evaluation, Texas 2013
5. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
KESIMPULAN Republik Indonesia, Dasar-Dasar Teknik
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan Pengeboran, Jakarta, 2013
mengenai perbandingan antara hasil perhitungan 6. Halliburton, Hydra BlastTM - Hydrajetting Pro
dengan rekomendasi atau standar acuan proses Cleaning Welbore Tubular, Texas, 2015
pemotongan pipa produksi dengan teknik 7. Robert Wade Brown, SPE001572 – Theory of
Hydrajetting, maka dihasilkan data data sebagai Formation Cutting Using Sand Erosion
berikut : Process, Dallas Texas
1. Penggunaan debit aliran 0.0052 m3/s dan 0.0061 8. Halliburton, 2.88-in. OD HydraBlast ProTM
m3/s akan menghasilkan kecepatan anular yang Tool Assembly and Operating Instructions,
diatas standar acuan kecepatan anular sehingga United States of America, 2008
dapat menanggulangi permasalahan slip 9. Halimatuddahliana, Jurnal Pencegahan Korosi
velocity. Dengan kondisi ini pasir dan debris Dan Scale Pada Proses Produksi Minyak Bumi,
cutting tidak akan jatuh ke dasar sumur sehingga Universitas Sumatera Utara, 2003
tidak mengganggu proses pengerjaan 10. Motor Handbook, National Oilwell Varco,
selanjutnya atau proses produksi sumur. Canada, 2007
2. Penggunaan debit aliran 0.0052 m3/s dan 0.0061 11. Dr. Jim B. Surjaatmadja, Technology Bulletin,
m3/s akan menghasilkan perbedaan tekanan (ΔP) Best Practive For Proppant Jetting During
pada kedalaman potong sesuai dengan standar Fracturing and Hydrajet Perofating and
acuan pada tekanan minimum 3000 psi. Cutting, Halliburton, Duncan OK, 2011
3. Kondisi Standoff pada proses pemotongan pipa 12. Rully Ade Iswadi, Jurnal Analisa Pompa
produksi dengan teknik Hydrajetting pada pipa Bertekanan Tinggi Untuk Proses Pemotongan
produksi 4.5 inch akan memberikan jarak Tubing, Jurusan Teknik Mesin, FTI Universitas
standoff sebesar 5.6 x diameter nozel dimana Jayabaya, 2015
jarak ini masih dalam berada di dalam batas 13. SPF-243 Stimulation Pumper Float – High
standar acuan. Pressure Pumping System, Schlumberger, 2006
4. Penggunaan debit 0.0052 m3/s membutuhkan 14. H09149 Twin Panther PT SDS, Halliburton,
waktu selama 8 menit untuk memotong pipa 2012
produksi sehingga waktu aktual di lapangan 15. H00924 CAST-M / CBL / MFC, Halliburton,
selama 20 menit sangat cukup untuk 2013
memastikan pipa produksi sudah berhasil
terpotong dengan sempurna.
5. Penggunaan debit 0.0052 m3/s dan 0.0061 m3/s
terbukti dapat memotong pipa produksi sumur
dengan sempurna sehingga proses pemompaan
di lapangan dilakukan pada batasan 0.0052 m3/s
- 0,0061 m3/s (2 – 2.3 bpm).