PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada prinsipnya, yang dipelajari dalam teknik produksi adalah cara-cara
mengangkat fluida dari dalam reservoir ke permukaan. Hal utama yang harus
diperlihatkan didalam memproduksi suatu sumur adalah laju produksi, dimana
besarnya harga laju produksi yang diperoleh dengan metode produksi tertentu harus
merupakan laju produksi optimum, baik ditinjau dari sumur itu sendiri maupun dari
lapangan secara keseluruhan.
Dua hal pokok yang mendasari teknik produksi adalah:
1. Gerakan fluida dari formasi ke dasar sumur, melalui media berpori
2. Gerakan fluida dari dasar sumur ke permukaan, melalui media pipa
Gerakan fluida dari fotrmasi ke dasar sumur akan dipengaruhi:
1. Sifat-sifat fisik batuan dan fluida reservoir di sekitar lubang bor
2. Gradien tekanan antara reservoir dan lubang bor
Kedua faktor di atas akan menentukan besarnya kemampuan reservoir untuk
mengalirkan fluida ke dasar sumur yang disebut Inflow Performance Relationship (IPR).
Pada gerakan fluida dari dasar-sumur sampai ke permukaan melalui media pipa,
yang perlu diketahui adalah penurunan tekanan yang terjadi selama fluida mengalir
didalam pipa. Besarnya penurunan tekanan yang terjadi dapat dihitung dengan
menggunakan berbagai meode yang tersedia (Vertical Flow Performance).
Pada sumur sembur alam yang diproduksikan, terdapat dua kondisi permukaan
yang umum ditemui, yaitu sumur diproduksikan dengan menggunakan jepitan
(Choke/Bean Performance) atau sumur diproduksi tanpa choke di permukaan. Choke
biasanya dipasang pada awal masa produksi, kemudiian dengan bertambahnya waktu
ukuran choke akan bertambah sampai akhirnya choke akan dilepas seluruhnya agar tetap
diperoleh laju produksi yang optimum.
Sembur buatan dilakukan dengan maksud untuk mempertahankan tingkat
produksi agar tetap tinggi, karena kemampuan produksi suatu sumur akan terus
berkurang dengan bertambahnya waktu. Atau kemampuan sumur yang bersangkutan
untuk berproduksi sejak awal ditemukan sangat kecil, sehingga perlu dilakukan sumur
buatan.
Sesudah fluida sampai ke permukaan dan melewati choke, fluida akan melalui
pipa-pipa (sistim) di permukaan untuk dialirjan ke fasilitas permukaan. Hal utama yang
harus diperhatikan dalam aliran pipa horizontal adalah penentuan penurunan tekanan
sepanjang aliran pipa penentuan diameter pipa yang diperlukan. Dalam memperkirakan
penurunan tekanan yang terjadi, dapat digunakan berbagai kolerasi yang telah tersedia
(Horizontal Flow Performance).
Fluida produksi dari kepala sumur dialirkan dengan pipa alir (flow line) ke
tempat pengumpulan (block station) dan fluida tersebut dapat terdiri dari minyak, air dan
gas. Sesuai dengan permintaan dari pabrik pengilangan minyak (refinery) ataupun
pesyaratan yang harus dipenuhi sebelum dikapalkan, maka antara minyak, air, dan gas
harus dipisahkan. Hampir semua perusahaan pipa minyak menghendaki agar minyak
yang ditransport tidak mengandung lebih dari 2-3% air dan padatan. Proses pemisahaan
fluida produksi meliputi berbagai cara pemmisahaan padatan-padatan dari minyak,
pemisahan air dan gas dari minyak serta pemecahan emulsi. Bebagai peralatan
digunakan untuk proses pemisahan yang terdiri dari masing-masing komponen, maupun
merupakan gabungan-gabungan dari pada komponen yang membentuk satu sistim
pemisahan. Minyak yang telah dipisahkan dialirkan dan ditampung pada yangki
penimbunan (storage tank), kemudian akan dikirim ke refinery atau ke terminal
pengapalan dengan jalan mengalirkan melalui pipa salur (pipe line).
Secara garis besar eksploitasi energy panas bumi diarahkan pada dua tujuan yang
sampai sekarang sudah dikembangkan. Kedua tujuan tersebut adalah:
1. Pemanfaatan energy panas bumi untuk pembangkit tenaga listrik dan
2. Pemanfaatan untuk selain pembangkit tenaga listrik.
Keduanya dipisahkan dengan batas temperature sekitar 160 180 C.
B. Tujuan
Agar dapat mengetahui bagaimana proses-proses yang dilalui pada tahapan produksi.
C. Rumusan Masalah
1. Apa saja tahapan produksi itu ?
2. Jelaskan tahapan produksi sembur alam (Flowing Well) !
3. Jelaskan tahapan produksi sembur buatan (Artificial Lift) !
4. Sebutkan peralatan bawah permukaan !
BAB II
2
TAHAPAN
PRODUKSI
Tahap
operasi
produksi
dimulai
apabila
sumur
telah
selesai
BAB III
KOMPLESI SUMUR (WELL COMPLETION)
Setelah pemboran mencapai target pemboran (formasi produktif), maka
sumur perlu dipersiapkan untuk dikomplesi. Persiapan sumur untuk dikomplesi
bertujuan untuk memproduksikan fluida hidrokarbon ke permukaan. Komplesi
sumur demikian dikenal dengan istilah Well Completion.
Komplesi sumur meliputi bagian tahapan operasi produksi, yaitu :
1. Tahap pemasangan dan penyemenan pipa selubung produksi
(production casing).
2. Tahap perforasi dan atau pemasangan pipa liner.
3. Tahap penimbaan (swabbing) sumur.
Metoda Well Completion.
Kriteria umum untuk klasifikasi metode well completion didasarkan pada
beberapa faktor,
yaitu :
1. Down-hole completion atau formation completion, yaitu membuat
hubungan antara formasi
produktif dan sumur produksi dengan tiga metoda adalah sebagai
berikut :
a. Open-hole completion (komplesi sumur dengan formasi produktif
terbuka).
b.
Open-hole Completion
Pada metoda ini, pipa selubung produksi hanya dipasang hingga di
atas zone produktif (zona produktif terbuka). Metoda komplesi ini
diterapkan jika formasi produktif kompak dan keuntungannya adalah
didapatkannya lubang sumur secara maksimum, kerusakan/skin akibat
perforasi dapat dieliminir, mudah dipasang screen, liner, gravel packing
dan mudah diperdalam apabila diperlukan. Kerugian metoda ini adalah
sulit menempatkan casing produksi pada horison yang tepat di atas zona
produktif, sukarnya pengontrolan bila produksi air atau gas berlebihan
dan sukarnya menentukan zona stimulasi.
Conventional perforated completion
Pada tipe komplesi ini, casing produksi disemen hingga zona
produktif, kemudian dilakukan perforasi. Komplesi ini sangat umum
dipakai, terutama apabila formasi perlu penahan atau pada formasi yang
kurang kompak.
Keuntungan
metoda
ini,
produksi
air
atau
gas
yang
berlebihan
mudah dikontrol, stimulasi mudah dilakukan, mudah dilakukan penyesuaian
untuk konfigurasi multiple completion jika diperlukan. Kerugian metoda ini,
diperlukan biaya untuk perforasi dan kerusakan (damage) akibat perforasi.
Sand exclusion types
Akibat terlepasnya pasir dari formasi dan terproduksi bersama
fluida, dapat menyebabkan abrasi pada alat-alat produksi dan kerugian
lain, maka
untuk
utama
dari
bullet
perforator
a. Fluid seal disk: pengaman agar fluida sumur tidak masuk ke dalam
alat.
b. Gun barrel
c. Badan
gun
dimana
barrel
disekrupkan
dan
untuk
melepas bullet
perforasi
dengan
tubing
(tubing
conveyed
kedalam
sumur
perforation).
Wireline conveyed perforation
Pada
sistem
ini
gun
diturunkan
kondisi
a. Pengisapan.
Dengan
memasukkan
karet
penghisap
(swabb-cup)
yang
b. Timba
Timba dimasukkan melalui tubing, dimana pada saat timba
diturunkan, katup pada ujung membuka dan bila ditarik katup tersebut
akan menutup. Dengan cara ini, maka suatu saat tekanan formasi akan
melebihi tekanan hidrostatik kolom lumpur.
10
BAB IV
METODE SEMBUR ALAM
Sembur alam adalah salah satu metode pengangkatan minyak ke permukaan
dengan menggunakan tenaga atau tekanan yang berasal dari reservoir/
formasi dimana sumur berada.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Peralatan
Sumur.
Dalam merencanakan produksi, produksi optimum sumur selalu merupakan
sasaran, sehingga berdasarkan kondisi optimum inilah peralatan produksi
dapat direncanakan dengan baik, baik dalam hal dimensi, kekuatan (grade),
jumlah/panjang, macam alat maupun spesifikasi lainnya. Faktor yang
mendasari tercapainya kondisi optimum adalah cadangan, ulah aliran fluida
untuk dapat diproduksi, interaksi atau hubungan antara kelakuan formasi
berproduksi dengan kondisi atau parameter produksi di permukaan (Psp,
Pwh).
Disamping faktor diatas, faktor berikut ini dapat juga merupakan
faktor yang mempengaruhi perencanaan peralatan produksi seperti :
1. Fleksibilitas untuk sistem produksi dimasa yang akan
datang (artificial lift).
2. Jenis material untuk kondisi-kondisi khusus (korosi, dsb).
3. Faktor kemudahan pemasangan dan penanganan serta
keamanan kerja.
3.2. Jenis-Jenis peralatan dan kegunaannya. Peralatan
produksi sumur sembur alam terdiri dari
1. Peralatan diatas permukaan :
a. Kepala sumur (well-head)
b. Silang sembur (x-mastree)
2. Peralatan di bawah permukaan :
a. Tubing (pipa alir vertikal) dan coupling b.
Packer (penyekat annulus)
c. Anchor
d. Peralatan pelengkap bawah permukaan/asesories
11
Tubing head
Alat ini terletak dibawah x-mastree untuk menggantungkan tubing dan
menghubungkan tubing dengan sistem keranan (x-mastree). Fungsi utama
dari tubing head, adalah :
-
12
valve/gate,
terletak
di
wing/lengan
dan
jumiahnya
Prinsip kerja :
Dengan memutar handwee (1) yang berhubungan langsung dengan stem
(4) dan needle valve (8) maka dapat diatur lubang antara needle dengan
seat yang juga merupakan diameter choke, yang besarnya akan
ditunjukkan pada skala (2) melalui indikator (3) yang ikut bergerak
sesuai pergerakan stem.
e. Check valve, merupakan valve yang hanya dapat mengalirkan fluida
pada satu arah tertentu yang berfungsi untuk menahan aliran dan
tekanan balik dari separator. Pada X-mastree, check valve ini
ditempatkan setelah choke sebelum masuk ke flow-line.
Peralatan di bawah permukaan
Tubing dan coupling
Merupakan pipa alir vertikal yang ditempatkan di dalam casing produksi
yang berfungsi untuk mengalirkan fluida produksi sumur ke permukaan
atau mengalirkan fluida injeksi ke dalam sumur.
13
Disamping itu, tubing dapat pula digunakan dalam pekerjaan swab, squeeze
cementing, sirkulasi pembersihan sumur dan mengalirkan fluida serta
material peretak hidraulis dan pengasaman.
Didalam sumur, tubing digantungkan pada tubing hanger dan biasanya
ditempatkan hingga beberapa feet diatas zona perforasi. Diameter tubing
berkisar antara 2 inci sampai 4,50 inci dengan panjang setiap single berkisar
antara 6 sampai 9,50 meter.
Balk tubing maupun coupling dispesifikasikan oleh API (American
Petroleum Institute) atas grade, jenis sambungannya, bentuk ulir dan
dimensinya. Terdapat sembilan grade tubing yaitu : H-40, J-55, K-55, C75, L-80, N-80, C-95, P-105 dan P-110 dimana angka menunjukkan harga
API minimum yield strength dan abjad H, J, dan N hanyalah kependekan
verbal, sedangkan untuk : K berarti mempunyai ultimate strength yang lebih
besar dibandingkan grade J. C, L berarti restricted yield strength dan P
berarti high strength.
Untuk jenis sambungan, baik tubing maupun coupling dibagi
atas :
hanya
dipasang
satu
untuk
14
setiap
satu)
yang
berguna
untuk
membantu
melepas rangkaian
tubing pada waktu mencabut rangkaian tubing tersebut untuk kerja ulang
(workover).
6. Gas lift mandrel
Merupakan sambungan tempat duduk valve gas lift yang dipasang
apabila sumur direncanakan akan diproduksikan dengan cara sembur
buatan (gas lift) di masa yang akan datang.
7. Sub surface safety valve
Merupakan valve yang dipasang pada rangkaian tubing yang berfungsi
untuk pengamanan aliran yang bekerja secara otomatis dengan
menggunakan tenaga hidrolis melalui pipa 1/4 inchi dari permukaan,
yang umumnya dipasang kira-kira 100 meter dibawah permukaan tanah
atau dasar laut. Untuk sumur-sumur di lepas pantai alat ini mutlak harus
digunakan.
8. Flow control dan down hole choke.
BAB V
METODE ARTIFICIAL LIFT
Artificial lift adalah metode pengangkatan fluid sumur dengan cara
mengintroduksi tenagatambahan ke dalam sumur (bukan kedalam reservoir)
dimana metoda ini diterapkan apabiia tenaga alami reservoir sudah tidak
mampu lagi mendorong fluida ke permukaan atau untuk maksud-maksud
peningkatan produksi, Introduksi tenaga tambahan yang ada terdiri dari :
1. Pompa terdiri dari :
a. Pompa sucker rod
b. Pompa sentrifugal multistage c.
Pompa hidraulik
d. Pompa jet
2. Gas lift, terdiri dari
a. continous gas-lift
b. intermittent gas-lift
Unit Pompa Sucker-rod.
Peralatan pompa sucker-rod.
Peralatan pompa sucker-rod terdiri dari mesin penggerak mula,
peralatan diatas dan dibawah
permukaan.
Mesin penggerak mula (Prime mover)
Penggerak mula merupakan sumber utama selurull peralatan pompa
sucker rod dimana bahan bakarnya dapat berupa gas alam yang berasal dari
sumur sucker-rod digunakan, solar atau
listrik tergantung pada jenis mesin yang digunakan.
Peralatan pompa diatas permukaan.
Fungsi utama dari peralatan-peralatan ini adalah
a. Memindahkan energi atau tenaga dari prime mover ke unit
peralatan pompa didalam sumur.
b. Mengubah gerak berputar dari prime mover menjadi suatu gerak
bolak-balik naik turun.
2 3
Dimana :
1. Jenis alat permukaan C = Konvensional
M = Mark 11
A = Air Balance
2. Peak Tor-que Rating, ribuan in-ib
3. Gear reducer.
D = double
S = single
4. Counter Balance
Adalah sepasang pemberat yang fungsinya
-
menyimpan tenaga prime mover pada saat down stroke atau pada
saat counter balance menuju keatas, yaitu pada saat kebutuhan tenaga
kecil atau minimum.
saat
up-stroke
(pompa
8. Horse head
Menurunkan gerak dari walking bean ke unit pompa di dalam sumur
melalui bridle, polish rod dan sucker string atau merupakan kepala dari
walking bean yang menyerupai kepala kuda.
9. Bridle
Merupakan nama lain dari wire line hanger, yaitu merupakan sepasang
kabel baja yang disatukan pada carrier bar.
10. Carrier bar
Merupakan alat yang berfungsi sebagai tempat bergantungnya
rangkaian rod dan polished rod.
11. Polished rod Clamp
Komponen yang bertumpu pada carrier bar yang fungsinya untuk
mengeraskan kaitan polish rod pada carrier bar dan tempat dimana
dinamo meter (alat pencatat unit berapa pompa) diletakkan.
12. Polished rod
Polished rod merupakan bagian teratas dari rangkaian rod yang muncul
dipermukaan. Fungsinya adalah menghubungkan antara rangkaian rod
didalam , sumur dengan peralatan-peralatan di permukaan.
13. Suffing box
Dipasang diatas kepala sumur (casing atau tubing head) untuk
mencegah/menahan minyak agar supaya tidak keluar bersama naik
turunnya polish rod. Dengan demikian seluruh aliran minyak hasil
pemompaan akan mengalir ke flowline lewat crosstee. Disamping itu
juga berfungsi sebagai tempat kedudukan polish head rod sehingga
dengan demikian polish rod dapat bergerak naik turun dengan bebas.
14. Sampson post
Merupakan kaki penyangga atau penopang walking bean.
15. Saddle bearing
Adalah tempat kedudukan dari walking bean pada sampson post pada
bagian atas.
16. Equalizer
Adalah bagian atau dari pitman yang dapat bergerak secara
leluasa menurut kebutuhan operasi pemompaan minyak
berlangsung,
17. Brake
Brake disini berfungsi untuk mengerem gerak pompa jika dibutuhkan,
misainya pada saat akan dilakukan reparasi sumur atau unit pompanya
sendiri.
Peralatan pompa didalam sumur.
Fungsi peralatan pompa sucker rod didalam sumur, adalah untuk membantu
menaikan fluida sumur ke permukaan melalui tubing. Unit pompa sucker
rod didalam sumur terdiri dari :
1. Tubing
Seperti halnya pada peralatan sembur alam, tubing digunakan untuk
mengalirkan minyak dari dasar sumur ke permukaan setelah minyak
diangkat oleh pompa yang ditempatkan pada ujung tubing.
2. Working barrel
Merupakan tempat dimana plunger dapat bergerak naik turun sesuai
dengan langkah pemompaan dan menampung minyak sebelum diangkat
oleh plunger pada saat up stroke.
Menurut standart API ada 2 (dua) jenis barrel, yaitu
a. Liner barrel, biasanya jenis diberi simbol "L".
b. Full barrel, yang terdiri dari satu bagian yang utuh dan kuat,
biasanya jenis ini diberi simbul"H" untuk heavy-wall dan "W"
untuk thin-wall.
3. Plunger
Merupakan bagian dari pompa yang terdapat didalam barrel dan dapat
bergerak naik turun yang berfungsi sebagai pengisap minyak dari
formasi mank ke dalam barrel yang kemudian diangkat ke permukaan
melalui tubing.
4. Standing valve
Merupakan katup yang terdapat di bagian bawah working barrel yang
bedungsi memberi kesempatan minyak dari dalam sumur masuk ke
working barrel (pada saat up-stroke valve terbuka) dan
untuk menahan minyak agar tidak keluar dari working barrel pada saat
plunger bergerak ke bawah (pada saat down stroke valve tertutup).
Standing valve terdiri dari sebuah bola besi dan tempat kedudukan (ball
and seat). Standing valve ini mempunyai peranan yang penting dalam
sistem
pemompaan,
karena
effisiensi
volumetris
pompa
sangat
tergantung pada cara kerja dan bentuk dari ball dan seat standing-valve.
5. Travelling valve
Merupakan ball and seat yang terletak pada bagian bawah dari plunger
dan akan ikut bergerak ke atas dan ke bawah menurut gerakan plunger.
Fungsinya :
-
6. Anchor
Komponen dipasang di bagian bawah dari pompa, yang berfungsi
-
Untuk memisahkan gas dari minyak agar supaya gas tersebut tidak
ikut masuk kedalam pompa bersama-sama dengan minyak., karena
adanya gas akan mengurangi efisiensi pompa.
suction
pipe
menjadi
lebih
kecil,
sehingga kecepatan
aliran minyak besar dan akibatnya gas akan masih terbawa oleh
butiran-butiran minyak. Diameter gas anchor yang terlaiu besar akan
menyebabkan penurunan PI sumur pompa.
b. Packer type.
Minyak masuk melalui ruang dinding anchor dan suction pipe. Kemudian
minyak jatuh di dalam annulus antara casing dan gas anchor dan ditahan
oleh packer, selanjutnya minyak masuk ke dalam pompa melalui suction
pipe. Disini minyak masuk ke dalam annulus sudah terpisah dari gasnya.
7. Tangkai pompa
Tangkai pompa (sucker rod string) terdiri dari a.
Sucker rod
b. Pony rod
c. Polished rod
a. Sucker rod
Merupakan batang/rod penghubung antara plunger dengan peralatan di
permukaan. Fungsi utamanya adalah melanjutkan gerak naik turun dari
horse head ke plunger. Berdasarkan konstruksinya, maka sucker rod dibagi
menjadi 2 (dua) :
- berujung box-pin
- berujung pin-pin
Untuk menghubungkan antara dua buah sucker rod digunakan sucker rod
coupling. Umumnya panjang satu single dari sucker rod yang sering
digunakan berkisar antara 25-30 ft. Terdapat beberapa macam ukuran
sucker rod, seperti pada tabel dibawah ini, dimana ukuran-ukuran tersebut
merupakan standart API.
Tabel 1.
Diameter
inch
0,5
5/8
3/4
7/8
Rod
mm
12,7
15,87
19,05
22,22
25,4
Diameter
inch
1,5
15/8
Coupling
mm
25,40
38,05
41,30
Luas Penampang
2
cm
1,26
lb/ft 0,68
Rod
Berat rod
kg/m
inch 0,196
1,03 1,73
0,307
1,98
1,14
2,45 2,85
0,442
1 13/16 2 3/16
46,75
0,601
2,85 3,86
1,62 2,17
4,30
1 1/8
28,57
23/8
58,75
60,30
0,785
0,994
5,06
2,88
6,41
3,67 oupling
5,46
Dalam perencanaan sucker rod selalu diusahakan atau yang dipilih yang
ringan, artinya memenuhi kriteria ekononnis, tetapi dengan syarat tanpa
mengabaikan kelebihan (allowable stress) pada sucker rod tersebut. Sucker
yang dipilih dari permukaan, sampai unit pompa di dasar sumur, plunger
tidak perlu sama diameternya, tetapi dapat dilakukan/dibuat kombinasi dan
beberapa type dan ukuran rod. Sucker string yang merupakan kombinasi
dari beberapa tipe dan ukuran tersebut. Disebut Tappered Rod String.
b. Pony Rod
Merupakan rod yang mempunyai yang lebih pendek dari panjang rod
umumnya (25 ft). fungsinya adalah untuk melengkapi panjang dari
sucker rod, apabila tidak mencapai panjang yang dibutuhkan, ukurannya
adalah : 2, 4, 6, 8, 12 feet.
c. Polished Rod
Adalah tangkai rod yang berada di luar sumur yang menghubungkan
sucker rod string dengan carier bar dan dapat naik turun didalam stuffing
box. Diameter stuffing box lebih besar daripada diameter sucker rod
yaitu : 1 1/8, 1 , 1 , 1 . Panjang polished rod adalah : 8.11, 16.22
ft.
Prinsip Kerja Pompa Sucker Rod
Gerak Rotasi dari Prime Mover di ubah menjadi gerak naik turun
oleh sitem pitman crank Assembly. Kemudian gerakan naik turun ini oleh
horse head dijadikan gerak lurus naik turun (Angguk)
untuk menggerakan plunger melalui rangkaian rod. pada saat down stroke
plunger bergerak ke bawah menyebabkan tekanan dibawah turun.
Tipe tubing pump ada 2 (dua) jenis, yaitu
1. Tubing pump dengan regular shoes.
2. Tubing pump dengan extenstion shoes dan nipple pada bagian bawah
pompa.
Catatan :
Kode-kode huruf yang terdapat pada jenis pompa sucker rod T didepan
menyatakan Type Tubing Pump R didepan menyatakan Type Rod
Pump W ditengah menyatakan Full barrel. L ditengah menyatakan
Linear Barrel E dibelakang menyatakan Extention Shoe nipple A
menyatakan Stationary-barrel dimana bagian atas yang disambung pada
tubing B menyatakan Stationary barrel dengan bagian atas dan bawah
disambung dengan tubing. T dibelakang menyatakan travelling barrel.
. Instalasi Gas Lift
Yang dimaksud disini adalah sernua peralatan gas lift baik yang
berada didalam sumur maupun yang berada di permukaan, juga termasuk
komplesi yang digunakan dalam sistem gas lift tersebut.
jenis-jenis komplesi gas lift
1. Komplesi terbuka
Yaitu
jenis
komplesi
sumur
gas
lift,
dengan
tubing
string
jenis
komplesi
sumur
gas
lift,
dengan
tubing
string
dan casing serta tidak menggunakan standing valve. Jadi disini pengaruh
injeksi gas terhadap, formasi produktif dicegah oleh adanya packer.
Komplesi semacam ini cocok untuk continuous maupun intermittent gas lift.
3. Komplesi tertutup
Yaitu
jenis
komplesi
sumur
gas
lift,
dengan
tubing
string
ruang
dalam
periode
masa
produksi,
alat
ini
berfungsi
untuk
produksi,
sehingga
untuk
beberapa
sumur
mana
menahan
cairan
supaya
jangan
memperkeeil
pressure dapat diatur dengan Adjust Table Nut agar spring pressure ini dapat
berkisar 100 - 150 psi. Pada saat valve terbuka, maka dua gaya yang bekerja
pada tangkai valve :
a. Melalui port dibagian valve, sehingga tekanan injeksi gas
sepenuhnya pada kedalaman dimana valave dipasang, akan bekerja
seluruh permukan atau dari steam, dan menekan melawan tekanan
dari spring (berusaha untuk menutup).
b. Melalui choke pada dinding sampai valve tersebut.
2. Mechanically Controlled Differential Valve
Membuka dan menutupnya valve dilakukan dengan kawat dari
permukaan. Jenis ini sudah jarang dipakai pada waktu sekarang, karena
akan terjadi banyak kesulitan, kawat mudah putus, korosi effesiensi
rendah, prinsip pemikiran kurang populer, saat pemasangan lama, juga
sangat sukar operasinya pada saat unloading. Valve jenis didisgn untuk
intermittent flow.
3. Specific Gravity Differential Valve
Jenis
ini
biasa
dipergunakan
untuk
continuous
flow,
dengan
3. Pompa
Jenis pompanya merupakan pompa multistage dengan masing- masing
stage terdiri dari satu impeller dan diffuser yang dimasukan dalam
rumah, pada impeller terdapat sudu-sudu atau blades yang akan
mengalirkan fluida kepermukaan.
4. Gas Separator
Untuk sumur yang gas oil rationya tinggi, gas separator dapat
disambungkan pada pompa guna memperbaiki effesiensi pompa, gasa
separator ini sekaligus berfungsi sebagi intake pompa (tempat
masuknya fluida ke dalam pompa ) dan karena perbedaan density
gas dan minyak maka gas akan terpisah dari minyak.
5. Kabel
Tenaga listrik dari permukaan dialirkan ke motor melalui kabel yang
terdiri dari tiga kabel tembaga yang di isolasi satu sama lain. Kabel
di klem dengan tubing pada interval jarak tertentu sampai ke tubing
head.
6. Check valve.
Letak peralatan ini satu joint diatas pompa yang berfungsi sebagai :
-
BAB VI
SISTEM GATHERING DAN BLOCK STATION
Peralatan produksi berdasarkan sistem gathering dan block station adalah
merupakan pola atau sistem jaringan alat transporatsi, fasilitas peralatan
pemisah fluida produksi dan fasilitas peralatan penampungan fluida hasil
pemisahan.
Berdasarkan pada jumiah, tata letak sumur dan letak tanki
pengumpul serta kondisi laju produksi sumur-sumurnya gathering
system dapat dibedakan atas system dan axial gathering system. Pada radial
gathering system, semua flow line menuju ke header dan
langsung berbubungan dengan fasilitas pemisah, sedangkan pada
axial gathering system, beberapa kelompok sumur mempunyai satu header
yang kemudian dari tiap-tiap header akan dialirkan ke pernisah-pernisah
trunk line (jenis flow line yang mempunyai diameter relatif lebih besar
dari flow line biasa, yang berfungsi untuk menyatukan aliran dengan
volume besar).
Peralatan Transportasi
Merupakan komponen dari gathering system untuk mengalirkan fluida
(minyak, air dan gas bumi) dari wellhead/x-mastree ke peralatan pemisah
termasuk perlengkapan keamanan, manometer dll.
Flow Line
Untuk industri migas, flow line dibedakan berdasarkan :
1. Fluida yang dialirkan, seperti minyak, gas atau uap.
2. Material pipa stell pipe, non metalic, plastic, wood.
3. Tekanan kerja, pipa bertekanan tinggi, sedang, rendah.
4. Fungsinya, sebagai pipa lateral, gathering, pipa utama.
5. Penggunaannya, surface pipa , subsurface pipa dsb.
arah
header dapat
dan
sulit
dibersihkan,
namun
demikian
yang
digunakan
untuk
memisahkan
air
bebas
dari
hidrokarbon cair dan total liquid knock-out (TLKO) yang digunakan untuk
memisahkan cairan dari aliran gas bertekanan tinggi ( > 125 psi )
c. Flash chamber.
Alat ini digunakan pada tahap ianjut dari proses pemisahan secara kilat
(flash) dari separator. Flash chamber ini digunakan sebagai separator,
tingkat kedua dan dirancang untuk bekerja pada tekanan rendah ( > 125 psi )
d. Expansion vessel.
Alat
ini digunakan
untuk
proses pengembangan
pada pemisahan
separasi
tingkat
sebelumnya
yang
dilakukan
secara electris
pada
BAB VII
PENUTUP
Kesimpulan
Pada sumur sembur alam yang diproduksikan, terdapat dua kondisi permukaan
yang umum ditemui, yaitu sumur diproduksikan dengan menggunakan jepitan
(Choke/Bean Performance) atau sumur diproduksi tanpa choke di permukaan. Choke
biasanya dipasang pada awal masa produksi, kemudiian dengan bertambahnya waktu
ukuran choke akan bertambah sampai akhirnya choke akan dilepas seluruhnya agar tetap
diperoleh laju produksi yang optimum.
Sembur buatan dilakukan dengan maksud untuk mempertahankan tingkat
produksi agar tetap tinggi, karena kemampuan produksi suatu sumur akan terus
berkurang dengan bertambahnya waktu. Atau kemampuan sumur yang bersangkutan
untuk berproduksi sejak awal ditemukan sangat kecil, sehingga perlu dilakukan sumur
buatan.
Sesudah fluida sampai ke permukaan dan melewati choke, fluida akan melalui
pipa-pipa (sistim) di permukaan untuk dialirjan ke fasilitas permukaan. Hal utama yang
harus diperhatikan dalam aliran pipa horizontal adalah penentuan penurunan tekanan
sepanjang aliran pipa penentuan diameter pipa yang diperlukan. Dalam memperkirakan
penurunan tekanan yang terjadi, dapat digunakan berbagai kolerasi yang telah tersedia
(Horizontal Flow Performance).