Anda di halaman 1dari 10

Nama : Muhammad Rafiq Bayhaqi

NIM : 21010048
Kelas : TP-B

JAWABAN
1. Jelaskan definisi serta tujuan dari well completion dan faktor apa yang dipertimbangkan dalam
perencanaan well completion?
Well completion adalah proses akhir dalam pemboran sumur minyak atau gas alam yang
melibatkan pengaturan dan persiapan sumur agar minyak atau gas alam dapat diproduksi secara
efisien dan aman. Tujuan utama dari well completion adalah mengoptimalkan aliran minyak atau
gas alam dari formasi bawah tanah ke permukaan, serta memastikan keberlanjutan produksi
dengan mengontrol tekanan dan aliran.

Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam perencanaan well completion meliputi:

• Karakteristik Formasi: Sifat-sifat formasi bawah tanah, seperti tekanan, suhu, keberadaan
batuan reservoir, dan jenis fluida yang ada di dalamnya, sangat mempengaruhi desain
well completion.
• Keamanan: Keselamatan operasi adalah faktor kunci. Well completion harus dirancang
untuk menghindari kebocoran gas, kebocoran minyak, serta kemungkinan ledakan atau
kecelakaan lainnya.
• Tekanan dan Aliran: Perencanaan well completion harus memperhitungkan tekanan dan
aliran optimal untuk memastikan produksi minyak atau gas berlangsung lancar.
Pengaturan aliran yang benar juga membantu menghindari kerusakan pada formasi
reservoir.
• Teknologi dan Peralatan: Pemilihan teknologi dan peralatan yang sesuai, seperti casing
(pipa pelapis), tubing (pipa produksi), dan peralatan pengontrol aliran, sangat penting
dalam well completion. Teknologi terbaru dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas
produksi.
• Perlindungan Lingkungan: Perencanaan well completion harus memperhatikan dampak
lingkungan, termasuk pengelolaan limbah dan perlindungan terhadap air tanah dan
udara.
• Biaya: Faktor ekonomi, termasuk biaya peralatan, biaya operasi, dan potensi keuntungan
dari produksi, harus dipertimbangkan agar well completion menjadi investasi yang layak
bagi perusahaan minyak dan gas.
• Regulasi: Well completion harus mematuhi regulasi dan standar keselamatan yang
ditetapkan oleh otoritas pengatur industri minyak dan gas di wilayah yang bersangkutan.

2. Sebutkan & jelaskan Jenis, Type, serta Metode well completion?


Jenis Well Completion:

• Open Hole Completion:


Sumur minyak atau gas dibor hingga mencapai lapisan yang diinginkan tanpa casing (pipa
pelindung). Formasi alami dari lapisan reservoir digunakan sebagai dinding sumur.

• Cased Hole Completion:


Sumur diberi casing (pipa pelindung) untuk melindungi dinding sumur dan mencegah
kebocoran dari lapisan reservoir ke permukaan.

Tipe Well Completion:


• Natural Flow Completion:
Sumur memproduksi minyak atau gas secara alami karena tekanan reservoir yang cukup
tinggi. Tekanan alami mendorong minyak atau gas ke permukaan.

• Artificial Lift Completion:


Teknologi pompa (seperti pompa rod, pompa submersible, atau gas lift) digunakan untuk
mengangkat minyak atau gas dari reservoir ke permukaan karena tekanan alami
tidak mencukupi.
Metode Well Completion:
• Perforating:
Proses pembuatan lubang kecil di casing dan formasi reservoir untuk memungkinkan
minyak atau gas masuk ke sumur.

• Gravel Packing:
Digunakan di sumur-sumur pasir yang membutuhkan penyangga untuk mencegah pasir
ikut masuk ke dalam sumur. Gravel packing melibatkan penempatan pasir halus di sekitar
casing untuk menjaga kestabilan formasi.

• Fracturing:
Teknik ini melibatkan penyuntikan cairan tekanan tinggi ke dalam reservoir untuk
menciptakan retakan-retakan kecil dalam batuan, memungkinkan minyak atau gas
mengalir lebih bebas ke dalam sumur.

• Acidizing:
Penggunaan larutan asam untuk melarutkan endapan kalsium dan memperbesar lubang-
lubang di sekitar sumur, meningkatkan produktivitas sumur.

• Sand Control:
Proses pengendalian pasir, biasanya dengan menggunakan screens (penyaring) atau
chemical treatments, untuk mencegah masuknya pasir ke dalam sumur yang dapat
merusak peralatan produksi.

3. Apa perbedaan well completion di onshore dan offshore?


Perbedaan utama antara well completion di onshore (daratan) dan offshore (perairan)
terletak pada lingkungan kerja dan tantangan teknis yang muncul. Berikut adalah perbedaan
utama antara keduanya:
a) Lingkungan Fisik:

• Onshore:
Sumur-sumur onshore terletak di daratan, seringkali di daerah padat penduduk atau daerah yang
mudah diakses oleh infrastruktur jalan dan pipa.
Sumur-sumur ini cenderung lebih mudah diakses dan dikelola karena dekat dengan fasilitas dan
pasokan.
• Offshore:
Sumur-sumur offshore terletak di laut, yang membutuhkan struktur pengeboran di atas
permukaan air atau sumur-sumur yang dibor dari platform lepas pantai (offshore platform).
Kondisi cuaca yang tidak stabil, gelombang laut, dan lingkungan laut yang keras merupakan
tantangan signifikan dalam operasi sumur offshore.

b) Teknologi dan Peralatan:

• Onshore:
Penggunaan peralatan pengeboran dan produksi yang lebih sederhana karena akses mudah ke
sumur-sumur tersebut.
Lebih mudah untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan pada sumur-sumur onshore.
• Offshore:
Memerlukan teknologi dan peralatan khusus yang dirancang untuk operasi di laut dalam,
termasuk rig pengeboran lepas pantai, riser (pipa vertikal yang menghubungkan sumur dengan
permukaan), dan sistem produksi yang tahan korosi.
Pemeliharaan dan perbaikan pada sumur-sumur offshore seringkali lebih rumit dan
membutuhkan peralatan khusus serta tim yang terlatih.

4. Sebutkan keuntungan dan kerugian menggunakan methode Open Hole Completion?


Keuntungan:
• Biaya Rendah: Metode ini meminimalkan penggunaan casing, sehingga mengurangi biaya
pemboran.
• Permeabilitas Alamiah: Dinding lubang sumur yang terbuka dapat meningkatkan kontak
langsung antara reservoir dengan sumur, memungkinkan aliran minyak atau gas yang
lebih baik.
• Evaluasi Formasi: Dengan dinding lubang terbuka, informasi yang lebih akurat tentang
sifat-sifat formasi (seperti permeabilitas, porositas) dapat diperoleh melalui uji
pemboran.
• Produksi yang Lebih Baik: Dalam beberapa kasus, metode ini dapat meningkatkan
produksi karena adanya area kontak yang lebih besar dengan reservoir.
Kerugian:
• Kontaminasi Formasi: Lubang terbuka dapat menyebabkan kontaminasi formasi dengan
lumpur bor atau bahan kimia dari lubang sumur, mempengaruhi produktivitas reservoir.
• Instabilitas Formasi: Beberapa formasi geologi mungkin tidak stabil tanpa dukungan
casing, yang dapat menyebabkan masalah struktural pada lubang sumur.
• Pengendalian Aliran yang Sulit: Mengatur aliran minyak atau gas dari lubang terbuka bisa
menjadi sulit, terutama jika formasi memiliki variasi tekanan yang signifikan.
• Peningkatan Risiko Kebocoran: Tanpa casing, risiko kebocoran gas atau minyak ke lapisan
tanah yang lebih dangkal atau ke permukaan bisa meningkat.
5. Sebutkan perbedaan dan fungsi dari, Drillpipe (DP), Casing, dan Tubing?
Drillpipe (DP):
• Perbedaan: Drillpipe adalah pipa panjang dan relatif tipis yang digunakan selama proses
pengeboran sumur minyak. Drillpipe digunakan untuk mendorong bor ke dalam tanah dan
membawa lumpur bor kembali ke permukaan.
• Fungsi: Drillpipe berfungsi sebagai saluran untuk mengirimkan daya putar dan tekanan ke
mata bor. Selain itu, drillpipe juga membawa lumpur bor ke bawah dan mengeluarkan
potongan batuan dan kotoran dari sumur ke permukaan.
Casing:
• Perbedaan: Casing adalah pipa yang dipasang ke dalam sumur setelah pengeboran selesai.
Casing lebih tebal dan kuat dibandingkan drillpipe dan berfungsi sebagai penyangga dinding
sumur.
• Fungsi: Casing melindungi dinding sumur agar tidak runtuh, mencegah masuknya air tanah
atau gas yang tidak diinginkan, serta memberikan kekuatan struktural pada sumur minyak
atau gas. Casing juga digunakan untuk mengisolasi lapisan formasi bawah tanah yang
berbeda.
Tubing:
• Perbedaan: Tubing adalah pipa yang dipasang di dalam casing setelah pengeboran selesai
dan produksi minyak atau gas dimulai. Tubing lebih kecil dalam diameter dibandingkan
casing.
• Fungsi: Tubing digunakan untuk mengalirkan minyak atau gas dari reservoir bawah tanah
ke permukaan. Selain itu, tubing juga dapat digunakan untuk menginjeksikan cairan atau
gas ke dalam sumur untuk meningkatkan produksi atau menjaga tekanan reservoir.

6. Sebutkan 3 type Production Packer dan jelaskan cara men-setting/memasangnya?


Retrievable Production Packer:
Packer ini dapat dipasang dan dicabut dari sumur dengan mudah. Cara
memasangnya melibatkan mengirim packer ke dalam sumur menggunakan peralatan
khusus, kemudian mengaktifkan mekanisme penyegelannya untuk mengisolasi lapisan
yang diinginkan. Pengaturan (setting) packer ini melibatkan menyesuaikan tekanan
hidrolik atau mekanik untuk menyegel packer di posisi yang diinginkan.
Permanent Production Packer:
Packer permanen dipasang secara permanen di dalam sumur dan tidak dapat
dicabut setelah pemasangan. Pengaturan packer permanen melibatkan pemasangan
yang sangat hati-hati, karena setelah dipasang, packer ini tidak bisa diubah posisinya.
Proses pemasangannya melibatkan memperkenalkan packer ke dalam sumur
menggunakan peralatan pengeboran atau workover. Pengaturan packer ini memerlukan
perhitungan yang akurat untuk memastikan posisinya yang tepat dalam sumur.
Hydraulic Set Production Packer:
Packer ini diatur dengan menggunakan tekanan hidrolik. Cara memasangnya
melibatkan memasukkan packer ke dalam sumur dengan peralatan khusus dan kemudian
mengaplikasikan tekanan hidrolik yang cukup untuk menekan packer ke posisi yang
diinginkan. Pengaturan packer ini melibatkan pengontrolan tekanan hidrolik dengan
presisi untuk memastikan packer menyegel sumur dengan baik.

7. Sebutkan & jelaskan semua peralatan sirkulasi bawah permukaan?


• Bor Mandrel (Bore Mandrel): Komponen ini berfungsi sebagai saluran untuk aliran fluida
dari sumur ke permukaan.

• Safety Valve (Klep Pengaman): Klep ini digunakan untuk mengontrol tekanan di dalam
sumur dan mencegah kebocoran atau ledakan.

• Mud Motor (Motor Lumpur): Digunakan untuk menggerakkan bor saat pemboran dengan
memanfaatkan tekanan lumpur.

• Mud Pump (Pompa Lumpur): Pompa ini menghasilkan tekanan yang diperlukan untuk
mempertahankan aliran lumpur (fluida pemboran) ke dalam sumur.

• Bit (Pahat Bor): Bagian pahat yang mengebor lapisan tanah atau batuan di dasar sumur.

• Drill Collar (Tabung Bor): Tabung berat yang ditempatkan di atas bit untuk memberikan
kestabilan saat bor turun ke dalam sumur.

• Casing (Casing): Pipa baja yang dimasukkan ke dalam sumur untuk menjaga kestabilan
dinding sumur dan mencegah keruntuhan.

• Cement (Semem): Digunakan untuk menciptakan lapisan pelindung di antara casing dan
dinding sumur untuk mencegah kebocoran dan menjaga kestabilan sumur.

• Drill String (Rantai Bor): Rantai komponen termasuk bor mandrel, drill collar, dan bit yang
membentuk alur bor dari permukaan ke sumur.

• Packers (Penyumbat): Digunakan untuk menutup bagian tertentu di dalam sumur untuk
mengisolasi zona tertentu atau untuk pengujian tekanan.

• Perforating Gun (Senjata Penembak Lubang): Digunakan untuk menembak lubang di


casing dan cement, memungkinkan minyak atau gas untuk mengalir ke dalam sumur.

• Fishing Tools (Alat Pancing): Digunakan untuk mengeluarkan peralatan yang mungkin
terjebak di dalam sumur, seperti bit atau tubing.

• Downhole Sensors (Sensor Bawah Permukaan): Berbagai sensor yang ditempatkan di


dalam sumur untuk mengukur tekanan, suhu, dan komposisi fluida di dalam sumur.
8. Jelaskan perbedaan kondisi kerja di dalam sumur saat Overbalance & Underbalance?
Overbalance (Kelebihan Tekanan):
Pada kondisi overbalance, tekanan fluida dalam sumur (biasanya lumpur
pemboran) lebih tinggi daripada tekanan formasi batuan di sekitarnya. Ini bisa disebabkan
oleh berbagai faktor, seperti kelebihan berat lumpur atau penggunaan lumpur pemboran
dengan tekanan yang lebih tinggi dari tekanan formasi.
Kelebihan tekanan ini membantu mencegah aliran fluida dari formasi ke dalam sumur.
Hal ini penting untuk mengontrol tekanan dan menjaga keselamatan para pekerja serta
peralatan di lokasi pemboran.

Underbalance (Kekurangan Tekanan):


Pada kondisi underbalance, tekanan fluida dalam sumur lebih rendah daripada
tekanan formasi batuan di sekitarnya. Ini bisa terjadi misalnya ketika lumpur pemboran
memiliki tekanan yang kurang dari tekanan formasi atau ketika terjadi pengurangan
tekanan secara sengaja untuk mempercepat produksi atau memungkinkan aliran gas dan
minyak masuk ke dalam sumur.
Underbalance bisa mengakibatkan aliran fluida dari formasi ke dalam sumur. Hal ini dapat
mengurangi risiko keruntuhan formasi, tetapi juga bisa memicu masalah seperti aliran
balik (kick) yang berbahaya jika tidak diendalikan dengan benar.

9. Sebutkan tujuan dari uji sumur/well testing dan manfaat-manfaatnya?


Tujuan dari uji sumur (well testing) adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang
karakteristik sumur minyak atau gas. Beberapa manfaat uji sumur meliputi:
• Menentukan Produksi Optimal: Uji sumur membantu mengidentifikasi tingkat produksi
optimal dari sumur tersebut, sehingga perusahaan minyak atau gas dapat
mengoptimalkan produksi mereka.

• Mengukur Tekanan dan Aliran: Uji sumur memberikan data tentang tekanan dan laju
aliran fluida dari sumur, informasi ini penting untuk perencanaan produksi yang efisien.

• Evaluasi Formasi: Uji sumur membantu dalam evaluasi sifat-sifat formasi bawah tanah
seperti permeabilitas dan porositas. Ini membantu para insinyur untuk memahami
potensi produksi dari formasi tersebut.

• Identifikasi Komponen Fluida: Dengan uji sumur, dapat diidentifikasi komponen-


komponen dari fluida yang diproduksi (seperti minyak, gas, air). Informasi ini penting
dalam proses pengolahan dan penanganan produksi.

• Perencanaan Pengembangan Lapangan: Data yang diperoleh dari uji sumur membantu
perusahaan dalam perencanaan pengembangan lapangan minyak atau gas secara
keseluruhan.
• Pemantauan Kinerja Sumur: Uji sumur secara rutin juga digunakan untuk memantau
kinerja sumur seiring berjalannya waktu. Hal ini membantu untuk mengidentifikasi
perubahan-perubahan dalam produksi dan tekanan, yang dapat mengindikasikan
perubahan dalam kondisi reservoir.

• Optimasi Produksi Jangka Panjang: Dengan pemahaman yang mendalam tentang


karakteristik sumur melalui uji sumur, perusahaan dapat merencanakan strategi produksi
jangka panjang untuk memaksimalkan pengembalian investasi mereka.

10. Sebutkan & jelaskan jenis/macam pengujian sumur?


Pengujian Well Testing:
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan produksi aliran sumur migas dalam
jangka waktu tertentu. Tujuan utamanya adalah untuk mengukur laju aliran minyak, gas,
dan air dari sumur serta menentukan sifat fisik dan kimia fluida yang diproduksi.
Pengujian PVT (Pressure-Volume-Temperature):
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan perilaku fisik dan kimia fluida di
bawah tekanan dan suhu yang berbeda. Hasil pengujian ini membantu dalam
merencanakan produksi dan menilai komposisi produksi sumur migas.
Pengujian Flow Assurance:
Pengujian ini mengidentifikasi dan mengatasi potensi masalah yang mungkin
terjadi selama produksi, seperti pembekuan, pengendapan mineral, atau pembentukan
emulsi. Pengujian ini membantu memastikan kelancaran aliran fluida dari sumur ke
fasilitas produksi.
Pengujian Water Injection:
Pengujian ini melibatkan injeksi air ke dalam sumur untuk meningkatkan tekanan
reservoir dan mengoptimalkan produksi minyak. Pengujian ini memastikan bahwa air
yang diinjeksikan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
Pengujian Drill Stem Test (DST):
Pengujian ini melibatkan penggunaan alat DST untuk menguji tekanan dan
produksi sumur migas selama proses pengeboran. Hasil pengujian ini membantu dalam
menentukan apakah sumur memiliki potensi produksi yang layak.
Pengujian Well Integrity:
Pengujian ini dilakukan untuk memastikan keandalan struktur dan peralatan
sumur migas. Tujuannya adalah untuk mencegah kebocoran atau keretakan yang dapat
menyebabkan masalah keamanan dan lingkungan.
Pengujian Drill Cuttings Analysis:
Pengujian ini melibatkan analisis potongan batuan dan material yang dibawa ke
permukaan selama proses pengeboran. Hasil analisis ini membantu dalam memahami
karakteristik reservoir dan memilih teknik produksi yang tepat.

11. Sebutkan 3 peralatan pengujian sumur dan jelaskan fungsinya?


Wireline Logging Tools:
Alat ini digunakan untuk mengukur properti formasi geologi dan fluida reservoir
di dalam sumur migas. Peralatan ini dilengkapi dengan berbagai sensor dan alat ukur yang
dapat menilai sifat-sifat batuan, tingkat kelembaban, dan jenis fluida reservoir,
membantu para insinyur migas memahami karakteristik sumur dan potensinya.
Mud Logging Unit:
Mud logging adalah teknik pengujian yang menggunakan peralatan khusus untuk
memantau sifat fisik dan kimia lumpur pemboran yang kembali dari sumur migas. Alat ini
membantu mengidentifikasi gas, minyak, dan kondisi geologi lainnya di dalam sumur.
Informasi ini membantu dalam mengevaluasi potensi hidrokarbon dan memastikan
keamanan operasi pemboran.
Pressure and Temperature Gauges:
Alat ukur tekanan dan suhu digunakan untuk memantau kondisi tekanan dan
suhu di dalam sumur migas. Data ini penting untuk menentukan apakah suatu sumur
dapat memproduksi hidrokarbon secara ekonomis. Peralatan ini juga membantu insinyur
migas memahami perilaku fluida di dalam sumur dan merencanakan
produksi secara efisien.

12. Sebutkan & jelaskan Jenis Sembur Buatan/Artificial Lift?


o Pompa Sekrup (Rod Pump): Pompa ini menggunakan sekrup untuk mengangkat minyak
dari sumur ke permukaan. Ini adalah metode artificial lift yang paling umum digunakan.

o Pompa Tekanan Gas (Gas Lift): Metode ini melibatkan penyuntikan gas ke dalam sumur
untuk mengurangi kepadatan cairan di dalam sumur, sehingga minyak dan gas dapat naik
ke permukaan.

o Pompa Hidraulis (Hydraulic Pump): Pompa ini menggunakan fluida bertekanan tinggi
untuk mengangkat minyak dari sumur. Sistem ini sering digunakan di sumur-sumur dalam
kondisi sulit seperti sumur-sumur dalam lumpur.

o Pemompaan Elektrik Sumur Dalam (Electric Submersible Pump - ESP): ESP adalah pompa
yang ditempatkan di dalam sumur dan dijalankan oleh motor listrik. Pompa ini cocok
untuk sumur-sumur dengan kedalaman yang dalam.

o Pemompaan Tantangan Gravitasi (Progressive Cavity Pump - PCP): PCP menggunakan


rotor berputar untuk mengangkat minyak dari sumur. Pompa ini cocok untuk minyak
berat dan kental.

o Pompa Diafragma (Diaphragm Pump): Pompa ini menggunakan diafragma bergerak untuk
menghasilkan tekanan yang diperlukan untuk mengangkat minyak dari sumur.

o Pemompaan Vakum (Sucker Rod Pump with Bottom Hole Gas Lift - SRP/BHG): Kombinasi
antara pompa sekrup dan gas lift, di mana gas disuntikkan ke dasar sumur untuk
membantu mengangkat minyak.

13. Apakah perbedaan Single & Commingle Completion?


Single Completion dan Commingle Completion merujuk pada dua metode produksi minyak
dan gas bumi di industri migas.

Single Completion:
• Definisi: Pada single completion, sumur minyak atau gas hanya menghasilkan dari satu
formasi atau lapisan reservoir tunggal.
• Keuntungan: Metode ini lebih sederhana dan umumnya lebih mudah dikelola karena
hanya ada satu sumber produksi.
• Keterbatasan: Tidak memungkinkan produksi dari beberapa lapisan reservoir, meskipun
formasi lain mungkin memiliki potensi minyak atau gas.
Commingle Completion:
• Definisi: Pada commingle completion, sumur minyak atau gas dapat menghasilkan dari
beberapa formasi atau lapisan reservoir yang berbeda secara bersamaan.
• Keuntungan: Memungkinkan produksi dari multiple formasi, meningkatkan potensi
produksi total sumur dengan mengalirkan minyak atau gas dari beberapa sumber.
• Keterbatasan: Membutuhkan manajemen produksi yang lebih kompleks dan memerlukan
pemahaman yang lebih baik tentang karakteristik reservoir untuk mengoptimalkan
produksi dari setiap lapisan.

14. Sebutkan & jelaskan jenis Perforasi?


• Perforasi Konvensional: Perforasi konvensional melibatkan penggunaan alat tembak yang
ditembakkan ke dinding sumur dengan tekanan tinggi. Proses ini membentuk lubang-
lubang kecil pada dinding sumur untuk memungkinkan minyak atau gas masuk ke dalam
sumur.

• Jet Perforasi: Metode ini melibatkan penggunaan aliran cairan bertekanan tinggi yang
ditembakkan ke dinding sumur dengan kecepatan tinggi. Aliran cairan ini membentuk
lubang-lubang perforasi pada dinding sumur.

• Explosive Perforasi: Perforasi dengan menggunakan bahan peledak untuk membentuk


lubang-lubang pada dinding sumur. Ledakan ini dirancang sedemikian rupa sehingga
membentuk lubang-lubang yang diperlukan untuk memungkinkan aliran minyak atau gas
ke dalam sumur.

• Shaped Charges: Metode ini menggunakan muatan peledak berbentuk khusus untuk
membentuk lubang-lubang perforasi dengan diameter dan kedalaman yang diinginkan
pada dinding sumur. Shaped charges dirancang untuk memberikan penetrasi yang
optimal ke dalam batuan di sekitar sumur.

15. Sebutkan & jelaskan kondisi kerja Perforasi, serta Teknik/cara Perforasinya?
o Kondisi Kerja Perforasi:
Ketebalan Formasi: Ketebalan lapisan batuan tempat perforasi dilakukan harus
dipertimbangkan agar memungkinkan penetrasi alat perforasi dengan efektif.
Kekerasan Formasi: Kekerasan batuan juga mempengaruhi proses perforasi. Batuan
yang keras memerlukan alat perforasi yang lebih kuat untuk membuat lubang.

Kandungan Hidrokarbon: Kandungan minyak atau gas dalam formasi mempengaruhi


keputusan lokasi perforasi. Perforasi biasanya dilakukan di area dengan kandungan
hidrokarbon yang tinggi.

Tekanan dan Suhu: Kondisi tekanan dan suhu formasi migas harus dipertimbangkan
agar alat perforasi dapat berfungsi dengan baik dan aman.

o Teknik Perforasi:
Ada beberapa teknik perforasi yang digunakan dalam industri migas:

Gun-perforating: Ini adalah teknik perforasi yang paling umum. Lubang-lubang


ditembakkan ke dalam formasi menggunakan alat berbentuk senjata api (gun) yang
memuat peluru atau proyektil khusus.

Jet-perforating: Dalam teknik ini, jet cairan bertekanan tinggi digunakan untuk
menciptakan lubang-lubang di dalam batuan formasi.

Acid-perforating: Asam korosif digunakan untuk melarutkan batuan di sekitar lubang


perforasi, menciptakan jalur yang lebih lebar untuk aliran hidrokarbon.

Explosive-perforating: Dalam teknik ini, bahan peledak digunakan untuk menciptakan


lubang perforasi. Peledak ditempatkan di dekat formasi, dan ledakan tersebut
menciptakan lubang-lubang di dalam batuan.

Anda mungkin juga menyukai