NIM : 21010048
Kelas : TP-B
JAWABAN
1. Jelaskan definisi serta tujuan dari well completion dan faktor apa yang dipertimbangkan dalam
perencanaan well completion?
Well completion adalah proses akhir dalam pemboran sumur minyak atau gas alam yang
melibatkan pengaturan dan persiapan sumur agar minyak atau gas alam dapat diproduksi secara
efisien dan aman. Tujuan utama dari well completion adalah mengoptimalkan aliran minyak atau
gas alam dari formasi bawah tanah ke permukaan, serta memastikan keberlanjutan produksi
dengan mengontrol tekanan dan aliran.
• Karakteristik Formasi: Sifat-sifat formasi bawah tanah, seperti tekanan, suhu, keberadaan
batuan reservoir, dan jenis fluida yang ada di dalamnya, sangat mempengaruhi desain
well completion.
• Keamanan: Keselamatan operasi adalah faktor kunci. Well completion harus dirancang
untuk menghindari kebocoran gas, kebocoran minyak, serta kemungkinan ledakan atau
kecelakaan lainnya.
• Tekanan dan Aliran: Perencanaan well completion harus memperhitungkan tekanan dan
aliran optimal untuk memastikan produksi minyak atau gas berlangsung lancar.
Pengaturan aliran yang benar juga membantu menghindari kerusakan pada formasi
reservoir.
• Teknologi dan Peralatan: Pemilihan teknologi dan peralatan yang sesuai, seperti casing
(pipa pelapis), tubing (pipa produksi), dan peralatan pengontrol aliran, sangat penting
dalam well completion. Teknologi terbaru dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas
produksi.
• Perlindungan Lingkungan: Perencanaan well completion harus memperhatikan dampak
lingkungan, termasuk pengelolaan limbah dan perlindungan terhadap air tanah dan
udara.
• Biaya: Faktor ekonomi, termasuk biaya peralatan, biaya operasi, dan potensi keuntungan
dari produksi, harus dipertimbangkan agar well completion menjadi investasi yang layak
bagi perusahaan minyak dan gas.
• Regulasi: Well completion harus mematuhi regulasi dan standar keselamatan yang
ditetapkan oleh otoritas pengatur industri minyak dan gas di wilayah yang bersangkutan.
• Gravel Packing:
Digunakan di sumur-sumur pasir yang membutuhkan penyangga untuk mencegah pasir
ikut masuk ke dalam sumur. Gravel packing melibatkan penempatan pasir halus di sekitar
casing untuk menjaga kestabilan formasi.
• Fracturing:
Teknik ini melibatkan penyuntikan cairan tekanan tinggi ke dalam reservoir untuk
menciptakan retakan-retakan kecil dalam batuan, memungkinkan minyak atau gas
mengalir lebih bebas ke dalam sumur.
• Acidizing:
Penggunaan larutan asam untuk melarutkan endapan kalsium dan memperbesar lubang-
lubang di sekitar sumur, meningkatkan produktivitas sumur.
• Sand Control:
Proses pengendalian pasir, biasanya dengan menggunakan screens (penyaring) atau
chemical treatments, untuk mencegah masuknya pasir ke dalam sumur yang dapat
merusak peralatan produksi.
• Onshore:
Sumur-sumur onshore terletak di daratan, seringkali di daerah padat penduduk atau daerah yang
mudah diakses oleh infrastruktur jalan dan pipa.
Sumur-sumur ini cenderung lebih mudah diakses dan dikelola karena dekat dengan fasilitas dan
pasokan.
• Offshore:
Sumur-sumur offshore terletak di laut, yang membutuhkan struktur pengeboran di atas
permukaan air atau sumur-sumur yang dibor dari platform lepas pantai (offshore platform).
Kondisi cuaca yang tidak stabil, gelombang laut, dan lingkungan laut yang keras merupakan
tantangan signifikan dalam operasi sumur offshore.
• Onshore:
Penggunaan peralatan pengeboran dan produksi yang lebih sederhana karena akses mudah ke
sumur-sumur tersebut.
Lebih mudah untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan pada sumur-sumur onshore.
• Offshore:
Memerlukan teknologi dan peralatan khusus yang dirancang untuk operasi di laut dalam,
termasuk rig pengeboran lepas pantai, riser (pipa vertikal yang menghubungkan sumur dengan
permukaan), dan sistem produksi yang tahan korosi.
Pemeliharaan dan perbaikan pada sumur-sumur offshore seringkali lebih rumit dan
membutuhkan peralatan khusus serta tim yang terlatih.
• Safety Valve (Klep Pengaman): Klep ini digunakan untuk mengontrol tekanan di dalam
sumur dan mencegah kebocoran atau ledakan.
• Mud Motor (Motor Lumpur): Digunakan untuk menggerakkan bor saat pemboran dengan
memanfaatkan tekanan lumpur.
• Mud Pump (Pompa Lumpur): Pompa ini menghasilkan tekanan yang diperlukan untuk
mempertahankan aliran lumpur (fluida pemboran) ke dalam sumur.
• Bit (Pahat Bor): Bagian pahat yang mengebor lapisan tanah atau batuan di dasar sumur.
• Drill Collar (Tabung Bor): Tabung berat yang ditempatkan di atas bit untuk memberikan
kestabilan saat bor turun ke dalam sumur.
• Casing (Casing): Pipa baja yang dimasukkan ke dalam sumur untuk menjaga kestabilan
dinding sumur dan mencegah keruntuhan.
• Cement (Semem): Digunakan untuk menciptakan lapisan pelindung di antara casing dan
dinding sumur untuk mencegah kebocoran dan menjaga kestabilan sumur.
• Drill String (Rantai Bor): Rantai komponen termasuk bor mandrel, drill collar, dan bit yang
membentuk alur bor dari permukaan ke sumur.
• Packers (Penyumbat): Digunakan untuk menutup bagian tertentu di dalam sumur untuk
mengisolasi zona tertentu atau untuk pengujian tekanan.
• Fishing Tools (Alat Pancing): Digunakan untuk mengeluarkan peralatan yang mungkin
terjebak di dalam sumur, seperti bit atau tubing.
• Mengukur Tekanan dan Aliran: Uji sumur memberikan data tentang tekanan dan laju
aliran fluida dari sumur, informasi ini penting untuk perencanaan produksi yang efisien.
• Evaluasi Formasi: Uji sumur membantu dalam evaluasi sifat-sifat formasi bawah tanah
seperti permeabilitas dan porositas. Ini membantu para insinyur untuk memahami
potensi produksi dari formasi tersebut.
• Perencanaan Pengembangan Lapangan: Data yang diperoleh dari uji sumur membantu
perusahaan dalam perencanaan pengembangan lapangan minyak atau gas secara
keseluruhan.
• Pemantauan Kinerja Sumur: Uji sumur secara rutin juga digunakan untuk memantau
kinerja sumur seiring berjalannya waktu. Hal ini membantu untuk mengidentifikasi
perubahan-perubahan dalam produksi dan tekanan, yang dapat mengindikasikan
perubahan dalam kondisi reservoir.
o Pompa Tekanan Gas (Gas Lift): Metode ini melibatkan penyuntikan gas ke dalam sumur
untuk mengurangi kepadatan cairan di dalam sumur, sehingga minyak dan gas dapat naik
ke permukaan.
o Pompa Hidraulis (Hydraulic Pump): Pompa ini menggunakan fluida bertekanan tinggi
untuk mengangkat minyak dari sumur. Sistem ini sering digunakan di sumur-sumur dalam
kondisi sulit seperti sumur-sumur dalam lumpur.
o Pemompaan Elektrik Sumur Dalam (Electric Submersible Pump - ESP): ESP adalah pompa
yang ditempatkan di dalam sumur dan dijalankan oleh motor listrik. Pompa ini cocok
untuk sumur-sumur dengan kedalaman yang dalam.
o Pompa Diafragma (Diaphragm Pump): Pompa ini menggunakan diafragma bergerak untuk
menghasilkan tekanan yang diperlukan untuk mengangkat minyak dari sumur.
o Pemompaan Vakum (Sucker Rod Pump with Bottom Hole Gas Lift - SRP/BHG): Kombinasi
antara pompa sekrup dan gas lift, di mana gas disuntikkan ke dasar sumur untuk
membantu mengangkat minyak.
Single Completion:
• Definisi: Pada single completion, sumur minyak atau gas hanya menghasilkan dari satu
formasi atau lapisan reservoir tunggal.
• Keuntungan: Metode ini lebih sederhana dan umumnya lebih mudah dikelola karena
hanya ada satu sumber produksi.
• Keterbatasan: Tidak memungkinkan produksi dari beberapa lapisan reservoir, meskipun
formasi lain mungkin memiliki potensi minyak atau gas.
Commingle Completion:
• Definisi: Pada commingle completion, sumur minyak atau gas dapat menghasilkan dari
beberapa formasi atau lapisan reservoir yang berbeda secara bersamaan.
• Keuntungan: Memungkinkan produksi dari multiple formasi, meningkatkan potensi
produksi total sumur dengan mengalirkan minyak atau gas dari beberapa sumber.
• Keterbatasan: Membutuhkan manajemen produksi yang lebih kompleks dan memerlukan
pemahaman yang lebih baik tentang karakteristik reservoir untuk mengoptimalkan
produksi dari setiap lapisan.
• Jet Perforasi: Metode ini melibatkan penggunaan aliran cairan bertekanan tinggi yang
ditembakkan ke dinding sumur dengan kecepatan tinggi. Aliran cairan ini membentuk
lubang-lubang perforasi pada dinding sumur.
• Shaped Charges: Metode ini menggunakan muatan peledak berbentuk khusus untuk
membentuk lubang-lubang perforasi dengan diameter dan kedalaman yang diinginkan
pada dinding sumur. Shaped charges dirancang untuk memberikan penetrasi yang
optimal ke dalam batuan di sekitar sumur.
15. Sebutkan & jelaskan kondisi kerja Perforasi, serta Teknik/cara Perforasinya?
o Kondisi Kerja Perforasi:
Ketebalan Formasi: Ketebalan lapisan batuan tempat perforasi dilakukan harus
dipertimbangkan agar memungkinkan penetrasi alat perforasi dengan efektif.
Kekerasan Formasi: Kekerasan batuan juga mempengaruhi proses perforasi. Batuan
yang keras memerlukan alat perforasi yang lebih kuat untuk membuat lubang.
Tekanan dan Suhu: Kondisi tekanan dan suhu formasi migas harus dipertimbangkan
agar alat perforasi dapat berfungsi dengan baik dan aman.
o Teknik Perforasi:
Ada beberapa teknik perforasi yang digunakan dalam industri migas:
Jet-perforating: Dalam teknik ini, jet cairan bertekanan tinggi digunakan untuk
menciptakan lubang-lubang di dalam batuan formasi.