net/publication/362429396
CITATIONS READS
0 4,277
3 authors, including:
All content following this page was uploaded by Benny Syahputra on 03 August 2022.
3.1. Pendahuluan
Sumber air baku seringkali terdapat sampah-sampah padat yang dapat
mengganggu unit pengolahan yang ada, sehingga diperlukan penanganan
khusus untuk menghalangi sampah-sampah tersebut agar jangan sampai
masuk dalam unit pengolahan yang dapat mengganggu jalannya pengolahan
itu sendiri.
3.1.1. Deskripsi
Bangunan penangkap air merupakan bangunan yang berfungsi sebagai
penangkap air baku sebelum masuk ke instalasi pengolahan air bersih sesuai
dengan kuantitas ( debit ) yang diperlukan instalasi tersebut. Bangunan tersebut
dikenal dengan nama intake. Bangunan ini sangat diperlukan dalam
pengolahan air minum, karena akan mempermudah didalam pengambilan air.
Unit pengolahan setelah bangunan penangkap air kita temukan pertama kali
adalah screening. Screening adalah suatu fasilitas penahan benda-benda padat
yang berada pada sumber air baku. Jenis screen ini bermacam-macam dan
dirancang sesuai dengan jenis sampah yang paling dominan yang terdapat
pada sumber air baku. Pada bab ini dijelaskan rancangan screen yang baik
berdasarkan pertimbangan teknis yang ada.
3.1.2. Relevansi
Dalam proses perancangan screen diperlukan kemampuan seorang
design engineer yang memahami jenis-jenis screen yang ada berikut kelebihan
dan kekurangannya yang tentunya disesuaikan dengan sampah yang ada
pada sumber air baku tersebut, dengan memahami dasar-dasar tersebut, maka
akan dengan mudah dalam perancangannya.
3.2. Penyajian
Bab ini berisi teori dasar tentang screen berikut perancangannya.
Penyajian bab ini dilakukan secara bertahap, dimulai dari jenis-jenis screen,
proses pembersihan screen, keuntungan dan kerugian berbagai tipe screen,
serta merancang instalasi screen.
3.2.1. Uraian
A. Intake
Intake bangunan yang berfungsi sebagai penangkap air baku sebelum
masuk ke instalasi pengolahan air minum sesuai dengan kuantitas (debit) yang
diperlukan. Oleh karena itu, intake harus berada pada lokasi yang mudah
dicapai dan dirancangan untuk mensuplai air dari sumbernya. Sistem Intake
biasanya dirangkai dengan grit chamber dan pompa intake. Grit Chamber
berfungsi untuk mengendapkan materi abrasif yang terlarut dalam air baku,
seperti; pasir, lempung, kerikil, cangkang kerang. Pengendapan ini bertujuan
melindungi peralatan mekanis (pompa, pengaduk) dari materi abrasif dan
mencegah akumulasi pasir pada saluran air baku dan pengolahan tahap awal
(Kawamura, 1991).
Peletakan intake haruslah mempertimbangkan hal-hal berikut :
a. Tanah cukup stabil dan tidak mudah erosi serta dibangun pada
tempat yang aman, arus aliran tidak terlalu deras, pada daerah sungai
yang landai dan lurus, sehingga faktor keamanan bangunan intake
terjamin dan sungai dapat dijaga kesinambungannya
b. Aliran air yang menuju intake sebaiknya bebas dari hambatan dan
gangguan
c. Inlet terletak dibawah permukaan sungai/ danau, juga terletak cukup
di atas dasar badan air.
d. Terletak cukup jauh dari sumber kontaminan.
e. Terletak dibagian hulu sungai
f. Intake dilengkapi dengan screen, ujung pipa pengambil dilengkapi
strainer
a. Bellmouth strainer
Kecepatan melalui lubang stainer 0,15 - 0,3 m/dt (0,5 – 1 fps),
disarankan menggunakan kecepatan yang mendekati nilai
terendah untuk mencegah masuknya kotoran.
b. Cylindrical strainer
Kriteria kecepatan melalui lubang stainer sama seperti criteria
rancangan bellmouth strainer
Cylindrical strainer sebaiknya dipakai bila head air cukup tinggi,
yaitu 0,6 – 1 m (2 – 3 ft) di bawah muka air terendah jika tidak
punya lubang di bagian atas dan lebih dari 1 m (3 ft) jika punya
lubang di bagian atas.
d. Suction well
Untuk memudahkan pemeliharaan sebaiknya ada 2 sumur.
Waktu detensi lebih kurang 20 menit
Dasar sumur 1 m (3 ft) di bawah dasar sungai atau 1,5 m (5 ft) di
bawah muka air terendah.
Ketinggian foot valve lebih besar atau sama dengan 0,6.
Sumur kedap air dan dibuat dari beton dengan tebal lebih besar
atau sama dengan 20 cm.
Sumur dibuat cukup besar sehingga dapat mengatasi up lift
pressure.
e. Suction pipe
Kecepatan aliran 1 – 1,5 m/dt (3 – 5 fps).
Perbedaan ketinggian antara muka air terendah dan pusat
pompa sebaiknya lebih kecil atau sama dengan 3,7 m (12 ft).
Jika pompa lebih tinggi dari LWL, jarak suction sebaiknya lebih
kecil dari 4 meter (13 ft).
f. Backwashing pipe
Bangunan Penangkap Air Screening 58
Kecepatan aliran lebih besar atau sama dengan 3 m/dt (10 fps).
Dipakai air yang sudah diolah.
Kuantitas air backwashing sebaiknya ⅓ aliran di suction pipe.
B. Screen
Screen adalah unit pengolahan yang pertama-tama dijumpai dalam
bangunan pengolahan air minum, unit pengolahan ini sifatnya opsional jika
dibutuhkan, tetapi terkadang menjadi wajib digunakan apabila sumber air baku
yang digunakan banyak terdapat sampah padat, baik yang berukuran besar
(coarse), sedang (fine) maupun yang kecil (micro). Screening ini pada
prinsipnya adalah suatu peralatan dengan bukaan, yang biasanya seragam
dalam ukurannya, dan digunakan untuk menahan benda-benda kasar yang
terdapat dalam sumber air baku.
Prinsip dasar dilakukannya penyaringan benda kasar (coarse screen)
adalah :
a. Menjaga agar tidak terjadi kerusakan pada peralatan
b. Mengurangi kemungkinan pengolahan air minum yang kurang efektif
c. Menghindari terjadinya kontaminasi pada jalan air.
Untuk tipe saringan (screen) coarse screens dan fine screens digunakan
pada tahap pengolahan pendahuluan (preliminary treatment). Umumnya
Elemen pada saringan (screen) terdiri dari :
a. Parallel bar (batang paralel)
b. Rods or wires (tangkai atau kawat)
c. Grating (jeruji)
d. Wire mesh (lubang kawat)
e. Perforated plate (piringan berlubang), dan
f. Opening (pembuka) dengan berbagai bentuk, umumnya dengan slot
bundar (circular) atau empat persegi panjang (rectangular).
C. Proses Pembersihan
(c) (d)
a. Lokasi
b. Kecepatan
c. Bentuk bukaan antara batang atau ukuran lubang
d. Headloss
e. Pemeliharaan screen, pengoperasian, dan pembuangan
f. Pengawasan
Coarse screen
(a)
(a) (b)
Gambar 3.8. Penempatan Coarse Screen dengan Pembersihan (a) secara
Manual dan (b) Mekanis
(Vb2 Va2 ) 1
hL (3-3)
2g C
dimana :
hL = headloss, meter
C = koefisien debit secara empiris pada aliran turbulen dan eddy
losses, tipikalnya adalah 0,7 untuk saringan bersih, dan 0,6 untuk
saringan mampet.
V = kecepatan aliran bukaan pada bar screen, meter/detik
v = kecepatan dalam saluran upstream (hulu), meter/detik
2
g = percepatan gravitasi, 9,81 meter/detik
dimana :
hL = headloss, meter
C = koefisien debit secara empiris pada aliran turbulen dan eddy losses,
tipikalnya adalah 0,7 untuk saringan bersih, dan 0,6 untuk
saringan mampet.
g = percepatan gravitasi, 9,81 meter/detik2
Q = debit yang melalui screen m3/detik;dan
A = luas bukaan efektif screen yang terendam dalam air, m2.
dimana :
hL = headloss, meter
6. Pengawasan
Pengawasan terhadap jalannya pengoperasian screen terbagi menjadi
tiga hal :
a. Pengawasan Pendahuluan (Pre-inspection)
Sebelum setiap pelaksanaan pengawasan screen dilaksanakan, maka
perlu adanya inventarisasi bagian-bagian jalur saluran screen yang sering
mengalami gangguan-gangguan atau kerusakan, dan ini juga tergantung dari
hasil pengamatan yang lalu, kemudian dianalisis dan dicek keberhasilan
perbaikan yang telah dilaksanakan. Ini merupakan pengawasan pendahuluan,
dan umumnya secara kualitatif saja, belum sampai detail, dan belum secara
rutin, tetapi hanya sewaktu-waktu.
Setelah itu direncanakan pengawasan secara detail, meliputi :
1) Pengawasan bertingkat, menurut jabatan dan profesi
2) Pengawasan lokasi permukaan screen, dari intake sampai dengan
screen. Jenis dan ukuran struktur dan fasilitas lainnya seperti
misalnya pipa-pipa, rumah-rumah pompa, unit pengolahan
sesudahnya, dan lain-lain.
b. Cara Pengawasan (Methods of Inspection)
Untuk screen dengan ukuran kecil, lingkup pengawasan dimungkinkan
hanya sekitar screen saja, sedangkan untuk screen ukuran besar, maka lingkup
pengawasannya juga besar. Cara pengawasan haruslah disesuaikan dengan
besar kecilnya screen serta cara pembersihanya (manual atau mekanis).
Ukuran batang :
- lebar in 0.2 – 0.6 0.2 – 0.6 mm 5 – 15 5 - 15
- kedalaman in 1.0 – 1.5 1.0 – 1.5 mm 25 – 38 25 – 38
Kecepatan :
- Maksimum ft/s 1.0 – 2.0 2.0 – 3.25 m/s 0.3 – 0.6 0.6 – 1.0
- Minimum ft/s - 1.0 –1.6 m/s - 0.3 – 0.5
Saluran Intake
Acroos = D x L -- L = 2D
2
= D x 2D = 2D
A 0,332
D= =
2 2
= 0,407 m
Direncanakan saluran intake berbentuk segi empat
Dimensi : Lebar = 2 x D
= 2 x 0,407 m = 0,815 m
Dalam = 0,407 m + 0,30m (freeboard)
Bar screen
L = (n x w) + (n+1) b
81,5 cm = (19 x 2,5) + (19+1) b
o
Panjang screen yang terendam (Ps) dengan kemiringan 45
D 0,407
Ps = =
Sin Sin 45
= 0,57 m
= 57 cm
3.2.2. Latihan
a. Bar screen secara mekanis yang digunakan pada sebuah saluran dengan
kecepatan maksimum 1 meter/detik. Ketebalan batang pada bar screen
15 mm, dan lebar bukaannya adalah 25 mm. Tentukan kecepatan
diantara batang bar screen dan head loss dalam meter.
Jawab :
Diasumsikan lebar saluran adalah (L) dan kedalaman (D)
Luas bersih screen = LD [25 / (25+15) = (5/8)LD
Luas screen = LD
Dengan menggunakan persamaan kontinuitas :
Va Aa = Vb Ab atau Vb = (Va Aa) / Ab
Vb= 1 [LD / (5/8)LD] = (8 / 5 ) m/s
(Vb2 Va2 ) 1
hL
2g 0.7
2
8
1
2
hL
5 1
0.114m
2g 0.7
Va : 0,6 m/detik
Vb : 0,9 m/detik
Luas bukaan pada bar screen bersih : 0.19 m 2
Koefisien headloss pada bar screen bersih : 0,7
Jawab :
Menghitung headloss dengan persamaan berikut :
Maka headloss bar screen adalah :
Jawab :
Menghitung headloss dengan persamaan berikut :
(Vb2 Va2 ) 1
hL
2g 0.7
1 (0,9m / det)2 (0,6m / det)2
hL 0.033m
0.7 2(9,81m / det 2 )
karena luas area dikurangi 50 %, berarti menghasilkan kecepatan ganda
pada masing-masing area tersebut, berarti : 0,9 m/detik x 2 = 1,8 m/detik.
diasumsikan koefisien aliran yang tersumbat (mampet) = 0,6. Berarti
headlossnya adalah :
1 (1,8m / det)2 (0,6m / det)2
hL 0.24m
0.6 2(9,81m / det 2 )
3.3. Penutup
Peralatan screen ternyata memerlukan perhatian khusus dalam
operasionalnya serta pemeliharannya. Oleh karena screen merupakan
peralatan yang vital dalam pengolahan air minum, maka perlu adanya
perencanaan yang baik agar unit pengolahan setelahnya tidak mengalami
50 x 25mm
Koef .Efisiensi 0.72
1740mm
0.88 m/det
2
1.74 m d 2 m
0.3
2 9.81 m/det 2 9.81 m/det
c) Penyederhanaan persamaan sebelumnya:
d23 - 1.288 d22 + 0.021 = 0
d) Penyelesaian persamaan di atas dengan menggunakan trial and error
d2 = 1.28 m; v2 = 1.321 m3/det (1.74 m x 1.28 m) = 0.59 m/det
1 Vb 2 Va 2 1 0.83 2 0.59 2
hL 0.025 m
C 2g 0.7 2 9.81 m/det
2
49 10 mm
4/3 4/3
W (0.83 m/det) 2
h L β h v sinθ 2.42 sin75 0.024 m
b 50 25 mm 2 9.81 m/det 2
v 22 v2
d2 d3 3 h L
2g 2g
1.28 m
0.59 2
d3
1.321 m /det 1.74 m d
3
3 m
2
0.025 m
2 9.81 m/det 2 2 9.81 m/det 2
0.7 2g
Bangunan Penangkap Air Screening 80
(c) Kecepatan yang melalui rack dimana 50%nya tidak berfungsi
(e) d '2 m
0.759 d '
m/det
2 2
1.25 m
(0.61 m/det) 2
2 9.81 m/det 2 2 9.81 m/det 2
2
1 2.114 d '2 m/det 0.759 d '2 m/det 2
1 Vb 2 Va 2 1 1.66 2 0.59 2
h 50 0.18 m 0.15 m
C 2g 0.7 2 9.81 m/det
2
3.3.5. Rangkuman
Akhirnya mahasiswa telah menyelesaikan bab ini, dari hasil pembahasan
ini maka dapat diambil beberapa kesimpulan :
a. Intake adalah bangunan yang berfungsi sebagai penangkap air baku
sebelum masuk ke instalasi pengolahan air minum sesuai dengan
kuantitas (debit) yang diperlukan. Oleh karena itu, intake harus
DAFTAR PUSTAKA
SENARAI