Anda di halaman 1dari 31

BAB III

PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI

3.1 Umum
Pengolahan air bersih dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas air baku
sehingga aman untuk digunakan sebagai air bersih. Perencanaan unit-unit
perhitungan berdasarkan kriteria desain yang berlaku. Dalam rancangan yang
dibuat harus mendapatkan hasil yang optimal. Secara umum dalam mendesain
sebuah instalasi pengolahan air, diperlukan tahap-tahap :
1. Karakteristik air baku.
2. Hasil akhir kualitas yang diinginkan.
3. Pengumpulan data sumber air baku yang terpilih yang meliputi debit air
baku, tinggi muka air dan kualitas air baku.
4. Perencanaan instalasi pengolahan yang meliputi tata letak instalasi,
proses pengolahan, perhitungan dimensi unit unit pengolahan, kebutuhan
peralatan dan dosis bahan kimia yang digunakan.
5. Perencanaan bangunan penunjang yang terdiri dari perhitungan dimensi
bangunan penunjang dan tata letak bangunan.

Karena penggunaan air bersih yang cukup luas dalam segala segi
kehidupan dan aktivitas manusia, maka sistem penyediaan air bersih untuk
penduduk haruslah memenuhi syarat antara lain :
a. Aman dari segi kesehatan.
b. Tersedia dalam jumlah yang cukup.
c. Ekonomis.

Mengingat adanya syarat-syarat diatas , maka dasarnya ada 3 hal yang


harus diperhatikan untuk dipenuhi oleh suatu sistem penyediaan air minum, yaitu :

III-1
III-2

a. Segi kualitas
Terpenuhinya syarat-syarat kualitas air yang sesuai dengan standar yang
berlaku dan menjamin bahwa air yang tersedia aman untuk dikomsumsi
penduduk tanpa ada resiko terinfeksi oleh kuman-kuman penyakit.
b. Segi kuantitas
Tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga dapat dipergunakan setiap
waktu.
c. Segi kontinuitas
Terpenuhinya kebutuhan air bersih dengan supply air secara terus
menerus.
Sistem transmisi adalah suatu sistem transportasi air baku atau air minum
dari sumber menuju reservoir untuk selanjutnya diteruskan kedaerah pelayanan
melalui sistem distribusi.

3.1.1 Sistem Transportasi


Alternatif untuk sistem ini adalah open channel (saluran terbuka), pipe
line (perpipaan), atau aquaduct (saluran tertutup), yang pemilihannya didasarkan
atas berbagai pertimbangan teknis dan ekonomis.
1. Open Channel (Saluran Terbuka)
Tekanan air sama dengan tekanan udara terbuka, beberapa hal yang
berkaitan dengan open channel yaitu :
a. Biasanya digunakan untuk penyaluran air baku, kalau air bakunya
memiliki kandungan suspended yang tinggi, maka perlu dilakukan
pengurasan untuk menghindari terjadinya sedimentasi yang dapat
mengurangi kapasitas.
b. Biasanya biaya relatif murah, karena hanya memperhitungkan segi
konstruksi saluran, namun biaya investasi umumnya lebih besar
karena perencanaan untuk jangka panjang.
c. Dimensi saluran bebas, tidak perlu mengikuti dimensi pasaran.
d. Umumnya digunakan untuk kapasitas besar.

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-3

e. Harus mengikuti HGL, karena pengalirannya dilakukan secara


gravitasi, masalahnya dapat timbul bila permukaan tanah yang
dilewati turun naik.
f. Kecepatan aimya tergantung pada slope muka tanah.
g. Kemungkinan kehilangan air lebih besar akibat penguapan,
rembesan ke dalam tanah (infiltrasi) ataupun pengambilan illegal
oleh masyarakat.
h. Saluran ini sering kali bersilangan dengan berbagai fasilitas lain
misalnya sungai, irigasi, saluran drainase, jalan kereta api, dll.
Sehingga membutuhkan konstruksi khusus.

2. Aquaduct (Saluran Tertutup)


Air dialirkan melalui saluran tetutup baik under preasure (dibawah HGL)
maupun pada tekanan udara luas (pada HGL) ada dua macam aquaduct
yaitu cut dan cover dari tunel beberapa hal tentang aquaduct antara lain :
a. Biasanya dibuat di tempat (on site construction) sehingga
memungkinkan pemanfaatan material local dan memperkerjakan
penduduk setempat.
b. Umur konstruksi sangat panjang, hal ini ditentukan oleh kaitan
pengalirannya.
c. Kehilangan air lebih mudah dibanding umur konstuksi itu sendiri.
d. Biaya relatif rendah baik dalam investasi maupun pemeliharaanya.
e. Dibuat untuk jangka panjang.
f. Perletakannya tergantung pada HGL atau profil tanah yang dilalui.
g. Adanya masalah bila bersilangannya dengan fasilitas lain, seperti :
jalan raya, rel kereta api, dan lain-lain.

3. Pipe Line (Perpipaan)


Air dialirkan melaui sistem perpipaan dengan tekanan lebih besar dari
pada tekanan udara luar (under pressure) beberapa hal penting antara
lain:

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-4

a. Biaya pemeliharaan dan perawatan relative lebih myrah dan mudah


b. Pengalirannya tidak tergantung pada profil muka tanah
c. Kemungkinan gangguan dari luar lebih kecil
d. Harga pipa dan perlengkapannya relatif mahal
e. Biayanya digunakan untuk mengalirkan air minum

Dari semua sistem-sistem transportasi diatas pada dasarnya digunakan


untuk:
a. Membawa air baku dari sumber (bangunan pengumpul) ke bangunan
pengolah air minum, untuk keperluan ini dapat digunakan open
chanel atau dapat pula digunakan pipe line.
b. Membawa air yang bersih yang memenuhi pengolahan air minum
reservoir dan kemudian didistribusikan untuk mencegah terjadinya
konstaminasi, digunakan sistem perpipaan (pipe line).

3.1.2 Cara Pengangkutan


Terdapat dua alternatif cara pengangkutan yaitu secara gravitasi atau
dengan pemompaan, dari segi ekonomi cara gravitasi merupakan alternatif yang
paling utama, sedangkan pemompaan hanya digunakan bila keadaan topografi nya
di lapangan benar-benar sudah tidak memungkinkan menggunakan sistem
gravitasi.

3.1.3 Kapasitas Yang Akan Diangkut


Dalam sistem penyediaan air minum yang perlu diperhatikan bukan saja
dari segi kualitas tapi juga segi kuantitas dalam arti, air minum harus cukup
tersedia untuk memenuhi kebutuhan konsumen., hal ini yang mendasari perlunya
transmisi. Kualitas air yang diangkut dalam sistem transmisi ialah sesuai dengan
kapasitas hari maksimum (Qmax day) sehingga pada saat terjadi kebutuhan
maksimum sistem transmisi dapat memenuhinya.

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-5

3.1.4 Peletakkan dan Penempatan


Dalam masalah perletakan dan penenpatan ini sangat berpengaruh
terhadap bahan, diameter, peralatan dan perlengkapan pada sistem yang
selanjutnya berpengaruh pada masalah biaya yang perlu diperhatikan adalah :
a. Kondisi air yang dibawa
b. Kondisi lingkungan yang dilewati ada tidaknya dampak bagi sistem
transmisi.
c. Kondisi geologis yang dihadapi dengan prinsip menghindari medan yang
sulit.
d. Pemilihan jalur transmisi yang paling pendek.
e. Pemilihan konstuksi yang paling ekonomis dan efisien.
f. Terletak pada lokasi yang mudah dikontrol misalnya pada tanah milik
umum,dan lain-lain.
g. Biasanya sedikit mungkin diusahakan menggunakan perlengkapan pipa
sistem.
Perletakan dan peralatan, pemilihan peralatan dan perlengkapan harus
disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan secara teknis dengan
memperhatikan segi ekonomis.

3.2 Bangunan dan Perlengkapan


3.2.1 Bangunan Pada Sistem Transmisi
1. Bangunan Penangkapan Air (Intake)
Intake adalah suatu bangunan yang berguna untuk menyadap air dari
sumbernya. Pada dasarnya intake terdiri kasa atau saringan (Screen)
dimana air baku masih dapat melewatinya. Selanjutnya dengan pipa air
tersebut dapat di tampung di sumur pengumpul. Beberapa kriteria yang
harus diperhatikan adalah :
a. Ketinggian air, maka iar lebih rendah atau maxsimum sama dengan
ketinggian semula, ketinggian air dipengaruhi oleh tekanan air dalam
baik yang sama dengan tekanan luar, dengan demikian diharapkan
ketinggian muka air maxsimum dalam bak sama dengan ketinggian
air semula.

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-6

b. Intake sebaiknya dibuat tertutup untuk mencegah masuknya sinar


matahari yang memungkinkan tumbuhan atau mikroorganisme hidup
serta mencegah kontaminasi.
c. Tanah lokasi intake harus stabil.
d. Intake dibangun dengan pertimbangan kemungkinan peningkatan
kapasitas air dimasa yang akan datang.
e. Dibangun sedemikian rupa, sehingga dalam kondisi terburuk masih
dapat dipakai.

Gambar 3.1 Intake

2. Bak Pelepas Tekan (BPT)


Bak pelepas tekan adalah suatu bangunan yang berfungsi mengembalikan
tekanan ke tekanan atmosfir dengan maksud membatasi tekanan dalam
sistem terbatas sesuai dengan kemampuan pipa penahan tekanan dalam
keadaan diam atau bekerja, dengan demikian pecahnya pipa karena
tekanan dalam sistem berlebihan dapat dihindari.

Gambar 3.2 Bak Pelepas Tekan

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-7

3. Reservoir
Berdasarkan fungsinya, reservoir dapat dibedakan menjadi reservoir
instalasi dan reservoir distribusi.
a. Reservoir instalansi merupakan reservoir yang digunakan sebagai
tempat penampungan air yang telah disaring sambil menunggu untuk
dipompakan ke reservoir pelayanan untuk distribusi, juga sebagai
sarana tempat kontak desinfeksi.
b. Reservoir pelayanan adalah reservoir yang digunakan dalam sistem
distribusi untuk menyeimbangkan debit pengaliran, mempertahankan
tekanan pada saat kebutuhan jam puncak dan mengatasi keadaan
darurat. Untuk mengoptimalkan penggunaan reservoir, maka
reservoir harus diletakkan pada lokasi yang dekat dengan pusat
daerah pelayanan.
Secara umum fungsi reservoir adalah :
a. Untuk menampung dan menyimpan air bersih untuk melayani
fluktuasi pemakaian per jam.
b. Cadangan air jika terjadi kerusakan pada sistem pengolahan, atau
pada saat pemeliharaan sistem pengolahan sehingga air tidak dapat
diproduksi.
c. Pemerataan aliran dan tekanan akibat bervariasinya pemakai air di
daerah distribusi.
d. Sebagai distributor atau sumber pelayanan.

Gambar 3.3 Reservoir

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-8

4. Jembatan Pipa
Merupakan bagian dari pipa transmisi yang menyebrang sungai atau
saluran sejenis, diatas permukaan tanah/sungai. Pipa yang digunakan
untuk jembatan pipa disarankan menggunakan pipa baja atau DCIP
(Ductile Cast Iron). Sebelum bagian pipa masuk dilengkapi gate valve
dan wast out atau blow off. Dilengkapi dengan air valve yang diletakan
pada jarak ¼ bentang dari masuk jembatan pipa.

Gambar 3.4 Jembatan Pipa

3.2.2 Perlengkapan Pada Sistem Transmisi


Berbagai jenis perlengkapan pipa yang ada seperti gate valve, air valve,
check valve, anchor block, bend, reduce atau increaser di pasar pada percabangan
pipa untuk menjaga kerja sistem transmisi dan memudahkan pengecekan.
1. Gate Valve
Berfungsi sebagai pengatur debit aliran dan memungkinkan untuk
pemeriksaan pemeliharaan serta perbaikan, di pasang pada percabangan
pipa, awal atau akhir saluran dan tiap jarak ± 1 Km.pada pipa.

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-9

Gambar 3.5 Gate Valve

2. Check Valve
Berfungsi mencegah aliran balik, yang dipasang pada :
a. Pipa outlet pompa
b. Tempat-tempat lain dimana diharapkan tidak terjadi aliran balik.

3. Air Valve
Berfungsi untuk mengeluarkan udara yang berakumulasi dalam pipa
dipasang pada tekanan tertinggi dan jaringan pipa.

Gambar 3.6 Air Valve

4. Blow Off
Berfungsi mengeluarkan sediment atau endapan kotoran yang terjadi
selama pengaliran atau untuk mengeluarkan air dalam keadaan darurat
dipasang pada tempat dengan tekanan terendah dari jaringan pipa.

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-10

Gambar 3.7 Blow Off

5. Anchor Block
Berfungsi menahan beban pengaliran yang paling besar, yang mungkin
dapat menyebabkan perubahan bentuk pipa dan agar sambungan pipa
tetap kaku.

Gambar 3.8 Anchor Block

6. Bend
Berfungsi sebagai sambungan pipa untuk belokan.

Gambar 3.9 Bend

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-11

7. Reducer atau Increaser


Berfungsi untuk menghubungkan pipa dengan pipa yang diameternya
berbeda.

Gambar 3.10 Reducer atau Increaser

3.2.3 Bahan Pipa


Sebagian besar biaya dalam pelaksanaan di alokasikan untuk perpipaan
oleh karena itu ukuran pipa dan jenis-jenis pipa harus ditentukan untuk
memperoleh hasil yang maksimal dan efisien, jenis-jenis pipa yang biasa
digunakan antara lain:
1. Asbestos Coment Pipe (Pipa Asbes)
 Keuntungan
a. Mudah didapat
b. Diproduksi di dalam negeri
c. Berat satuan relative lebih ringan
d. Panjang saluran pipa lebih besar (6m)
 Kelemahan
a. Mudah retak
b. Tidak tahan benturan

Gambar 3.11 Pipa Asbes

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-12

2. Pipa PVC
 Keuntungan
a. Berat satuan paling ringan
b. Tahan korosi dan asam
c. Diproduksi di dalam negeri
d. Mudah pemasangan dan penyambungan
e. Kedap air
 Kelemahan
a. Tidak tahan terhadap gaya luar yang cukup besar
b. Umumnya hanya berdiameter

Gambar 3.12 Pipa PVC


3. Pipa Beton
 Keuntungan
a. Cukup kuat menahan gaya luar
b. Tahan korosi
c. Mudah diperoleh untuk berbagai ukuran
d. Tidak mudah pecah
 Kelemahan
a. Bobotnya cukup berat

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-13

Gambar 3.13 Pipa Beton

4. Pipa Besi
 Keuntungan
a. Tahan terhadap getaran
b. Kedap air
c. Panjang saluran sampai 6 meter
d. Cukup licin
 Kelemahan
a. Tidak tahan korosi
b. Harga relatif mahal
c. Penggunaan terbatas

Gambar 3.14 Pipa Besi


5. Pipa Tanah Liat
 Keuntungan
a. Tahan korosi
b. Diproduksi di dalam negeri
c. Mudah di dapat
d. Berat satuan ringan
 Kelemahan
a. Harganya mahal

Untuk memilih bahan penyaluran (bahan pipa) didasarkan atas faktor-


faktor seperti berikut :
1. Umur

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-14

2. Kapasitas air dapat dialirkan


3. Daya tahan yang cukup baik dari gaya dan pembebanan luar
4. Kemudahan dalam pelaksanaan (pemasangan dan penyambungan)
5. Ukuran yang ada di pasaran
6. Kedap air atau kerapatan tinggi
7. Suku cadang dan perlengkapan mudah diperoleh di pasaran
Perletakan pipa tergantung pada :
1. Jaringan jalan yang ada
2. Jenis, kondisi, dan topografi tanah yang dilalui
3. istem perpipaan yang lain (air buangan, listrik, telepon)

3.3 Kriteria Perencanaan Sistem Transmisi


Dalam kriteria perencanaan sistem transmisi ini dapat dilihat dari
beberapa kriteria, diantaranya:
1. Saringan Silinder (Filter)
 Diletakan ± 0,6-1 m di bawah muka air
2. Pipa Saluran Air Baku
 Kecepatan 0,6-1,5 m³/detik
 Pada saat paling rendah, kecepatan >0,6 m³/detik dan pada saat
tertinggi kecepatan >1,5 m³/detik.
3. Sumur intake
 Waktu dimensi 20 menit, tertekan 1m dari dasar sungai
 Dinding sumur tebalnya 20cm dan kedap air
 Berat sumuran cukup, sehingga tidak terjadi gangguan pada sumur
4. Pipa hisap
 Kecepatan 1-5 m³/detik
 Perbedaan antara bebas terendah dengan pusat pompa tidak boleh
lebih dari 3,7 m³/detik.
5. Strainer
 Back wash, kecepatan >3m³/detik
 Jumlah back wash sama dengan 1/3 dari aliran dalam pompa

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-15

6. Saringan Bell Month


 Kecepatan melewati lubang saringan 0,5-0,30 m³/detik
 Bukan lubang saringan 6-12 m atau 1/4”-1/2” diameter..

 Luas total area saringan biasanya 2 kali area efektif dari jumlah total
area lubang.

3.4 Perencanaan Jalur Transmisi


Sistem transmisi adalah suatu sistem air baku atau air minum dari sumber
menuju reservoir untuk selanjutnya diteruskan ke daerah pelayanan melalui sistem
distribusi.

3.4.1 Perencanaan Jalur Pipa Alternatif


Pada penentuan jalur transmisi, terlebih dahulu menentukan jalur-
jalurnya pada peta kontur dengan beberapa kriteria antara lain jalur yang
digunakan diusahakan sependek mungkin dan medannya tidak terlalu sulit.
Perhitungan dibuat untuk menentukan diameter pipa yang digunakan.
Debit (Q) yang digunakan adalah debit pada tahun 2039 dengan menggunakan
debit maksimum hari. Pada setiap jalur dibuat beberapa segmen. Berikut adalah
data panjang pipa dari alternatif 1, alternatif 2, dan alternatif 3 dengan kontur yang
berbeda.

Tabel 3.1 Perhitungan Panjang Pipa Alternatif 1


SEGMEN Kontur Panjang Pipa
S-1 210 - 140 2420
1 ke 2 140 - 100 2325
2-R 100 -70 1842
TOTAL 6587
Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 3.2 Perhitungan Panjang Pipa Alternatif 2


SEGMEN Kontur Panjang Pipa
S-1 210 – 150 2227
1 ke 2 150 – 105 1496
2-R 105 – 70 2104
TOTAL 5827
Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.
III-16
Sumber: Hasil Perhitungan

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-17

Tabel 3.3 Perhitungan Panjang Pipa Alternatif 3


SEGMEN Kontur Panjang Pipa
S-1 210 - 155 2335
1 ke 2 155 -110 2098
2-R 110 - 70 2443
TOTAL 6876
Sumber: Hasil Perhitungan

Setelah diketahui panjang pipa dari konturnya yang telah ditentukan,


maka dapat dihitung jalur pipa transmisi tersebut. Dalam perhitungan ini sisa
tekan titik distribusi yang diharapkan adalah sebesar 5m. Penggunaan BPT dan
penempatan alat lainnya merupakan alternatif yang dapat diterapkan pada sistem.
Tekanan kerja pipa, ditetapkan sebesar 80 m (80 atm) yang merupakan batas
alternatif penempatan BPT. Dari hasil pemilihan alternatif jalur transmisi
penentuan berdasarkan kepada:
1. Dari Segi Ekonomis
Alternatif terpilih dilihat dari harga pipa terkecil dan panjang pipa
pendek serta alat atau perlengkapan yang digunakan untuk jalur
transmisi.
2. Dari Segi Teknis
Alternatif terbaik dapat ditentukan dari dua hal yaitu minor loses dan
residual head. Minor loses akibat penggunaan peralatan pada pipa sekecil
mungkin cara lainnya dengan melihat residual head tiap alternatif
terutama di titik distribusi.
3. Dari Segi Topografi
Keadaan topografi medan jalur akan menurun dan menanjak
mempengaruhi cara pengalirannya apakah dengan gaya gravitasi atau
dengan cara pemompaan. Kemudian apakah jalur transmisi tersebut
melewati beberapa hambatan seperti jalan raya, sungai dan lain-lain.
Untuk itu perlu gorong-gorong dan jembatan.
4. Peralatan Transmisi

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-18

Jenis-jenis peralatan pipa dan perlengkapan pipa yang ada seperti gate
valve, blow off, reducer dipasang untuk menjaga keamanan sistem
transmisi dan memudahkan pengecekan.

3.4.2 Perhitungan Jalur Pipa Transmisi


3.4.2.1 Perhitungan Jalur Pipa Transmisi Alternatif 1
L ekivalen = L Pipa + (10%*L Pipa)
= 6587 m + (10%*6587 m)
= 7245,7 m
Elevasi Sumber = 210 m
Elevasi Reservoir = 70 m
Head Available = 210 m – 70 m
= 140 m
Sisa tekan minimum reservoir : 5 m (sisa tekan distribusi yang
diharapkan)
∆ H =140 m−5 m=135 m
∆H
Slope ( s )=
L ek
135
= = 0,0186 m/m
7245 ,7
Q maks hari 2039 = 3279,92 L/det = 3,2799 m³/det

( )
1/ 2, 63
Q
D = 0 ,54
0,2785∗C∗S

( 0,2785∗100∗(0,0186) )
1/ 2 ,63
3,2799
D = 0 ,54

D = 1,005 m
= 39,56 inchi
= 40 inchi
Cek:
D = 40” = 1,016 m

( )
1 /0 ,54
Q
S = 2 ,63
0,2785∗C∗D

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-19

( )
1 /0 ,54
3,2799
S = 2 ,63
0,2785∗100∗(1,016)
= 0,0176 m/m
Head loss = s * L.ekivalen
= 0,0176 * 7245,7
= 127,5 m
Sisa tekan di reservoir (RH) = Hav -∆ H
= 140 – 127,5
= 12,5 m
Q
Kecepatan (v) = 1
∗π∗D2
4
3,2799
= 1
∗3 , 14∗1 , 016²
4
= 4,048 m/detik

3.4.2.2 Perhitungan Jalur Pipa Transmisi Alternatif 2


L ekivalen = L Pipa + (10%*L Pipa)
= 5827 + (10%*5827)
= 6409,7 m
Elevasi Sumber = 210 m
Elevasi Reservoir = 70 m
Head Available = 210 m – 70 m
= 140 m
Sisa tekan minimum reservoir : 5 m (sisa tekan distribusi yang
diharapkan)
∆ H =140 m−5 m=135 m
∆H
Slope ( s )=
L ek
135
= = 0,021 m/m
6409 ,7
Q maks hari 2039 = 3279,92 L/det = 3,2799 m³/det

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-20

( )
1/ 2, 63
Q
D = 0 ,54
0,2785∗C∗S

( 0,2785∗100∗(0,021) )
1 /2 , 63
3,2799
D = 0 ,54

D = 0,98 m
= 38,58 inchi
= 40 inchi
Cek:
D = 40” = 1,016 m

( )
1 /0 ,54
Q
S = 2 ,63
0,2785∗C∗D

( 0,2785∗100∗(1,016) )
1 /0 ,54
3,2799
S = 2 ,63

= 0,0176 m/m
Head loss = s * L.ekivalen
= 0,0176 * 6409,7
= 112,8 m
Sisa tekan di reservoir (RH) = Hav - HL
= 140 – 112,8
= 27,2 m
Q
Kecepatan (v) = 1
∗π∗D2
4
3,2799
= 1
∗3 , 14∗1 , 016²
4
= 4,048 m/detik

3.4.2.3 Perhitungan Jalur Pipa Transmisi Alternatif 3


L ekivalen = L Pipa + (10%*L Pipa)
= 6876 +(10%*6876)
= 7563,6
Elevasi Sumber = 210 m
Elevasi Reservoir = 70 m
Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.
III-21

Head Available = 210 m – 70 m


= 140 m
Sisa tekan minimum reservoir : 5 m (sisa tekan distribusi yang
diharapkan)
∆ H =140−5=135 m
∆H
Slope ( s )=
L ek
135
= = 0,0178 m/m
7563 ,6
Q maks hari 2039 = 3279,92 L/det = 3,2799 m³/det

( )
1/ 2, 63
Q
D = 0 ,54
0,2785∗C∗S

( 0,2785∗100∗(0,0179) )
1 /2 , 63
3,2799
D = 0 ,54

D = 1,013 m
= 39,88 inchi
= 40 inchi
Cek:
D = 40” = 1,016 m

( )
1 /0 ,54
Q
S = 2 ,63
0,2785∗C∗D

( 0,2785∗100∗(1,016) )
1 /0 ,54
3,2799
S = 2 ,63

= 0,0176 m/m
Head loss = s * L.ekivalen
= 0,0176 * 7563,6
= 133,1 m
Sisa tekan di reservoir (RH) = Hav - HL
= 140 – 133
=7m
Q
Kecepatan (v) = 1
∗π∗D2
4

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-22

3,2799
= 1
∗3 , 14∗1 , 016²
4
= 4,048 m/detik

Tabel 3.4 Penentuan Head Loss Jalur Alternatif 1


L D D
Kontur Panjang ∆H S S HL
Segmen ekivalen C Teori Pasaran
(m) Pipa (m) (m) Teori Aktual (m)
(m) (Inchi) (Inchi)
S-1 210 - 140 2420 70 2662 100 0,026 36,85 38 0,023 60
1 ke 2 140 - 100 2325 40 2558 100 0,016 40,99 42 0,014 36
2-R 100 -70 1842 30 2026 100 0,015 41,46 42 0,014 28
Jumlah 6587 0,050 124
Sumber: Hasil Perhitungan

Contoh Perhitungan:
H = 210 m -140 m = 70 m
L ekivalen = L Pipa + (10%*L Pipa)
= 2420 + (10%*2420)
= 2662 m
∆H
S Teori=
L ek
70
= = 0,026 m/m
2662

( )
1/ 2 ,63
3,2799
D teori = 0 ,54
0,2785∗100∗(0,026)
= 0,94 m = 36,85 inchi
D pasaran = 38 inchi = 0,9652 m

( )
1/ 0 ,54
1,795
S aktual = 2 ,63
0,2785∗100∗(0,9652)
= 0,023
HL = S aktual * L ekivalen
= 0,023*2662
= 60 m

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-23

L D D S
Kontur Panjang ∆H S HL
Segmen ekivalen C Teori Pasaran Aktua
(m) Pipa (m) (m) Teori (m)
(m) (Inchi) (Inchi) l
S-1 210 - 150 2227 60 2450100 0,024 37,39 38 0,023 55
1 ke 2 150 - 105 1496 45 1646100 0,027 36,55 38 0,023 37
2-R 105 - 70 2104 35 2314100 0,015 41,28 42 0,014 32
Jumlah 5827 0,059 125
Tabel 3. Penentuan Head Loss Jalur Alternatif 2

Sumber: Hasil Perhitungan

Contoh Perhitungan:

H = 210 m -150 m = 60 m

L ekivalen = L Pipa + (10%*L Pipa)


= 2227+ (10%*2227)
= 2450 m
∆H
S Teori=
L ek
60
= = 0,024 m/m
2450

( )
1/ 2 ,63
3,2799
D teori = 0 , 54
0,2785∗100∗(0,024)
= 0,95 m = 37,39 inchi
D pasaran = 38 inchi = 0,9652 m

( )
1/ 0 ,54
1,795
S aktual = 2 ,63
0,2785∗100∗(0,9652)
= 0,023
HL = S aktual * L ekivalen
= 0,023*2450
= 55 m

Tabel 3.6 Penentuan Head Loss Jalur Alternatif 3


Segmen Kontur (m) Panjang ∆H L C S D D S HL
Pipa (m) (m) ekivalen Teori Teori Pasara Aktua (m)
(m) (Inchi) n l

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-24

(Inchi)
S-1 210 - 155 2335 55 2569 100 0,021 38,43 40 0,018 45
1 ke 2 155 - 110 2098 45 2308 100 0,019 39,18 40 0,018 41
2-R 110 - 70 2443 40 2687 100 0,015 41,41 42 0,014 37
Jumlah 6876 0,049 123
Sumber: Hasil Perhitungan

Contoh Perhitungan:
H = 210 m -155 m = 55 m
L ekivalen = L Pipa + (10%*L Pipa)
= 2335 + (10%*2335)
= 2569 m
∆H
S Teori=
L ek
55
= = 0,021 m/m
2569

( )
1 /2 , 63
3,2799
D teori = 0 ,54
0,2785∗100∗(0,021)
= 0,98 m = 38,43 inchi
D pasaran = 40 inchi = 1,016 m

( )
1 /0 ,54
1,795
S aktual = 2 ,63
0,2785∗100∗(1,016)
= 0,018
HL = S aktual * L ekivalen
= 0,018*2569
= 45 m

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-25

3.4.3 Penentuan Jalur Transmisi


Penentuan jalur pipa transmisi dapat ditentukan setelah mengetahui dan
mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
1. Diameter pipa transmisi yang digunakan, karena semakin kecil diameter
maka biaya yang digunakan sedikit (ekonomis)
2. Panjang pipa transmisi, semakin pendek pipa maka biaya yang dikeluarkan
semakin sedikit,
3. Sisa tekan di reservoir jalur transmisi diharapkan mendekati 5 m
4. Banyaknya perlengkapan yang digunakan semakin sedikit, maka biaya
yang dikeluarkan semakin rendah.

3.4.3.1 Perbandingan Jalur Pipa Transmisi


Adapun perbandingan daripada tiap alternatif dengan membandingkan
jalur pipa transmisi berdasarkan panjang pipa, sisa tekan, diameter dan kecepatan
pada setiap alternatif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel perbandingan
jalur pipa transmisi berdasarkan panjang pipa, sisa tekan, slope, diameter dan
kecepatan pada setiap alternatif pada lembar selanjutnya.
Tabel 3.7 Perbandingan Jalur Pipa Transmisi Setiap Alternatif
Sisa Diameter
P. Pipa Diameter Kecepatan
Alternatif tekan slope pasaran
(m) (inchi) (m/s)
(m) (inchi)
1 6587 7,5 0,0186 39,56 40 4,048
2 5827 22,2 0,021 38,58 40 4,048
3 6876 2 0,0179 39,92 40 4,048
Sumber: Hasil Perhitungan

3.4.3.2 Perlengkapan Pipa


Pada setiap alternatif, perlengkapan pada pipa sangat dibutuhkan agar
laju air pada pipa dapat berjalan lancar. Setiap alat pun memiliki faktor nilai
koefisien untuk menentukan head loss minor pada perhitungan selanjutnya. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.8 dibawah ini:

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-26

Tabel 3.8 Faktor Nilai Koefisien Perlengkapan Pipa


No Nama Alat k Sumber
1 Gate Valve 0,25 Mekanika Fluida dan Hidraulika
2 Air Valve 0,12 Water and Wastewater Engineering
3 Bend 90 0,5 Mekanika Fluida dan Hidraulika
4 Bend 45 0,35 Mekanika Fluida dan Hidraulika
5 Blow Off 0,24 Water and Wastewater Engineering
Sumber: Standar Nilai Koefisien Perlengkapan Pipa

3.4.4 Perhitungan Headloss


Pada sistem penyaluran dengan menggunakan pipa akan terjadi
kehilangan energi (head loss) sepanjang pengaliran akibat fraksi dengan pipa,
head loss ini disebut mayor losses, besarannya tergantung pada :
a. Bahan dan jenis pipa
b. Kecepatan aliran
c. Dimensi pipa
d. Panjang saluran yang ditempuh
Selain kehilangan energi akibat pengaliran pada pipa, terdapat pula
kehilangan energi yaitu penggunaan peralatan pipa-pipa. Kehilangan energi ini
disebut minor losses yang ditentukan oleh kecepatan aliran dan koefisien yang
tergantung pada peralatannya, mayor losses dihitung dengan menggunakan rumus
Hazen William yakni :

( )
1 /0 ,54
Q
HL = 2 ,63 xL
0,2785∗C∗D
Dimana:
HL : Kehilangan Tekanan
Q : Detik Aliran maksimum hari (m³/detik)
C : Koefisien kekasaran pipa
D : Diameter pipa (m)
L : Panjang pipa (m)

Sedangkan minor losses dihitung dengan menggunakan persamaan :

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-27


HL = k.( 2. g )

Dimana
HL : Kehilangan tekanan (head loss)
K : Koefisien tekanan hidraulik
V : Kecepatan (m/det)
G : Kecepatan gravitasi (m²/det)

Untuk perhitungan awal kehilangan energi akibat minor losses besarnya


adalah 10% dari mayor losses sehingga dalam rumus Hazen William digunakan
panjang pipa ekivalen (Lek) dan besarannya adalah:
Lek = L + (10%.L) = 1.1L
Dalam perhitungan ini sisa tekan di titik distribusi diharapkan adalah 15-
30 meter. Penggunaan BPT dan penempatan alat lainnya merupakan alternatif
penempatan alat terbaik.
Tekanan kerja pipa yaitu tekanan maksimum yang dianjurkan dalam
pengoperasian pada ditetapkan sebesar 80 m (8atm) yang merupakan batas bagi
alternatif penempatan BPT.
a. Jarak dari rumah pompa
b. Kemungkinan dari kerusakan oleh benda gerak
Untuk mencari dimensi perpipaan dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan Hazen Williams:

( )
1 /2 , 63
Q
D= 0 ,54
0,2785∗C∗D
Dimana:
Q : Debit aliran (m³/detik)
C : Koefisien keasaran pipa
D : diameter pipa (m)
S : slope (m/m)
Dengan
∆H
S :
Lekivalen

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-28

Panjang L D
Kontur Pipa AH Ekivalen S D Teori Pasaran S HL A v HL HL
Jalur segmen C RH Nama Alat
teori Aktual 2
Minor Total
(m) (m) (m) (m) (inchi) (inchi) (m) (m ) (m/detik)
210 - GV,AV,BO,Bend
S-1 2420 45
140 70 2662 100 0,026 36,85 38 0,023 60 9,77 0,731 4,485 1,22 61
140 - GV,AV,BO,Bend
Alternati 1 ke 2 2325 45
f1 100 40 2558 100 0,016 40,99 42 0,014 36 4,46 0,893 3,671 1,58 37
GV,AV,BO,Bend
2-R 100 -70 1842 30 2026 100 0,015 41,46 42 0,014 28 1,84 45 0,893 3,671 1,34 29
Jumlah 6587 0,050 124 16,07 2,518 11,828 4,14 128
Panjang L D HL
Kontur Pipa AH Ekivalen S D Teori Pasaran S HL A v HL
Jalur Segmen C RH Nama Alat Tota
teori Aktual Minor
(m) (m) (m) (m) (inchi) (inchi) (m) (m2) (m/detik) l
210 - GV,AV,BO,Bend
S-1 2227 90
150 60 2450 100 0,024 37,39 38 0,023 55 4,57 0,731 4,485 1,37 57
150 - GV,AV,BO,Bend
Alternati 1 ke 2 1496 90
f2
105 45 1646 100 0,027 36,55 38 0,023 37 7,77 0,731 4,485 1,89 39
105 - GV,AV,BO,Bend
2-R 2104 90
70 35 2314 100 0,015 41,28 42 0,014 32 2,84 0,893 3,671 1,20 33
Jumlah 5827 0,059 125 15,17 2,356 12,641 4,46 129
Panjang L D HL
Kontur Pipa AH Ekivalen S D Teori Pasaran S HL A v HL
Jalur Segmen C RH Nama Alat Tota
teori Aktual Minor
(m) (m) (m) (m) (inchi) (inchi) (m) (m2) (m/detik) l
210 - GV,AV,BO,Bend
S-1 2335
155 55 2569 100 0,021 38,43 40 0,018 45 9,73 90 0,810 4,048 1,70 47
155 - GV,AV,BO,Bend
Alternati 1 ke 2 2098
f3
110 45 2308 100 0,019 39,18 40 0,018 41 4,33 90 0,810 1,701 1,01 42
GV,AV,BO,Bend
2-R 110 - 70 2443 40 2687 100 0,015 41,41 42 0,014 37 2,65 90 0,893 1,543 0,92 38
Jumlah 6876 0,049 123 16,71 2,514 7,292 3,62 127
Tabel 3.9 Perhitungan Headloss
Sumber: Hasil Perhitungan

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-29

Dalam hal ini yang dipilih adalah jalur yang memiliki HL minor yang
terkecil dan yang membutuhkan alat yang paling sedikit. Untuk membuktikan dan
mengetahui alternatif mana yang memiliki head loss minor terkecil dapat dilihat
pada setiap tabel alternatif dibawah ini:

Tabel 3.10 Perletakan Perlengkapan Pipa dan Perhitungan HL Minor


Alternatif 1
HL
Segme Perlengkapa Jumla HL Keteranga
k V Mino
n n h Alat Total n
r
0,2 2, 0,146
gate valve 2 5 4 9
0,1 2, 0,035
air valve 1 2 4 3 0,285 Jembatan
A-1
0,3 2, 0,102 1 Pipa
bend 45 1 5 4 9
0,2 2, 0,070
blow off 1 4 4 5
0,2 2, 0,146
gate valve 2 5 4 9
0,1 2, 0,035
air valve 1 2 4 3 Jembatan
01-Feb 0,529
0,3 2, 0,205 Pipa
bend 45 2 5 4 7
0,2 2, 0,141
blow off 2 4 4 1
0,2 2, 0,146
gate valve 2 5 4 9
0,1 2, 0,035
air valve 1 2 4 3 0,458 Jembatan
01-Feb
0,3 2, 0,205 4 Pipa
bend 45 2 5 4 7
0,2 2, 0,070
blow off 1 4 4 5
1,272
Jumlah 18 5
Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 3.10 Perletakan Perlengkapan Pipa dan Perhitungan HL Minor


Alternatif 2
HL
Segme Perlengkapa Jumla HL Keteranga
k V Mino
n n h Alat Total n
r

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-30

HL
Segme Perlengkapa Jumla HL Keteranga
k
0,2 V
2, Mino
0,146
n n h Alat Total n
gate valve 2 5 4 9r
0,1 2, 0,035
air valve 1 2 4 3 0,399 Jembatan
A-1
2, 0,146 7 Pipa
bend 90 1 0,5 4 9
0,2 2, 0,070
blow off 1 4 4 5
0,2 2, 0,146
gate valve 2 5 4 9
0,1 2, 0,035
air valve 1 2 4 3 0,546 Jembatan
01-Feb
2, 0,293 6 Pipa
bend 90 2 0,5 4 9
0,2 2, 0,070
blow off 1 4 4 5
0,2 2, 0,146
gate valve 2 5 4 9
0,1 2, 0,035
air valve 1 2 4 3 0,399 Jembatan
2-R
2, 0,146 7 Pipa
bend 90 1 0,5 4 9
0,2 2, 0,070
blow off 1 4 4 5
Jumla
h 16 1,346
Sumber: Hasil perhitungan

Tabel 3.11 Perletakan Perlengkapan Pipa dan Perhitungan HL Minor


Alternatif 3

Segme Jumla HL HL Keteranga


Perlengkapan k V
n h Alat Minor Total n
gate valve 2 0,25 2,4 0,1469
air valve 1 0,12 2,4 0,0353 Jembatan
A-1 0,5466
bend 90 2 0,5 2,4 0,2939 Pipa
blow off 1 0,24 2,4 0,0705
gate valve 2 0,25 2,4 0,1469
air valve 1 0,12 2,4 0,0353 Jembatan
01-Feb 0,5466
bend 90 2 0,5 2,4 0,2939 Pipa
blow off 1 0,24 2,4 0,0705
2-R gate valve 2 0,25 2,4 0,1469 0,3997 Jembatan
air valve 1 0,12 2,4 0,0353 Pipa
bend 90 1 0,5 2,4 0,1469

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.


III-31

blow off 1 0,24 2,4 0,0705


Jumlah 17 1,4929
Sumber: Hasil Perhitungan

Dari tabel perletakan perlengkapan di atas maka dapat dilihat :

1. Segi ekonomis
Alternatif ke-2 memiliki panjang pipa paling pendek dibandingkan dengan
alternatif ke-1 dan ke-3, dan alternatif ke-2 perlengkapan pipanya paling
sedikit. Hal ini sangat membantu karena dapat mengurangi biaya
dibandingkan dengan alternatif 1 dan 3.
2. Segi teknis
Salah satu keuntungan dari alternatif ke-1 yaitu memiliki nilai HL minor
yang terkecil. Sistem pengalirannya dapat dilakukan dengan cara gravitasi
walaupun ada kontur yang sedikit naik.
Maka dilihat dari segi ekonomis dan teknis, 3 alternatif diatas dapat
ditentukan jalur alternatif ke-1 dan ke- 2 yang terpilih sebagai jalur transmisi.

Anggyta Ayu Lestari/183050026/Tugas Besar Penyediaan Air Minum/2020-2021/Rista Puspita, ST.

Anda mungkin juga menyukai