Anda di halaman 1dari 24

Evaluasi dan Pengembangan Sistem Distribusi Air Bersih Utama Kota Niamey, Niger

BAB VI
KRITERIA TEKNIS PERENCANAAN
JARINGAN PERPIPAAN
6.1 Umum
Jaringan perpipaan merupakan suatu sarana fisik yang bertujuan untuk
mentransportasikan air bersih dari tempat penampungan, dalam hal ini adalah reservoir,
menuju menara-menara air di daerah pelayanan.
Jaringan perpipaan air minum harus dapat melayani kebutuhan air bersih
konsumen yang telah sesuai dengan syarat-syarat dalam hal kuantitas, kualitas, dan
kontinuitas. Air yang didistribusikan ini harus sesuai jumlahnya dengan kebutuhan air
pada masing-masing jenis pelayanan pada setiap tahap perencanaan. Selain kriteria
tersebut, air yang akan dialirkan tidak boleh mengalami kontaminasi selama perjalanan
serta dengan kebocoran teknis yang dapat ditekan seminimal mungkin.

6.2 Rencana Sistem Jaringan Transmisi


6.2.1 Kapasitas, Diameter dan Kecepatan Aliran
Kapasitas aliran air yang melalui perpipaan menggunakan debit pada saat jam
puncak untuk setiap daerah pelayanan. Besarnya diameter pipa yang digunakan pada pipa
transmisi didasarkan atas kebutuhan air untuk masing-masing daerah pelayanannya.
Kecepatan aliran minimal di dalam pipa distribusi adalah 0,3 m/s, sedangkan
kecepatan aliran maksimal antara 3–5 m/s[Sukarmadijaya, et al, 1978], tergantung dari
jenis pipa yang digunakan.

6.2.2 Tekanan Aliran


Tekanan air di dalam sistem distribusi direncanakan sebagai berikut:
1. Tekanan statis yang terjadi tidak melebihi 80 m.
2. Sisa tekan minimum yang harus disediakan adalah:
 15 m kolom air untuk pipa induk
 10 m kolom air untuk pipa cabang

Muhammad Taufik-15303029 VI-1


Evaluasi dan Pengembangan Sistem Distribusi Air Bersih Utama Kota Niamey, Niger

 6 m untuk pipa pelayanan di daerah dengan mayoritas bangunan tidak bertingkat


dan 12 m untuk daerah dengan mayoritas bangunan bertingkat [Sukarmadijaya, et
al, 1978]

6.2.3 Rencana Jalur Pipa Distribusi Utama


Pada saat merencanakan pengembangan dari suatu jalur perpipaan maka perlu
diusahakan agar diperoleh sistem pengaliran yang baik ke konsumen. Penyampaian air
secara baik dan optimum kepada konsumen memerlukan perencanaan sistem jaringan
perpipaan yang akurat dengan memperhatikan beberapa hal, diantaranya :
 Pemakaian energi operasi seminimal mungkin;
 Jaringan direncanakan dengan menggunakan biaya paling murah, yaitu dengan
perencanaan jalur yang terpendek dan memilih diameter terkecil.
 Terpenuhinya syarat-syarat hidrolis.
 Kontinuitas pelayanan yang semaksimal mungkin.
 Mudah dalam pemasangan, pemeliharaan, dan pengoperasiannya.

Untuk itu terdapat beberapa kriteria teknis yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk menghindari penggunaan
pompa.
b. Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah perencanaan.
c. Diusahakan untuk menghindari penempatan jalur pipa yang sulit sehingga
pemilihan lokasi penempatan jalur pipa tidak akan menyebabkan penggunaan
perlengkapan yang terlalu banyak.
d. Jalur pipa sedapat mungkin mengikuti pola jalan seperti jalan yang berada di atas
tanah milik pemerintah, sepanjang jalan raya atau jalan umum, sehingga
memudahkan dalam pemasangan dan pemeliharaan pipa.
e. Lokasi jalur pipa dipilih dengan menghindari medan yang sulit, seperti bahaya
tanah longsor, banjir 1-2 tahunan atau bahaya lainnya yang dapat menyebabkan
lepas atau pecahnya pipa.

Muhammad Taufik-15303029 VI-2


Evaluasi dan Pengembangan Sistem Distribusi Air Bersih Utama Kota Niamey, Niger

f. Jalur pipa diusahakan sesedikit mungkin melintasi jalan raya, sungai, dan lintasan
kereta, jalan yang kurang stabil untuk menjadi dasar pipa, dan daerah yang dapat
menjadi sumber kontaminasi.
g. Jalur pipa sedapat mungkin menghindari belokan tajam baik yang vertikal
maupun horizontal, serta menghindari efek syphon yaitu aliran yang berada diatas
garis hidrolis.
h. Untuk jalur pipa yang panjang sehingga membutuhkan pompa dalam
pengalirannya, katup atau tangki pengaaman harus dapat mencegah terjadinya
water hammer.

6.2.4 Sistem Pengaliran


Sistem pengaliran yang dipergunakan untuk menyediakan kebutuhan air bersih ke
penduduk dapat dilakukan dengan melalui beberapa cara, yaitu :
1. Sistem Gravitasi
Sistem ini dimungkinkan jika posisi sumber air atau reservoir distribusi
mempunyai elevasi terhadap daerah pelayanan sehingga mempunyai tekanan yang
cukup untuk mengalirkan air hingga ke konsumen yang akan dilayani.

2. Sistem Pompa
Pada sistem ini, pompa digunakan untuk mendorong air secara langsung ke tiap
daerah pelayanan. Sistem ini sangat tergantung pada kemampuan pompa untuk
mendistribusikan air sehingga bila kerusakan terjadi pada pompa maka sistem
pengaliran juga akan terganggu. Sistem ini biasa dipakai pada daerah-daerah yang
letak daerah pelayanannya lebih tinggi daripada sumber airnya atau dari reservoir
distribusinya, sehingga penyaluran secara gravitasi tidak dapat dipergunakan.
Keuntungan pengaliran dengan sistem ini adalah daerah pelayanan yang lebih
besar, pengaliran yang lebih jauh, dan head yang tersedia dapat mencapai 100 m.

3. Sistem Pompa dan Reservoir


Sistem ini bekerja dengan menggabungkan kemampuan dari penyaluran secara
gravitasi dengan juga digunakannya pompa. Pompa digunakan selain untuk

Muhammad Taufik-15303029 VI-3


Evaluasi dan Pengembangan Sistem Distribusi Air Bersih Utama Kota Niamey, Niger

mengalirkan air bersih ke daerah pelayanan juga mengisi reservoir distribusi. Dan
bila kebutuhan air meningkat, maka air bersih yang terdapat pada reservoir
distribusi akan dialirkan untuk mendukung pengaliran air bersih dari pompa.

6.2.5 Klasifikasi Jaringan Perpipaan


Pada sistem distribusi, terdapat klasifikasi dari jaringan perpipaan yang terbagi
menjadi dua bagian. Diantaranya adalah :
1. Sistem Makro
Sistem ini berfungsi sebagai penghantar jaringan perpipaan. Jaringan penghantar
ini tidak dapat langsung melayani konsumen karena dapat berakibat pada
penurunan energi yang cukup besar. Sistem ini juga disebut sebagai sistem
jaringan pipa hantar atau feeder, yang terdiri atas pipa induk (primary feeder) dan
pipa cabang (secondary feeder).

Pipa induk merupakan pipa yang memiliki diameter terbesar dan jangkauan
terluas, serta dapat melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok) pelayanan
dan di setiap blok memiliki satu atau dua penyadap yang dihubungkan dengan
pipa cabang. Pada setiap tempat bersambungnya pipa sekunder atau cabang dari
pipa induk maupun pada pipa pelayanan dengan pipa sekunder atau cabang, selalu
dilengkapi dengan penyadapan (tapping).

2. Sistem Mikro
Sedangkan sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa pelayanan
yaitu pipa yang melayani sambungan air bersih ke konsumen dengan memperoleh
air dari pipa sekunder. Sistem mikro dapat membentuk jaringan pelayanan yang
terdiri dari atas pipa pelayanan utama (small distribution mains) dan pipa
pelayanan ke rumah-rumah (house connection).
Berdasarkan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi, maka terdapat beberapa
jenis pipa diantaranya adalah pipa induk, pipa sekunder atau cabang, dan kemudian pipa
pelayanan. Dan untuk tiap jenis pipa ini terdapat klasifikasi dan kriteria desain yang perlu

Muhammad Taufik-15303029 VI-4


Evaluasi dan Pengembangan Sistem Distribusi Air Bersih Utama Kota Niamey, Niger

disesuaikan. Klasifikasi dari pipa induk beserta kriterianya akan dijelaskan sebagai
berikut.
Kriteria desain yang biasa dipakai untuk pipa induk adalah :
1. Diameter pipa minimum adalah 150 mm (6”).
2. Kecepatan aliran minimum di dalam pipa adalah 0,3 m/detik sedangkan kecepatan
aliran maksimum berkisar antara 3 - 5 m/detik tergantung dari jenis pipa yang
digunakan.
3. Tekanan pada sistem harus dapat menjangkau titik kritis dengan sisa tekanan
tidak kurang dari 10 m.
4. Tekanan statis yang tersedia tidak lebih dari 100 m.
5. Pipa tidak melayani penyadapan langsung ke konsumen.
6. Pipa ini dapat mengalirkan air sampai akhir tahap perencanaan dengan debit
puncak.

6.3 Jenis Dan Klasifikasi Perlengkapan Pipa


6.3.1 Pemilihan Jenis Pipa
Pemilihan jenis pipa didasarkan oleh faktor-faktor diantaranya adalah :
1 Kemampuan pipa dalam mengalirkan air.
2 Lamanya periode perencanaan.
3 Fleksibilitasnya terhadap kondisi tanah terutama menyangkut ketahanan terhadap
korosi.
4 Kekuatan dan daya tahan pipa terhadap tekanan dari dalam seperti tekanan statis
dan water hammer, dan tekanan dari luar seperti tekanan geologis tanah, tekanan
air tanah, dan tekanan lalu lintas.
5 Daya tahan terhadap kualitas air yang dialirkan.
6 Ketersediaan diameter maksimum dan minimum di pasaran.
7 Kemudahan pengadaan, pengangkutan, dan pemasangan pada daerah pelayanan.
8 Harga pipa dan biaya pemeliharaan

Muhammad Taufik-15303029 VI-5


Evaluasi dan Pengembangan Sistem Distribusi Air Bersih Utama Kota Niamey, Niger

6.3.2 Pipa Induk


6.3.2.1 Ductile Iron Pipe (DIP)
Jenis ini tersedia dalam kisaran diameter 100-1350 mm. Pipa jenis DIP digunakan
baik untuk jaringan distribusi kecil dan juga untuk jaringan distribusi utama.
Terbuat dari bahan besi tuang dengan sifat tahan terhadap tekanan yang besar,
daya mekanis lebih baik, mampu menahan getaran, berat, dan tahan lama. DIP mudah
terkena korosi terutama pada bagian permukaan dan sambuangan, oleh karenanya ada
jenis tertentu yang diberi lapisan anti korosif seperti pada jenis DCIP. Batas toleransi,
kekuatan tahan tekan, pelapisan, penyambungan dan ketahanan terhadap beban tanah
galian secara lengkap terdapat di dokumen ANSI/AWWA C150/A21.50.
DIP tersedia dengan ukuran berkisar antara diameter 100-1350 mm dengan
panjang standar 5,5 meter dengan ketebalan bervariasi antara class 50 hingga class 56.
Pipa ini memiliki kekuatan tahan tekan sebesar 1380 kPa hingga 2400 kPa.
[ANSI/AWWA C150/A21.50]
Untuk DIP, rubber gasket push-on dan mechanical adalah jenis sambungan yang
umum digunakan untuk keperluan konstruksi. Sambungan jenis ini dapat mentolerir
apabila terjadi defleksi pipa ( 2 o - 5o tergantung dari ukuran pipa) tanpa mempengaruhi
kondisi aliran. Kedua sambungan ini memerlukan thrust block pada setiap belokan dan
lokasi dimana terjadi perubahan arah aliran.
Flanged Joints (AWWA C115 atau ANSI B16.1) terkadang digunakan pada
sambungan pipa dengan valve. Grooved End Joints (AWWA C606) biasanya digunakan
untuk sambungan pipa yang dipasang diatas permukaan tanah. Flanged Joints tidak
fleksibel sedangkan Grooved End Joints cukup fleksibel, namun keduanya tidak
memerlukan thrust block pada setiap belokan yang ada.
Gasket untuk sambungan push-on dan sambungan menchanical dijelaskan dengan
detail pada dokumen AWWA C111. Gasket ini dapat terbuat dari karet alami atau karet
sintesis. Karet alami sesuai untuk digunakan dalam jaringan pipa air bersih dan tidak
sesuai apabila digunakan sebagai gasket dalam jaringan pipa air limbah.
Gasket untuk sambungan flanges sebaiknya terbuat dari karet dengan ketebalan
3,2 mm.

Muhammad Taufik-15303029 VI-6


Evaluasi dan Pengembangan Sistem Distribusi Air Bersih Utama Kota Niamey, Niger

Gasket untuk sambungan Grooved End dapat digunakan gasket yang terbuat dari
ethylene propylene diene monomer (EPDM), nitrile (Buna-N), halogenated butyl rubber,
Neoprene, silikon, dan fluorelastomers.
Bentuk dan ukuran fitting ditentukan berdasarkan ukuran bukaan dan sudut
defleksi. Reducer, Reducer Tee, dan reducer silang ditentukan berdasarkan ukuran pipa
tersambung yang terbesar terlebih dahulu baru ukuran pipa yang lebih kecil. Tabel 6-1
merangkum jenis-jenis fitting tipikal untuk pipa DIP.

Tabel 6-1. Jenis-jenis fitting untuk pipa DIP (Dieter, 1999)


Fitting Standar Fitting Khusus
o o o o
Bend (90 , 45 , 22.5 , 11.25 ) Reducing bends (90 o)
Base bends Flared bends (90 o, 45 o)
Caps Flange and flares
Crosses Reducing tees
Blind flanges Side outlet tees
Offsets Wall pipes
Plugs True wyes
Reducers Wye branches

Dengan mempertimbangkan usia pakai yang panjang dengan biaya yang murah,
lining pipa DIP dengan menggunakan semen dalam sistem distribusi air minum sangat
umum digunakan. Ketebalan standar dari lining ini disajikan pada Tabel 6-2.

Tabel 6-2. Ketebalan semen mortar untuk DIP baru (Dieter, 1999)
Diameter (mm) Ketebalan (mm)
100-250 1,6
300 1,6
350-550 2,4
600 2,4
750-900 3,2
1050-1350 3,2

Dikarenakan ketebalan lining yang tipis, terkadang digunakan ketebalan dua kali
lipat dari ketebalan lining minimum untuk menjamin keberlangsungan pemakaian pipa.
Walaupun semen merupakan bahan lining yang tahan lama, bahan semen tidak
bisa bertahan lama apabila mengalirkan air yang sangat sadah dengan total padatan

Muhammad Taufik-15303029 VI-7


Evaluasi dan Pengembangan Sistem Distribusi Air Bersih Utama Kota Niamey, Niger

terlarut yang rendah, tidak bisa mengalirkan air dengan konten sulfat yang tinggi dan air
yang “dibawah jenuh” (Undersaturated).
Tabel 6-3 memuat bahan lain yang dapat digunakan sebagai bahan lining.
Tabel 6-3. Bahan lining untuk DIP baru (Dieter, 1999)
Lining Material Standar
Semen AWWA C104
Kaca -
Epoxy AWWA C120
Fusion Bonded Epoxy AWWA C213
Coal-Tar Epoxy AWWA C210
Coal-Tar Enamel AWWA C203
Polyethylene ASTM D 1248

Walaupun DIP resisten terhadap korosi, beberapa jenis tanah dapat merusak pipa
jenis ductile ini. Untuk mencegah hal tersebut, beberapa studi mensarankan pemakaian
selongsong setebal 0,2 mm terbuat dari bahan polyethylene yang elastis.
Penyelongsongan ini kerap disebut sebagai “baggies”. Apabila jenis tanah tempat
pemasangan pipa termasuk jenis yang korosif, beberapa bahan pelapis dibawah dapat
digunakan;
• Bahan perekat, extruded polyethylene wrap
• Bungkus plastik (AWWA C203)
• Coal-tar enamel panas (AWWA C203)
• Coal-tar epoxy (MIL-P-23236)
• Fusion bonded epoxy (AWWA C213)

6.3.2.2 Asbestos Cement Pipe (ACP)


Jenis ini terbuat dari bahan asbes dengan permukaan bagian dalam yang halus
meskipun telah berusia lama, tahan terhadap korosi, besifat isolator, ringan,
pemasangannya mudah, penyambungannya sederhana dengan menggunakan coupling,
ring tittle, dan mechanical joint. Tetapi pipa ini tidak elastis dan tidak tahan terhadap
benturan dan beban berat. Tersedia dalam ukuran 50 - 600 mm.

6.3.2.3 Steel Pipe

Muhammad Taufik-15303029 VI-8


Evaluasi dan Pengembangan Sistem Distribusi Air Bersih Utama Kota Niamey, Niger

Terbuat dari baja dengan sifat tidak tahan terhadap korosi elektris dan tekanan
atau benturan, tipis dan ringan, pembuatannya mudah, tetapi sulit dalam pemasangan
karena membutuhkan waktu yang banyak, serta penyambungan dapat dilakukan dengan
pengelasan dan mahal. Tersedia dalam ukuran 75 -1500 mm.

6.3.2.4 Reinforced Concrete Pipe (RCPP)


Terbuat dari beton atau tanah liat dengan sifat tahan tehadap korosi, tidak
mengalami perubahan kekasaran di dinding pipa untuk waktu yang lama, tetapi cukup
berat dan sukar dalam pemasangan. Biasanya diperuntukkan dalam kondisi khusus.
Tersedia dengan diameter 500 - 2000 mm.

6.3.2.5 Polyvinyl Chloride Pipe (PVC)


Terbuat dari serat fiber dengan sifat tahan tehadap korosidan tanah yang agresif,
isolator, menghambat pertumbuhan bakteri, tidak merubah sifat air, ringan,
pemasangannya mudah yaitu dengan sistem rubbering, dan umumnya mudah didapat
serta banyak tersedia di pasaran. Dengan sistem pemasangan dengan menggunakan
rubbering ini, pipa tidak perlu lagi dilem dan sambungan antar pipa akan fleksibel
terhadap gerakan pipa. Tetapi kekuatan mekanisnya rendah, koefisien muai panasnya
besar, dan tidak tahan terhadap sinar matahari. Tersedia dengan diameter 50 - 400 mm.

6.3.3 Perlengkapan Sistem Perpipaan


Perlengkapan perpipaan diperlukan untuk menjaga agar sistem distribusi dapat
berfungsi dengan baik. Aksesoris atau perlengkapan pipa yang dipakai dalam
perencanaan ini adalah sebagai berikut :

6.3.3.1 Sambungan (Fitting)


Fungsi dan peralatan sambungan antara lain :
1. Menyambung dua atau lebih pipa yang berukuran dan jenis yang sama, seperti
mechanical joint, coupling joint, dan terkadang dipakai flexible joint.
2. Untuk menyambung dua atau lebih pipa yang berlainan diameter, dengan
menggunakan reducer atau increaser.

Muhammad Taufik-15303029 VI-9


Evaluasi dan Pengembangan Sistem Distribusi Air Bersih Utama Kota Niamey, Niger

3. Untuk merubah dan membagi aliran, menggunakan elbow atau bend dan tee atau
cross.
4. Untuk menghentikan aliran (dead ends), dengan caps, plug, dan blindflange.

6.3.3.2 Katup Isolasi (Gate Valve)


Fungsi katup ini adalah untuk membuka atau menutup aliran serta mengatur aliran
terutama saat satu bagian jalar pipa akan diuji, diperiksa, dibersihkan, atau diperbaiki.
Perlengkapan ini diperlukan untuk memisahkan statu blok pelayanan atau jalur pipa.
Katup ini biasanya diletakkan pada tempat tertentu, seperti pada :
1 Inlet dan outlet reservoir distribusi.
2 Setiap jarak lebih kurang 3000 m.
3 Titik pengurasan.
4 Kedua sisi jembatan pipa induk.
5 Setiap titik penyadapan yang dipasang sesuai arah aliran.

6.3.3.3 Blok Penahan (Thrust Block) dan Jangkar (Anker)


Berguna untuk mencegah tidak bergeraknya fitting atau sambungan jika beban
tekanan air dialirkan melaluinya. Blok penahan ini biasanya diletakkan pada :
1 Belokan (elbow)
.................................(6.1)

dimana,
W = resultan gaya (dyne)
P = tekanan air dalam pipa (kg/cm2)
A = luas penampang basah pipa (cm2)
θ = sudut belokan

Muhammad Taufik-15303029 VI-10


Evaluasi dan Pengembangan Sistem Distribusi Air Bersih Utama Kota Niamey, Niger

2 Reducer (tapper konsentris)


W = P (A1 - A2) ............................(6.2)
dimana,
W = resultan gaya (dyne)
P = tekanan air dalam pipa (kg/cm2)
A1 = luas penampang basah pipa yang besar (cm2)
A2 = luas penampang basah pipa yang kecil (cm2)

3. Tee atau dead ends


W = PA ............................(6.3)
dimana,
W = resultan gaya (dyne)
P = tekanan air dalam pipa (kg/cm2)
A = luas penampang basah pipa (cm2).

6.3.3.4 Pipa Penguras (Blow Off )


Berfungsi untuk mengeluarkan endapan yang terperangkap dalam pipa-pipa
distribusi serta diperlukan dalam keadaan darurat misalnya pada saat ada pipa yang
terputus. Blow off ditempatkan pada lokasi terendah dimana lumpur kemungkinan
terakumulasi dan akan dilengkapi dengan saluran pembawa. Saluran pembawa ini akan
diletakkan sedemikian rupa sehingga mampu membawa air berikut lumpurnya ke tempat
pembuangan akhir. Katup penguras biasanya diletakkan setiap 1 - 1,5 km pada jalan yang
datar.
6.3.3.5 Pipa Udara (Air Valve)
Pada titik tertinggi dari statu jalar perpipaan perlu dipasang katup udara yang
berfungsi mengeluarkan udara yang terperangkap dan memasukkan udara saat diperlukan
untuk mengurangi terjadinya udara vakum (negatif) pada saaat aliran berhenti tiba-tiba
atau saat pengosongan pipa. Udara yang terjebak dalam pipa dapat disebabkan dari
perhitungan sistem yang kurang baik, turbulensi aliran, dan kemiringan yang terlalu
tinggi. Hal ini dapat mengurangi penampang efektif pipa sehingga mengurangi debit air

Muhammad Taufik-15303029 VI-11


Evaluasi dan Pengembangan Sistem Distribusi Air Bersih Utama Kota Niamey, Niger

yang dapat mengalir dalam pipa. Katup diletakkan setiap jarak 3 km pada jalar pipa yang
menurun atau menaik.

6.3.3.6 Ekspansi Joint dan Flexible Joint


Jalur pipa yang diletakkan di atas permukaan tanah memerlukan ekspansi joint
untuk mengatasi kemungkinan pergerakan pipa akibat pemuaian atau penyusutan pipa
karena perubahan temperatur. Sedangkan flexible joint biasanya dipasang diantara dua
pipa yang diragukan kestabilan posisinya satu sama lain.

6.3.3.7 Manhole
Manhole merupakan sarana yang dapat dimasuki manusia untuk dapat memeriksa
dan memperbaiki peralatan pembantu distribusi yang ditempatkan didalamnya.

6.3.3.8 Meter Air


Air yang keluar mengalir dapat diketahui jumlahnya dengan cara memasang
meter air. Peralatan ini selain ditempatkan pada reservoir untuk mengetahui pola
pemakaian air penduduk dan jumlah kebocoran yang terjadi, tetapi juga ditempatkan pada
rumah konsumen dan kran umum untuk mengetahui jumlah pemakaiannya setiap bulan.

6.3.4 Lokasi dan Kedalaman Pipa


Jaringan pipa distribusi air minum harus diletakkan tertanam dalam tanah dengan
maksud melindungi pipa dari gangguan fisik dan bahaya pembebanan secara langsung,
kecuali untuk bagian jaringan yang merupakan penyeberangan sungai (jembatan pipa).
Untuk bagian ini pemasangannya tidak dapat ditanam didalam tanah.
Penanaman jaringan pipa sedapat mungkin ditempatkan di luar jalur jalan (di sisi
jalan), kecuali pada bagian jaringan yang terpaksa bersilangan dengan jalan. Pipa
distribusi sedapat mungkin diletakkan dekat dengan pusat jalan dan cabang-cabang dari
pipa utama berada di sisi jalan atau di bawah trotoar jalan seperti pada jalan-jalan yang
lebar. Sedangkan untuk jalan yang sempit maka perlu menghindari jaringan pipa yang
langsung diletakkan di bawah jalur roda kendaraan untuk mencegah kerusakan pipa.

Muhammad Taufik-15303029 VI-12


Evaluasi dan Pengembangan Sistem Distribusi Air Bersih Utama Kota Niamey, Niger

Batas kedalaman penanaman pipa :


• Untuk parit galian yang normal di luar jalur jalan, bagian atas pipa diletakkan
sedalam 450 mm di bawah permukaan tanah
• Untuk parit galian di bawah jalur jalan, bagian atas pipa diletakkan sedalam 600
mm di bawah permukaan tanah
• Bila dipasang melintasi jaringan atau struktur lain dalam tanah, maka perlu
disediakan jarak pemisah lebih dari 30 cm
• Untuk peletakkan pipa air bersih terhadap pipa air buangan, sebaiknya adalah 3 m
secara horizontal dan 45 cm untuk jarak vertikal

Kedalaman galian dipengaruhi oleh ketebalan pasir yang dipadatkan di bawah


pipa. Ketebalan pipa pasir di bawah pipa untuk bermacam-macam dasar galian dapat
dilihat pada Tabel 6-4.
Kedalaman total galian parit dapat ditentukan sebagai berikut :
T= A+ D +B ............................(6.4)
dimana,
T = kedalaman parit total (mm)
A = kedalaman parit sampai bagian atas pipa (mm)
D = diameter pipa (mm)
B = tebal pasir di bawah pipa (mm)

Tabel 6-4. Ketebalan pasir untuk tiap jenis dasar galian (Hardie, 1978)
Jenis Dasar Galian Tebal pasir di Bawah Pipa (mm)

Dasar galian rata, tidak berbatu-batu 0 - 50


Dasar galian tidak rata, tidak berbatu- batu 100
Dasar galian berbatu-batu 100 - 500

6.3.5 Pemilihan Jenis Pipa


Pipa yang ditanam di dalam tanah harus memiliki ketahanan terhadap tekanan
dari luar, tekanan dari dalam, penempatan yang berbeda-beda dan korosivitas baik dari

Muhammad Taufik-15303029 VI-13


Evaluasi dan Pengembangan Sistem Distribusi Air Bersih Utama Kota Niamey, Niger

tanah maupun dari air yang mengalirinya. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan
dalam memilih jenis pipa yang akan digunakan adalah sebagai berikut;
• Kondisi pelayanan
- Tekanan
- Beban tanah
- Korosivitas tanah
• Ketersediaan
- Ketersediaan di dekat wilayah perencanaan
- Ukuran dan ketebalan
- Kecocokan dengan fittings yang tersedia
• Karakteristik dari pipa
- Kekuatan pipa (terutama untuk water hammer)
- Ductility
- Ketahanan terhadap korosi
- Fluid friction resistance
• Ekonomi
- Biaya (pembelian, instalasi, transportasi)
- Umur pakai
- Harga operasi dan perawatan
Hal-hal yang disebutkan diatas merupakan faktor-faktor yang menjadi
pertimbangan umum dalam memilih jenis pipa yang akan digunakan dalam perencanaan
konstruksi jaringan air. Tabel 6-5 menyajikan perbandingan beberapa jenis pipa.
Tabel 6-5. Perbandingan jenis pipa
Pipa Kelebihan Kekurangan
Kekuatan tahan tekan : 290.000 Kpa, Harga tinggi, terutama untuk
tahan korosi, tersedia berbagai ukuran pengangkutan dalam ukuran
joints dan fittings, ukuran tersedia : 100- yang panjang, tidak ada ukuran
DIP 1350 mm, tersedia dalam berbagai pipa diatas 1350 mm, sulit di
ketebalan, sangat kuat terhadap water las, mungkin membutuhkan
hammer, sangat kuat terhadap pelapis tambahan atau proteksi
pembebanan dari atas (tanah, dll) katodik apabila tanah korosif

Muhammad Taufik-15303029 VI-14


Evaluasi dan Pengembangan Sistem Distribusi Air Bersih Utama Kota Niamey, Niger

Pipa Kelebihan Kekurangan


Kekuatan tahan tekan : 207.000-414.000 Kekuatan tahan korosi rendah,
Kpa, ukuran tersedia hingga diameter terkecuali dilapisi dan
3,66 m, variasi joints dan fittings dibungkus, membutuhkan
Besi terlengkap, sangat kuat sekali terhadap proteksi katodik apabila tanah
water hammer, harga murah, sangat kuat korosif, harga lebih mahal
terhadap pembebanan dari atas (tanah, untuk pipa dengan diameter
dll) kecil
Kekuatan tensile sebesar 26.400 Kpa, Resistensi terbatas terhadap
sangat ringan, tahan lama, sangat mulus, beban siklik, tidak cocok untuk
PVC
tidak membutuhkan linings dan pemakaian diatas tanah.
coatings, ukuran tersedia :100-375 mm.
Beberapa tipe tersedia untuk dipasang Mudah terserang oleh air
pada kondisi-kondisi lingkungan sadah, asam, sulfida dan
tertentu, sangat kuat terhadap beban dari chlorida, membutuhkan
RCPP atas, ukuran tersedia : 300-3600 mm. coatings, water hammer dapat
meretakkan dinding pipa
bagian luar, maksimum
tekanan 1380 Kpa
Ringan, ukuran tersedia : 100-1050 mm, Mudah terserang oleh air
murah, cocok dengan fitting besi-tuang, sadah, asam, sulfida,
kekuatan tekan berkisar antara 1600 – membutuhkan thrust block
ACP
3100 Kpa pada setiap elbow tees dan
pipa buntu, terdapat ancaman
kesehatan.

Muhammad Taufik-15303029 VI-15


Evaluasi dan Pengembangan Sistem Distribusi Air Bersih Utama Kota Niamey, Niger

6.4 Reservoir Distribusi


6.9.1 Pengertian Umum
Reservoir distribusi mempunyai fungsi penting bagi sistem penyediaan air bersih
di suatu kota. Perbedaan kapsitas pada jaringan transmisi yang menggunakan kebutuhan
maksimum per hari dengan kebutuhan pada jam puncak untuk sistem distribusi,
menyebabkan dibutuhkannya reservoir distribusi. Saat pemakaian air berada di bawah
rata-rata, reservoir akan menampung kelebihan air untuk digunakan saat pemakaian air
maksimum. Beberapa fungsi reservoir yang lain diantaranya yaitu :
1. Mengumpulkan air bersih.
2. Menyimpan air untuk mengatasi fluktuasi pemakaian air yang berubah tiap jam.
3. Meratakan aliran dan tekanan air bila pemakaian air daerah pelayanan bervariasi.
4. Mendistribusikan air ke daerah pelayanan.
5. Menyimpan cadangan air untuk pemadam kebakaran.

6.9.2 Kapasitas Reservoir


Kapasitas reservoir ditentukan dari grafik fluktuasi pemakaian air selama sehari
penuh (24 jam) dengan mengambil jumlah persentase dari surplus maksimum dan defisit
minimum. Ditambah dengan sejumlah cadangan untuk keperluan mendadak yang
nantinya dapat dipakai untuk mengatasi bahaya kebakaran. Kapasitas reservoir ini juga
harus mampu mengatasi kebutuhan air di saat puncak. Besarnya suplai ke reservoir
merupakan debit rata-rata yaitu sebesar 4,17 %, sehingga disaat pemakaian berada di
bawah rata-rata reservoir akan menampung kelebihan air untuk digunakan saat
pemakaian maksimum.
Namun bila data fluktuasi pemakaian air tidak tersedia, maka perhitungan
kapasitas reservoir dapat langsung dihitung dengan memperkirakannya sebesar 15 - 30 %
[Steel, 1989] atau 15 - 20 % [Hammer, 1986] dari debit rata-rata. Kapasitas reservoir
dihitung sebesar : (15-30 %) x Q rata-rata x 1 hari.

6.9.3 Kriteria Teknis


Peletakkan reservoir distribusi perlu diperhatikan dalam suatu sistem jaringan
distribusi. Reservoir distribusi dapat ditempatkan di lokasi yang relatif tinggi pada daerah

Muhammad Taufik-15303029 VI-16


Evaluasi dan Pengembangan Sistem Distribusi Air Bersih Utama Kota Niamey, Niger

perencanaan dan sedapat mungkin terletak di pusat atau di lokasi yang terdekat dengan
daerah pelayanan. Jika sistem distribusi air tidak dapat dilakukan secara gravitasi akibat
tidak adanya lokasi yang tidak cukup memadai, maka tipe reservoir yang dipilih dapat
merupakan kombinasi antara reservoir yang ditempatkan di dalam tanah (ground
reservoir) dengan menara air (elevated reservoir) yang terletak di permukaan tanah
dengan ketinggian tertentu.
Beberapa kriteria perencanaan untuk reservoir distribusi seperti yang
disarankan oleh Sukarmadijaya, et. al,1978 diantaranya adalah :
1. Ambang Bebas dan Dasar Bak
 Diperlukan ambang bebas minimum 30 cm di atas permukaan air tertinggi
 Dasar bak minimum 15 cm dari muka air terendah
 Kemiringan dasar bak sebaiknya antara 1/100 hingga 1/500 ke arah pipa
pengurasan

2. Inlet dan Outlet


 Posisi dan jumlah pipa inlet ditentukan berdasarkan pertimbangan bentuk dan
struktur tangki sehingga tidak ada daerah aliran yang mati
 Pipa outlet dilengkapi dengan saringan (screen) dan diletakkan minimal 10 cm
di atas lantai atau pada muka air terendah
 Perlu diperhatikan penempatan pipa yang melalui dinding reservoir, karena
harus dapat dipastikan dindingnya kedap air dan diberi flexible joint
 Pipa inlet dan outlet dilengkapi dengan gate valve
 Pipa peluap dan penguras memilki diameter yang mampu mengalirkan debit
air maksimum secara gravitasi dan saluran outlet harus terjaga dari
kontaminasi dari luar
3 Ventilasi dan Manhole
 Reservoir harus dilengkapi dengan ventilasi, manhole, dan alat ukur tinggi muka
air
 Tinggi ventilasi lebih kurang 50 cm dari tiap atap bagian dalam
 Ukuran manhole harus cukup besar agar mudah dimasuki petugas dan
konstruksinya harus kedap air agar tidak terjadi rembesan air dari luar

Muhammad Taufik-15303029 VI-17


Evaluasi dan Pengembangan Sistem Distribusi Air Bersih Utama Kota Niamey, Niger

 Ventilasi harus mampu memberikan sirkulasi udara yang cukup ke dalam


reservoir sesuai dengan volumenya

4 Ventilasi dan Manhole


 Reservoir bawah (ground reservoir) memilki kapasitas standar diantaranya
sebesar 100, 300, 500, 750, dan 1000 m3
 Reservoir atas (elevated reservoir) memilki kapasitas standar diantaranya
sebesar 300, 500, dan 750 m3 dengan muka air maksimum sekitar 20 - 25 m dari
permukaan tanah

6.10 Perencanaan Hidrolis Jaringan Perpipaan


Perhitungan hidrolis aliran pada jaringan distribusi dilakukan berdasarkan
besarnya aliran puncak pada akhir tahun perencanaan yang dipengaruhi oleh faktor
berikut:
 Jarak sumber dengan daerah pelayanan
 Tekanan yang tersedia pada sumber
 Tekanan yang harus disediakan di setiap blok pelayanan
 Besar diameter pipa yang digunakan
 Kehilangan tekanan akibat friksi dalam pipa
 Kehilangan tekanan akibat perlengkapan pipa (fitting).

6.10.1 Metode Simulasi Jaringan Pipa


Untuk mendapatkan dimensi dari jaringan perpipaan distribusi yang direncanakan
maka terdapat beberapa perhitungan yang perlu dilakukan. Simulasi aliran dalam pipa
biasanya dilakukan dengan menggunakan metode Hardy-Cross yang dapat
menyelesaikan persamaan keseimbangan tekanan dalam suatu loop dengan loop
berikutnya.
Untuk mempermudah perhitungan dan mendapatkan hasil yang lebih detail dari
jaringan yang akan dirancang, maka digunakan program EPANET. EPANET merupakan
program komputer yang dapat menampilkan simulasi hidrolis dan kualitas air dalam
jaringan pipa bertekanan. Jaringan ini akan terdiri dari pipa-pipa, node (junction pipa),

Muhammad Taufik-15303029 VI-18


Evaluasi dan Pengembangan Sistem Distribusi Air Bersih Utama Kota Niamey, Niger

pompa, valve, tangki penampungan, atau reservoir. EPANET dapat mengidentifikasi


aliran air dalam setiap pipa, tekanan pada setiap node, ketinggian air pada masing-masing
tangki, dan konsentrasi senyawa kimia dalam jaringan selama periode simulasi.
EPANET didesain untuk membantu analisis sistem distribusi air minum,
sehingga sering digunakan untuk hal-hal berikut ini :
 Pemilihan sumber pada sistem
 Pemilihan pompa beserta jadwal kerjanya
 Penentuan pengolahan tambahan, misalnya rechlorinasi
 Penentuan pipa yang perlu dibersihkan atau diganti
Hasil running dari program ini dapat berupa peta jaringan dengan kode warna,
tabel data, grafik time-series, dan kontur plot.
Kemampuan pemodelan hidrolik EPANET adalah sebagai berikut :
 Jaringan seluas mungkin, tanpa adanya batasan-batasan tertentu
 Dapat menghitung friction headloss dengan menggunakan persaman-
persamaan Hazen Williams, Darcy-Weisbach dan Chezy-Manning
 Dapat menghitung minor losses untuk bend,fitting, dan lain-lain
 Dapat menghitung biaya dan energi pompa
 Dapat memodelkan berbagai jenis valve
 Dimensi tangki penampungan dapat dimodelkan dengan segala bentuk
 Dapat memperhitungkan berbagai kategori demand pada setiap node dengan
pattern dan variasi waktu masing-masing

EPANET dapat memodelkan sistem distribusi air sebagai kumpulan dari link yang
dihubungkan oleh node sehingga sistem distribusi ini akan terdiri berbagai komponen
fisik. Yang dimaksud sebagai link adalah pipa, pompa, dan valve. Sedangkan node disini
mewakili junction, tangki, dan reservoir.
Junction merupakan titik dalam jaringan tempat terjadinya pertemuan antar link,
disini air dapat memasuki atau meninggalkan jaringan. Input data utama yang diperlukan
untuk komponen fisik ini adalah data tentang elevasi dan debit air yang akan disuplai
oleh node ini. Sedangkan output yang dihasilkan adalah berupa head hidrolik dan
besarnya tekanan pada junction tersebut. Selain input data yang telah disebutkan

Muhammad Taufik-15303029 VI-19


Evaluasi dan Pengembangan Sistem Distribusi Air Bersih Utama Kota Niamey, Niger

sebelumnya, juga terdapat beberapa input pelengkap diantaranya adalah debit air yang
bervariasi terhadap waktu, kategori dari debit air, dan bila nilai debit ini dinyatakan
sebagai negatif maka hal ini menunjukan bahwa air memasuki jaringan.
Komponen fisik berikutnya adalah reservoir. Reservoir merupakan node yang
mewakili sumber eksternal atau sumber air yang masuk ke dalam jaringan. Input utama
yang diperlukan adalah head hidrolik yang nilainya akan sebanding dengan elevasi
permukaan air bila reservoir tersebut tidak memiliki tekanan. Reservoir tidak
memberikan hasil output tertentu, tetapi headnya dapat berubah terhadap waktu sesuai
dengan time pattern yang dijadikan acuan.
Berikutnya adalah tank yang merupakan node yang memiliki kapasitas
penyimpanan dan volume air yang tersimpan bervariasi terhadap waktu selama simulasi.
Input data yang diperlukan adalah:
 Elevasi dasar, dengan level air adalah 0
 Diameter atau bentuk tangki bila non-silindris
 Initial, minimum, dan level maksimum dari tangki

Sedangkan output yang dihasilkan adalah head hidrolik yang menunjukkan


ketinggian muka air. EPANET akan menghentikan outflow bila tangki berada pada level
air minimum, dan sebaliknya inflow akan dihentikan bila air berada pada level
maksimum.
Emitter merupakan junction yang memodelkan aliran melalui nozzle atau orifice
yang akan dikeluarkan ke atmosfer. Komponen ini biasa digunakan memodelkan aliran
melalui sistem sprinkler dan jaringan irigasi. Namun bisa juga digunakan untuk simulasi
kebocoran pada pipa. EPANET akan membaca emitter sebagai property dari junction dan
bukan sebagai komponen jaringan tersendiri. Pipa adalah link yang mengalirkan air dari
satu bagian ke bagian yang lainnya pada suatu jaringan. EPANET akan mengasumsikan
bahwa pipa terisi penuh setiap saat. Arah aliran akan berasal dari titik yang memiliki
head hidrolik lebih besar. Beberapa parameter yang digunakan sebagai input data untuk
pipa adalah :
 Start dan end node
 Diameter

Muhammad Taufik-15303029 VI-20


Evaluasi dan Pengembangan Sistem Distribusi Air Bersih Utama Kota Niamey, Niger

 Panjang pipa
 Koefisien kekasaran untuk menghitung headloss
 Status (open, closed , atau check valve)
Sedangkan output dari pipa adalah :
 Flow rate
 Kecepatan aliran
 Headloss
 Faktor friksi Darcy-Weisbach
Untuk kehilangan tekan akibat gesekan air dengan dinding pipa dapat dihitung
menggunakan persamaan Hazen Williams, Darcy-Weisbach, dan Chezy-Manning.
Namun persamaan Hazen Williams hanya dapat digunakan untuk aliran air yang turbulen
dan persamaan Chezy-Manning lebih banyak digunakan untuk aliran pada saluran
terbuka. Persamaan yang secara teoritis lebih baik untuk digunakan adalah persamaan
Darcy-Weisbach dan dapat digunakan untuk jenis liquid lainnya selain air.
Pompa merupakan link yang memberikan energi pada fluida dengan cara
meningkatkan head hidroliknya. Input yang sangat penting adalah start dan end node
serta kurva pompa yang digunakan. Untuk output utamanya adalahflow dan head yang
diperoleh. Flow melalui pompa adalah tidak berarah dan EPANET akan menghentikan
kerja pompa apabila pompa bekerja diluar batasan yang tertera pada kurva pompa.
Kecepatan pompa dapat diset pada nilai tertentu dan apabila pompa bekerja dengan
kecepatan yang lebih besar sebesar dua kalinya mak a speed pompa dapat diset pada
angka dua. Perubahan ini dapat ikut merubah kurva pompa yang digunakan. Seperti pada
pipa, pompa juga dapat diatur on dan off . Operasi pompa juga dapat disesuikan dengan
time pattern atau relative speed setting. EPANET juga dapat menghitung konsumsi
energi dari pompa.
Valve adalah link yang membatasi tekanan atau aliran pada nilai tertentu dalam
sebuah jaringan. Input yang penting untuk komponen ini adalah:
 Start dan end node
 Diameter
 Setting
 Status

Muhammad Taufik-15303029 VI-21


Evaluasi dan Pengembangan Sistem Distribusi Air Bersih Utama Kota Niamey, Niger

Dan output dari valve adalah flow rate dan headloss.

6.10.2 Kehilangan Tekanan Perpipaan


Kehilangan tekanan yang terjadi akibat aliran dalam sistem perpipaan ada dua
macam yaitu major losses yang diakibatkan oleh friksi di sepanjang jalur pipa dan minor
losses yang merupakan kehilangan tekanan yang terjadi pada perlengkapan pipa.
Friksi atau gesekan yang terjadi antara aliran air dengan dinding pipa merupakan
kehilangan tekanan terbesar dari suatu sistem perpipaan. Rumus yang digunakan untuk
menghitung kehilangan tekanan pada pipa induk maupun pipa cabang serta pipa
pelayanan adalah hasil formulasi dari Hazen-Williams.
1/ 0 ,54

Hf = [ Qmaks / hari
0,2785xCxD 2 ,63
] xLekivalen ...................................(6.5)

Q = debit aliran (m3/s)


C = koefisien Hazen Williams (tergantung jenis pipa)
D = diameter pipa (mm)
L = panjang pipa (m)

Dalam penerapan rumus di atas maka perlu diperhatikan bahwa harga koefisien
Hazen-Williams (C) yang berbeda-beda tergantung dari jenis pipa dan lama pipa tersebut
telah digunakan.
Besarnya minor losses dapat diabaikan karena nilainya yang relatif kecil bila
panjang pipa lebih besar dari 500 kali diameter pipa. Rumus yang digunakan untuk
menghitung besarnya minor losses ini adalah rumus Darcy-Weisbach.
Persamaan untuk menghitung kehilangan tekan ini adalah dengan menggunakan
rumus Darcy-Weisbach (Fair, Geyer, and Okun, 1971). Pada Tabel 6.6 dapat dilihat nilai
K yang dapat digunakan untuk berbagai jenis perlengkapan pipa.
V2
Hf = K ............................(6.6)
2g
dimana:
K = koefisien kehilangan tekanan
V = kecepatan aliran

Muhammad Taufik-15303029 VI-22


Evaluasi dan Pengembangan Sistem Distribusi Air Bersih Utama Kota Niamey, Niger

Metode lain yang juga dapat digunakan dalam menentukan besarnya minor losses
adalah dengan prinsip ekivalensi terhadap panjang pipa. Dalam aplikasinya, akan
didasarkan pada persamaan Darcy-Weisbach (Fair, Geyer, and Okun, 1971).
 Leq  V 2  V 2 
f    = K   ............................(6.7)
 D   2 g   2 g 
maka
 K ⋅D
Leq =   ............................(6.8)
 f 

Besarnya nilai K untuk perhitungan dengan menggunakan persamaan di atas


ditampilkan pada tabel 6-6.

Tabel 6-6. Harga K untuk Beberapa Jenis Perlengkapan Pipa


Jenis Perlengkapan Pipa Harga K
Gate Valve kondisi:
• Terbuka penuh 0,2
• ¼ terbuka 1,2
• ½ terbuka 5,6
• ¾ terbuka 2,4
Angle Valve kondisi terbuka penuh 2,5
Butterfly Valve kondisi:
• Sudut bukaan 10° 1
• Sudut bukaan 40° 10
• Sudut bukaan 70° 920
90° elbow dengan:
• Regular flange 0,21-0,3
• Long radius flange 0,14-0,23
• Short radius screwed 0,9
• Medium radius screwed 0,75
• Long radius screwed 0,6
Sumber: Practical Hydrolics for The Public Work Engineer, 1968

6.11 Profil Hidrolis


Profil hidrolis adalah gambar yang menunjukkan posisi ketinggian pipa dan garis
hidrolisnya pada titik di suatu jalur perpipaan. Profil hidrolis digambarkan dengan

Muhammad Taufik-15303029 VI-23


Evaluasi dan Pengembangan Sistem Distribusi Air Bersih Utama Kota Niamey, Niger

menempatkan panjang pipa sebagai sumbu absis dan tinggi perletakkan pipa atau kontur
tanah serta ketinggian hidrolis pada sumbu ordinat. Profil hidrolis ditunjukkan dalam
bentuk Hydraulic Grade Line (HGL). HGL adalah garis yang menunjukkan efek dari
gesekan yang terjadi di dalam pipa, perubahan kecepatan dan perubahan energi dalam
pipa tersebut, sehingga HGL merupakan garis yang jarak vertikalnya di suatu titik pada
saluran tertutup proporsional terhadap tekanan pada pipa di titik tersebut, dengan satuan
meter kolom air (mka). Jika tekanan di dalam pipa lebih kecil dari tekanan atmosfer,
maka garis gradien hidrolis akan terletak di bawah garis jalur pipa. Hal ini akan
menimbulkan terjadinya tekanan negatif. Sedangkan EGL merupakan penjumlahan nilai
HGL dengan nilai v2/2g.

Muhammad Taufik-15303029 VI-24

Anda mungkin juga menyukai