Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna
memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota
(perencanaan infrastruktur khususnya). Menurut Dr.Ir. Suripin, M.Eng. (2004;7) drainase
mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum,
drainase didefinisikan sebagai serangkaian banguna air yang berfungsi untuk mengurangi dan
atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan
secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak
diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penanggulangan akibat yang ditimbulkan oleh
kelebihan air tersebut.
3.4.2 Fisik
Bila ditinjau deri segi fisik (hirarki susunan saluran) sistem drainase perkotaan
diklassifikasikan atas saluran primer, sekunder, tersier dan seterusnya.
a. Saluran Primer
Saluran primer adalah saluran yang menerima masukan aliran dari saluran-saluran
sekunder. Saluran primer relatif besar sebab letak saluran paling hilir. Aliran dari saluran
primer langsung dialirkan ke badan air.
b. Saluran Sekunder
Saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran air dari saluran-saluran
tersier dan meneruskan aliran ke saluran primer. Saluran ini menghubungkan saluran
tersier dengan saluran primer (dibangun dengan beton/ plesteran semen).
c. Saluran Tersier
Saluran drainase yang menerima aliran air langsung dari saluran-saluran pembuangan
rumah-rumah ke saluran sekunder berupa plesteran, pipa, dan tanah. Umumnya saluran
tersier ini adalah saluran kiri kanan jalan perumahan.
d. Saluran Kwarter
Saluran kolektor jaringan drainase lokal.
3.4.3 Pengelolaan
- Bangunan Bagi
- Pintu Air
Jalur saluran sedapat mungkin mengikuti pola jaringan yang telah ada,
kecuali untuk saluran tambahan, dan/atau saluran drainase di daerah perluasan
kota. Penentuan jalur saluran drainase harus memperhatikan beberapa faktor
diantaranya yaitu jaringan dan/atau rencana fasilitas (komponen infrastruktur)
yang lain, misalnya rencana jalan, pipa air minum, jaringan kabel bawah tanah,
dll.
5. Titik Referensi
Titik referensi yang digunakan untuk pekerjaan drainase adalah titik tetap
yang ada di dalam kota.
c. Gorong-gorong beton
Gorong-gorong yang disebut juga culvert box ini adalah gorong-gorong yang dicor
di pabrik (precast) ataupun dicor di tempat. Dimensinya tergantung kepada debit air yang
akan dialirkan melalui gorong-gorong. Gorong-gorong yang dicor di pabrik memiliki
profil bulat utuh, persegi, trapesium, ataupun modular yang terpisah atas dengan bawah.
Pada dasarnya, beton memiliki kuat tekan yang sangat baik dan beton dapat dibuat
dan dibentuk sesuai dengan keinginan. Tetapi, beton juga memiliki kelemahan, di
antaranya:
- Beton memiliki kuat tarik yang lemah
- Beton memiliki dimensi yang besar sehingga membutuhkan ruang cukup
besar
- Beton mengakibatkan beban struktur yang cukup besar
- Beton tidak dapat diperbarui ataupun didaur ulang
- Dengan dimensi yang besar, daya angkut untuk pengiriman beton sedikit
jadi kurang efektif dan efisien
3.10.5 Brandgang
Brandgang adalah saluran air di antara bangunan. Fungsinya menampung dan
mengalirkan air, agar tak terjadi banjir dan menggenang di jalan, ketika terjadi hujan.
Namun, di beberapa lokasi, banyak bangunan yang maju hingga memakan sebagian
brandgang. (Pro Rakyat, 2014)
Menurut Masduki (2000), Jenis saluran pengumpul dapat dikategorikan sebagai pipa
persil, pipa service/pelayanan, pipa lateral, pipa cabang, dan pipa induk. Pipa pelayanan
merupakan sambungn dari sistem persil dan biasanya berada di jalan. Kapasitas ideal
yang dapat ditampung adalah 50 rumah dengan kemiringan saluran 0.5-1%. Pipa
pelayanan terdiri dari dua sistem, salah satunya adalah sistem brandgang. Dalam sistem
ini, sistem jalur riol diarahkan ke belanag rumah menuju brandgang di mana riol service
penerima diletakkan.
https://indonusa-conblock.com
Prinsip-prinsip Dasar SIstem Drainase Perkotaan http://pplp-dinciptakaru.jatengprov.go.id/