Anda di halaman 1dari 3

Caroline Aretha M.

15315068

TUGAS RPB TL3102

SEQUENCING BATCH REACTOR (SBR)


Sequencing Batch Reactor (SBR) adalah sistem pengolalran lumpur aktif isi/fill dan
tuang/draw (Metcalf & Eddy, 1991). Proses lumpur aktif SBR mirip dengan proses dalam sistem
konvensional di mana air buangan diaduk dengan flokulan biomassa pada proses pengolahan.
Adapun yang membedakan bahwa SBR merupakan reaktor siklik yang dirancangkan
berdasarkan beberapa tahapan proses yang berlangsung dalam satu reaktor (lrvine dan Davis,
1971). Siklus proses yang terjadi dalam SBR terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:

1. Pengisian/fill: pengisian reaktor dengan air buangan sampai mencapai volume tertentu.

2. Reaksi/react: proses pengolahan secara batch. Pada kedua fase awal ini, proses
pengolahan sudah dimulai di mana pada kedua fase ini telah terjadi aktvitas biomassa dan
dilakukan pengadukan/mixing. Proses reeaksi biologi yang sudah mulai berlangsungsaat
proses fill akan berlangsung sempurna pada periode ini sampai proses biodegradasai
BOD dan nitrogen tercapai.

3. Pengendapan/settle: pengendapkan Iumpur biomassa dari cairan yang diolah. Selama


fase ini, SBR berfungsi sebagai clarifier.
Dalam fase ini, aerasi dihentikan untuk memberikan kesempatan pada biomassa untuk
mengendap sehingga menghasilkan cairan supernatan yang terpisah dari lumpur.
Pengendapandapat berlangsung lebih sempurna karena kondisinya diam. Selama periode
pengendapan tidak didapati adanya influen ataupun efluen pada reaktor untuk mencegah
terjadinya turbulensi aliran .

4. Pengeluaran/penuangan/draw/decant: pengeluaran efluen (supernatanan air buangan


yang telah diolah). Dapat dilakukan dengan pipa atau wire. Waktu yang dibutultkan
sekitar 5-30% dari cycle time. Waktu untuk pengendapan dan pengeluaran berlangsung
kurang dari 3 jam. Tersisa lumpur biomassa dengan volume liquid dalam jumlah sedikit
dalam fase ini.

5. Idle: tahapan diam menunggu pengisian kembali. Fase ini tidak mutlak diperlukan, meski
kadang diperlukan untuk menstabilisasi lumpur biomassa sebagaimana yang terjadi
dalam proses kontak stabilisasi. Biasa digunakan untuk multi SBR, sedangkan untuk 1
reaktor, proses ini sering dihilangkan. Meskipun demikian, idle kadang diperlukan untuk
menstabilkan Iumpur biomassa sebagaimana yang terjadi dalam proses kontak stabilisasi.

.
Caroline Aretha M. 15315068

Gambar 1. Siklus fase utama dalam pengoperasian SBR


(Sumber: University of Florida TREEO Centers Sequencing Batch Reactor Operations and
Troubleshooting Manual)

Kelebihan:

Persamaan, clarification primer, pengolahan biologi, dan clarification sekunder dapat


ditempatkan dalam satu single reactor
Kontrol dan fleksibilitas dalam pengoperasian
Minimal footprint
Pengurangan biaya modal dengan menghilangkan clarifier dan peralatan lainnya

Kekurangan:

Membutuhkan tingkat kecanggihan yang tinggi dibandingankan dengan sistem


konvensional, khususnya untuk sistem yang lebih besar
Tingkat perawatan lebih tinggi dibanding sistem konvensional dengan kontrol yang lebih
canggih dan katup otomatis
Potential of discharging
Caroline Aretha M. 15315068

Daftar Pustaka

Junaidi (2007): Unjuk kerja modifikasi SBR aerob terhadap penyisihan COD. Jurnal Presipitasi,
2, 61.

Irvine, R.L., Davis, W.B. (1971): Use of Sequencing Batch Reactors for Waste Treatments.
Texas: CPC International, Corpus Christi.

Metcalf and Eddy, Inc. (1991): Wastewater Engineering Treatment, Disposal, and Reuse. 3rd
Edition. Singapore: McGraw-Hill, Inc..

Syafila, M., Setiadi, T., Adiawati, P., dan Oktiawan, W. (2000): Biodegradasi glukosa
konsentrasi tinggi dalam sequencing batch reactor pada tahap asidogenesa. Jurnal Purifikasi,
1, 2

EPA 932-F-99-073. (1999). Washington D.C.: United States Environmental Protection Agency
Office of Water

TREEO Center. (2000): Sequencing Batch Reactor Operations and Troubleshooting. Florida:
University of Florida.

Anda mungkin juga menyukai