TO ACTIVATED SLUDGE
Disusun oleh :
200405092
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
2023
Pengertian Lumpur Aktif
Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan sistem biakan tersuspensi telah
digunakan secara luas di seluruh dunia untuk pengolahan air limbah domestik. Proses ini secara
prinsip merupakan proses aerobik dimana senyawa organik dioksidasi menjadi CO2 dan H2O,
NH3 dan sel biomasa baru untuk suplay oksigen biasanya dengan menghembuskan udara secara
mekanik. Sistem pengolahan air limbah dengan biakan tersuspensi yang paling umum dan telah
digunakan secara luas yakni proses pengolahan dengan Sistem Lumpur Aktif. Lumpur aktif
merupakan massa biologik kompleks yang dihasilkan bila limbah organik diberi penanganan
secara aerobik. Lumpur akan mengandung berbagai ragam mikroorganisme heterotrof termasuk
bakteri, protozoa, dan bentuk kehidupan yang lebih tinggi. Terdapat 3 komponen utama untuk
fasilitas pengolahan lumpur aktif, di antaranya:
Tangki Aerasi
Sistem Aerasi
Clarifier sekunder
1. Tangki Aerasi
Tangki aerasi dapat diklasifikasikan dalam beberapa model yang berbeda. Mereka
biasanya terbuat dari beton atau baja. Sisi tangki aerasi dapat dibulatkan untuk membantu
mendorong pencampuran yang baik dari isi tangki. Tangki aerasi dapat berbentuk persegi
panjang atau persegi bulat atau bentuk lingkaran terus menerus tergantung pada desain fasilitas.
Sistem aerasi dapat berupa sistem mekanis atau tersebar. Aerator mekanis menggunakan mixer di
permukaan air untuk mengaduk isi tangki aerasi dan memasukkan oksigen terlarut ke dalam
cairan campuran. Sistem udara terdifusi menggunakan blower yang mendorong udara melalui
diffuser di bagian bawah tangki aerasi.
2. Sistem Aerasi
Aerasi adalah suatu proses penambahan udara atau oksigen dalam air dengan membawa
air dan udara ke dalam kontak yang dekat, dengan memberikan gelembung-gelembung halus
udara dan membiarkannya naik melalui air. Pengolahan air limbah dengan proses lumpur aktif
konvensional (standar) secara umum terdiri dari bak pengendap awal, bak aerasi dan bak
pengendap akhir, serta bak khlorinasi untuk membunuh bakteri patogen. Secara umum proses
pengolahannya adalah sebagai berikut. Air limbah yang berasal dari sumber pencemar ditampung
ke dalam bak penampung air limbah. Bak penampung ini berfimgsi sebagai bak pengatu debit air
limbah serta dilengkapi dengan saringan kasar untuk memisahkan kotoran yang besar. Kemudian
air limbah didalam bak penampung di pompa ke bak pengendap awal. Bak pengendap awal
berfungsi untuk menurunkan padatan tersuspensi (Suspended Solids) sekitar 30 - 40 %, serta,
BOD sekitar 25 %. Air limpasan dari bak pengendap awal dialirkan ke bak aerasi secara
gravitasi. Di dalam bak aerasi ini air limbah dihembus dengan udara sehingga mikro organisme
yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah. Energi yang didapatkan dari
hasil penguraian zat organik tersebut digunakan oleh mikrorganisme untuk proses
pertumbuhannya. Dengan demikian didalam bak aerasi tersebut akan tumbuh dan berkembang
biomasa dalam jumlah cukup besar. Biomasa atau mikroorganisme inilah yang akan
menguraikan senyawa polutan yang ada di dalam air limbah. Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak
pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang massa mikroorganisme diendapkan dan
dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Air limpasan (over
flow) dai bak pengendap akhir dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air
limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh microorganisme pathogen.
3. Clarifier sekunder
Clrafier Sekunder terbuat dari beton atau baja yang berbentuk bulat dan persegi atau
persegi panjangtergantung pada desainnya. Clarifier ini berguna untuk mensdimentasi Bakteria
dari Activated Sludge dan memisahkan air limbah dengan cara dekantasi memlalui dinding bak
clarifier.
Jenis dan Mode Sistem Lumpur Aktif yang Digunakan
Berbagai jenis dan mode sistem lumpur aktif yang digunakan, yaitu:
Waktu untuk setiap urutan tergantung pada aliran masuk sistem pengolahan dan dikendalikan
oleh beberapa jenis komputer, sementara tidak semua pabrik batch berurutan beroperasi. Dan
operator sistem harus memahami efisiensi unit pengolahan dan melakukan pengujian dan
pemantauan kontrol proses berdasarkan oleh sistem dan izin NPDES, seperti informasi kontrol
proses yang perlu dikumpulkan atau dihitung dan pekerjaan laboratorium yang harus dilakukan
operator di fasilitas lumpur aktif meliputi:
KESIMPULAN
Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan sistem biakan tersuspensi telah
digunakan secara luas di seluruh dunia untuk pengolahan air limbah domestik. Proses ini secara
prinsip merupakan proses aerobik dimana senyawa organik dioksidasi menjadi CO2 dan H2O,
NH3 dan sel biomasa baru untuk suplay oksigen biasanya dengan menghembuskan udara secara
mekanik. Sistem pengolahan air limbah dengan biakan tersuspensi yang paling umum dan telah
digunakan secara luas yakni proses pengolahan dengan Sistem Lumpur Aktif. Dalam sistem
pengolahan lumpur aktif harus dikontrol tingkat oksigen terlarut (DO), pada tangki aerasi
umumnya baik untuk menjaga konsentrasi oksigen terlarut (DO) sebesar 2,0 mg/L.
Mikroorganisme yang biasanya ditemui dalam lumpur aktif adalah protozoa, rotifera, dan
nematoda. Mikroorganisme yang paling berperan pada proses lumpur aktif adalah bakteri aerob.