III-6
PERCOBAAN 3
DISTILASI BATCH
3.1 PENDAHULUAN
hanya akan mengandung komponen yang terapat dalam cairan. Oleh karena uap
mempunyai sifat kimia yang serupa dengan air maka perubahan komposisi dari
distribusi komponen diantara dua fase tidak begitu besar. Bahkan kadang,
perubahan komposisinya kecil (Treybal, 1981: 343).
Rektifikasi (fraksinasi) atau distilasi dengan refluks, secara sederhana
dapat didefinisikan sebagai proses dari beberapa rangkaian flash vaporization
yang disusun secara seri, dimana uap dan zat cair yang dihasilkan dari
masing-masing stage mengalir secara berlawanan arah. Dalam kolom distilasi,
stages pada menara distilasi dirancang sebagai berikut:
Gambar 3.2 Kolom Distilasi (a) Basic Column (b) Multistage feed & side streams
(Coulson, 1999: 493).
Dalam menentukan jumlah stage, menara distilasi dibagi dalam 2 seksi:
1. Seksi enriching, daerah dimana uap diperkaya dengan refluks. Seksi ini
merupakan semua stage di atas feed plate (plat umpan).
2. Seksi stripping, daerah dimana terjadi pengambilan sisa-sisa yang volatile yang
terbawa oleh cairan. Seksi ini merupakan semua stage yang berada di bawah
feed plate.
Adanya 2 seksi ini disebabkan arus umpan (F) yang mengakibatkan perbedaan
neraca di bagian plat umpan dan di bawahnya. Berikut ini adalah gambar dari
seksi enriching dan stripping pada suatu menara distilasi:
Rectifying
Section
Initial
Charge
Stripping
Section
Pemanas
operasi untuk batch distillation juga harus ditentukan. Tidak ada feed section atau
stripping section untuk batch distillation. Untuk mendapatkan persamaan garis
operasi, ditunjukkan material balance untuk komponen volatil:
Vn+1 yn+1 = Ln xn + D xD ... (3.1)
Garis operasi adalah garis lurus dengan slope (R / R+1) dan intercept (xD / R+1).
Jumlah dari theoretical stages yang dibutuhkan untuk memisahkan campuran
distilat xD dan residual (bottom) xB adalah jumlah segitiga yang dapat digambar
diantara garis operasi dan garis kesetimbangan (Anonim4, 2012:1).
Operasi dari distilasi batch dan kolom dapat dianalisa menggunakan
diagram Mc Cabe-Thiele dengan persamaan garis operasi yang sama dengan yang
digunakan untuk bagian rectifying pada distilasi kontinyu:
...(3.8)
Sistem ini dapat dioperasikan untuk membuat komposisi puncak konstan dengan
meningkatkan rasio refluks bersamaan dengan perubahan komposisi zat cair di
dalam pendidih-ulang. Diagram Mc Cabe-Thiele dalam hal ini akan mempunyai
berbagai garis operasi dengan kemiringan yang berbeda-beda yang letaknya
adalah sedemikian rupa sehingga jumlah tahap ideal yang diperlukan untuk
perubahan dari xD ke xB selalu sama.
A.III-6
Keterangan Alat:
1. Air pendingin keluar
2. Kondensor
3. Air pendingin masuk
4. Kontrol reflux
5. Thermometer atas
6. Distilat
7. Kolom vigreaux
8. Cuplikan sampel
9. Thermometer bottom
10. Labu didih (still)
11. Elektromantel
Gambar 3.8 Peralatan Percobaan Distilasi Batch
A.III-6
3.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
- Metanol
- Akuades
3.4.3 Pembahasan
Distilasi yang dilakukan pada percobaan ini adalah distilasi batch, yaitu
distilasi yang pada prosesnya umpan hanya satu kali dimasukkan di awal proses.
Dasar dari operasi distilasi batch adalah memisahkan campuran liquid
berdasarkan derajad volatilitas, perbedaan titik didih dan perbedaan tekanan uap.
Campuran liquid yang digunakan dalam percobaan ini adalah campuran 35%
metanol dan 65% air dengan total volume 700 mL. Komponen yang lebih volatil
pada campuran liquid dalam percobaan ini adalah metanol yang memiliki titik
didih sebesar 64,6 oC (Appendix D Coulson, 1999: 950), sedangkan air memiliki
titik didih sebesar 100 oC (Appendix D Coulson, 1999: 948).
Pada percobaan ini dilakukan kalibrasi piknometer yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan komposisi campuran metanol-air terhadap densitas
A.III-6
Berikut ini adalah data tekanan uap dan fraksi metanol hasil perhitungan:
Tabel 3.7 Data Tekanan Uap dan Fraksi metanol
No. Suhu PA PB XA YA
(oC) (K) (metanol) (air)
1. 64,6 337,75 762,293 184,3007 1 1
2. 70 343,15 939,4291 233,8077 0,75 0,92
3. 75 348,15 1132,662 289,2289 0,56 0,83
4. 80 353,15 1357,654 355,3166 0,4 0,72
5. 85 358,15 1618,258 433,6356 0,28 0,59
6. 90 363,15 1918,615 525,9029 0,17 0,42
7. 95 368,15 2263,15 633,993 0,08 0,23
8. 100 373,15 2656,574 759,943 0 0
A.III-6
Berdasarkan tekanan uap kedua komponen dapat dihitung fraksi mol komponen
yang lebih volatil yaitu metanol untuk membuat diagram x-y. Berikut ini adalah
gambar diagram x-y campuran metanol-air:
Berdasarkan nilai Xd, Xb dan Xf dapat dihitung laju alir mol pada bottom
dan distilat dengan persamaan neraca massa. Laju alir mol pada bottom (B)
sebesar 28,5871 mol dan pada distilat (D) sebesar 1,7963 mol. Jumlah aliran mol
yang banyak terdapat pada bottom daripada laju alir mol pada distilat dikarenakan
fraksi mol metanol pada distilat lebih besar daripada fraksi mol metanol pada
bottom. Berdasarkan jumlah B dan D dapat ditentukan jumlah refluks. Refluks
adalah jumlah distilat yang dikembalikan ke dalam menara distilasi. Refluks yang
dihasilkan sebesar 15,91390. Nilai refluks ini kemudian digunakan untuk
menentukan garis operasi atas, dengan menentukan nilai y menggunakan
persamaan:
...(3.10)
y = +1 x + +1
Dari Gambar 3.13 dapat dilihat garis operasi atas dari titik x=0 sampai
garis Xd. Garis operasi atas menandakan seksi enriching dalam suatu menara
distilasi dengan proses batch distillation. Berdasarkan Gambar 3.13 dapat
ditentukan jumlah plate teoritik yang dibutuhkan untuk memisahkan campuran
metanol-air pada operasi distilasi batch. Jumlah plate dapat ditentukan dari
banyaknya jumlah segitiga yang ada pada gambar. Segitiga ini digambarkan
dimulai dari perpotongan garis Xd dengan garis operasi atas dan menyinggung
garis lengkung diagram x-y, kemudian ditarik vertikal ke bawah hingga
menyinggung garis operasi atas. Segitiga ini berhenti dibuat ketika sudah
mencapai garis Xb. Jumlah triangle yang didapat sebanyak 4,4, untuk
menentukan jumlah plate teoritik pada batch distillation jumlah triangle ini
dikurangi satu sebagai batch still. Sehingga jumlah plate teoritik yang diapat pada
percobaan ini adalah sebanyak 3,4. Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan
nilai HETP sebesar 0,7353. Sehingga dapat dinyatakan bahwa kesetimbangan fase
uap dan fase cair tercapai saat tinggi kolom 0,7353 m. Pada akhir proses distilasi
masih tersisa campuran di dalam labu didih sebanyak 355 mL.
A.III-6
Semakin lamanya waktu proses distilasi maka komposisi metanol dan air
pada distilat dan bottom juga berubah-ubah. Pada distilat dan bottom perubahan
komposisi dapat dillihat dengan berubahnya nilai densitas campuran (mix).
Semakin besar nilai mix, maka semakin besar komposisi air pada distilat dan
bottom. Sedangkan semakin kecil nilai densitas campuran, maka semakin banyak
komposisi metanol dalam campuran. Dapat dibuktikan pada distilat dengan
densitas campuran rata-rata sebesar 0,786288 g/mL, komposisi air rata-rata
sebesar 0,0316 dan komposisi metanol rata-rata sebesar 0,9684. Sedangkan pada
bottom, densitas campuran rata-rata sebesar 0,964353 g/mL, komposisi air rata-
rata sebesar 0,865862 dan komposisi metanol rata-rata sebesar 0,12456. Sehingga
terbukti pada densitas campuran besar maka komposisi air besar dan pada densitas
campuran kecil maka komposisi metanol besar. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
densitas metanol lebih kecil daripada densitas air, terbukti pula dengan hasil dari
pengukuran densitas metanol murni sebesar 0,6923 g/mL dan densitas air murni
sebesar 0,9923 g/mL pada percobaan kalibrasi piknometer.
Semakin lama waktu maka pada distilat akan semakin banyak komposisi
metanol dan pada bottom akan makin banyak komposisi airnya. Hal ini sesuai
dengan kalibrasi piknometer, dimana semakin besar nilai densitas campuran maka
semakin besar komposisi air dalam campuran dan semakin kecil densitas
campuran, maka semakin besar komposisi metanol dalam campuran. Selain itu,
dapat pula dibandingkan dengan nilai densitas campuran sebelum di distilasi.
Densitas campuran (mix) untuk komposisi metanol 35% dan air 65% adalah
0,8615 g/mL. Densitas campuran pada distilat setelah distilasi lebih kecil daripada
densitas campuran sebelum distilasi karena setelah distilasi pada distilat lebih
banyak komponen metanol. Sedangkan densitas campuran pada bottom lebih
besar daripada densitas campuran sebelum distilasi dikarenakan setelah distilasi
lebih banyak komponen air pada bottom. Densitas campuran pada distilat setelah
distilasi sebesar 0,791667 g/mL dan densitas campuran pada bottom setelah
distilasi sebesar 0,968254 g/mL. Jadi, pada bottom lebih banyak komponen air
dan pada distilat lebih banyak komponen metanol.
A.III-6
3.5 PENUTUP
3.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah:
1. Seiring proses distilasi, komponen di distilat lebih banyak mengandung
metanol dan bottom lebih banyak mengandung air.
2. Jumlah plate teoritik pada percobaan ini sebanyak 3,4, ditentukan dengan
metode Mc Cabe-Thiele. Nilai HETP yang didapat dari percobaan ini adalah
0,7353 m.
3.5.2 Saran
Sebaiknya lebih teliti saat penampungan distilat karena komponen
metanol yang mudah menguap dapat mempengaruhi volume distilat yang diambil.
A.III-6
DAFTAR PUSTAKA
Treybal, Robert E. 1981. Mass Transfer Operations 3rd Edition. Mc-Graw Hill.
New York.
A.III-6
APPENDIX
A = 0,7639 g/mL
A.III-6
B1 1
b) = 21
21
B0,9922 49oC40oC
= 50oC40oC
0,98810,9922
B = 0,98851 g/mL
Untuk data perhitungan selanjutnya ada pada Tabel 3.5
3. Perhitungan mix, A, B pada Distilat
Dik : mcampuran = 9,8 g
Vcampuran = 12,4 mL
T = 31oC
Data Densitas pada metanol (A) Data Densitas pada Air (B)
T(oC) ( g/mL) T(oC) ( g/mL)
20 0,791 20 0,9982
30 0,782 30 0,9957
40 0,772 40 0,9922
50 0,763 50 0,9881
60 0,753 60 0,9832
Dit: mix, A, B pada Distilat ?
mcampuran
Jawab: mix = Vcampuran
9,8
= 12,4 = 0,790323 g/mL
A1 1
c) = 21
21
A0,782 31oC30oC
=
0,7720,782 40oC30oC
A = 0,781 g/mL
B1 1
d) =
21 21
B0,9957 31oC30oC
=
0,99220,9957 40oC30oC
B = 0,99535 g/mL
Untuk data perhitungan selanjutnya ada pada Tabel 3.6
4. Perhitungan XA dan XB
a) Pada Bottom data nomer 1 Tabel 3.5
A.III-6
XB = 0,2315
XA = 1- XB
= 1-0,2315
= 0,7685
Untuk data perhitungan selanjutnya ada pada Tabel 3.5
XB = 0,04349
XA = 1- XB
= 1-0,04349
= 0,95651
Untuk data perhitungan selanjutnya ada pada Tabel 3.4
A.III-6
Dengan range suhu = 64,6: 70; 75; 80,85; 90; 95; 100oC
Dit: XA dan YA campuran metanol-air?
Jawab: untuk suhu 70oC pada metanol (A) dan akuades (B)
3626,55
Ln P metanol = 18,587- (34,29)
3626,55
Ln P(A) = 18,587- (343,1534,29)
P(A) = 939,4291
3816,44
Ln P akuades = 18,3036- (46,13)
3816,44
Ln P(B) = 18,3036- (343,1546,13)
P(A) = 233,8077
D = F-B
D = 30,38356-28,58719 = 1,79636 mol
10. Persamaan Garis Operasi Atas
Dik: B = 28,58719 mol
A.III-6
D = 1,79636 mol
Xd = 0,9684
X = 0 s/d Xd
Dit: (garis operasi atas)?
28,58719
Jawab: Refluks (R) = = = 15,91390
1,79636
y = (+1)x + +1
DAFTAR NOTASI