TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Distilasi
Distilasi adalah proses pemisahan suatu campuran yang didasarkan pada
perbedaan titik didih dan tekanan uap yang cukup signifikan. Suatu campuran
komponen cair-cair yang saling larut dan keduanya merupakan komponen yang
ringan, tetapi memiliki perbedaan titik didih yang cukup signifikan maka dapat
dipisahkan dengan cara distilasi. Umpan pada proses distilasi dapat berupa
campuran biner (campuran 2 komponen) atau campuran multi komponen yang
terdiri atas fase cair saja atau campuran uap dan cairan. Komponen yang paling
ringan dalam campuran tersebut akan membentuk fase uap dan diperoleh sebagai
produk atas pada menara distilasi, sering kali disebut dengan istilah Light Key
Component. Sementara itu, komponen yang kurang ringan pada campuran akan
tetap berada di fase cair dan diperoleh sebagai produk bawah pada menara
distilasi, dikenal dengan istilah Heavy Key Component (Arief Budiman, 2016:1).
Menara distilasi berbentuk vertikal, terdiri atas kondensor yang terpasang
di bagian paling atas menara, reboiler di bagian paling bawah, dan
plate/tray/packing yang terdapat di sepanjang menara. Di dalam menara distilasi
terjadi proses penguapan dan pengembunan yang berulang-ulang melalui
pertukaran panas yang terjadi pada kondensor, reboiler, dan kontak uap-cair
sepanjang menara. (Arief Budiman, 2016:2).
Gambar 2.1 Menara distilasi dengan plate dan menara distilasi bahan isian
Sumber : Distilasi Teori dan Pengendalian Operasi, Arief Budiman, 2016, hlm.2
3
4
Gambar 2.2 Pembagian seksi rectifying dan stripping pada menara distilasi
tanpa reboiler dan kondensor
Sumber : Distilasi Teori dan Pengendalian Operasi, Arief Budiman, 2016, hlm.3
Proses distilasi melibatkan beberapa komponen dalam teknik kimia,
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Keseimbangan fasa, yaitu terlibat pada tray/plate yang fase cair dan uapnya
saling berkontak.
5
b. Perpindahan massa dan panas yang terjadi pada setiap stage, termasuk pada
reboiler maupun kondensor yang dipasang di bagian bawah dan atas menara.
c. Penguapan dan pengembunan yang terjadi pada reboiler dan kondensor
sehingga di dalam kolom terdapat 2 fasa yang mengalami kesetimbangan.
d. Perpindahan momentum.
Sesaat setelah umpan dimasukkan ke dalam feed plate, umpan yang
berwujud cair akan turun ke bawah menara melalui downcomer disebabkan
adanya gravitasi. Cairan tersebut akan masuk ke reboiler dan di dalam reboiler
mengalami pemanasan serta penguapan. Uap yang dihasilkan selanjutnya akan
dikembalikan melalui stage di atas reboiler. Uap tersebut akan naik terus
sepanjang kolom hingga mencapai rectifying section. Sebagian cairan yang
menggenangi reboiler akan dikeluarkan sebagai produk bawah/ residu yang
disebut produk bottom. Uap yang naik hingga ke tray teratas akan masuk ke
dalam kondensor dan mengalami pengembunan. Sebagian embunan tersebut
dikembalikan kedalam kolom, sedangkan sebagian lagi diambil sebagai produk
distilat. Embunan yang dikembalikan tersebut akan bercampur dengan cairan dari
umpan kemudian berkontak dengan uap dan mengalami keseimbangan fasa pada
tiap-tiap plate. Perbandingan antara embunan yang dikembalikan ke dalam kolom
terhadap embunan yang diambil sebagai distilat disebut sebagai reflux ratio.
Gambar 2.3 adalah skema bagian plate dari menara distilasi. Dalam
gambar ini A merupakan plate, B adalah lubang perforasi, C adalah downcomer
menuju plate dibawahnya, dan D adalah downcomer dari atas di atasnya. (Arief
Budiman, 2016:3 - 4).
Aplikasi distilasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu skala
laboratorium dan skala industri. Pada skala laboratorium, distilasi dilakukan sekali
jalan. Dalam artian pada distilasi skala laboratorium, komposisi campuran
dipisahkan menjadi komponen fraksi yang di urutkan berdasarkan volatilitas,
dimana zat yang paling volatil akan dipisahkan terlebih dahulu. Dengan demikian,
zat yang paling tidak volatil akan tersisa pada bagian paling bawah. Proses ini
dapat diulangi ketika campuran ditambahkan dan memulai proses distilasi dari
awal.
Pada distilasi skala industri, senyawa asli (campuran), uap, dan distilat
tetap dalam komposisi konstan. Fraksi yang diinginkan akan dipisahkan dari
sistem secara hati-hati, dan ketika bahan awal habis maka akan ditambahkan lagi
tanpa menghentikan proses distilasi. (A Faiz, 2017:1).
a. Shell vertical, yaitu merupakan tempat dimana pemisahan antara cairan dan
uap dilakukan.
b. Kolom internal, yaitu yang berbentuk piringan/ plat (tray) atau packed yang
digunakan untuk meningkatkan waktu kontak (residence time) pemisahan
komponen.
c. Reboiler, yaitu merupakan suatu alat yang digunakan untuk menunjang panas
yang dibutuhkan oleh kolom untuk menguapkan kembali komponen sehingga
proses pemisahan dapat terjadi secara maksimal.
d. Kondensor, yaitu merupakan alat yang digunakan untuk mendinginkan dan
mengkondensasi uap yang meninggalkan bagian atas kolom sehingga dapat
ditampung sebagai produk maupun dijadikan sebagai refluks kolom selama
operasi.
e. Tanki refluks, yaitu merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan
hasil kondensasi komponen yang nantinya akan dialirkan menjadi produk atau
dikembalikan lagi ke kolom sebagai refluks.
Komponen bagian dalam Kolom Distilasi ditunjukkan menurut gambar
berikut :
mengalirkan C3, C4, C5+ ke De-Buthanizer Column. Jika level Reboiler De-
Ethanizer berada di bawah setting LCV 4007, maka LCV 4007 akan closed. Hal
ini berfungsi agar jangan sampai level Reboiler De-Buthanizer kosong
volumenya. Jika level Reboiler De-Buthanizer kosong dan LCV 4007 terus open,
maka C2 akan terikut ke fraksi C3, C4, C5+ sehingga akan menggangu proses
recovery selanjutnya.
terjadi kontak antara distilat tersebut dengan uap yang baru terbentuk. Yang
masuk dalam metode ini ialah Rectification Distillation.
Kedua metode diatas dapat dilakukan secara batch ataupun continue dan
keduanya dapat dilakukan dengan Steam Distillation. (Geankoplis,1993:645-646).
Gambar 2.11 Laju Alir Produk Uap dan Cairan Dalam Kolom Distilasi
Sumber: Distillation, Van Winkle, 1967, page 482
Bagian menara distilasi diatas tray umpan disebut bagian fraksinasi atau
rektifikasi. Dibagian inilah kandungan komponen yang lebih ringan ditingkatkan
yang kemudian akan dikondensasi menjadi cairan kembali melalui kondensor.
Sebagian dari produk atas diambil sebagai distilat dan sebagian lagi dipompakan
kembali ke dalam menara sebagai reflux.
bersentuhan dengan uap dan cairan yang lebih panas pada masing-masing tray
yang lebih bawah. Hal ini dikarenakan pada tiap tray yang dilalui cairan ketika
mengalir kebawah lebih panas dari pada tray diatasnya dimana komponen ringan
yang terikut dalam cairan itu akan menguap, sementara yang lebih berat akan
terus mengalir kebawah. Ketika cairan meninggalkan dasar menara, sebagian akan
ditarik keluar sebagai produk bawah dan sebagian dikembalikan ke menara lagi
setelah terlebih dahulu diuapkan oleh reboiler.
Suhu dimana tetesan air pertama kali terbentuk dari proses pendinginan uap
campuran pada tekanan tetap.
g. Flash Zone
Suhu pada lokasi feed masuk sehingga bahan baku yang masuk ke kolom
terjadi flash dan terjadi pemisahan.
h. Plate Teoritis
Menyatakan tentang banyaknya plate yang akan digunakan sesuai dengan
perhitungan secara teoritis. (Coulson & Richardson’s. 1983:395 - 488).
e. Rasio Refluks
Refluks sangat penting dalam pemisahan fraksinasi karena semakin besar
refluks semakin tinggi kemurnian produk, namun harus dilakukan hati-hati
karena kolom dapat menjadi tidak efisien jika terlalu banyak, dikarenakan
perbedaan tekanan di kolom akan semakin besar yang mengakibatkan
penambahan panas yang banyak pada reboiler. Rasio refluks adalah laju alir
molar dari refluks dibandingkan dengan kuantitas produk yang dikeluarkan
dari bagian atas kolom. Rasio refluks mengindikasikan banyaknya produk
yang dikembalikan diatas kolom. (Coulson & Richardson’s. 1983:392).