HCU ini berfungsi untuk mengolah fraksi berat HVGO yang diproduksi oleh
HVU II (plant 2) dan sedikit umpan HVGO dari HVU III, HVGO diolah menjadi
produk yang lebih bernilai ekonomis.
Unit HCU terdiri dari dua section, yang pertama yaitu reactor section terdiri dari
dua fresh feed reactor C-3-03 dan C-3-04 dan satu recycle feed reactor C-3-05.
Prosesnya adalah reaksi hydrocracking, yaitu reaksi perengkahan hydrocarbon rantai
Panjang menjadi rantai yang lebih pendek diikuti dengan reaksi subtitusi gas hydrogen,
gas hydrogen berasal dari unit hydrogen plant dan unit platformer.
1.2. Tujuan
Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk evaluasi kinerja kolom debuthanizer
pada plant 3 unit HC-Unibon PT. PERTAMINA (Persero) RU V dengan
mengoptimalkan kondisi operasi dan jumlah tray secara simulasi dengan software
Hysys (Hyphothetical System) sehingga dapat diketahui keadaan optimal kolom
tersebut.
a. Panas sensibel, yaitu panas yang dapat diukur dengan termometer, dan
merupakan panas untuk menaikkan suhu zat sampai mencapai titik didihnya.
b. Panas laten, yaitu panas yang diserap untuk mengubah wujud zat dan tidak
mengubah suhu. Panas laten diserap oleh tiap molekul ketika zat berubah dari
fasa cair ke fasa uap.
Ada dua jenis tekanan yang penting untuk proses distilasi, yaitu:
a. Tekanan uap, yaitu tekanan oleh molekul uap ketika melepaskan diri dari
permukaan suatu cairan. Tekanan uap dihasilkan oleh molekul-molekul yang
meninggalkan suatu cairan dan tekanan uap suatu cairan adalah tekanan yang
ditimbulkan oleh molekul-molekul uap yang lepas.
b. Tekanan ekstern, yaitu tekanan yang diakibatkan oleh atmosfer terhadap zat,
sehingga sering disebut dengan tekanan atmosfer atau udara.
a. Tray, yaitu yang memaksa uap yang naik agar menggelembung melalui sebuah
lubang penurunan cairan. Tipe ini dibagi menjadi dua macam kolom yang sering
dipakai, yaitu:
1. Bubble cap tray yaitu tray dengan sejumlah lubang yang dipasangi dengan
riser dimana uap dari tray dibawah dapat melewatinya. Tiap-tiap riser ditutup
dengan sebuah bubble cap (Coulson, 1983).
2. Perforated tray atau sieve tray adalah bubble cap tray yang diganti dengan
lubang-lubang kecil. Semakin kecil lubangnya, maka kontak uap cairan akan
semakin baik (Coulson, 1983).
b. Packing, yaitu kolom distilasi yang diisi dengan bahan isian untuk menciptakan
suatu permukaan untuk cairan agar dapat menyebar. Lapisan film tipis cairan
mempunyai luas permukaan yang besar untuk transfer massa antara cairan dan
uap.
2.2. Metode Distilasi
Terdapat dua metode distilasi yang sering digunakan dalam industri. Metode
yang pertama berdasarkan pada pembuatan uap dengan mendidihkan campuran zat cair
yang akan dipisahkan komponennya dan kemudian uap ini dipisahkan langsung dengan
liquidnya dan dikondensasi tanpa memberi kesempatan adanya kontak antara distilat
dengan uap yang baru terbentuk. Sehingga tidak terjadi refluks. Yang termasuk dalam
metode ini adalah equilibrium (flash) distillation dan differential distillation.
Metode yang kedua berdasarkan pada pembentukan uap dan kemudian uap ini
dikondensasi, setelah itu sebagian dari distilat dikembalikan hingga terjadi kontak
antara distilat tersebut dengan uap yang baru terbentuk. Yang termasuk dalam metode
ini adalah rectification distillation (Geankoplis, 1993).
Bagian menara distilasi di atas tray umpan disebut bagian fraksinasi atau
rektifikasi. Dibagian inilah kandungan komponen yang lebih ringan ditingkatkan,
kemudian akan dikondensasikan menjadi cairan kembali melalui kondensor. Sebagian
dari produk atas diambil sebagai distilat dan sebagian lagi dipompakan kembali ke
dalam menara sebagai refluks. Sedangkan komponen yang tidak dapat mengembun
dapat juga diambil sebagai produk.
Bagian menara di bawah tray umpan disebut sebagai bagian stripping, disini
cairan yang mengalir ke bawah di ambil komponen ringannya ketika bersentuhan
dengan uap dan cairan yang lebih panas pada masing-masing tray yang lebih bawah.
Karena pada tiap tray yang dilalui cairan ketika mengalir ke bawah lebih panas dari
pada tray di atasnya, komponen ringan cairan itu akan menguap sementara yang lebih
berat terus mengalir ke bawah. Ketika cairan meninggalkan dasar menara, sebagian
akan ditarik keluar sebagai produk bawah dan sebagian dikembalikan ke menara setelah
terlebih dahulu diuapkan oleh reboiler.
Pada setiap tray, uap terpisah dari campuran yang mendidih dan naik melalui
lubang-lubang pada tray yang diatasnya. Lubang-lubang ini dipasangi pipa yang disebut
riser dan di atasnya dipasang bubble cap untuk memaksa uap yang naik mengelembung
melalui cairan yang terkondensasi pada tray diatasnya. Pada setiap tray banyak terdapat
riser dan bubble cap, sehingga uap yang naik bersentuhan secara maksimal dengan
cairan. Dengan demikian terjadi perpindahan panas dan massa secara maksimal.
Satu cara untuk menghindari terjadinya overlap pada puncak menara disebut
refluxing. Dimana uap dari puncak menara setelah dikondensasikan oleh kondensor
sebagian menjadi produk. Sedangkan sisanya dipompakan kembali ke dalam tray atas
menara. Cairan yang dimasukkan kembali ini disebut refluks yang menjamin bahwa
tray-tray pada puncak menara memiliki cukup cairan untuk menghasilkan perpindahan
massa yang optimum dari uap yang naik.
Reboiler pada kebanyakan menara juga menyediakan sebagian besar panas yang
diperlukan untuk menjalankan distilasi karena pemanasan awal untuk campuran asal
biasanya tidak cukup berguna untuk menguapkan seluruh komponen ringan di seluruh
menara.
Suhu pada puncak menara haruslah merupakan dew point dari produk atas,
berapapun tekanan menara itu. Bila suhu puncak menara lebih besar dari dew point
produk atas, maka sebagian produk bawah akan menguap dan menjadi bagian dari
produk atas, bukannya mengalir ke bawah sebagai cairan, dan apabila lebih rendah
maka yang terjadi adalah sebaliknya.
Dengan alasan yang sama, suhu dasar menara haruslah merupakan bubble point
produk bawah, karena apabila rendah maka sebagian dari produk atas tidak akan
teruapkan tetapi terperangkap dalam produk bawah.
Suhu di dalam reboiler harus sama dengan suhu dari produk bawah karena
tujuan dari reboiler adalah untuk menyediakan panas bagi menara untuk menguapkan
semua produk yang lebih ringan dari produk bawah.
dimana :
yi γi . P SAT i
K= = ...……… (4)
xi φ V i. P
∞
1
ln φi= ∫ ∂ P − RT
RT V ∂ N [( ) ]
V
dV −RT ln Z ...……… (5)
Adapun metode dasar yang digunakan untuk substitusi persamaan tersebut yaitu
RK-Soave equation karena metode ini dianggap paling sesuai untuk fluida sederhana
seperti propane dalam hidrokarbon ringan (Riazi, 1992).
PT a
P= ×
V −b T 1/ 2 V (V + b) ...……… (6)
Dimana :
a = 0.427 R2 Tc2.5 / Pc
b = 0.08664 R Tc/ Pc
P = tekanan
V = volume
Jika PCi = PoCi XCi , dengan i adalah komponen ke-i, maka persamaan (7) menjadi:
P = PoC1 XC1 + PoC2 XC2 + PoC3 XC3 + …+ PoCi XCi ...……… (8)
Volatilitas relatif (α) tiap komponen dalam campuran dapat didefinisikan dengan
cara yang sama untuk campuran biner. Jika komponen propana (C3) didefinisikan
sebagai basis komponen dalam campuran maka persamaan menjadi :
αC1 = KC1 / KC3 ; αC2 = KC2 / KC3 ; αC3 = K3 / KC3 =1 ; αCi = KCi / KC3 ...……… (11)
Pada tekanan tertentu, titik didih atau titik uap campuran beberapa komponen
harus memenuhi Σ yi = 1. Untuk campuran yang terdiri dari komponen A, B, C, dan D
dengan C sebagai basis komponen, maka:
Dengan trial and error , temperatur diasumsikan dan nilai αi dihitung dari nilai
Ki pada temperatur tersebut. Kemudian nilai KC dihitung dari KC = 1/ Σ(αi xi) Setelah
temperatur akhir diketahui, komposisi uap dapat dihitung dengan persamaan:
b. Titik Embun
Nilai KC dihitung ngan KC = Σ (yi / αi). Setelah temperatur akhir diketahui, komposisi
liquid dapat dihitung dengan persamaan:
2.6.3. Azeotrope
Azeotrop (constant boiling mixtures) adalah campuran dengan komposisi yang
konstan pada tekanan tertentu. Jika tekanan total diubah, baik titik didih maupun
komposisi azeotrop juga akan berubah. Azeotrop bukan merupakan suatu senyawa pasti
yang komposisinya konstan pada seluruh range temperatur dan tekanan, tetapi
merupakan suatu campuran yang dihasilkan dari interaksi gaya intermolekuler dalam
larutan.(Maron, 1974).
Pada distilasi multikomponen, nilai minimum tray teoritis (Nm) dapat ditentukan
dengan persamaan Fenske:
X LK X HK
Nm=
log [ ( )( )
X HK
D
X LK
W]
...……… (16)
log (α L , av)
Nilai rata-rata αL dapat dihitung dari αLD pada top temperatur dan αLW pada bottom
temperatur.
b. Distribusi Komponen
Untuk mengetahui apakah non key component terdistribusi atau tidak pada
produk distilat dan bottom dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan Shiras:
X jD . D α j−1 X LD . D α LK . α j X HKD . D
X jF . F α L −1 Z LKF . F α LK −1 Z HK . F
= KD + F ...……… (18)
Dimana untuk (xjD .D) / (xjF . F) < -0,01 atau > 1,01 maka komponen j tidak
terdistribusi dan untuk (xjD .D) / (xjF . F) antara –0,01 dan 0,99 maka komponen j
terdistribusi (Treyball).
Sedangkan untuk menghitung distribusi dari non key component pada produk
distilat maupun bottom dapat digunakan persamaan Hengstebeck and Gedes:
Nilai xiD tiap komponen distilat diperkirakan untuk nilai pada refluks minimum.
Perkiraan nilai yang dihasilkan menggunakan persamaan Fenske, sehingga tiap αi akan
bervariasi dengan temperatur, αi rata-rata diperkirakan dengan menggunakan αi pada
temperatur rata-rata antara top dan bottom. Untuk mendapatkan nilai Rm, nilai θ pertama
dihasilkan dengan trial and error. Nilai θ ini berada pada nilai α pada light key dan
heavy key, yaitu 1.Dengan nilai θ ini maka Rm dapat dihasilkan (Geankoplis, 1993).
2.6.7. Shortcut Meghod untuk Menentukan Jumlah Tray pada Refluks Rasio
a. Jumlah Tray Operasional
Penentuan jumlah tray minimum untuk total refluks dan minimum refluks rasio
biasanya digunakan untuk menentukan range jumlah tray yang diperlukan dan kondisi
aliran. Range ini sangat membantu untuk memilih kondisi operasi dalam perhitungan
desain. Shortcut method yang penting dalam menentukan jumlah tray teoritis yang
dibutuhkan untuk operasi refluks rasio adalah dengan menggunakan korelasi empiris
dari Erbar dan Maddrox. Operasi refluks rasio dikorelasikan dengan minimum refluks
yang didapat dengan menggunakan Underwood’s method, jumlah tray minimum (Nm)
didapat dengan Fenske method dan jumlah tray N pada operasi R (Geankoplis, 1993).
Dimana Ne adalah jumlah stage teoritis di atas feed tray dan NS adalah jumlah
stage teoritis di bawah feed tray.
Pada total refluks diperlukan reboiler, condenser, dan diameter kolom yang
terhingga besarnya, dan ini akan menyebabkan tingginya modal dasar. Demikian pula
bila operasi dilakukan pada refluks minimum, akan diperlukan tray yang terhingga
jumlahnya dan akibatnya modal dasar juga tinggi. Total cost adalah jumlah dari biaya
fixed charges, yang merupakan prsentase dari modal dasar dan biaya operasi, dimana
biaya operasi akan meningkat dengan makin besarnya refluks. Sehingga untuk biaya
operasi yang serendah-rendahnya diperlukan penentuan refluks rasio optimal.
Umumnya refluks rasio operasi/optimum sekitar 1,2 – 1,5 kali refluks minimum
(Geankoplis, 1993).
Rate of energy in – Rate of energi out + Rate of Generation – Rate of Energy consumed
= Rate of Accumulation ....(23) (Coulson, 1989)
Pada proses distilasi, tidak terjadi reaksi sehingga generasi dan energy consumed = 0.
Pada keadaan Steady, tidak ada akumulasi energi. Oleh karena itu, berdasarkan
persamaan umum neraca energi:
Rate of energy in – Rate of energi out +Rate of Generation – Rate of Energy consumed
d
= (energi ) -0 (energi tidak berubah terhadap waktu)……….(24)
dt
Input = Reboiler heat input (QR) + Feed sensible heat (HF) ...……… (26)
Output = Condenser cooling (QC) + Top product sensible Heat (HD) + Bottom
product sensible heat (HW) ...……… (27)
Input = Output
QR+ HF = QC +HD+HW
input = output
HV = HD +HL + QC
QC = HV - HD - HL
Sehingga:
QR = QC + HD + HW - HF
Konsumsi Energi pada menara distilasi merupakan besarnya energi yang dibutuhkan
untuk menjalankan proses pemisahan pada menara distilasi.
6. Menentukan efesiensi tray dengan perbandingan tray aktual dengan tray teoritis
Pengumpulan data
komdisi operasi
Simulasi kolom
debunazer berdasarkan
kondisi aktual
Pembuatan simulasi
Short Cut Distilation
Menghitung Effisiensi
Tray overall
Kesimpulan
Kondisi Operasi
o
Feed temperature ( C) 177
Feed pressure (kg/cm2g) 14,5
Feed tray 16
Jumlah tray 36 trays (30 sieve tray, 6 traps)
Condensor temperature (oC) 71 - 38
Condensor pressure (kg/cm2g) 14,1
Temperature top kolom (oC) 71
pressure top kolom (kg/cm2g) 14,45
Temperature bottom kolom (oC) 330
Pressure bottom kolom (kg/cm2g) 14,8
Reboiler temperature (oC) 247 – 330
Reboiler pressure (kg/cm2g) 14,9
ΔP reboiler 3
Tabel 4.1 Neraca Massa Total Hasil Simulasi Kolom Debutanizer kondisi actual
Produk
Feed Bottom (Feed
Kompone Distilate (FBB)
Stripper)
n
Massa Massa Massa
Xf XD XW
(T/D) (T/D) (T/D)
0.00142 0.00399
C3 0.2122 0.2122 0 0
3 5
0.04966 0.13853 0.00047
i-C4 7.403 7.3569 0.0458
0 3 7
0.19981 0.50457 0.03116
n-C4 29.79 26.7960 2.9909
9 6 7
0.18622 0.18085
0.19591
0 6
i-C5 27.76 4 10.4042 17.3555
0.24334 0.29114
n-C5 36.28 0.15698 8.3366 27.9389
7 2
1
C6+ 47.63 0 47.3621
0.31953 0.49635
0
1 8
Total 1 149.1 1 53.1058 1 95.9632
Tabel 4.2 Neraca Massa Total Hasil Simulasi Kolom Debutanizer setelah optimasi
Produk
Feed Distilate (FBB) Bottom (Feed
Kompone
Stripper)
n
Xf Massa XD Massa XW Massa
(T/D) (T/D) (T/D)
C3 0.00091 0.1357 0.00363 0.1357 0 0.0000
0 5
i-C4 0.05052 7.492 0.20072 7.4916 0.000001 0.0001
4
n-C4 0.19980 29.79 0.79564 29.6954 0.000823 0.0920
6 1
i-C5 0.18620 27.76 0 0 0.248388 27.7597
4
n-C5 36.28 0 0 0.324586 36.2756
0.24332
C6+ 6 47.63 0 0 0.426202 47.6321
0.31950
3
Total 1 149.1 1 37.3227 1 111.7595
Tabel 4.3 Data kondisi operasi kolom debutanizer
Data Data
Simulasi Plant
Data (optimasi Test’08 Data
Aktual ) Desain
Feed (T/D) 149.1 149.1 159,337
Top Produk (T/D) 53,10 37.32 12,747
Bottom Produk (T/D) 96 111.8 146,590
Refluks (T/D) 75.6 255
Tekanan Feed (kg/cm2) 14.20 14.20
Tekanan Top kolom (kg/cm2) 6,17 6 6,69
Tekanan Bottom kolom (kg/cm2) 6,27 6.17 6.8 7,00
Temperatur feed (oC) 133.6 133.7
Temperatur atas (oC) 77,10 60.06 51.5
Temperatur bawah (oC) 112 117.4 112.9 120
Feed tray 22 22 22 22
Jumlah tray 44 44 44
Refluks rasio 1.42 6.83
Feed Condenser (T/D) 128.7 292.3
Feed Reboiler (T/D) 182.5 380
Condenser Duty (Mkcal/day) 9.9768 22.2717 123.5572
Reboiler Duty (Mkcal/day) 6.4274 18.9679 118.884
2. Hasil perhitungan jumlah tray teoritis dengan menggunakan Unit
3. Effisiensi Tray
41
E0 = x 100 %
40
E0 = 93.1 %
Keterangan :
4.2. Pembahasan
Proses pada kolom debutanizer unit Butane Butylene Distiller (BB Distiller)
CD&GP bertujuan untuk memisahkan umpan yang berasal dari produk bottom kolom
depropanizer menjadi produk atas berupa Butane Butylene (FBB) sebagai feed pada
unit Alkylasi serta produk bawah berupa fraksi yang lebih berat dari C4 kemudian
menjadi feed untuk kolom Stripper.
Proses yang terjadi pada kolom debutanizer adalah proses distilasi
multikomponen dimana prosesnya melibatkan banyak komponen sehingga harus
ditentukan komponen light key dan heavy key, dimana isopentane (i-C5) sebagai heavy
key dan normal butane (n-C4) sebagai light key.
Setelah dioperasikan selama ± 70 tahun, dilihat dari data lapangan dan control
room, alat instrumentasi (flow meter) menunjukkan ketidak akuratan yang
menyebabkan tidak akuratnya data kondisi operasi yang terlihat sehingga berdampak
pada pengaturan kondisi unit dan optimasi proses. Oleh sebab itu di perlukan evaluasi
dan optimasi kinerja kolom debutanizer unit BB Distiller dengan menggunakan
software simulasi Hysys (Hyphothetical System) untuk mengetahui kondisi operasi
optimum. Simulasi dijalankan berdasarkan kondisi operasi yang didapatkan dari control
room BB Distiller dan data komposisi tiap komponen yang didapatkan melalui
laboratorium PT.PERTAMINA RU III Plaju – Sungai Gerong. Data komposisi yang
didapatkan hanya pada feed kolom depropanizer yaitu komposisi unstab dan komposisi
kondensat, namun untuk komposisi feed debutanizer tidak ada karena sampling test
untuk melihat komposisi dari kolom debutanizer rusak sehinnga dalam pengerjaan
simulasi kolom debutanizer, feed didapatkan dari bottom kolom depropanizer yang
merupakan hasil simulasi dengan menggunakan Hysys.
Pada komposisi FBB dengan tingkat kemurnian dari normal butane dan iso
butane sampai 99,6 %, komponen iso pentane dan pentane 0 %, hal ini disebabkan
kerena sudah dilakukan optimasi untuk mendapatkan komposisi FBB seperti yang
diharapkan, karena komponen pada FBB diharapkan tidak ada komponen iso pentane
dan pentane yang terikut menjadi produk atas dari kolom debutanizer karena tidak
diizinkan untuk komponen LPG. Untuk mendapatkan komposisi FBB dengan tingkat
kemurnian tersebut, kondisi operasi dari kolom harus tetap dijaga dengan top
temperature 60,8 0C, bottom temperature 1130C, bottom pressure 6.17 kg/cm2g dan top
pressure 6 kg/cm2g. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Hysys pada unit
operation short cut distillation didapatkan jumlah tray teoritis yaitu 41 tray termasuk
reboiler, sedangkan kondisi aktual yang ada di lapangan terdapat 44 tray. Hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor laju alir umpan. Laju alir
hidrokarbon yang menjadi umpan kolom debutanizer saat ini sudah berkurang, yaitu
dari 159,337 T/D hingga menjadi 149,1 T/D. Selain perubahan laju alir diikuti juga
dengan perubahan temperatur dan tekanan untuk menyesuaikan antara keadaan desain
kolom dan kondisi aktualnya saat ini. Dari hasil perhitungan menggunakan simulasi
diperoleh bahwa efisiensi kolom debutanizer dengan menggunakan efisiensi overall
adalah 93 % dengan tingkat kemurnian dari normal butane dan iso butane sampai 99,6
%. Keadaan ini menunjukkan bahwa kolom beoperasi dengan sangat optimal, Hal ini
disebabkan karena pada saat menjalankan simulasi hysys sudah banyak dilakukan
optimasi pada kondisi operasi yang pengoperasiannya berbeda dengan kondisi aktual,
sesuai dengan tujuan tugas khusus ini.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari tugas khusus optimasi kinerja
kolom debutanizer unit Butane Butylene Distiller adalah :
Untuk mendapatkan tingkat kemurnian dari normal butane dan iso butane
sampai 99.6 % kondisi operasi dari kolom harus tetap dijaga dengan top temperature
60,8 0C, bottom temperature 1130C, bottom pressure 6.17 kg/cm2g dan top pressure 6
kg/cm2g, dengan kondisi operasi ini didapatkan jumlah tray teoritis yaitu 41 tray
termasuk reboiler menggunakan hysys pada unit operation short cut distillation.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN