PENDAHULUAN
Unit Butane Butylene Distiller (BB Distiller) salah satu unit operasi yang berada
di bawah naungan bagian Crude Distiller and Gas Plant (CD&GP), tepatnya di
daerah gas plant. Unit ini dibangun pada tahun 1940 dengan kapasitas pengolahan
800 T/D, Unit BB Distiller ini merupakan unit primary Process yang berfungsi
untuk memisahkan Butane Butylene yang ada dalam gas ex BBMGC,
Comprimate ex BBMGC, Condensate ex SRMGC dari tangki 1201, Crude
Buthane ex CD-II/III/IV/V sebagai feed Unit Polimerisasi dan Alkylasi. Unit BB
Distiller menghasilkan produk utama berupa Butane Butylene (FBB) sebagai
bahan baku untuk unit Alkilasi, Stabilized Crack Top (Stab.Cr.Top) atau Low
Octane Mogas Component (LOMC) yang nantinya akan di blending dengan High
Octane Mogas Component (HOMC) untuk di jadikan premium. Di samping itu
unit BB Distiller juga menghasilkan produk samping berupa refinery fuel gas, dan
Propane (Musicool) namun untuk sekarang ini musicool sudah tidak di produksi
lagi di Unit BB Distiller.
Produk utama dari Unit BB Distiller ini adalah memproduksi fresh butane
butylane (FBB) sebagai bahan baku pada unit Alkilasi, untuk menghasilkan
produk
light
alkylate
yang
memiliki
bilangan
oktan
tinggi.
Pada unit BB Distiller proses yang terjadi adalah distilasi. Distilasi memisahkan
minyak bumi menjadi fraksi-fraksinya berdasarkan perbedaan rentang titik didih
dari masing-masing fraksi. Unit BB Distiller terdiri dari empat kolom utama,
yaitu
kolom
debutanizer (1-3),
dan
stripper (1-4).
Kolom
debutanizer
berfungsi
untuk
memisahkan
komponen-komponen
Aliran yang masuk ke dalam kolom debutanizer berasal dari bottom kolom
depropanizer yang terlebih dahulu masuk ke reboiler, komponen yang lebih
berat dari C3
1.2 Tujuan
Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk optimasi kinerja kolom debuthanizer
unit Butane Butylene Distiller PT. PERTAMINA (Persero) RU III dengan
mengoptimalkan kondisi operasi dan jumlah tray secara simulasi dengan software
Hysys (Hyphothetical System) sehingga dapat diketahui keadaan optimal kolom
tersebut.
Ruang lingkup masalah tugas khusus pada laporan Kerja Praktek ini adalah
dibatasi pada optimasi efisiensi kolom berdasarkan keadaan aktual kolom
debutanizer unit BB Distiller, Crude Distiller and Gas Plant (CD&GP) dengan
menggunakan simulasi Hysys.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Tekanan ekstern, yaitu tekanan yang diakibatkan oleh atmosfer terhadap zat,
sehingga sering disebut dengan tekanan atmosfer atau udara.
Metode distilasi
Terdapat dua metode distilasi yang sering digunakan dalam industri. Metode
yang pertama berdasarkan pada pembuatan uap dengan mendidihkan
campuran zat cair yang akan dipisahkan komponennya dan kemudian uap
ini dipisahkan langsung dengan liquidnya dan dikondensasi tanpa memberi
kesempatan adanya kontak antara distilat dengan uap yang baru terbentuk.
Sehingga tidak terjadi refluks. Yang termasuk dalam metode ini adalah
equilibrium (flash) distillation dan differential distillation.
Metode yang kedua berdasarkan pada pembentukan uap dan kemudian uap
ini dikondensasi, setelah itu sebagian dari distilat dikembalikan hingga
terjadi kontak antara distilat tersebut dengan uap yang baru terbentuk. Yang
termasuk dalam metode ini adalah rectification distillation (Geankoplis,
1993).
2.3
Proses Distilasi
Pada proses distilasi, campuran yang akan dipisahkan mula-mula ditampung
di dalam tangki umpan, kemudian pompa umpan mengalirkannya melalui
pemanas awal (preheater) dimana campuran itu dipanaskan. Campuran yang
dipanaskan memasuki menara melalui valve ke dalam flash zone sesuai
dengan kondisi kesetimbangannya. Akibatnya komponen yang lebih ringan
bergerak melalui tray menara sebagai uap dan komponen yang lebih berat
turun melalui tray menara sebagai cairan.
Bagian menara distilasi di atas tray umpan disebut bagian fraksinasi atau
rektifikasi. Dibagian inilah kandungan komponen yang lebih ringan
ditingkatkan, kemudian akan dikondensasikan menjadi cairan kembali
melalui kondensor. Sebagian dari produk atas diambil sebagai distilat dan
sebagian lagi dipompakan kembali ke dalam menara sebagai refluks.
Sedangkan komponen yang tidak dapat mengembun dapat juga diambil
sebagai produk.
Bagian menara di bawah tray umpan disebut sebagai bagian stripping, disini
cairan yang mengalir ke bawah di ambil komponen ringannya ketika
bersentuhan dengan uap dan cairan yang lebih panas pada masing-masing
tray yang lebih bawah. Karena pada tiap tray yang dilalui cairan ketika
mengalir ke bawah lebih panas dari pada tray di atasnya, komponen ringan
cairan itu akan menguap sementara yang lebih berat terus mengalir ke
bawah. Ketika cairan meninggalkan dasar menara, sebagian akan ditarik
keluar sebagai produk bawah dan sebagian dikembalikan ke menara setelah
terlebih dahulu diuapkan oleh reboiler.
Pada setiap tray, uap terpisah dari campuran yang mendidih dan naik
melalui lubang-lubang pada tray yang diatasnya. Lubang-lubang ini
dipasangi pipa yang disebut riser dan di atasnya dipasang bubble cap untuk
memaksa uap yang naik mengelembung melalui cairan yang terkondensasi
pada tray diatasnya. Pada setiap tray banyak terdapat riser dan bubble cap,
sehingga uap yang naik bersentuhan secara maksimal dengan cairan.
Dengan demikian terjadi perpindahan panas dan massa secara maksimal.
2.4
Satu cara untuk menghindari terjadinya overlap pada puncak menara disebut
refluxing. Dimana uap dari puncak menara setelah dikondensasikan oleh
kondensor sebagian menjadi produk. Sedangkan sisanya dipompakan
kembali ke dalam tray atas menara. Cairan yang dimasukkan kembali ini
disebut refluks yang menjamin bahwa tray-tray pada puncak menara
memiliki cukup cairan untuk menghasilkan perpindahan massa yang
optimum dari uap yang naik.
jumlah yang berlebihan sehingga akan bergerak naik ke menara. Namun bila
suhu titik umpan lebih rendah dari titik didih campuran maka akibatnya
adalah sebaliknya.
Suhu pada puncak menara haruslah merupakan dew point dari produk atas,
berapapun tekanan menara itu. Bila suhu puncak menara lebih besar dari
dew point produk atas, maka sebagian produk bawah akan menguap dan
menjadi bagian dari produk atas, bukannya mengalir ke bawah sebagai
cairan, dan apabila lebih rendah maka yang terjadi adalah sebaliknya.
Dengan alasan yang sama, suhu dasar menara haruslah merupakan bubble
point produk bawah, karena apabila rendah maka sebagian dari produk atas
tidak akan teruapkan tetapi terperangkap dalam produk bawah.
Suhu di dalam reboiler harus sama dengan suhu dari produk bawah karena
tujuan dari reboiler adalah untuk menyediakan panas bagi menara untuk
menguapkan semua produk yang lebih ringan dari produk bawah.
2.6
Distilasi Multikomponen
Pada kebanyakan industri, proses distilasi digunakan untuk memisahkan
campuran yang terdiri dari lebih dari dua komponen. Prinsip dalam desain
untuk menara distilasi multikomponen umumnya sama dengan sistem biner,
yaitu hanya ada satu neraca massa untuk tiap komponen dalam campuran.
Data kesetimbangan yang ada digunakan untuk menghitung titik didih dan
10
titik embun. Konsep untuk refluks minimum dan total refluks juga sama
dengan sistem biner.
Vi = Li
dimana :
Vi = yi . Vi . P
. (5)
Li = xi .i .PSATi
...(6)
. (7)
11
Dimana : a = 0.427R2Tc2.5/Pc
b = 0.08664 RTc/Pc
P = tekanan
V = volume
Namun kesetimbangan uap dari campuran ideal hidrokarbon dapat
dihitung dengan persamaan Dalton dan Roult:
P = PC1 + PC2 + PC3 + PCi
.....(10)
Jika PCi = PoCi XCi , dengan i adalah komponen ke-i, maka persamaan
(10) menjadi:
P = PoC1 XC1 + PoC2 XC2 + PoC3 XC3 + + PoCi XCi
...(11)
12
Kesetimbangan
hidrokarbon
dapat
dipresentasikan
dengan
persamaan:
YCi = KCiXCi
.....(12)
.(13)
13
...(15)
...(18)
2.6.3 Azeotrope
Azeotrop (constant boiling mixtures) adalah campuran dengan
komposisi yang konstan pada tekanan tertentu. Jika tekanan total
diubah, baik titik didih maupun komposisi azeotrop juga akan berubah.
Azeotrop bukan merupakan suatu senyawa pasti yang komposisinya
14
15
.(19)
LD . LW ...(20)
b. Distribusi Komponen
Untuk mengetahui apakah non key component terdistribusi atau tidak
pada
produk
distilat
dan
bottom
dapat
ditentukan
dengan
jD
.D
jF
.F
j 1
L KD
X LD. D
1 Z LKF .F
. j X HKD .D
LK 1 Z HK F .F
LK
(21)
Dimana untuk (xjD .D) / (xjF . F) < -0,01 atau > 1,01 maka komponen j
tidak terdistribusi dan untuk (xjD .D) / (xjF . F) antara 0,01 dan 0,99
maka komponen j terdistribusi (Treyball).
Sedangkan untuk menghitung distribusi dari non key component pada
produk
distilat
maupun
bottom
dapat
digunakan
persamaan
16
rasio
dapat
digunakan
metode
Underwoods
dengan
= ((ixiF) / (i )) ...(23)
Rm + 1
= ((ixiD) / (i )) ...(24)
17
light key dan heavy key, yaitu 1.Dengan nilai ini maka Rm dapat
dihasilkan (Geankoplis, 1993).
2.6.7 Shortcut Method untuk Menentukan Jumlah Tray pada Refluks
Rasio
a. Jumlah Tray Operasional
Penentuan jumlah tray minimum untuk total refluks dan minimum
refluks rasio biasanya digunakan untuk menentukan range jumlah tray
yang diperlukan dan kondisi aliran. Range ini sangat membantu untuk
memilih kondisi operasi dalam perhitungan desain. Shortcut method
yang penting dalam menentukan jumlah tray teoritis yang dibutuhkan
untuk operasi refluks rasio adalah dengan menggunakan korelasi
empiris dari Erbar dan Maddrox. Operasi refluks rasio dikorelasikan
dengan minimum refluks yang didapat dengan menggunakan
Underwoods method, jumlah tray minimum (Nm) didapat dengan
Fenske method dan jumlah tray N pada operasi R (Geankoplis, 1993).
feed yang
18
refluks
rasio
optimal.
Umumnya
refluks
rasio
(Coulson, 1989)
Pada proses distilasi, tidak terjadi reaksi sehingga generasi dan energy
consumed = 0. Pada keadaan Steady, tidak ada akumulasi energi. Oleh karena
itu, berdasarkan persamaan umum neraca energi:
Rate of energy in Rate of energi out +Rate of Generation Rate of
Energy consumed =
d
(energy ) -0 (energi tidak berubah terhadap waktu)
dt
.(27)
19
20
QR = QC + HD + HW - HF
Konsumsi Energi pada menara distilasi merupakan besarnya energi yang
dibutuhkan untuk menjalankan proses pemisahan pada menara distilasi.
Konsumsi energi pada menara distilasi = QR + HF
21
suatu bahan ke dalam diagram alir proses (Process Flow Diagram) dan
menghitung neraca massa dan neraca panas/energi pada masing-masing peralatan
yang digunakan. Hysys dapat digunakan untuk merancang beberapa peralatan
pada pabrik yang baru atau akan didirikan (sizing) atau mengevaluasi kinerja
suatu peralatan pada pabrik yang sudah ada (rating). Hsysy memiliki kelebihan
daripada program-program simulasi proses lainnya. Program ini bersifat interaktif
karena langsung memberitahukan input apa yang kurang pada saat penggunanya
mendesain suatu proses dan juga langsung memberitahukan apabila ada kesalahan
yang
terjadi.
Dengan
demikian
program
ini
dapat
dikatakan user
22
BAB III
PELAKSANAAN TUGAS KHUSUS
23
Studi Literatur
Pengumpulan data
kondisi operasi
Simulasi kolom
debutanizer berdasarkan
kondisi aktual
24
Kesimpulan
Tabel 3.1 Data Kondisi Operasi Kolom Debuthanizer Unit BB Distiller CD&GP
Kondisi operasi
Feed (T/D)
Tekanan top kolom (kg/cm2)
Tekanan bottom kolom (kg/cm2)
149,1
6
6.17
77.4
111.6
Feed tray
Jumlah tray
22
44
Orientasi
umum di
CD&L
Orientasi
di PE
Orientasi
di
CD&GP
dan
Studi
literaur dan
Penentuan
Tugas
Pengambilan
Data
Pelaksanaan
Tugas
Khusus dan
pelengkapan
25
Utilitas
Minggu
ke 1
Minggu
Ke 2
Minggu
Ke 3
Minggu
Ke 4
Minggu
Ke - 5
Khusus
data
20-Jan
21-Jan
22-Jan
23-Jan
24-Jan
27-Jan
28-Jan
29-Jan
30-Jan
31-Jan
03-Feb
04-Feb
05-Feb
06-Feb
07-Feb
10-Feb
11-Feb
12-Feb
13-Feb
14-Feb
17-Feb
18-Feb
19-Feb
20-Feb
BAB IV
26
HASIL PERHITUNGAN
Feed
Bottom (Feed
Komponen
XD
Massa
Stripper)
XW
Massa
0.001423
0.049660
0.199819
0.186220
(T/D)
0.2122
7.403
29.79
27.76
0.003995
0.138533
0.504576
0.195914
(T/D)
0.2122
7.3569
26.7960
10.4042
0
0.000477
0.031167
0.180856
(T/D)
0
0.0458
2.9909
17.3555
n-C5
0.243347
36.28
0.156981
8.3366
0.291142
27.9389
C6+
Total
0.319531
1
47.63
149.1
0
1
0
53.1058
0.496358
1
47.3621
95.9632
Xf
Massa
C3
i-C4
n-C4
i-C5
Tabel 4.2 Neraca Massa Total Hasil Simulasi Kolom Debutanizer setelah
optimasi
Komponen
Produk
Feed
Xf
Massa
Distilate (FBB)
XD
Massa
Bottom (Feed
Stripper)
XW
Massa
27
C3
i-C4
n-C4
i-C5
0.000910
0.05052
0.199806
0.186204
(T/D)
0.1357
7.492
29.79
27.76
0.003635
0.200724
0.795641
0
(T/D)
0.1357
7.4916
29.6954
0
0
0.000001
0.000823
0.248388
(T/D)
0.0000
0.0001
0.0920
27.7597
n-C5
0.243326
36.28
0.324586
36.2756
C6+
Total
0.319503
1
47.63
149.1
0
37.3227
0.426202
1
47.6321
111.7595
Data
Data
Simulasi
Plant
Data
(optimasi)
149.1
37.32
111.8
255
14.20
6
6.17
133.7
60.06
117.4
22
44
6.83
Test08
159,337
12,747
146,590
Desain
Feed (T/D)
Top Produk (T/D)
Bottom Produk (T/D)
Refluks (T/D)
Tekanan Feed (kg/cm2)
Tekanan Top kolom (kg/cm2)
Tekanan Bottom kolom (kg/cm2)
Temperatur feed (oC)
Temperatur atas (oC)
Temperatur bawah (oC)
Feed tray
Jumlah tray
Refluks rasio
Aktual
149.1
53,10
96
75.6
14.20
6,17
6,27
133.6
77,10
112
22
44
1.42
128.7
292.3
182.5
380
9.9768
22.2717
123.5572
6.4274
18.9679
118.884
6.8
51.5
112.9
22
6,69
7,00
120
22
44
28
2.672
Refluks Rasio
6.830
Tray minimum
31
Tray actual
41
Feed tray
38
60.06
6.17
117.4
3. Efisiensi Tray
Overall Tray Efficiency (Coulson, 1983)
E0 =
x 100 %
E0 =
E0 = 93.1 %
Keterangan :
E0 = Overall Tray Efficiency
29
BAB V
PEMBAHASAN
Proses pada kolom debutanizer unit Butane Butylene Distiller (BB Distiller)
CD&GP bertujuan untuk memisahkan umpan yang berasal dari produk bottom
kolom depropanizer menjadi produk atas berupa Butane Butylene (FBB) sebagai
30
feed pada unit Alkylasi serta produk bawah berupa fraksi yang lebih berat dari C4
kemudian menjadi feed untuk kolom Stripper.
Proses
yang
terjadi
pada
kolom
debutanizer
adalah
proses
distilasi
Setelah dioperasikan selama 70 tahun, dilihat dari data lapangan dan control
room, alat instrumentasi (flow meter) menunjukkan ketidak akuratan yang
menyebabkan tidak akuratnya data kondisi operasi yang terlihat sehingga
berdampak pada pengaturan kondisi unit dan optimasi proses. Oleh sebab itu di
perlukan evaluasi dan optimasi kinerja kolom debutanizer unit BB Distiller
dengan menggunakan software simulasi Hysys (Hyphothetical System) untuk
mengetahui kondisi operasi optimum. Simulasi dijalankan berdasarkan kondisi
operasi yang didapatkan dari control room BB Distiller dan data komposisi tiap
komponen yang didapatkan melalui laboratorium PT.PERTAMINA RU III Plaju
Sungai Gerong. Data komposisi yang didapatkan hanya pada feed kolom
depropanizer yaitu komposisi unstab dan komposisi kondensat, namun untuk
komposisi feed debutanizer tidak ada karena sampling test untuk melihat
komposisi dari kolom debutanizer rusak sehinnga dalam pengerjaan simulasi
kolom debutanizer, feed didapatkan dari bottom kolom depropanizer yang
merupakan hasil simulasi dengan menggunakan Hysys.
31
32
dan normal pentane sebesar 35.3 %. Komponen iso pentane dan normal pentane
sangat tidak diharapkan pada produk atas kolom debutanizer karena tidak
diizinkan untuk komponen LPG dan feed Alkilasi.
Pada komposisi FBB dengan tingkat kemurnian dari normal butane dan iso
butane sampai 99,6 %, komponen iso pentane dan pentane 0 %, hal ini
disebabkan kerena sudah dilakukan optimasi untuk mendapatkan komposisi FBB
seperti yang diharapkan, karena komponen pada FBB diharapkan tidak ada
komponen iso pentane dan pentane yang terikut menjadi produk atas dari kolom
debutanizer karena tidak diizinkan untuk komponen LPG. Untuk mendapatkan
komposisi FBB dengan tingkat kemurnian tersebut, kondisi operasi dari kolom
harus tetap dijaga dengan top temperature 60,8 0C, bottom temperature 1130C,
bottom pressure 6.17 kg/cm2g dan top pressure 6 kg/cm2g. Dari hasil perhitungan
dengan menggunakan Hysys pada unit operation short cut distillation didapatkan
jumlah tray teoritis yaitu 41 tray termasuk reboiler, sedangkan kondisi aktual yang
ada di lapangan terdapat 44 tray. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor
salah satunya adalah faktor laju alir umpan. Laju alir hidrokarbon yang menjadi
umpan kolom debutanizer saat ini sudah berkurang, yaitu dari 159,337 T/D
hingga menjadi 149,1 T/D. Selain perubahan laju alir diikuti juga dengan
perubahan temperatur dan tekanan untuk menyesuaikan antara keadaan desain
kolom dan kondisi aktualnya saat ini. Dari hasil perhitungan menggunakan
simulasi diperoleh bahwa efisiensi kolom debutanizer dengan menggunakan
efisiensi overall adalah 93 % dengan tingkat kemurnian dari normal butane dan
iso butane sampai 99,6 %. Keadaan ini menunjukkan bahwa kolom beoperasi
33
dengan sangat optimal, Hal ini disebabkan karena pada saat menjalankan simulasi
hysys
sudah
banyak
dilakukan
optimasi
pada
kondisi
operasi
yang
BAB VI
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari tugas khusus optimasi kinerja kolom
debutanizer unit Butane Butylene Distiller adalah :
34
Untuk mendapatkan tingkat kemurnian dari normal butane dan iso butane sampai
99.6 % kondisi operasi dari kolom harus tetap dijaga dengan top temperature 60,8
0
C, bottom temperature 1130C, bottom pressure 6.17 kg/cm2g dan top pressure 6
kg/cm2g, dengan kondisi operasi ini didapatkan jumlah tray teoritis yaitu 41 tray
termasuk reboiler menggunakan hysys pada unit operation short cut distillation.
35