Anda di halaman 1dari 29

BAB II

PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN


2.1 Sejarah Singkat PT.Pertamina (Persero)
Pada 1950-an, ketika penyelenggaraan negara mulai berjalan normal seusai
perang mempertahankan kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia mulai
menginventarisasi sumber-sumber pendapatan negara, di antaranya dari minyak
dan gas. Namun saat itu, pengelolaan ladang-ladang minyak peninggalan Belanda
terlihat tidak terkendali dan penuh dengan sengketa. Di Sumatera Utara misalnya,
banyak perusahaan-perusahaan kecil saling berebut untuk menguasai ladangladang tersebut.
Pada tahun 1960, PT PERMINA direstrukturisasi menjadi PN PERTAMINA
sebagai tindak lanjut dari kebijakan Pemerintah, bahwa pihak yang berhak
melakukan eksplorasi minyak dan gas di Indonesia adalah negara. Melalui satu
Peraturan Pemerintah yang dikeluarkan Presiden pada 20 Agustus 1968, PN
PERMINA yang bergerak di bidang produksi digabung dengan PN PERTAMINA
yang bergerak di bidang pemasaran guna menyatukan tenaga, modal dan sumber
daya yang kala itu sangat terbatas. Perusahaan gabungan tersebut dinamakan PN
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (Pertamina).
Untuk memperkokoh perusahaan yang masih muda ini, Pemerintah
menerbitkan Undang-Undang No. 8 tahun 1971, dimana di dalamnya mengatur
peran Pertamina sebagai satu-satunya perusahaan milik negara yang ditugaskan
melaksanakan pengusahaan migas mulai dari mengelola dan menghasilkan migas
dari ladang-ladang minyak di seluruh wilayah Indonesia, mengolahnya menjadi
berbagai produk dan menyediakan serta melayani kebutuhan bahan bakar minyak
& gas di seluruh Indonesia.
Seiring dengan waktu, menghadapi dinamika perubahan di industri minyak
dan gas nasional maupun global, Pemerintah menerapkan Undang-Undang No.
22/2001. Paska penerapan tersebut, Pertamina memiliki kedudukan yang sama
dengan perusahaan minyak lainnya. Penyelenggaraan kegiatan bisnis PSO
tersebut akan diserahkan kepada mekanisme persaingan usaha yang wajar, sehat,
dan transparan dengan penetapan harga sesuai yang berlaku di pasar.

Pada 17 September 2003 Pertamina berubah bentuk menjadi PT Pertamina


(Persero) berdasarkan PP No. 31/2003. Undang-Undang tersebut antara lain juga
mengharuskan pemisahan antara kegiatan usaha migas di sisi hilir dan hulu.
Pada 10 Desember 2005, sebagai bagian dari upaya menghadapi persaingan
bisnis, PT Pertamina mengubah logo dari lambang kuda laut menjadi anak panah
dengan tiga warna dasar hijau-biru-merah. Logo tersebut menunjukkan unsur
kedinamisan serta mengisyaratkan wawasan lingkungan yang diterapkan dalam
aktivitas usaha Perseroan.
Selanjutnya pada 20 Juli 2006, PT Pertamina mencanangkan program
transformasi perusahaan dengan 2 tema besar yakni fundamental dan bisnis.
Untuk lebih memantapkan program transformasi itu, pada 10 Desember 2007 PT
Pertamina mengubah visi perusahaan yaitu, Menjadi Perusahaan Minyak
Nasional Kelas Dunia. Menyikapi perkembangan global yang berlaku, Pertamina
mengupayakan perluasan bidang usaha dari minyak dan gas menuju ke arah
pengembangan energi baru dan terbarukan, berlandaskan hal tersebut di tahun
2012 Pertamina menetapkan visi baru perusahaannya yaitu, Menjadi Perusahaan
Energi Nasional Kelas Dunia.
Visi dan Misi
Visi: Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia.
Misi: Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara
terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.

Untuk mewujudkan Visi Perseroan sebagai perusahaan kelas dunia, maka


Perseroan sebagai perusahan milik Negara turut melaksanakan dan menunjang
kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional
pada umumnya, terutama di bidang penyelenggaraan usaha energi, yaitu energi
baru dan terbarukan, minyak dan gas bumi baik di dalam maupun di luar negeri
serta kegiatan lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang energi,
yaitu energi baru dan terbarukan, minyak dan gas bumi tersebut serta
pengembangan optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk
menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat

serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan


menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Misi Perseroan menjalankan usaha inti minyak, gas, bahan bakar nabati
serta kegiatan pengembangan, eksplorasi, produksi dan niaga energi baru dan
terbarukan (new and renewable energy) secara terintegrasi.
TATA NILAI PERUSAHAAN
Pertamina menetapkan enam tata nilai perusahaan yang dapat menjadi
pedoman bagi seluruh karyawan dalam menjalankan perusahaan. Keenam tata
nilai perusahaan Pertamina adalah sebagai berikut:
-

CLEAN (BERSIH)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi

suap,

menjunjung

tinggi

kepercayaan

dan

integritas.

Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.


-

COMPETITIVE (KOMPETITIF)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong
pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan
menghargai kinerja.

CONFIDENT (PERCAYA DIRI)


Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam
reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.

CUSTOMER FOCUS (FOKUS PADA PELANGGAN)


Berorientasi

pada

kepentingan

pelanggan

dan

berkomitmen

untuk

memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.


-

COMMERCIAL (KOMERSIAL)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan
berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.

CAPABLE (BERKEMAMPUAN)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta
dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan
riset dan pengembangan.

2.2 Logo PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan


Pemikiran perubahan logo sudah dimulai sejak tahun 1976 setelah
terjadinya krisis pertamina pada saat ini. Pemikiran tersebut dilanjutkan pada
tahun tahun berikutnya dan di perkuat melalui Tim Rekstrukturisasi
PERTAMINA tahun 2000 (Tim Citra) termasuk kajian yang mendalam dan
komprehensif sampai pada pembuatan ICR dan perhitungan biaya. Akan tetapi
program

tersebut

tidak

sempat

terlaksana

karena

adanya

perubahan

kebijakan/pergantian direksi.
Wacana perubahan tetap berlangsung sampai terbentuknya PT. Pertamina
(Persero) pada tahun 2003. Adapun pertimbangan pergantian logo untuk dapat
membangun semangat / spirit baru, mendorong perubahan Corporate Culture bagi
seluruh pekerja, mendapatkan image yang lebih baik diantara global oil dan gas
companies serta mendorong daya saing perusahaan dalam menghadapi perubahanperubahan yang terjadi, antara lain :
a. Perubahan peran dan status hukum perusahaan menjadi Perseroan.
b. Perubahan strategi perusahaan untuk menghadapi persaingan pasca PSO serta
semakin banyak terbentuknya entitas bisnis baru di bidang hulu dan hillir.
Sukses korporasi yang berkinerja sangat tinggi, sangat dipengaruhi oleh
ideide

baru,

kemampuan

berimajinasi

dan

kecepatan

berinovasi.

Mengkombinasikan ketiganya dalam sebuah perilaku dan disiplin korporasi


adalah tantangan prestasi setiap pemain global. PERTAMINA memiliki kebulatan
tekad itu. Rahasianya, mencari satu perkeat yang mampu merangkul ketiganya
dan menjadikan satu kesatuan energi. Semangat Terbarukan itulah yang
diharapkan menjadi gelora energi kedepan.

Gambar 2.1 Logo Pertamina


Elemen logo merupakan representasi huruf P yang secara keseluruhan
merupakan representasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai Pertamina yang
bergerak maju dan progresif. Warna warna yang berani menunjukkan langkah
besar yang diambil oleh Pertamina dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang
lebih positif dan dinamis. Warna warna dan logo tersebut serta maknanya adalah
sebagai berikut :
Biru

: Mencerminkan andal, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.

Hijau

: Mencerminkan sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.

Merah : Mencerminkan keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam


menghadapi berbagai macam keadaan.
2.3 Sejarah PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan
PT. Pertamina (persero) RU VI Balongan dibangun ada tanggal 1 September
1990 yang awalnya bernama PT. . Pertamina (persero) UP VI Balongan yang
dinamakan proyek EXOR (Export Oriented Refinery) I. Pada perkembangan
selanjutnya pengoperasian kilang tersebut sejak terbentuknya OPI (Operational
Performance Improvement) diubah nama menjadi PT. Pertamina RU VI
Balongan. Kapasitas total yang dihasilkan dari kilang ini adalah 125000 BBL per
stream day. Start up kilang minyak PT. Pertamina (persero) RU VI Balongan
dilaksanakan pada bulan Agustus 1994, tetapi baru diresmikan oleh Bapak
Presiden Soeharto pada tanggal 24 Mei 1995 dilaksanakan oleh 2 kontraktor
utama yaitu :

JGC (Japan Gasoline Coorporation)

Foster Wheeler Indonesia

Peresmian sempat tertunda dari rencana sebelumnya yaitu tanggal 3 januari


1995, dikarenakan Unit Residue Catalitic Cracker (RCC) di kilang saat itu
mengalami kerusakan. Unit ini merupakan unit terpenting di kilang RU VI karena
merupakan unit yang merubah residu menjadi minyak ringan yang lebih berharga.
5

Kapasitas unit ini merupakan terbesar dunia. Dengan adanya kilang minyak
Balongan, Kapasitas total kilang minyak domestik menjadi 1002500 BPSD
(Barrel Per Stream Day). Kilang RU VI Balongan ini mendapatkan bahan baku
minyak mentah yang bersal dari Duri Riau (60% feed) dan Minas Dumai (40%
feed). Selain itu juga menggunakan Gas Alam (natural gas) sebesar 18 mmscfd
untuk proses produksi yang diperoleh dari Daerah Operasi Hilir (DOH) Jawa
bagian barat lapangan Karangampel Mundu Indramayu. Pemilihan Balongan
sebagai lokasi proyek EXOR I didasarkan atas :

1. Relatif dekat dengan konsumen bahan bakar minyak terbesar, yaitu pulau jawa
yang mengkonsumsi bahan bakar 65% dari kebutuhan nasional dan 80% dari
kebutuhan Jakarta.

2. Telah tersedianya sarana penunjang yaitu Depot Unit Pembekalan dan


Pemasaran Dalam Negeri (UPPDN) III dan terminal Unit Eksplorasi dan
Produksi (UEP) III ditambah adanya Convention Buoy Mooring dan Single
buoy Mooring.

3. Dekat dengan sumber gas alam yaitu UEP III

4. Selaras dengan proyek pipanisasi bahan bakar minyak di Jawa

5. Tersedianya lahan yang dibutuhkan, yaitu bekas sawah yang kurang produktif,
harga tanah yang relatif murah dan jauh dari keramaian.

6. Tersedianya sarana infrastruktur.

2.4. Tata Letak PT. Pertamina (Persero) RU - VI Balongan


Pabrik PT. Pertamina (Persero)RU - VI didirikan di Balongan, yang
merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Untuk
penyiapan lahan kilang, yang semula sawah tadah hujan, diperlukan pengurukan
dengan pasir laut yang diambil dari pulau Gosong Tengah, pulau ini berjarak + 70
6

km arah bujur timur dari pantai Balongan. Kegiatan penimbunan ini dikerjakan
dalam waktu empat bulan. Transfortasi pasir dari tempat penambangan ke area
penimbunan dilakukan dengan kapal yang selanjutnya dipompa ke arah kilang.
Sejak tahun 1970, minyak dan gas bumi dieksploitasi di daerah ini.
Sebanyak 224 buah sumur berhasil digali dan yang berhasil diproduksi adalah
sumur Jatibarang, Cemara, Kandang Haur Barat, Kandang Haur Timur, Tugu
Barat dan lepas pantai. Sedangkan minyak buminya sebesar 239,65 MMSCFD
disalurkan ke PT.Krakatau Steel, PT.Pupuk Kujang, PT.Indocement, Semen
Cibinong dan Palimanan. Depot UPPDN III sendiri baru dibangun pada tahun
1980 untuk mensuplai kebutuhan bahan bakar di daerah Cirebon dan sekitarnya.
Area kilang terdiri dari :
a. Sarana kilang

: 250 Ha daerah konstruksi kilang

200 Ha daerah penyangga


b. Sarana perumahan

: 200 Ha

Ditinjau dari segi teknis dan ekonomis, lokasi ini cukup strategis dengan adanya
faktor pendukung, antara lain :
a. Bahan baku
Sumber bahan baku yang diolah di PT. Pertamina (Persero) RU - VI Balongan
adalah:
1. Minyak mentah Duri, Riau (awalnya 80%, saat ini 50% feed)
2. Minyak mentah Minas, Dumai (awalnya 20%, saat ini50% feed)
3. Gas alam dari Jawa Barat bagian timur sebesar 18 Million Metric Standard
Cubic Feet Per Day (MMSCFD).
b. Air
Sumber air yang terdekat terletak di Waduksalam Darma, Rejasari, kurang
lebih 65 km dari Balongan ke arah Subang. Pengangkutan dilakukan secara
pipanisasi dengan pipa berukuran 24 inci dan kecepatan operasi normal 1.100 m3
serta kecepatan maksimum 1.200 m3. Air tersebut berfungsi untuk steam boiler,
7

heat exchanger (sebagai pendingin) air minum, dan kebutuhan perumahan. Dalam
pemanfaatan air, kilang Balongan ini mengolah kembali air buangan dengan
sistem wasted water treatment, dimana air keluarannya di-recycle ke sistem ini.
Secara spesifik tugas unit ini adalah memperbaiki kualitas effluent parameter NH3,
fenol, dan COD sesuai dengan persyaratan lingkungan.
c. Transportasi
Lokasi kilang PT. Pertamina (Persero) RU - VI Balongan berdekan dengan
jalan raya dan lepas pantai utara yang menghubungkan kota-kota besar sehingga
memperlancar distribusi hasil produksi, terutama untuk daerah jakarta dan jawa
barat. Marine facilities adalah fasilitas yang berada di tengah laut untuk keperluan
bongkar muat crude oil dan produk kilang. Fasilitas ini terdiri dari area putar
tangker, SBM, rambu laut, dan jalur pipa minyak. Fasilitas untuk pembongkaran
peralatan dan produk (propylene) maupun pemuatan propylene dan LPG
dilakukan dengan fasilitas yang dinamakan jetty facilities.
d. Tenaga kerja
Tenaga kerja yang dipakai di PT. Pertamina (Persero) RU - VI Balongan
terdiri dari dua golongan. Golongan pertama adalah yang dipekerjakan pada
proses pendirian kilang Balongan yang berupa tenaga kerja lokal non-skill
sehingga meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar. Sedangakan golongan
kedua adalah yang dipekerjakan untuk proses pegoperasian, berupa tenaga kerja
PT. Pertamina (Persero) yang telah berpengalaman dari berbagai kilang di
Indonesia.

2.5. Ideologi PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan


Visi, moto, dan logo PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan telah
dirumuskan dan disahkan melalui Surat Keputusan General Manajer No. Kpts092/E6000/99-SO, tanggal 30 November 1999.
2.5.1. Visi
Menjadi kilang terunggul di Asia Pasifik tahun 2015
a. Kilang, mengolah bahan baku minyak bumi menjadi produk BBM dan non-BBM
8

b. Unggulan, masuk dalam nominasi kelompok kilang terbaik dunia, unggul dalam
segala aspek bisnis misalnya : lebih aman, andal, efisien, professional, maju,
berdaya saing tinggi, bermutu internasional, berwawasan lingkungan, dan mampu
menghasilkan laba sebesar-besarnya.
2.5.2. Misi
a. Mengolah minyak bumi untuk memproduksi BBM dan non- BBM secara tepat
dala jumlah, mutu, waktu, dan berorientasi pada laba serta berdaya saing tinggi
untuk memenuhi kebutuhan pasar.
b. Mengoperasikan kilang yang berteknologi maju dan terpadu secara aman,
handal, efisien, serta berwawasan lingkungan
c. Mengelola asset PT. Pertamina (persero) RU VI Balongan secara professional
yang didukung oleh system manajemen yang tangguh berdasarkan semangat
kebersamaan, keterbukaan, dan prinsip saling menguntungkan.
Penjelasan dari misi :
a. Minyak Bumi

: Crude Oil

b. Tepat jumlah

: Jumlah yang optimal

c. Tepat mutu

: Mutu produk yang memenuhi standar

d. Tepat waktu

: Penyerahan produk pada waktu yang diinginkan

e. Berorientasi Laba

: di titikberat kan pada pencarian laba disamping misi

social
f. Berdaya saing tinggi

: Mutu dan harga kompetitif

g. Pasar

: Domestik dan Internasional

h. Teknologi Maju

: Selalu menyepurnakan teknologi proses dan peralatan

i. Terpadu

:Terintegrasi penuh antara kilang dan pipa penyalur

BBM
j. Aman

: Bagi pekerja, peralatan, masyarakat, dan lingkungan

k. Andal

: Mampu beroperasi secara kontinu dalam waktu

tertentu
l. Efisien

: Produktivitas Tinggi

m. Berwawasan Lingkungan

: Memenuhi peraturan perundangan yang berlaku

tentang lingkungan hidup


n. Aset

: Peralatan, pekerja, dana

o. Professional

: SDM yang berprestasi, proaktif, dan inofatif

p. Manajemen Tangguh

: Berani mengambil resiko, kompak, dan visioner

q. Semangat kebersamaan

: Kerjasama yang sinergi

r. Keterbukaan

: bersih dan transparan

s. Saling Menguntungkan

: Bagi pekerja dan mitra bisnis

2.5.3. Motto
Meraih keunggulan komparatif dan kompetitif
1. Meraih : Menunjukkan upaya maksimum yang penuh dengan ketekunan dam
keyakinan serta professionalisme untuk PT. Pertamina (Persero) RU VI
Balongan.
2. Keunggulan komparatif : Keunggulan dasar yang dimiliki oleh PT. Pertamina
(Persero) RU VI Balongan dibandingkan dengan kilang sejenis, yaitu lokasi
yang strategis karena dekat dengan pasar BBM dan non BBM.
3. Keunggulan kompetitif : Keunggulan daya saing terhadap kilang sejenis dalam
hal efisiensi, mutu, produk, dan harga.
2.5.4. Logo
PT. PERTAMINA RU VI Balongan mempunyai logo perusahaan yang
melambangkan bahwa perusahaan dapat menjadi kilang unggulan yang dapat
memenuhi visi dan misi dengan kerja keras. Logo PT. PERTAMINA RU VI
Balongan adalah sebagai berikut :

10

Gambar 2.2 Logo Perusahaan Pertamina RU VI Kilang Unggulan


Penjelasan Logo :
1. Lingkaran
2. Gambar

: Fokus ke bisnis inti dan sinergi


: Konstruksi generator dan reaktor di unit Residue catalytic

Cracking yang menjadi ciri khas dalam proses pengolahan minyak bumi di
Refinery unit VI
3. Warna
:
o Hijau : menunjukkan warna asli generator yang berarti selalu menjaga
kelestarian lingkungan hidup
o Putih : menunjukkan warna asli reaktor yang berarti bersih,
professional, proaktif, inovatif, dan dinamis dalam setiap tindakan yang
selalu berdasar kebenaran
o Biru : diambil dari warna logo PERTAMINA yang berarti loyal kepada
visi PERTAMINA
o Kuning
: diambil dari logo PERTAMINA yang berarti keagungan
Refinery unit VI
2.5.5. Strategi
Dalam mendukung pencapaian visi dan misi telah dirumuskan Sembilan
strategi utama PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan, yaitu :
1. Keunggulan biaya (Cost Leadership)secara keseluruhan dilakukan dengan upaya
meningkatkan hehandalan, kemanan, efisiensi, dan produktivitas secara optimasi
operasi kilang, untuk menurunkan biaya produksi BBM, non-BBM, dan
Petrokimiapada kualitas tetap. Dengan demikian produk akan mempunyai daya
saing tinggi dan mampu menguasai pasar.
2. Perluasan pasar atau produk (Market-Product Development) dengan melakukan
penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, dan divertifikasi.
11

Sehubungan masih tersedianya peluang pasar BBM, non-BBM, dan Petrokimia


(diluar DKI Jakarta dan Jawa Barat). Untuk biaya survey dan riset pasar mutlak
harus dilakukan agar menghasilkan produk yang berorientasi pasar, bernilai
tinggi, bermutu tepat, berdaya saing tinggi.
3. Meningkatkan

produk

bernilai

tinggi

(Maximize

High

Volume

Product),bterutama Propylene dan LPG maupun produk lain, dalam rangka


peningkatan laba PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan. Untuk itu
pemilihan mode operasi yang sesuai serta jenis minyak yang diolah, mutlak
diperlukan.
4. Pengintegrasian Kilang (Refinery Black-Forward Integration), dengan pemasok
bahan baku (Crude Supplier) dan industri hilir. Hal tersebut dilakukan dengan
memodifikasi dan ekspansi, profitisasi, aliansi, akuisisi, komersiansi, dan
divertasi.
5. Penerapan system manajemen mutu (Quality Management System) secara
intensif dan mencakup seluruh kegiatan operasional, yaitu : operasi kilang,
lingkungan, sumber daya manusia, financial, dan lain-lain).
6. Pengelolaan organisasi secara efektif (Effective Organization) dan modern
dengan menerapkan system pengendalian dan pengawasan perusahaan (good
corporate governance) yang didukung system pelaoparan kinerja yang
berstandar nasional dan internasional.
7. Pemberdayaan dan pengembangan pekerja (Employee Empowerment and
Development) yang professional dan berbasis kompetensi, mempunyai motivasi
kuat, persaingan, dan lingkungan kerja yang sehat, dengan imbalan yang
menarik secara berkesinambungan dan konsisten serta membentuk budaya kerja
yang sinergis.
8. Menampilkan citra perusahaan (Company Image) yang baik kepada pihak yang
berkepentingan (stakeholder) seperti pekerja, pemerintah, masyarakat, dan
sekitarnya.

12

9. Pembangunan hubungan dan kemitraan dengan pihak luar (Good Human


Relationship) yang baik berdasarkan prinsip kemanusiaan, kebersamaan,
keterbukaan, kesederhanaan, dan prinsip saling menguntungkan.

2.6 Kilang PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan


Kilang PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan mempunyai kapasitas
125.000 BPSD dengan bahan baku yang terdiri dari minyak mentah Duri 80%,
minyak mentah Minas 20%, dan gas alam dari Jatibarang sebagai bahan baku H 2
Plant sebanyak 18 MMSCFD. Pengolahan bahan baku tersebut menghasilkan
produk sebagai berikut :
Tabel 2.1 Hasil Produk Kilang Pertamina (Persero) RU-VI

No
A

Jenis Produk
BBM :

Kapasitas

Satuan

Motor Gasoline

58,000

BPSD

Kerosene

11,900

BPSD

Diesel 27,000

BPSD

Oil

16,000

BPSD

Industrial Diesel Oil

9,300

BPSD

LPG

565

Ton

Propylene

545

Ton

Ref. Feul Gas

125

Ton

Sulfur

28,500

Ton

Automotive

Decant Oil & Feul


B

Oil
Non BBM :

2.7 Proyek dan Konstruksi PT.Pertamina (Persero) RU-VI Balongan


Proyek Kilang PT.PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan semula
dinamakan EXOR-I, kemudian setelah beroperasi namanya menjadikilang BBM
PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan. Teknologi proses yang dipilih
ditunjukkan untuk memproduksi premium, kerosene, dan solar sebanyak 72%.
Sedangkan sisanya berupa propylene, LPG, IDF, fuel oil, dan decant oil. Bahan
13

pembantu proses yang berupabahan kimia dan katalis sebagian besar masih
diimpor.
Kegiatan Engineering Procurement and Construction (EPC) dilakukan oleh
konsersium, yng terdiri dari JGC, Foster Welter, dan diatur dalam EPC
Agreement. Sebagai produk offtaker (pembeli) adalah British Petroleum (BP).
Jangka waktu pelaksanaannya adalah berakhir pada bulan Nvember 1994. Lisensi
proses pengolahan dari unit-unit kilang dapat dilihat pada table berikut :
N

Kode

Kapasitas

Unit
11
12&13
14
15
16

(BPSD)
125,000
58,000
32,000
83,000
-

17

Lisensor

Kontraktor Proses

FW
Chevron
UOP
UOP
UOP

FW
JGC
JGC
FW
FW

I
II
I
I
I

22,500

MERICHEM

FW

18

47,000

MERICHEM

FW

Unit
Propylene

19

7,000

UOP

FW

9
10
11

Recovery
Cataytic
LCO
Hidrogen

20
21
22

13,000
12,000
76

UOP
FW
FW

FW
JGC
FW

I
II
II

12

Plant
Amine treater 23

MMSCFD
-

JGC

JGC

13

Plant
Sour

JGC

JGC

14

Striier
Sulphur Plant

27

JGC

JGC

o
1
2
3
4
5

Unit Proses
CDU
ARHDM
GO HTU
RCC
Unsaturated
Gas
Concentratio

n
LPG
Treatment

Unit
Gasoline
Treatment

Water 24
25

MT/Day
Sumber : PT. PERTAMINA, 2004

14

2.8 Bahan Baku PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan


Main Process Unit
1. CDU (Crude Distillation Unit)
Unit 11 yaitu CDU merupakan primary processing, yang didesain untuk
mengolah 125000 BSPD (Barrel Stream Per Day). CDU memisahkan minyak
mentah menjdai beberapa produk melalui proses pemisahan fisik berdasarkan
perbedaan titik didih dengan proses yang dikenal sebagai distilasi. Produk yang
dihasilkan adalah Straight Run Naptha, Herosene, Gasoil dan Atmospheric
residue(AR).
2. ARHDM (Atmospheric Residue Hydrodemetalizzation)
Unit 12 13 yaitu ARHDM merupakan secondary processing dan dii desain
untuk mengolah Atmospheric Residue (AR) dari CDU untuk mengurangi senyawa
senyawa yang terkandung di dalamnya seperti Nickel, Vanadium, Carbon
Residue, Nitrogen Compounds dan Sulphur Compounds. ARHDM terdiri dari 2
train reactor dan satu train fractinator yang menghasilkan produk Naptha,
Kerosene, Gas Oil dan Treated Residue (DMAR).
3. HTU (Hydrotreating Unit)
Unit 14 yaitu unit HTU ini terdiri dari 3 sub unit, yaitu GO-HTU (Gas Oil
Hydrotreating Unit) untuk mengurangi kandungan pengotor dari produk Solar,
Kero-HTU (Kerosene Hydrotreating Unit) untuk mengurangi kandungan pengotor
dari produk Kerosene dan H2 Plant untuk menghasilkan gas H2 murni (min
99,99% vol) untuk keperluan operasi kilang.
4. RCC (Residue Catalytic Cracking)
Unit 15 yaitu RCC juga merupakan secondary processing dengan kapasitas
83 BSPD (505,408 T/H) merupakan salah satu unit RCC yang terbesar di dunia.
Unit ini di desain untuk mengolah Treated Residue (DMAR) dari ARHDM dan
Atmospheric Residue (AR) dari CDU dengan bantuan katalis. Produk yang
dihasilkan dari unit RCC ini merupakan produk dengan nilai ekonomi yang tinggi
seperti LPG, Propylene, Polygasoline (mogas dengan RON 98), Naptha (RON
92), Light Sycle Oil (LCO) serta Decant Oil (DCO).
5. NHT (Naptha Hydrotreater)
15

Unit ini berfungsi untuk menghilangkan pengotor yang terkandung di dalam


Straight Run Naptha sebelum diproses unit Platformer dan PENEX Produk yang
dihasilkan adalah Light Napthadan Heavy Naptha.
6. PLATFORMER
Unit ini berfungsi untuk mengkonvensikan Heavy Naptha melalui proses
Naptha Reforming menjadi produk Platformate yang beroktan 98 serta LPG
sebagai produk samping.
7. PENNEX
Unit 33 yaitu unit penex ini berfungsi untuk mengkonversikan Light Naptha
melalui proses Isomerasi menjadi produk Isomerat yang beroktan 87 serta LPG
sebagai produk samping.
Unit NHT, Platformer dan PENEX tersebut merupakan terobosan /
breakthrough

Pertamina

dalam

mendukung

program

Pemerintah

untuk

menghapuskan penggunaan timbal (Pb) pada bensin yang dikenal dengan Program
Langit Biru Balongan (PLBB). Campuran produk Platformer dan Produk
Isomerate menghasilkan produk HOMC dengan oktan 92 yang digunakan sebagai
komponen blending bensin tanpa timbal.

Support Process Unit


A. Utilities
Unit Utilities menyediakan beberapa kebutuhan utilities kilang seperti air,
listrik, steam, udara bertekanan dan nitrogen. Selain digunakan untuk kebutuhan
Kilang, Air dan Listrik digunakan pula untuk keperluan perumahan dan
perkantoran. Dalam rangka memenuhi kebutuhan air yang dipergunakan untuk
operasional Kilang dan Perumahan Bumi Patra, Pertamina RU VI balongan
mengambil air dari Water Intake facilities Salam Darma dengan menggunakan
pipa sepanjang 60 km.
B. ITP (Instalasi Tangki dan Perkapalan)
ITP terdiri atas unit 41 (Marine facility), Unit 42 (Tankage / Tank Farm), Unit 43
(Piping Facility), Unit 63 (Effluent Water Treatment / EWT).
16

ITP berfungsi menunjang kegiatan operasional :

Bongkar muat Crude Oil, Naptha Feed Kilang Langit Biru Balongan (KLBB)
dan produk produk Kilang seperti Premium, Solar, Kerosene, HOMC 92 dan

DCO.
Pengaturan tangki Crude Oil (minyak mentah), tangki intermediate product

(produk antara) dan tangki finished product (produk jadi).


Penyaluran produk ke depot Balongan dan Terminal Transit Utama Balongan

(TTUB).
Pengolahan Limbah Cair buangan dari unit unit proses sebelum dibuang ke
Laut terbuka.
Laboratorium
Laboratorium ini mendukung operasional kilang dengan melakukan analisis
analisis laboratorium terhadapparameter parameter penting untuk setiap
Stream di unit operasi, baik pada oil system, gas system amupun pada water
system. Dengan berbekal Sertifikat ISO 17025, Laboratorium menjami akurasi
analisa produk BBM yang dihasilkan oleh kilang RU VI Balongan.

Bahan baku utama


Minyak mentah yang diolah di PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI
Balongan adalah minyak minas dan duri dengan perbandinagn Duri : Minas =
50% : 50%. Spesifikasi umpan minyak mentah yang masuk ke CDU dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel. Bahan baku utama di PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan
Minyak Mentah
API
Densitas (gr/ml) @15 C

Minas

Duri

35,2

21,1

0,8485

0,927

17

Viskositas (cSt) : @30 C

691

@40 C

23,6

274,4

@50 C

11,6

Sulphur (%-Weight)

0,08

7,4

Carbon (%-Weight)

2,8

7,4

Titik tuang ( C)

3,6

2,4

Asphalt (%-Weight)

0,5

0,4

Vanadium (ppm wt)

<1

Nickel (ppm wt)

32

<0.05

1,19

Salt (lb/1000 bbl)

11

Water (%-Volume)

0,6

0,3

Total Asam (mg KOH)

Sumber : PERTAMINA, 2004


Bahan baku pendukung
Di PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan, selain bahan baku utama
digunakan juga bahan baku pendukung berupa bahan kimia, katalis, dan resin
yang dipergunakan pada masing-masing unit beserta aplikasi dan fungsinya.
Tabel. Bahan baku utama di PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan

Unit
11

Jenis

Cairan
Amonia
Anti Foulant

Aplikasi

Fungsi

Overhead 11-C-105

Menetralisir HCL

Suction Feed Pump (11-

Mencegah terjadinya

P-101 A/B) dan Unit

fouling pada HE

Desalter
18

Corrosive
Inhibitor

Demulsifier

Wetting Agent

Kalgen

Overhead 11-V-101

Suction Feed Pump dan


Unit Desalter

Mencegah korosi

Memisahkan emulsi

Preparasi larutan pada 11-

Membantu mempercepat

V-114

pemisahan

15-B-101, 15-E-104 A/B

mengatasi kesadahan

Injeksi pada air dari


Kurilex

cooling water untuk 16-E103 A/B, E-104 A/B, E-

Pencegah korosi

105 A/B, E-111 A/B


Katalis
15, 16,
17, 18,

Kaustik

19, 20
Anti Oksidan

DIPA

18-A-202, 206

11-V-101, 102, 103, 106


dan 18-V-102, 18-V-104

Aliran produk 18-V-104

Preparasi larutan
dilakukan pada 23-V-102

Oksidasi Sodium
mercaptide
Mengikat HS

Anti oksidan

Mengikat HS

Injeksi pada kolom RCC


(24-C-201) dan kolom
23, 24

Anti Foam

NH stripper (24-c-102)

Mencegah foaming

dan aliran masuk 23-V102


Soda

24-V-302, 24-V-303 dan


24-Z-301

Menetralisir kaustik
Sumber : PERTAMINA 2004

19

Tabel. Jenis Bahan Kimia PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan


Unit
12,13

Jenis katalis/Resin
ICR131KAQ
Sulphur absorber
Katalis UOP

15
Molsieve Pru ODG-44

Aplikasi
12/13-

Fungsi
Mengurangi kandungan

R.101/102/103
22-R-102 A/B
15-R-

logam
Adsorbsi HS
Mencegah rantai

101/102/103/104

hidrokarbon panjang
Adsorbsi moisture dari

19-V104 A/B

E-315 Katalis
19

Propylene Metal
Treater
Alcoa Selecsorb COS
1/8''
Katalis SHP H-14171

19-V-111

11-V-112 A/B

19-R-101 A/B

20
Rock Salt

14/21-V-101

Hydrogenerator

22-R-101

High Temperature Shift


22

Converter type C12-4


hydrogen Reformer
Catalyst

23

25
55

Karbon Aktif

22-R-103
22-F-101

22-S-102

Amine Filter

23-S-101/103

Claus Catalyst
Resin Anion ASB-1p &

25-R-101/102/103

Resi Kation C-249


Lynde Adsorbent tipe

22-V-105 A/B

22-V-109 A-M
LA22LAC-612, C-200F
Karbon Aktif
55-A-101 A/B-S1

LPG campuran C
Menghilangkan
kandungan metal
Menghilangkan COS dari
propylene
Menjenuhkan senyawa
diolefin menjadi
monoolefin
Adsorbsi moisture dari
LPG
Hidrogenasi untuk
melepas kandungan sulfur
Mengubah CO menjadi
CO
Mengubah gas alam
menjadi H
Menyerap komponen
yang mengakibatkan
Foaming
Menyaring partikel > 10
micron di Lean
Mereaksikan gas alam
Mereaksikan kation dan
anion
Menyerap pengotor H
(CO, CO, N, HC )
Menyaring bahan-bahan
organic

20

Kation pada 55-AStrong Acid Resin

101 A/B-VI,

menghilangkan

Kation

Anion pada 55-A-

kation/anion

Activated Alumina 1/8'',

101 A/B-V2
58-D-101 A/B-

Adsorbsi moisture dari

1/4'', ceramic ball

R1-R2 59-A-101

LPG Adsorbsi moisture,

Molsieve Siliporite

A/B-A1

CO
Sumber : PERTAMINA
2004

2.9 Struktur Organisasi PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan


2.10. Konservasi Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
PT. Pertamina (Persero) telah mengambil suatu kebijakan untuk selalu
memprioritaskan aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam semua
kegiatan minyak dan gas bumi untuk mendukung pembangunan nasional.
Manajemen PT. Pertamina (Persero) RU - VI Balongan mendukung dan ikut
berpartisipasi dalam program pencegahan keraguan baik terhadap kesehatan
karyawan, harta benda perusahaan, terganggunya kegiatan operasi serta keamanan
masyarakat yang diakibatkan oleh kegiatan perusahaan.
Pelaksanaan tugas dari K3 ini berlandaskan :
a. UU No. 1/1970
Mengenai keselamatan kerja karyawan yang dikeluarkan oleh Depnaker.
b. UU No.2/1951
Mengenai ganti rugi akibat kecelakaan kerja yang dikeluarkan oleh Depnaker.
c. PP No. 11/1979
Mengenai persyaratan teknis pada kilang pengolahan untuk keselamatan
kerja.
d. UU No.4/1982
21

Mengenai ketentuan pokok pengolahan dan lingkungan hidup yang


dikeluarkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup (KLH).
e. PP No. 29/1986
Mengenai amdal yang dikeluarkan oleh KLH.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh HSE PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan untuk mendukung program di atas terdiri atas 5 kegiatan, yaitu :
1. Seksi Keselamatan Kerja, yang mempunya tugas sebagai berikut :
a. Mengawasi keselamatan jalannya kilang.
b. Bertanggung jawab terhadap alat-alat keselamatan kerja.
c. Bertindak sebagai instruktur safety.
d. Membuat rencana pencegahan.
2. Seksi Pelatihan, yang mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Membuat rencana kerja pencegahan kebakaran.
b. Menyiapkan dan mengadakan pelatihan bagi karyawan dan kontraktor agar
lebih menyadari tentang keselamatan kerja.
c. Membuat dan menyebarkan bulletin K3 dan konservasi lingkungan pada
karyawan agar wawasan karyawan tentang K3 dan konservasi lingkungan
meningkat.
3. Seksi Penanggulangan Kebakaran, yang mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Membuat prosedur emergency agar penanggulangan berjalan dengan baik.
b. Mengelola regu kebakaran agar selelu siap bila suatu waktu diperlukan.
c. Mengadakan pemeriksaan kehandalan alat-alat firing.
4. Seksi Lindungan Lingkungan, yang mempunya tugas sebagai berikut :
a. Memrogram rencana kelola lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan.
b. Mengusulkan tempat-tempat pembuangan limbah dan house keeping.
22

5. Seksi Rekayasa, yang bertugas sebagai berikut ;


a. Meninjau ulang gambar-gambar dan dokumen proyek.
b. Melakukan evaluasi-evaluasi yang berhubungan langsung dengan K3.
Adapun seksi-seksi tersebut di atas bertujuan untuk mencegah kecelakaan,
kebakaran maupun pencemaran lingkungan dari segi engineering.
Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dlaksanakan dengan
membuat program dengan pedoman A-850/E-6900/99-30 yang meliputi :
a. Bendera Kecelakaan
1. Warna kuning (1 minggu dikibarkan), untuk kecelakaan ringan, yaitu tidak
menimbulkan hari hilang (first aid accident).
2. Abu-abu muda (2 minggu dikibarkan), untuk kecelakaan kerja yaitu
kehilangan hari kerja.
3. Hitam dengan strip putih (1 bulan dikibarkan), untuk kecelakaan fatal yaitu
menyebabkan kematian.
b. Bendera Kebakaran
1. (1 minggu dikibarkan), untuk kebakaran yaitu kerugian di bawah US$
10,000.
2. Merah strip hitam (1 bulan dikibarkan), untuk kebakaran yaitu kerugian
melebihi US$ 10,000.
c. Bendera Pencemaran
1. Biru (1 minggu dikibarkan), untuk pencemaran dimana tidak terjadi klaim
penduduk.
2. Hitam (1 bulan dikibarkan), untuk pencemaran dimana terjadi klaim
penduduk.
d. Papan Informasi

23

Papan yang berisi lokasi, tanggal, tingkat keparahan kejadian yang


mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja, kebakaran dan pencemaran. Tempat
pemasangannya adalah :
1. Di depan fire station
2. Lokasi kejadian
3. Ada di lemari bendera on call.
Jam Kerja :
Berdasarkan jam kerja, karyawan dapat dibedakan atas karyawan shift
dan karyawan reguler.
1. Jam Kerja Shift
Jam kerja shift diberlakukan secara bergilir berlaku bagi karyawan yang
terlibat langsung dalam kegiatan produksi dan pengamanan pabrik. Jam kerja shift
diatur sebagai berikut :
Day shift
: 08.00 16.00 WIB
Swing shift
: 16.00 24.00 WIB
Night shift
: 24.00 08.00 WIB
Karyawan shift terbagi atas 4 kelompok yaitu A, B, C dan D dimana jadwal
kerja dari masing-masing kelompok adalah bekerja selama 2 hari berturut-turut
pada shift yang sama dan setelah itu bergeser ke jam shift berikutnya untuk 2 hari
selanjutnya. Selama 6 hari bekerja berturut-turut, setiap kelompok akan
mendapatkan libur kerja selama 2 hari.
2. Jam kerja Reguler
Jam kerja regular ini berlaku bagi karyawan yang tidak terlibat langsung
dalam kegiatan produksi dan pengaman pabrik. Jam kerja ini berlaku bagi
karyawan tingkat staf ke atas. Jadwal kerja jam regular adalah sebagai berikut :
Senin Kamis : 07.00 16.00 WIB
Istirahat
: 11.30 12.30 WIB
Jumat
: 07.00 15.30 WIB
Istirahat
: 11.30 13.00 WIB
Sabtu dan Minggu
: Libur
Sistem Penggajian

24

Sistem penggajian di PT. Pertamina (Persero) RU - VI Balongan yang


merupakan tanggung jawab bagian administrasi keuangan dibayar untuk 8 jam
kerja setiap hari. Selain itu, juga diatur tentang lembur, cuti, uang dinas, bonus,
kontrak jasa dan peringatan karyawan (warning slip). Sistem penggajian tersebut,
dibedakan atas :
1. Karyawan tetap, ikatan kerja dan honorer
Gaji diberikan setiap akhir bulan berupa gaji pokok ditambah dengan
tunjangan-tunjangan yang ada. Besarnya gaji pokok tersebut selain ditentukan
oleh golongan dan jabatan juga berdasarkan tanggung jawab pekerjaan masingmasing.
Adapun susunan gaji adalah sebagai berikut :
a. Tunjangan (gaji) pokok
b. Tunjangan jabatan struktural
c. Tunjangan jabatan fungsional
d. Uang lembur
e. Biaya trasportasi
2. Tenaga harian lepas
Gaji yang diberikan setiap hari Sabtu yang jumlahnya tergantung dari
jumlah karyawan yang bekerja pada masing-masing hari. Disamping gaji rutin,
karyawan akan mendapatkan bonus keuntungan yang jumlahnya tergantung dari
laju produksi.
Bagi karyawan yang lembur juga diberikan upah tambahan dengan
perhitungan sebagai berikut :
a. Lembur hari biasa
Untuk satu jam pertama besarnya satu setengah kali upah per kerja, untuk dua
jam berikutnya dua kali upah per jam.
b. Lembur hari Minggu/libur
Untuk setiap jam besarnya dua kali upah per jam.
25

2.11.Penanganan Limbah
PT. Pertamina (Persero) RU - VI Balongan menghasilkan berbagai macam
limbah, yang terdiri dari :
A. Limbah Cair
Limbah industri yang dihasilkan industri minyak bumi umumnya
mengandung logam-logam berat maupun senyawa yang berbahaya. Selain logam
berat, limbah atau air buangan industri, minyak bumi juga mengandung senyawasenyawa hidro karbon yang sangat rawan terhadap bahaya kebakaran.
Dalam setiap kegiatan industri, air buangan yang keluar dari kawasan
industri minyak bumi harus diolah terlebih dahulu dalam unit pengolahan limbah,
sehingga air buangan yang telah di proses dapat memenuhi spesifikasi dan
persyaratan yang telah ditentukan oleh pemerintah. Untuk mencapai tujuan
tersebut, maka dibangun unit sewage and effluent water treatment di PT.
Pertamina (Persero) RU - VI Balongan ini.
Secara garis besar effluent water treatment di PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan dibagi menjadi dua, yaitu treatment oily water dan treatment air
buangan proses. Treatment oily water dilakukan di rangkaian separator sedangkan
treatment air buangan proses dilakukan menggunakan lumpur aktif (activated
sludge) yang merupakan campuran dari koloni mikroba aerobik.
Desain awal dari unit WWT (Waste Water Treatment) adalah untuk
mengolah air buangan yg terbagi menjadi dua sistem pengolahan, yaitu :
1. Dissolved Air Floatation (DAF), untuk memisahkan kandungan padatan dan
minyak dari air yang berasal dari air buangan (oily water) ex process area
dan tank area. Pada proses ini yang diolah umumnya mempunyai kandungan
minyak dan solid yang tinggi tetapi mempunyai kandungan COD dan BOD
yang rendah.
2. Activated Sludge Unit (ASU), untuk mengolah secara kimia, fisika dan
biologi air buangan dari unit proses terutama : Treated Water ex Unit Sour
Water Stripper (Unit 24) dan desalter effluent water ex Unit Crude
Distillation(Unit 11). Air yang diolah umumnya mempunyai kandungan
ammonia, COD, BOD dan fenol sedangkan kandungan minyak dan solid
berasal dari desalter effluent water.
26

B. Pengolahan Limbah Gas


Limbah gas dari kilang ini diolah di sulfur recovery unit dan sisanya dibakar
di incinerator (untuk gas berupa H2S dan CO) maupun flare (gas hidrokarbon).
C. Pengolahan Limbah Padat
Sludge merupakan suatu limbah yang dihasilkan dalam industri minyak
yang tidak dapat dibuang begitu saja ke alam bebas karena akan mencemari
lingkungan. Pada sludge selain mengandung lumpur, pasir dan air juga masih
mengandung hidrokarbon fraksi berat yang tidak dapat di-recovery ke dalam
proses. Sludge ini juga tidak dapat dibuang ke lingkungan sebab tidak terurai
secara alamiah dalam waktu singkat. Pemunahan hidrokarbon perlu dilakukan
untuk menghindari pencemaran lingkungan. Dalam upaya tersebut, PT. Pertamina
(Persero) RU - VI Balongan melakukannya dengan membakar sludge dalam suatu
ruang pembakar (incinerator) pada temperatur tertentu. Lumpur/pasir yang tidak
terbakar dapat digunakan untuk landfill atau dibuang di suatu area, sehingga
pencemaran lingkungan dapat dihindari.

2.12...................................................................................................................... Sarana
dan Prasarana
PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan menyediakan sarana dan
prasarana bagi karyawan dan keluarganya. Sarana dan prasaarana tersebut antara
lain :
a. Perumahan
Perumahan dinas dibangun di sekitar pabrik dengan tipe rumah, yaitu :
1. Tipe B : untuk tim managemen
2. Tipe C : untuk jabatan kepala bagian
3. Tipe D : untuk staf
4. Tipe E : untuk karyawan bidang produksi

27

Disamping itu, PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan juga


memberikan pinjaman uang bagi karyawan untuk kepemilikan rumah BTN di
lokasi kompleks Sibayak Permai.
b. Sekolah
Untuk saat ini, . PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan baru membangun
sarana pendidikan Taman Kanak-kanak. Tujuan dibangunnya Taman Kanak-kanak
ini adalah agar anak-anak karyawan dapat membaur dan bersosialisasi dengan
penduduk di sekitar lokasi pabrik agar tercipta kebersamaan dan menghindari
adanya kecemburuan sosial.
c. Transportasi
Sarana transportasi telah tersedia untuk mengantar karyawan yang pulang
dari kerja shift dan disediakan pula transportasi untuk antar jemput anak-anak
keluarga PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan ke sekolah.
d. Sarana Ibadah
Masjid Jati dibangun di tengah Wisma Djati dan di lokasi perumahan juga
telah dibangun sarana ibadah berupa mesjid dan gereja.
e. Balai Kesehatan
Balai kesehatan dibangun di dua tempat, yaitu dilokasi pabrik serta rumah
sakit di lokasi perumahan. Fasilitas ini dapat digunakan oleh karyawan dan
keluarga karyawan secara bersama-sama.
f. Kantin
Disediakan akntin dilingkungan pabrik badi karyawan-karyawan reguler.
Sedangkan bagi karyawan shift disediakan dapur di gedung kontrol dan untuk
karyawan yang mendapatkan tugas malam disediakan makanan ekstra oleh
perusahaan.

28

g. Sarana Olahraga dan Rekreasi


Sarana olahraga juga disediakan bagi karyawan dan keluarga dimana sarana
tersebut terletak di dalam lingkungan perumahan karyawan, seperti :
1. Lapangan tenis
2. Lapangan voli
3. Lapangan bulutangkis
4. Kolam renang
5. Lapangan basket
6. Ruang serba guna

h. Asuransi
Setiap karyawan dijamin oleh Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK) dan asuransi
jiwa raya.

29

Anda mungkin juga menyukai