Anda di halaman 1dari 13

MENARA DISTILASI (HETP)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Praktikum Lanjut Teknik Kimia

disusun oleh :

Bella Heriyanti 1700020136

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah berjudul “Menara
Distilasi (HETP)” dapat terselesaikan. Makalah ini penyusun susun untuk
memenuhi tugas Praktikum Lanjut Teknik Kimia.

Pada kesempatan kali ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada


pihak-pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini. Penyusun sadar
bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Allah SWT, begitupula
dengan makalah ini yang tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat memperbaiki, menyempurnakan, dan mengembangkan dari
pembaca kami sangat kami perlukan. Penyusun berharap makalah ini bermanfaat
bagi pembaca dan tentunya penyusun

Yogyakarta, 14 Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................i

KATA PENGANTAR................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kristalisasi..................................................................2
B. Jenis-Jenis Alat Kristalisasi..........................................................3
C. Aplikasi Kristalisasi dalam Industri.............................................17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kolom Distilasi merupakan komponen proses yang penting baik dalam


industri besar seperti penyulingan minyak bumi dan gas, sampai industri
menengah dan kecil seperti industri minyak atsiri, industri alkohol. Biasanya
kolom distilasi ini disebut menara distilasi. Secara umum terdapat 2 jenis menara
distilasi ini yaitu : (1) menara distilasi tipe bertingkat, menara ini terdiri dari
banyak piringan yang memungkinkan kesetimbangan terbagi‐bagi dalam setiap
piringannya dan (2) menara distilasi tipe kontinyu yaitu menara distilasi dimana
keseimbangan fasa gas dan cair terjadi sepanjang kolom.
Dalam lingkungan industri kecil dan menengah misalnya minyak atsiri,
kolom distilasi merupakan komponen penting dalam proses pembuatan minyak
atsiri, sehingga pemahaman dan penggunaan kolom distilasi menjadi penting.
Perkembangan kebutuhan dunia akan minyak atsiri saat ini cukup tinggi, ekspor
minyak atsiri Indonesia tahun 2007 sebesar 4.857.630 kg yang naik dari tahun
2006 yang besarnya 4.618.683 kg (Trubus, 2009). Perkembangan kebutuhan ini
terus meningkat seiring dengan perbaikan ekonomi, perubahan pola hidup dan
kesadaran akan kesehatan.
Dalam pra rencana pabrik, keberadaan kolom distilasi sebagai salah satu
alat vitas pada tahap pemisahan, menjadi bagian yang hampir selalu ada dalam
rancangan proses lengkap. Pemahaman secara khusus mengenai alat ini dinilai
sangat penting dan penting khususnya bagi mahasiswa agar penguasaan
perancangan dan akurasi hasil perhitungan disain dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah.
Pemisahan campuran liquid dengan destilasi bergantung pada perbedaan
volatilitas antar komponen. Komponen yang memiliki relative volatility yang
lebih besar akan lebih mudah pemisahannya. Uap akan mengalir menuju puncak
kolom sedangkan liquid menuju ke bawah kolom secara counter-current

1
(berlawanan arah) . Uap dan liquid akan terpisah pada plate atau packing.
Sebagian kondensat dari Condensor dikembalikan ke puncak kolom sebagai
liquid untuk dipisahkan lagi, dan sebagian liquid dari dasar bolom diuapkan
pada Reboiler dan dikembalikan sebagai uap.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prinsip kerja Menara Distilasi (HETP)?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi operasi dalam Menara
Distilasi?
3. Bagaimana penerapan Menara Distilasi dalam industri?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui prinsip kerja menara distilasi
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi operasi dalam
Menara Distilasi
3. Untuk mengetahui penerapan menara distilasi dalam industri

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Menara Distilasi


Distilasi adalah suatu cara pemisahan larutan dengan menggunakan
panas sebagai pemisah atau “separating agent”. Jika larutan yang terdiri dari
dua buah komponen yang cukup mudah menguap, misalnya larutan
benzena-toluena, larutan n-Heptan dan n-Heksan dan larutan lain yang
sejenis didihkan, maka fase uap yang terbentuk akan mengandung
komponen yang lebih menguap dalam jumlah yang relatif lebih banyak
dibandingkan dengan fase cair.
Jadi ada perbedaan komposisi antara fase cair dan fase uap, dan hal ini
merupakan syarat utama supaya pemisahan dengan distilasi dapat dilakukan.
Kalau komposisi fase uap sama dengan komposisi fase cair, maka
pemisahan dengan jalan distilasi tidak dapat dilakukan.
Proses distilasi dalam kilang minyak bumi merupakan proses
pengolahan secara fisika yang primer yang mengawali semua proses-proses
yang diperlukan untuk memproduksi BBM dan Non-BBM. Proses distilasi
ini dapat menggunakan satu kolom atau lebih menara distilasi, misalnya
residu dari menara distilasi dialirkan ke menara distilasi hampa atau ke
menara distilasi bertekanan.
Secara fundamental semua proses-proses distilasi dalam kilang minyak
bumi adalah sama. Semua proses distilasi memerlukan beberapa peralatan
yang penting seperti :
- Kondensor dan Cooler
- Menara Fraksionasi
- Kolom Stripping

3
Proses pemisahan secara distilasi dengan mudah dapat dilakukan
terhadap campuran, dimana antara komponen satu dengan komponen yang
lain terdapat dalam campuran :
a. Dalam keadaan standar berupa cairan, saling melarutkan menjadi
campuran homogen.
b. Mempunyai sifat penguapan relatif (α) cukup besar.
c. Tidak membentuk cairan azeotrop.
B. Jenis-Jenis Menara Distilasi
Distilasi berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Distilasi kontinyu
2. Distilasi batch
Berdasarkan basis tekanan operasinya terbagi menjadi tiga, yaitu :
1. Distilasi atmosferis (0,4-5,5 atm mutlak)
2. Distilasi vakum (≤ 300 mmHg pada bagian atas kolom)
3. Distilasi tekanan (≥ 80 psia pada bagian atas kolom)
Berdasarkan komponen penyusunnya :
1. Distilasi sistem biner
2. Distilasi sitem multi komponen
Berdasarkan sistem operasinya terbagi dua, yaitu :
1. Single-stage Distillation
2. Multi stage Distillation
Umumnya Distilasi juga dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Destilasi Kilat (Flash Destilation)
Destilasi kilat merupakan destilasi continue (steady state) satu tahap
tanpa refluks. Destilasi kilat ini terdiri dari penguapan sebagian dari suatu
zat cair sedemikian rupa sehingga uap yang keluar berada dalam
keseimbangan dengan zat cair yang tersisa. Uap tersebut dipisahkan dari zat
cair dan dikondensasikan. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan
komponen-koponen yang memiliki titik didih yang berbeda. Destilasi ini
tidak efektif untuk memisahkan komponen- komponen yang volatilitasnya
sebanding.

4
2. Destilasi Continue dengan Refluks (Rektifikasi)

Dari gambar tersebut terlihat di dalam kolom terdapat plate ideal. Jika
plate ini diberi nomor dari atas ke bawah maka plate acuan adalah plate ke-n
dari puncak, di atasnya adalah plate ke-n-1 dan di bawahnya adalah plate
ke-n+1.
Ada dua arus fluida yang masuk ke plate ke-1 dan dua arus keluar,
yaitu arus zat cair Ln-1 mol/jam dari plate ke-n-1 dan arus uap Vn-1
mol/jam dari plate ke-n+ 1 yang mengalami kontak akrab di plate ke-n:
a. Uap keluar dari plate, Yn
b. Zat cair yang keluar dari plate, Xn
c. Uap masuk ke plate, Yn+1
d. Zat cair masuk ke plate, Xn+1

5
BAB III
PEMBAHASAN
A. Prinsip Kerja Menara Distilasi
Campuran liquid yang akan diproses dikenal sebagai feed dan diinput
pada bagian tengah kolom pada sebuah tray yang dikenal sebagai feed tray.
Feed tray dibagi menjadi kolom atas (enriching or rectification) dan kolom
bottom (stripping). Feed mengalir ke bawah kolom dikumpulkan pada
bagian bawah reboiler.

Panas di suplai ke reboiler untuk menghasilkan uap. Sumber panas


dapat berasal dari fluida, tetapi kebanyakan juga digunakan steam. Pada
penguapan, sumber panas di dapat dari aliran keluar dari kolom lain. Uap
terbentuk pada reboiler diinput kembali pada bagian bottom. Liquid
dikeluarkan dari reboiler dikenal sebagai produk bottom.

Uap bergerak ke atas kolom, didinginkan oleh kondensor. Liquid yang


dikondensasi ditampung pada vessel yang dikenal sebagai reflux drum.
Sebagian liquid di recycle kembali ke top yang dikenal reflux. Liquid yang
terkondensasi dikeluarkan dari sistem dikenal sebagai destilat atau produk
top.

6
B. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Operasi dalam Menara Distilasi
Kinerja kolom destilasi ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya:
1. Kondisi Feed (q)
a. Keadaan campuran dan komposisi feed (q) mempengaruhi garis
operasi dan jumlah stage dalam pemisahan. Itu juga mempengaruhi
lokasi feed tray.
2. Kondisi Refluks
Pemisahan semakin baik jika sedikit tray yang digunakan untuk
mendapatkan tingkat pemisahan. Tray minimum dibutuhkan di bawah
kondisi total refluks, yakni tidak ada penarikan destilat. Sebaiknya
refluks berkurang, garis operasi untuk seksi rektifikasi bergerak
terhadap garis kesetimbangan.
3. Kondisi Aliran Uap
Kondisi aliran uap yang merugikan dapat menyebabkan :
a. Foaming
Mengacu pada ekspansi liquid melewati uap atau gas. Walaupun
menghasilkan kontak antar fase liquid-uap yang tinggi, foaming
berlebihan sering mengarah pada terbentuknya liquid pada tray.
b. Entrainment
Mengacu pada liquid yang terbawa uap menuju tray di atasnya dan
disebabkan laju alir uap yang tinggi menyebabkan efisiensi tray
berkurang. Bahan yang sukar menguap terbawa menuju plate yang
menahan liquid dengan bahan yang mudah menguap. Dapat
mengganggu kemurnian destilat. Enterainment berlebihan dapat
menyebabkan flooding.

c. Weeping/Dumping

7
Fenomena ini disebabkan aliran uap yang rendah. Tekanan yang
dihasilkan uap tidak cukup untuk menahan liquid pada tray. Karena
itu liquid mulai merembes melalui perforasi.
d. Flooding
Terjadi karena aliran uap berlebih menyebabkan liquid terjebak
pada uap di atas kolom. Peningkatan tekanan dari uap berlebih
menyebabkan kenaikkan liquid yang tertahan pada plate di atasnya.
Flooding ditandai dengan adanya penurunan tekanan diferensial
dalam kolom dan penurunan yang signifikan pada efisiensi
pemisahan. Jumlah tray aktual yang diperlukan untuk pemisahan
khusus ditentukan oleh efisiensi plate dan packing. Semua faktor
yang menyebabkan penurunan efisiensi tray juga akan mengubah
kinerja kolom. Effisiensi tray dipengaruhi oleh fooling, korosi, dan
laju dimana ini terjadi bergantung pada sifat liquid yang diproses.
Material yang sesuai harus dipakai dalam pembuatan tray.
Kebanyakan kolom destilasi terbuka terhadap lingkungan atmosfer.
Walaupun banyak kolom diselubungi, perubahan kondisi cuaca
tetap dapat mempengaruhi operasi kolom. Reboiler harus diukur
secara tetap untuk memastikan bahwa dihasilkan uap yang cukup
selama musim dingin dan dapat dimatikan selama musim panas.
C. Penerapan Menara Distilasi dalam Industri

8
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kristalisasi adalah teknik pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di
mana terjadi perpindahan massa (mass transfer) dari suat zat
terlarut(solute) dari cairan larutan ke fase kristal padat.
2. Secara umum peralatan kristalisasi dibagi menjadi dua jenis yaitu
kristalisasi dengan circulating magma dan tanpa circulating magma. :
a. Jenis crystallizer dengan circulating magma terdiri dari : forced
Circulating Liquid Evaporator Crystallizer, Draft Tube Baffle (DTB)
Cyrstallizer, Forced Circulation Baffle Surface Cooled Crystallizer,
OSLO Evaporative Crystallizer, OSLO Surface Cooled Crystallizer,
Crystal Vacum Crystallizer dan Circulating Magma Vacuum
Crystallizer.
b. Jenis crystallizer tanpa circulating magma terdiri dari : Jacketed Pipe
Scraped Crystallizer, Batch Stirred Tank with Internal Cooling Coil,
Direct Contact Refrigeration Crystallizer, Twinned Crystallizer,
APV-Kestner Long Tube Vertical Evaporative Crystallizer
3. Aplikasi kristalisasi dalam industri:
a. Kristalisasi dalam industri gula pasir
b. Kristalisasi dalam industri garam dapur
c. Kristalisasi dalam industri urea

9
DAFTAR PUSTAKA

http://migasnet01novi715.blogspot.com/2009/06/menara-destilasi.html
1. TINJAUAN TEORITIS PERANCANGAN KOLOM DISTILASI
UNTUK PRA-RENCANA PABRIK SKALA INDUSTRI (Leily Nurul
Komariah, A. F. Ramdja, Nicky Leonard) Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Sriwijaya. Jurnal Teknik Kimia, No. 4, Vol. 16, Desember
2009
2.

10

Anda mungkin juga menyukai