Anda di halaman 1dari 14

“ABSORPSI”

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Operasi Perpindahan Massa dan
Panas dengan Dosen Pengampu Gita Indah Budiarti, S.T., M.T

Disusun Oleh:
M. Rizky Nendanov 1700020132
Tyas Aji Kurniawan 1700020144
Adhi Chandra Purnama 1700020150
Irfan Maulana Putra 1700020157
M. Arshal Alfarid 1700020163

Kelas C
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam unit operasi kita melihat berbagai cara proses pemisahan suatu
campuran. Dalam proses pemisahan tersebut menggunakan dasar transfer massa antar
fase. Salah satu contoh proses pemisahan menggunakan prinsip transfer massa adalah
absorpsi (Distantina, 1988).
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara
pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan
pelarutan. Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-gaya
fisik (pada absorpsi fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia (pada
absorpsi kimia). Komponen gas yang dapat mengadakan ikatan kimia akan dilarutkan
lebih dahulu dan juga dengan kecepatan yang lebih tinggi. Karena itu absorpsi kimia
mengungguli absorpsi fisik (Redjeki, 2013).
Alat industri untuk proses absorpsi dinamakan absorber, dan bagian paling
penting dalam absorber adalah kolom absorpsi. Kolom absorpsi adalah kolom atau
tabung tempat terjadinya proses pengabsorbsi (penyerapan/penggumpalan) dari zat
yang dilewatkan di kolom/tabung tersebut. Proses ini dilakukan dengan melewatkan
zat yang terkontaminasi oleh komponen lain dan zat tersebut dilewatkan ke kolom ini
dimana terdapat fase cair dari komponen tersebut (Redjeki, 2013).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakan di atas maka penulis dapat rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah fungsi absorber?
2. Apakah keuntungan dan kekurangan absorber?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui fungsi absorber.
2. Mengetahui keuntungan dan kekurangan absorber.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Absorber


Absorber adalah Alat yang digunakan untuk proses Absorbsi, yaitu proses
penyerapan fluida gasoleh seluruh bagian zat cair sebagai absorben. Proses Absorbsi
digunakan untuk memisahkansuatu komponen gas dari campuran gas dengan
menggunakan zat cair sebagai penyerap/absorben. Absorben yang digunakan
ditentukan dari daya larut gas pada zat cair tertentu.Adapun Contoh dari proses
absorbsi adalah pemisahan oksigen dari campuran gas denganmenggunakan
airsebagai absorben.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya absorber adalah alat pemisahan suatu
komponen gas oleh zatcair sebagai pelarut. Prinsip kerjanya adalah suatu campuran
gas diumpankan dari bawah(bottom) tower absorber, untuk dikontakkan dengan zat
cair dari atas (top) absorber. Kompenengas yang mempunyai kelarutan terbesar pada
cairan tersebut akan larut bersama adsorben (zatcair) dan menjadi bottom produk,
sedangkan komponen gas lainnya yang tidak terlarut dalamabsorben akan ke atas
sebagai top produk. Karna prinsip kerja Absorber berdasarkan kelarutangas dalam
cairan, maka kondisi operasi Absorber adalah pada temperatur rendah, dan
tekanantinggi. Dimana pada kondisi ini, daya larut gas dalam fase cair akan maksimal
(ingat hukum gasideal ).
A. Pengertian
Absorbsi ialah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara
pengikatanbahan tersebut pada permukaan sorben cair yang diikuti dengan pelarutan.
Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-gaya fisik (pada
absorbsifisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia (pada absorbsi
kimia,juga disebut sorpsikimia). Kecepatan absorbsi merupakan ukuran perpindahan
massa antara fasa gas dan fasa cair,disamping pada perbedaan konsentrasi dan luas
permukaan absorben.
B. Absorben
Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diabsorpsi
pada permukaannya,baik secara fisik atau dengan reaksi kimia . Absorben (juga
disebut cairan pencuci) harus memenuhi persyaratan yang sangat beragam. Misalnya
bahan itu harus :
 Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar mungkin
(kebuthanakan cairan lebih sedikit,volume alat lebih kecil)
 Sedapat mungkin sangat reaktif
 Memiliki tekanan uap yang tinggi
 Mempunyai viskositas yang rendah
 Stabil secara termis dan murah

Absorben yang sering digunakan adalah air (untuk gas-gas yang dapat larut, atau
untuk pemisahan partikel debu dan tetesan cairan), natrium hidroksida (untuk gas-
gas yang dapat bereaksi seperti asam) dan asam sulfat (untuk gas-gas yang dapat
bereaksi seperti basa).

C. Alat-alat Absorpsi
Alat absorpsi disebut juga absorber, adalah tempat campuran gas dan
absorben dikontakkan satu sama lain secara intensif, biasanya dalam arah yang
berlawanan.
Besarnya absorber (juga kuantitas absorben yang diperlukan) tidak hanya
ditentukan oleh jumlahtahap yang lebih sedikit dari pada absorpsi fisik (alat menjadi
lebih kecil) alat ini dapat dijadikansatu dengan absorber, atau dipasang dalam sistem
sirkulasi absorber. Kadang-kadang satu kaliabsorpsi tidak cukup untuk memisahkan
campuran multi komponen dalam hal ini dua atau lebihabsorber harus dipasang
secara seri. Selain itu absorber sring kali digunakan untuk melakukan presipitasi
bahan-bahan padat atau debu dalam kuantitas kecil yang ikut terbawa dalamcampuran
gas.
Absorber dan stripper adalah alat yang digunakan untuk memisahkan satu
komponen atau lebih dari campurannya menggunakan prinsip perbedaan kelarutan.
Solut adalah komponen yang dipisahkan dari campurannya sedangkan pelarut solvent
sebagai separating agent adalah cairan atau gas yang melarutkan solut. Karena
perbedaan kelarutan inilah, transfer massa solut dari fase satu kefase yang lain dapat
terjadi.
Absorbsi adalah operasi pemisahan solut dari fase gas ke fase cair, yaitu
dengan mengontakkangas yang berisi solut dengan pelarut cair (solven / absorben )
yang tidak menguap.
Stripping adalah operasi pemisahan solute dari fase cair ke fase gas, yaitu
dengan mengontakkan cairan yang berisi solute dengan pelarut gas (stripping agent)
yang tidak larut kedalam cairan.
Berdasarkan cara kontak antar fase, alat transfer massa difusional dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu :
1. proses keseimbangan dimana operasi dengan keseimbangan antar fase, yaitu
alat dengankontak bertingkat (stage wise contact /discreet ), misalnya menara
menggunakan plat atau tray.
2. proses dikontrol kecepatan transfer massa, yaitu alat dengan kontak kontinyu
(continuous contact), misalnya menara sembur, gelembung atau menggunakan
bahan isian (packing).
D. Keseimbangan
Menurut teori lapisan film, jika dua fase dikontakkan, di batas antar fase
terdapat keseimbangan fase. Oleh karena itu, korelasi atau data-data di lapisan batas
fase ini sangat perlu diketahui..
Kolom Absorpsi Adalah suatu kolom atau tabung tempat terjadinya proses
pengabsorbsi(penyerapan/penggumpalan) dari zat yang dilewatkan di kolom/tabung
tersebut. Struktur yangterdapat pada kolom absorber dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
 Bagian atas: Spray untuk megubah gas input menjadi fase cair
 Bagian tengah: Packed tower untuk memperluas permukaan sentuh sehingga
mudahuntuk diabsorbsi.
 Bagian bawah: Input gas sebagai tempat masuknya gas ke dalam reaktor.
2.2. Prinsip Kerja kolom Absorber.
1. Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang berbeda fase
mengalir berlawanan arah yang dapat menyebabkan komponen kimia
ditransfer dari satu fase cairan ke fase lainnya, terjadi hampir pada setiap
reaktor kimia. Proses ini dapat berupa absorpsi gas, destilasi,pelarutan yang
terjadi pada semua reaksi kimia.
2. Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor diumpankan kebawah
menara absorber. Didalam absorber terjadi kontak antar dua fasa yaitu fasa
gas dan fasa cair mengakibatkan perpindahan massa difusional dalam umpan
gas dari bawah menara ke dalam pelarut air sprayer yang diumpankan dari
bagian atas menara. Peristiwa absorbsi ini terjadi pada sebuah kolom yang
berisi packing dengan dua tingkat
3. pada striper terjadi daur ulang yang terjadi pemisahan solut dari fase cair ke
fase gas, yaitu dengan mengontakkan cairan yang berisi solut dengan pelarut
gas ( stripping agent) yang tidak larut ke dalam cairan.
2.3. Jenis-Jenis menara
a. Menara sembur (Spray Tower)

Prinsip Kerja:
 Liquida masuk dispraykan dan jatuh karena gravitasi, aliran gas naik
berlawanan arah. Nozzle (lubang) spray berfungsi untuk memperkecil ukuran
liquida. Jarak jatuhnya liquid ditentukan berdasarkan waktu kontak dan
pengaruh jumlah massa yang dipindahkan
 Cairan disemburkan dari puncak menara menggunakan nozzle sembur.
 Gas dimasukkan dari dasar menara
 Tetesan cairan akan bergerak ke bawah karena gravitasi dan akan berkontak
dengan gas yang naik ke atas.
 Makin kecil ukuran tetes cairan, makin besar kecepatan transfer massa.

b. Menara Gelembung (Bubble Tower)

Prinsip Kerja :

 Bubble Tower pada prinsipnya merupakan kebalikan dari spray tower. Dalam
tower ini gas terdispersi kedalam fasa liquid membentuk gelembung kecil.
Gelembung yang kecil ini menjadikan kontak antar fasa yang besar.
Perpindahan massa yang terjadi selama gelembung naik melalui fasa liquid,
gerakan gelembung tersebut mengurangi tahanan fasa liquidnya. Bubble
Tower digunakan bila laju perpindahan massa dikendalikan oleh tahanan fasa
gas.
 Gas didispersikan dalam fase cair dalam bentuk gelembung.
 Gelembung – gelembung dapat dibuat dengan pertolongan distributor pipa
yang ditempatkan mendatar pada dasar menara.
 Transfer massa terjadi ketika gelembung terbentuk dan kemudian naik ke atas
melalui cairan

c. Menara Packing (Packed Columns)

 Menara pelat adalah menara yang secara luas telah digunakan dalamindustri.
Menara ini mempunyai sejumlah pelat dan fasilitas yang ada padasetiap pelat,
maka akan diperoleh kontak yang sebaik-baiknya antara fase cairdengan fase
gas. Fasilitas ini dapat berupa topi gelembung (bubble caps) ataulubang ayak
(sieve),Pada pelat topi gelembung dan lubang ayak,gelembung - gelembung
gas akan terbentuk. Transfer massa antar fase akanterjadi pada waktu
gelembung gas terbentuk dan pada waktu gelembung gasnaik ke atas pada
setiap pelat. Cairan akan mengalir dari atas ke bawahmelintasi pelat di dalam
kolom.
d. Menara Plat

 Menara paking adalah menara yang diisi dengan bahan pengisi. Adapun
fungsi bahan pengisi ialah untuk memperluas bidangkontak antara kedua fase.
Bahan pengisi yang banyak digunakan antara laincincin rasching, cincin
lessing, cincin partisi, sadel bell, sadel intalox dancicin pall. Di dalam menara
ini, cairan akan mengalir ke bawah melaluipermukaan bawah pengisi,
sedangkan cairan akan mengalir ke atas secaraarus berlawanan, melalui ruang
kosong yang ada diantara bahan pengisi.
 Menara ini mempunyai sejumlah plat dengan sejumlah fasilitas pada setiap
platnya, seperti:
 Pada bubble cup dan sieve, gelembung akan terbentuk.
 Transfer massa akan terjadi pada waktu gelembung gas terbentuk dan naik ke
atas pada setiap plat.
 Cairan akan mengalir dari atas ke bawah melintasi plat – plat di dalam
menara.
2.4. Kelebihan dan Kekurangan kolom Absorber:

KELEBIHAN :

1. Absorpsi dengan absober secara kimia lebih menguntungkan untuk


pemisahan.
2. Absorber banyak digunakan untuk menyisihkan kandungan senyawa organik
udara yang relative bebas dari partikulat.
3. Absorber biasa digunakan untuk melakukan presipitasi bahan – bahan padat
atau debu dalam kuantitas kecil yang ikut terbawa dalam campuran gas.

KEKURANGAN :

1. Kekurangan pada kolom absorber dimana absorbent bergerak secara searah


dengan reaktan, yang akan mengakibatkan kesulitan mengontrol kecepatan
aliran dan jatuhnya absorbent walaupun terdapat screen support absorbent dan
juga kecepatan masuk reaktan.
2. Adanya penurunan tekanan yang cukup tinggi atau pressure drop cukup
tinggi.
3. Karena pori – pori absorbent berbeda beda, maka reaktan yang masuk harus
benar benar menempati pori yang sesuai ukuran molekul dari reaktan.
4. Jika larutan benefield terlalu pekat maka diindikasikan penyerapan yang
terjadi pada absorber tidak berlangsung secara sempurna.
BAB 3
ALGORITMA PERANCANGAN ABSORBER

1. Menetapkan kondisi operasi dan desain variabel yang lain.


Desain variabel yang ditetapkan meliputi :
a. Suhu dan tekanan operasi
Digunakan T = 449,73 K, P = 2,006 atm didasarkan kondisi operasi output
reaktor.
b. Derajat pemisahan, konsentrasi acrolein dan asam akrilat pada masing-masing
masukan dan pengeluaran absorber pada fase cair maupun gas. Ingin
dipisahkan acrolein pada hasil bawah sebanyak 97 % dari acrolein umpan.
Diasumsikan semua asam akrilat terserap pada hasil bawah (yh = 0).
c. Jenis dan ukuran bahan isian
Digunakan intalox saddle keramik diameter 2 inch didasarkan pertimbangan
efektifitas tinggi dan umum digunakan. Digunakan keramik karena bahannya
korosif (adanya asam).
d. Jenis material yang digunakan pada shell dan tutup. Menggunakan alloy
nickel-chromium-iron SB 168, karena adanaya asam yang korosif.
2. Menghitung diameter optimal menara berdasarkan aliran massa yang
terlibat.
a. Menghitung Liquid-gas factor dihitung dengan persamaan :

Lw∗¿ ρv
F LV =

Vw∗¿ ρL
¿¿

b. Menghitung persen flooding dengan persamaan :


K4
% flooding=
√ K 4 flooding
c. Menghitung Vw* dengan persamaan :
1 /2
K 4 . ρv .( ρL−ρv )
Vw∗¿
[ 42 .9 Fp .(μL /ρL)0 . 1 ]
d. Menghitung luas kolom dan diameter menara
3. Menghitung tinggi packing dengan bantuan program komputer.
Algoritma program yaitu :
a. Memasukkan data :
Diameter menara, komposisi cairan-gas pada dasar menara,suhu gas masuk
(dari reaktor), suhu air pendingin masuk, suhu air keluar, properties zat dan
bahan isian.
b. Menyelesaikan persamaan neraca massa dan panas secara simultan pada
setiap ruas tinggi bahan isian dengan metoda Newton Raphson orde 4.
Persamaan tersebut antara lain :
- Neraca masa fase gas
dFGi
=−k yia ( Y i −Y i ) A
¿

dZ
- Neraca massa fase cair
dF Li
=−k yia ( Y i −Y i ) A
¿

dZ
- Neraca panas fase gas
dTG = -hGa (TG– TL) A
dZ  (FGi.CpGi)
- Neraca panas fase cair
dTL = - hGa (TG – TL) A -  CpLi (TL – T0) dFLi/dZ
dZ  (FLi.CpLi)
c. Diketahui komposisi cairan dan gas, suhu cair dan gas menurut fungsi
tinggi tumpukan
d. Program selesai bila komposisi yang diinginkan telah tercapai dan tinggi
pada saat tersebut ditetapkan sebagai tinggi bahan isian.

4. Menghitung desain mekanik menara absorber


a. Perhitungan tebal shell
P .r
t= +C
f . E−0,6 P (Persamaan 13.1 Brownell & Young,
1959)
b. Perhitungan tebal head dan tinggi head
Tebal shell, dihitung dengan persamaan :
0 . 805 . P . Rc
t= +c
( f . E−0 . 1. P ) (Persamaan 13.4 Brownell & Young, 1959)
Tinggi head dihitung dengan persamaan :

b=r− √( BC )2 −( AB )2
h = t + b + sf
sf diketahui dari dengan tabel 5.7 (Brownell & Young, 1959)
c. Perhitungan pressure drop menara

G2
ΔP=( α)(10 βL )
( )
ρG
(persamaan dari Tabel 19-A Ludwig, vol 2)
d. Perhitungan diameter optimum pipa

Dopt=352,8 G0,52 μ 0,03 ρg−0 ,37 (persamaan 5.13 Coulson, 1989)


e. Perhitungan tebal isolasi
Dihitung dengan persamaan konduksi panas dengan menganggap shell dan
isolasi sebagai bahan yang disusun pararel hingga diketahui tebal isolasi.
f. Perhitungan jumlah dan berat packing.
BAB 4
KESIMPULAN
1. Absorber adalah Alat yang digunakan untuk proses Absorbsi, yaitu proses
penyerapan fluida gasoleh seluruh bagian zat cair sebagai absorben. Proses
Absorbsi digunakan untuk memisahkansuatu komponen gas dari campuran
gas dengan menggunakan zat cair sebagai penyerap/absorben. Absorben yang
digunakan ditentukan dari daya larut gas pada zat cair tertentu
2. Stripping adalah operasi pemisahan solute dari fase cair ke fase gas, yaitu
dengan mengontakkan cairan yang berisi solute dengan pelarut gas (stripping
agent) yang tidak larut kedalam cairan.
3. Kelebihan dan Kekurangan kolom Absorber:
KELEBIHAN :
1. Absorpsi dengan absober secara kimia lebih menguntungkan untuk
pemisahan.
2. Absorber banyak digunakan untuk menyisihkan kandungan senyawa organik
udara yang relative bebas dari partikulat.
3. Absorber biasa digunakan untuk melakukan presipitasi bahan – bahan padat
atau debu dalam kuantitas kecil yang ikut terbawa dalam campuran gas.
KEKURANGAN :
1. Kekurangan pada kolom absorber dimana absorbent bergerak secara searah
dengan reaktan, yang akan mengakibatkan kesulitan mengontrol kecepatan
aliran dan jatuhnya absorbent walaupun terdapat screen support absorbent dan
juga kecepatan masuk reaktan.
2. Adanya penurunan tekanan yang cukup tinggi atau pressure drop cukup
tinggi.
3. Karena pori – pori absorbent berbeda beda, maka reaktan yang masuk harus
benar benar menempati pori yang sesuai ukuran molekul dari reaktan.
4. Jika larutan benefield terlalu pekat maka diindikasikan penyerapan yang
terjadi pada absorber tidak berlangsung secara sempurna.
Daftar Pustaka

Distantina, S. (1988). Bahan Ajar Absorpsi dan Stripping D3. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret

Redjeki, S. (2013). Bahan Ajar Materi Absorpsi Gas. Universitas Pembangunan


Negara. Surabaya: UPN Veteran Jatim

Anda mungkin juga menyukai