Anda di halaman 1dari 7

LEARNING JURNAL MODUL PELATIHAN

Nama Mata Pelatihan : Penyusunan DED SPAM Regional


Nama Peserta : Yulia S. Mamuko, ST
Nomor Daftar Hadir : 24
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Balai Pengembangan Kompetensi PUPR Wlilayah IV Bandung

DED atau tahapan perencanaan terinci pengembangan SPAM merupakan bagian dari Rencana Induk
Pengembangan SPAM yang seharusnya sudah disusun sebelumnya, sehingga dapat dijadikan sebagai
pegangan dalam perencanaan teknis selanjutnya. Dari hasil pemantauan dan evaluasi yang dilakukan oleh
Departemen Pekerjaan Umum, banyak infrastruktur air minum yang sudah dibangun, tidak dapat
berfungsi optimal karena tidak berpedoman pada Rencana Induk Pengembangan SPAM.
PERIODE PERANCANGAN DAN KAPASITAS SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
Biasanya jumlah air yang diproduksi setiap hari, sudah memperhitungkan faktor-faktor yang
mempengaruhi penentuan jumlah air harian yang diproduksi, antara lain jumlah pemakaian air, debit air
sumber, kapasitas bangunan pengolahan air dan sebagainya. Dengan demikian diharapkan jumlah air
yang diproduksi, dapat mencukupi pemakaian air. Namun kadangkala, karena sesuatu hal, jumlah air
yang diproduksi tidak mencukupi jumlah pemakaian air.
Penyebab Masalah Jumlah Produksi Air
Jumlah produksi air tidak mencukupi jumlah pemakaian air, adalah penyebab akibat :
1) Keadaan yang tidak terduga/belum dapat diatasi
Jumlah produksi yang tidak dapat mencukupi jumlah pemakaian air akibat keadaan yang tidak
terduga atau akibat keadaan yang belum dapat diatasi, antara lain dapat disebabkan :

Perubahan keadaan sumber air ini antara lain dapat berupa :

a. Debit air sumber tiba-tiba menurun.


Akibat penurunan debit air sumber, maka jumlah air baku yang dapat diolah berkurang. Dengan
demikian jumlah air bersih yang diproduksi juga berkurang.

b. Fluktuasi debit air sumber tiba-tiba berubah.


Akibat fluktuasi debit air sumber berubah secara tiba-tiba, sedangkan produksi air bersih masih
dilakukan berdasarkan jadwal produksi air yang dibuat berdasarkan fluktuasi debit air sumber yang
lalu, maka ada kemungkinan jumlah air yang diproduksi menjadi berkurang.
Atau mungkin akibat perubahan fluktuasi debit air sumber, maka jumlah air yang diproduksi
berkurang. Karena dengan fluktuasi debit air sumber yang baru tersebut, bangunan pengolahan air
yang ada tidak dapat memproduksi jumlah air bersih seperti biasanya.

Misalnya fluktuasi debit air sumber biasanya sebagai berikut:

Jam 08.00 sampai dengan jam 18.00 adalah 15 L/detik;


Jam 10.00 sampai dengan jam 08.00 adalah 20 L/detik;
Kapasitas bangunan pengolahan air adalah 15 L/detik.

Sedangkan fluktuasi debit air sumber yang baru adalah sebagai berikut:

Jam 08.00 sampai dengan jam 15.00 adalah 5 L/detik;


Jam 15.00 sampai dengan jam 08.00 adalah 30 L/detik;
Kapasitas bangunan pengolahan air adalah 15 L/detik.

Dengan demikian jumlah air yang dapat diproduksi dari jam 08.00 sampai dengan jam 18.00 biasanya
15 L/detik, sekarang hanya dapat diproduksi 5 L/detik.

c. Perubahan kualitas air sumber.


Akibat kualitas air sumber berubah menjadi sedemikian jeleknya, sehingga bangunan pengolahan air
yang ada tidak mampu menghasilkan air bersih yang memenuhi persyaratan, maka selama kualitas air
baku tersebut sedemikian buruknya, tidak dapat diproduksi air bersih.

Kemampuan pipa transmisi mengalirkan air baku berkurang. Berkurangnya kemampuan pipa transmisi
mengalirkan air baku, antara lain dapat disebabkan :

a) Adanya udara di dalam pipa transmisi yang menghambat aliran air dalam pipa
transmisi.
b) Adanya kebocoran pada pipa transmisi.
c) Terjadi penyumbatan pada pipa transmisi, akibat kotoran yang masuk ke dalam pipa transmisi.
d) Katup pengatur aliran air pada pipa transmisi rusak, sehingga jumlah air yang mengalir pada pipa
transmisi berkurang.
e) Pipa transmisi sedang diperbaiki.
Bangunan Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM)

Banyak sumber air baku yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air. Tetapi kualitas air baku
tersebut masih diragukan mutunya. Untuk mengetahui mutu air yang baik untuk air minum, maka mutu
air baku tersebut sesuai dengan standar mutu air. Apabila ternyata mutu air tersebut setelah diperiksa
tidak memenuhi standar yang ada, maka air itu harus diolah terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai
air minum, karena bila tidak diolah akan membahayakan kesehatan manusia dan akan mempengaruhi
peralatan-peralatan. Perlunya dibuat standar air minum adalah untuk mencegah terjadinya bahaya bagi
kesehatan masyarakat, karena di dalam air baku kemungkinan terdapat unsur-unsur yang membahayakan
bagi manusia bila kadarnya melebihi standar. Unsur-unsur tersebut baik yang bersifat fisis, kimiawi
maupun bakteriologis, tidak diperkenankan melebihi standar. Adapun standar yang ada, dibuat
berdasarkan kepada percobaan-percobaan yang telah dilakukan sebelumnya.

Jaringan Distribusi Air Minum

Jaringan Distribusi Air Minum adalah : Jaringan Pipa yang mengalirkan air dari Reservoir Distribusi Air
minum ke seluruh pelanggan pada suatu daerah pelayanan.

Perencanaan teknis pengembangan SPAM unit distribusi dapat berupa jaringan perpipaan yang terkoneksi
satu dengan yang lainnya membentuk jaringan.Umumnya bentuk jaringan sangat dipengaruhi oleh pola
jalan yang ada di daerah pelayanan serta distribusi penduduk.

Pola/bentuk jaringan pipa distribusi umumnya berbentuk :

1. Jaringan tertutup (loop),

2. Sistem jaringan distribusi bercabang (dead-end distribution system),

3. Kombinasi dari kedua sistem tersebut (grade system).

Bentuk jaringan pipa distribusi ditentukan oleh kondisi topografi, lokasi reservoir, luas wilayah
pelayanan, jumlah pelanggan dan jaringan jalan dimana pipa akan dipasang. Ketentuan-ketentuan yang
harus dipenuhi dalam perancangan denah (lay-out) sistem distribusi adalah sebagai berikut :

1. Denah (Lay-out) sistem distribusi ditentukan berdasarkan keadaan topografi wilayah


pelayanan dan lokasi instalasi pengolahan air.

2. Tipe sistem distribusi ditentukan berdasarkan keadaan topografi wilayah pelaanan.


3. Jika keadaan topogarafi tidak memungkinkan untuk sistem grafitasi dan pompa. Jika semua
wilayah pelayanan relatif datar, dapat digunakan sistem perpompaan langsung, kombinasi
dengan menara air, atau penambahan pompa penguat (booster pump).

1. Jika terdapat perbedaan elevasi wilayah pelayanan terlalu besar atau lebih dari 40 m, wilayah
pelayanan dibagi menjadi beberapa zone sedemikiaan rupa sehingga memenuhi persayaratan tekanan
minimum. Untuk mengatasi tekanan yang berlebihan dapat digunakan katup pelepas tekan (presure
reducing valve). Untuk mengatasi kekurangan tekanan dapat digunakan pompa penguat Penentuaan
dimensi perpipaan transmisi air minum dan distribusi dapat menggunakan formula :

Q=VxA
A = 0,785 D2

Dimana :
Q : debit (m3/detik)
V : kecepatan pengaliran (m/detik) A :
luas penampang pipa (m2)
D : diameter pipa (m)

2. Kualitas pipa berdasarkan tekanan yang direncanakan : untuk pipa bertekanan tinggi dapat
menggunakan pipa Galvanis (GI) Medium atau pipa PVC kelas AW, 8 s/d 10 kg/cm2 atau pipa
berdasarkan SNI, Seri 10 – 12,5), atau jenis pipa lain yang telah memiliki SNI atau standar
internasional setara.

3. Jaringan pipa didesain pada jalur yang ditentukan dan digambar sesuai dengan zona pelayanan yang
ditentukan dari konsumen yang dilayani, penggambaran dilakukan skala maksimal 1 : 5.000.

Lay Out Jaringan Pipa Distribusi

Perencanaan denah (lay-out) jaringan pipa distribusi ditentukan berdasarkan


pertimbangan :

1. Situasi jaringan jalan di wilayah pelayanan , jalan-jalan yang tidak saling menyambung dapat
menggunakan sistem cabang. Jalan- jalanyang saling berhubungan membentuk jalur jalan melingkaratau
terttup, cocok untuk sistem tertutup, kecuali bila konsumen jarang.

2. Kepadatan konsumen, makin jarang konsumen lebih baik dipilih denah (lay – out) pipa berbentuk
cabang.
1. Keadaan topografi dan atas alam wilayah pelayanan

2. Tata guna lahan wilayah pelayanan.

Jaringan pipa distribusi harus terdiri dari beberapa komponen untuk memudahkan pengendaliaan
kehilangan air.

1. Zona distribusi suatu sistem penyediaan air minum adalah suatu area
pelayanan dalam wilayah pelayanan air minum yang dibatasi oleh pipa
jaringan distribusi utama (distribusi primer).

Pembentukan zona distribusi didasarkan pada batas alam (sungai, lembah, atau
perbukitan) atau perbedaan tinggi lebih besar dari 40 meter antara zona
distribusi dimaksudkan untuk memastikan dan menjaga tekanan minimum
yang relatif sama pada setiap zona.

Setiap zona distribusi dalam suah wilayah pelayanan yang terdiri dari
beberapa Sel utama (biasanya 5 – 6 sel utama) dilengkapi dengan sebuah
meter induk.

2. Jaringan Distribusi Utama (JDU) atau distribusi primer yaitu rangkaian


pipa distribusi yang membentuk zona distribusi dalam suatu wilayah
pelayanan SPAM.

3. Jaringan distribusi pembawa atau distribusi sekunder adalah jalur


pipa yang menghubungkan antara JDU dengan Sel Utama.

4. Jaringan distribusi pembagi atau distribusi tersier adalah rangkaian


pipa yang membentuk jaringan tertutup Sel Utama.

5. Pipa pelayanan adalah pipa yang menghubungkan antara jaringan distribusi


pembagi dengan Sambungan Rumah. Pendistribusian air minum dari pipa
pelayanan dilakukan melalui Clamp Sadle.

6. Sel utama (Prime Cell) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah zona
disribusi dan dibatasi oleh jaringan distribusi pembagi (distribusi tersier) yang
membentuk suatu jaringan tertutup.

Setiap sel utama akan membentuk beberapa Sel Dasar dengan jumlah sekitar
5-10 sel dasar.
Sel utama biasanya dibentuk bila jumlah sambungan rumah (SR) sekitar
10.000 SR.

7. Sel dasar (Elementary Zone) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah
sel utama dan dibatasi oleh pipa pelayanan.

Sel dasar adalah rangkaian pipa yang membentuk jaringan tertutup dan
biasanya dibentuk bila jumlah sambungan ruma SR mencapai 1.000 –
2.000 SR. Setiap sel dasar dalam sebuah Sel Utama dilengkapi dengan
sebuah Meter Distrik.
EPANET

EPANET adalah program komputer yang menggambarkan simulasi hidrolis dan kecenderungan kualitas
air yang mengalir di dalam jaringan pipa. Jaringan itu sendiri terdiri dari Pipa, Node (titik koneksi pipa),
pompa, katub, dan tangki air atau reservoir. EPANET menjajaki aliran air di tiap pipa, kondisi tekanan air
di tiap titik dan kondisi konsentrasi bahan kimia yang mengalir di dalam pipa selama dalam periode
pengaliran.

EPANET di design sebagai alat untuk mencapai dan mewujudkan pemahaman tentang pergerakan dan
nasib kandungan air minum dalam jaringan distribusi. Juga dapat digunakan untuk berbagai analisa
berbagai aplikasi jaringan distribusi. Sebagai contoh untuk pembuatan design, kalibrasi model hidrolis,
analisa sisa khlor, dan analisa pelanggan.

EPANET dapat membantu dalam memanage strategi untuk merealisasikan qualitas air dalam suatu
system. Semua itu mencakup :

1. Alternatif penggunaan sumber dalam berbagai sumber dalam satu sistem

2. Alternatif pemompaan dlm penjadwalan pengisian/pengosongan tangki.

3. Penggunaan treatment, misal khlorinasi pada tangki penyimpan

4. Pentargetan pembersihan pipa dan penggantiannya.

Dijalankan dalam lingkungan windows, EPANET dapat terintegrasi untuk melakukan editing
dalam pemasukan data, running simulasi dan melihat hasil running dalam berbagai bentuk
(format), Sudah pula termasuk kode-kode yang berwarna pada peta, tabel data-data, grafik, serta
citra kontur.

Anda mungkin juga menyukai