Anda di halaman 1dari 9

LEARNING JURNAL MODUL PELATIHAN

Nama Mata Pelatihan : Penyusunan DED Unit Transmisi dan Distribusi SPAM Regional
Nama Peserta : Yulia S. Mamuko, ST
Nomor Daftar Hadir : 24
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Balai Pengembangan Kompetensi PUPR Wlilayah IV
Bandung

Perencanaan Pipa Transmisi dan Pipa Distribusi

Perencanaan penentuan jalur pipa transmisi dan pipa distribusi harus memenuhi ketentuan
teknis sebagai berikut:
1) Jalur pipa diupayakan sependek mungkin dengan menghindari jalur yang mengakibatkan
konstruksi sulit dan mahal, seperti mengurangi jalur yang harus membangun jembatan,
perlintasan jalan, perlintasan dengan infrastruktur lainnya, jalan kereta api dan lain-lain

2) Jalur pipa harus mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaan

3) Jalur pipa pada : jalan nasional, jalan provinsi, jalan kab/kota, jalan desa, jalan inspeksi
saluran irigasi, crossing rel KAI,

4) Menghindari perbedaan elevasi yang terlalu tinggi, ataupun head pompa yang terlalu tinggi
dalam sistem perpompaan, yang mengakibatkan kebutuhan klas pipa dan aksesories yang
lebih tinggi.

5) Perletakan reservoir distribusi yang dekat dengan wilayah pelayanan

Bangunan penunjang dalam jalur perpipaan transmisi dan distribusi yang penting perlu
mendapatkan pertimbangan sebagai berikut:

1) Bak Pelepas Tekan (BPT) pada sistem pengaliran gravitasi

2) Stasion Booster (untuk menambah tekanan pada sistem perpompaan)

3) Stasiun pompa distribusi

4) Jembatan pipa

5) Syphon (perlintasan di bawah sungai / saluran)


6) Thrust Block dan lain - lain
Perencanaan penentuan dimensi pipa harus memenuhi ketentuan teknis sebagai berikut:
1) Pipa harus direncanakan untuk mengalirkan debit maksimum harian;
2. Kehilangan tekanan dalam pipa tidak lebih dari 30% dari total tekanan statis (head statis)
pada sistem transmisi dengan pemompaan. Untuk sistem gravitasi, kehilangan tekanan
maksimum 5 m/1000 m atau sesuai dengan spesifikasi teknis pipa Perletakan
perlengkapan penunjang yang penting dalam jalur perpipaan transmisi dan distribusi:

1) Katup Valve :

Katup berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air dalam pipa, dipasang pada:

a. Lokasi ujung pipa tempat aliran air masuk atau aliran air keluar;
b. Setiap percabangan;
c. Pipa outlet pompa;
d. Pipa penguras atau wash out
Tipe katup yang dapat dipakai pada jaringan pipa distribusi adalah Katup Gerbang (Gate
Valve) dan Katup kupu-kupu (Butterly Valve).

1) Katup Udara (Air Valve) :

Dipasang pada titik tertinggi di sepanjang pipa distribusi, di jembatan pipa dan pada jalur
lurus setiap jarak tertentu. Air valve berfungsi untuk membuang udara yang terjebak dalam
perpipaan, agar tidak menjadi penghalang bagi aliran air dalam pipa.

2) Katup Penguras (Wash Out / Blow Off)

Dipasang pada tempat-tempat yang relatif rendah sepanjang jalur pipa, ujung jalur pipa
yang mendatar dan menurun dan titik awal jembatan. Wash out digunakan untuk
mengeluarkan kotoran- kotoran yang masuk dalam airan air perpipaan.

3) Bak Pelepas Tekan (BPT) :

Bak Pelepas Tekan merupakan reservoir kecil untuk mengeluarkan air dari pipa yang
bertekanan tinggi, agar tekanan air dalam pipa yang tinggi tersebut tidak diteruskan ke
perpipaan berikutnya. Biasanya BPT dipasang pada sistim perpipaan gravitasi yang
mempunyai beda ketinggian statis yang tinggi antara sumber air dengan wilayah
pelayanan. Setiap segmen pipa transmisi dirancang mempunyai tekanan kerja maksimal
100 m (10 bar).

4) Pressure Reducing Valve (PRV) :


PRV mempunyai fungsi yang sama dengan BPT. PRV dipasang pada jaringan pipa
transmisi pada titik-titk yang tekanannya tinggi. Setelah melewati PRV tekanan air akan
diturunkan sesuai dengan yang telah direncanakan.

5) Bangunan Perlintasan :

Bangunan perlintasan adalah bangunan perpipaan yang dirancang untuk melewati sungai,
saluran air, memotong jalan, memotong jalan Kereta Api. Bangunannya bisa berwujud:
jembatan pipa, syphone, crossing pipa dibawah jalan dan dibawah jalan kereta api.

3. Perencanaan pemilihan bahan pipa harus memenuhi persyaratan teknis dalam SNI, antara
lain:

1) Spesifikasi pipa PVC mengikuti standar SNI 03-6419-2000 tentang Spesifikasi Pipa PVC
bertekanan berdiameter 110-315 mm untuk Air Bersih dan SK SNI S-20-1990-2003 tentang
Spesifikasi Pipa PVC untuk Air Minum

2) SNI 06-4829-2005 tentang Pipa Polietilena Untuk Air Minum

3) Standar BS 1387-67 untuk pipa baja kelas medium;

4) Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI- 07-0822-1989 atau SII
2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457

5) Standar untuk pipa ductile menggunakan standar dari ISO 2531 dan BS 4772

6) Persyaratan bahan pipa lainnya dapat menggunakan standar nasional maupun


internasional lainnya yang berlaku
Bahan pipa yang digunakan harus memenuhi persyaratan teknis SNI, British Standar atau
standar lain yang juga diakui di Indonesia. Penentuan bahan pipa harus memperhatikan kondisi
tanah pada jalur pemasangan pipa.

1. Pipa besi

1) Pipa baja (steel pipe)

2) DCIP (ductile cast iron pipe)

3) GIP (galvanized Iron pipe)

2. Pipa non Besi

1) Pipa PVC (Polyvinyl Chloride)


2) Pipa HDPE (High Density Polyethylene)

3) Pipa ACP (asbestos Cement Pipa)

4) Pipa Fibre Glas

3. Accessories Pipa :

1) Bend (belokan pipa)

2) Tee (cbang), Tee Y

3) Reducer

4) Valve

5) Giboult Joint, Dismantling, Dresser joint

6) Air valve
4. Standar Pipa

Standar yang digunakan dalam berdasarkan bahan pipa


meliputi:

1. Standard Pipa PVC

a. JIS K 6741:2000 Aksesories JIS K 6742:2000


b. SNI 06- 0084-2002

2. Standard Pipa HDPE SNI 06-4829-2005 / iso 4427.96

3. Standard Pipa Black atau Galvanized Welded Steel


Pipe BS 1387.67

4. Standard Pipa Steel SNI 07-0822-1989, SII 2527-90,


JIS G 3452, JIS G 3457

5. Standard Pipa Steel Spiral Welded AWWA C 200

a. Internal coating Cement AWWA C 205; internal


coating liquid epoxy iso 15741
b. External coating Liquid Epoxy AWWA C 210; ISO 12944
c. External coating Coaltar Enamel AWWA C 203; BS 4147
d. External coating Polyethylene and Polyproylene
ISO 21809- 1 ; ISO 21809-4.

6. Standard Pipa DCIP ISO 2531, BS EN 545, EN598

a. Internal coating Cement ISO 4179


b. External Zinc dan Bitumen ISO 8179, ISO 8180
Karakteristik Pipa

Bahan pipa transmisi dan distribusi pada SPAM Regional adalah sebagai berikut:
1. Steel Pipe
1) Kelebihan/ Keuntungan

a. Kuat
b. Bisa dipasang expose (diatas tanah)
c. Sambungan bisa dengan las, flange (mechanical joint)
d. Coating (proteksi terhadap karat) dari dalam dan luar pipa

2) Kekurangan

a. Berat
b. Mahal
c. Mudah berkarat
2. DCIP

1) Kelebihan/Keuntungan

a. Kuat
b. Bisa dipasang expose
c. Sambungan pipa dengan mechanical joint atau push joint
d. Lebih tahan terhadap karat dibanding pipa steel

2) Kekurangan

a. Berat
b. Mahal
3. GIP

1) Kelebihan/Keuntungan

a. Kuat
b. Bisa dipasang expose
c. Sambungan dengan draat/ulir (untuk diameter ≤ 100 mm),
dengan las atau mechanical joint
2) Kekurangan

a. Berat
b. Mahal
c. Mudah berkarat
4. PVC

1) Kelebihan/Keuntungan

a. Tidak berkarat
b. Kuat
c. Ringan dan mudah dipotong
d. Mudah disambung, dan
e. Murah

2) Kekurangan

a. Tidak tahan terhadap goresan benda tajam


b. Tidak tahan terhadap sinar matahari (tidak bisa
dipasang diatas tanah)

5. HDPE

1) Kelebihan/Keuntungan

a. Tidak berkarat
b. Kuat
c. Ringan dan mudah dipotong
d. Mudah disambung
e. Lebih mahal dari pipa PVC
2) Kekurangan

a. Tidak tahan terhadap goresan benda tajam


b. Tidak tahan terhadap sinar matahari (tidak
bisang diatas tanah)
c. Penyambungan memerlukan mesin las
6. ACP

1) Kelebihan/Keuntungan
a. Tidak berkarat
b. Sambungan pipa tidak kaku
c. Ringan dan mudah dipotong
d. Murah

2) Kekurangan

a. Mudah patah bila melentur


b. Mudah tergores dan tembus oleh benda tajam (alat penggali)
c. Perlu perlindungan khusus terhadap sambungan
yang tidak kaku
d. Mengganggu kesehatan, bisa menyebabkan penyakit kanker
e. Saat ini sudah tidak dipakai
7. Pipa Fiberglass

1) Kelebihan/Keuntungan

a. Tidak berkarat
b. Kuat

2) Kekurangan

a. Berat
b. Mahal
c. Penyambungan pipa susah
d. Tidak tahan terhadap goresan benda tajam
Pemilihan Pipa

Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan pemilihan pipa yang ekonomis
adalah:

1. Aspek Teknis

Aspek teknis yang perlu menjadi pertimbangan dalam pemilihan pipa sebagai berikut:
1) Jika lingkungannya korosif (daerah pantai), asam (daerah gambut), sebaiknya dipilih jenis
pipa yang tahan karat, yaitu jenis pipa non besi (HDPE, PVC, Fiber Glass).

2) Jika pipa tidak bisa ditanam karena lahannya tidak bisa digali (tanah keras, tanah berbatu,
tanah karang, jalur lereng sungai, dll), sebaiknya dipilih pipa jenis besi (steel, galvanis,
DCIP). Tidak disarankan dipilih pipa non besi, karena mudah luka atau tergores oleh benda
tajam.

3) Untuk daerah yang lingkungannya tidak korosif dan tidak gambut, pemilihan pipa bisa
menggunakan pipa besi dan pipa non besi, sesuai dengan kebutuhan.

4) Pemilihan jenis pipa disesuaikan dengan rencana tekanan kerja pipa.

5) Jembatan pipa menggunakan pipa besi.

6) Crossing jalan dan jalan kereta api menggunakan pipa besi, atau pipa non besi yang
diselubungi pipa besi.

7) Klas tekanan accessories disesuaikan dengan rencana tekanan kerja pipa (PN 10, PN 15,
PN 20, dst

2. Aspek Keuangan

1) Diamater pipa, jenis pipa, panjang pipa menjadi pertimbangan yang sangat penting, karena
akan menentukan besarnya anggaran pembangunan yang diperlukan. Pemilihan jenis pipa
yang berkorelasi langsung dengan harga pipa, menjadi pertimbangan yang penting.

2) Biaya pembangunan jaringan perpipaan merupakan komponen biaya yang paling besar,
biasanya sekitar 60 – 70 % biaya proyek.

3) Nilai investasi pembangunan pipa SPAM akan menjadi komponen biaya untuk perhitungan
Harga Pokok Produksi dari perhitungan tarif, berupa biaya penyusutan. Main besar nilai
investasi pipa, akan semakin besar nilai penyusutannya, akan semakin besar harga tarif
airnya.
Sistem Transmisi
1. Definisi
1) Pipa Transmisi Air Baku adalah pipa yang mengalirkan air baku dari sumber air ke Instalasi
Pengolahan Air minum.

2) Pipa JDU (Jaringan Distribusi Utama) adalah pipa yang mengalirkan air olahan IPA ke
Reservoir offtake (air curah) pada setiap PDAM penerima air curah.

3) Pipa distribusi, terdiri dari JDB (Jaringan Pipa Pembagi) dan JDL (Jaringan Pipa
Pelayanan) adalah pipa yang mengalirkan air dari reservoir offtake ke Sambungan Rumah
masyarakat pelanggan air minum.

4) Pengaliran air pada pipa transmisi air baku, pipa JDU, JDB, dan JDL dilakukan secara
gravitasi atau perpompaan tergantung kondisi topografi daerah yang bersangkutan.
2. Kriteria Desain Pipa Transmisi

1) Hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan perpipaan adalah kaitan antara kekuatan
pipa dengan tekanan pada pada pipa.

2) v (kecepatan dalam pipa)

a. PVC antara 0.3 – 4.5 meter/detik; HDPE antara 0,3 – 3 meter/detik


b. Steel dan DCIP antara 0,3 – 6 meter/detik (disarankan kecepatan antara 0,3 – 1
meter/detik)

3) Tekanan pada pipa antara 10 – 60 meter, pada sistem perpompaan. Sehingga beban
energi tidak terlalu tinggi, tidak memerlukan pipa dengan bahan yang lebih tebal yang akan
mengurangi kapasitas aliran dengan nominal diameter yang sama

4) Untuk sistem gravitasi diperlukan BPT (Bak Pelepas Tekan) bila tekanan > 70 meter untuk
pipa PVC dan HDPE atau disesuaikan dengan spesifikasi teknis pipa. Sedangkan untuk
pipa Steel dan DCIP diperlukan BPT bila tekanan > 100 meter.

5) Perhitungan dimensi pipa transmisi menggunakan QMD :

a. Qmd = Fmd x Qrata-rata


b. Qmd = Qmax day = Q maksimum harian

6) Fmd = (1.1 – 1.3 ) ; Fmd = Faktor Max Day = Faktor Maksimum Harian

Anda mungkin juga menyukai