Anda di halaman 1dari 8

LEARNING JURNAL MODUL PELATIHAN

Nama Mata Pelatihan : Penyusunan DED Unit Air Baku SPAM Regional
Nama Peserta : Yulia S. Mamuko, ST
Nomor Daftar Hadir : 24
Lembaga Penyelenggara
Pelatihan : Balai Pengembangan Kompetensi PUPR Wlilayah IV Bandung

Sumber air baku yang biasa dipergunakan untuk kebutuhan SPAM Regional:

Mata Air

Mata air adalah air tanah dalam yang muncul kepermukaan, yang berasal dari proses
peresapan air hujan ke dalam tanah. Apabila curah hujan tidak tetap sepanjang tahun maka
kapasitas dari mata air juga akan berfluktuasi.

Apabila dipakai sebagai sumber air baku, harus memperhitungkan kapasitas dari mata air yang
dapat diketahui dengan melakukan pengukuran kapasitas sepanjang tahun. Jika hal tersebut
tidak dapat dilakukan dikarenakan terbatasnya waktu, kapasitas mata air dapat diketahui
dengan cara penyelidikan hidrogeologi atau melalui wawancara dengan penduduk.

Mata air yang terdapat didaerah berbatuan misalnya batu kapur, kapasitas dan kekeruhannya
akan bervariasi selama musim kemarau dan musim penghujan. Suatu penanganan khusus
diperlukan terhadap mata air jenis ini untuk menjamin kapasitas minimum dan juga kekeruhan
yang berlebihan setelah turun hujan.

Mata air yang ada didaerah tidak berbatu kapur hampir tidak terpengaruh oleh musim dan
mempunyai kualitas atau kuantitas mirip dengan air tanah dalam.

Air Sungai
Sungai mempunyai karakteristik umum yaitu debit aliran pengeluaran dan fluktuasi kualitas air
sepanjang tahun, hari bahkan jam. Debit aliran minimum biasanya terjadi pada akhir periode
musim kering. Debit aliran maksimum yang disertai dengan kualitas air yang buruk biasanya
terjadi sesudah hujan lebat selama periode musim hujan. Untuk merekayasa (design) bangunan
penangkap air sungai (river intakes) dengan menggunakan pompa-pompa submersible
(submersible pump), perlu diperhitungkan debit aliran minimum dan tinggi permukaan air sungai
minimum. Untuk bangunan penangkap air sungai dengan bangunan pelimpah (spillways) perlu
juga diketahui debit aliran maksimum dan tinggi permukaan air sungai maksimum.Debit aliran
maksimum dan minimum dan tinggi permukaan air terkadang dapat diketahui dari data yang
dikumpulkan untuk tujuan irigasi. Untuk sungai-sungai yang lebih kecil biasanya data yang
diperlukan tidak tersedia namun dapat diperoleh dari penduduk setempat. Sungai dapat
tercemar dan terkontaminasi oleh air limbah yang berasal dari kota-kota yang dilewatinya. Jika
memungkinkan bangunan penangkap air (intakes) sebaiknya ditempatkan di daerah bagian
hulu kota. Pencemaran industri dapat membahayakan air minum terutama penyamakan kulit,
pabrik pembuatan lembaran besi bergelombang dan industri kimia lainnya. Beberapa sungai,
khususnya yang terdapat di daerah pantai, memiliki jalur aliran yang tidak stabil (berkelok-kelok,
meandering) yang dapat berubah-ubah dari tahun ke tahun. Dalam hal ini bangunan penangkap
air sebaiknya dipilih dengan sangat hati-hati.

Secara umum lokasi terbaik ditemukan di :

1) Bagian penampang lurus yang panjang


2) Bagian hilir ujung dari kelokan di lingkungan luar sungai

Pada lokasi yang berdekatan dengan laut hati-hati terhadap kemungkinan intrusi air laut ketika
air pasang sedang tinggi. Kadang- kadang pengaruh air laut ditemukan sampai sejauh 5 – 20
km di daerah pedalaman. Jika air baku harus diambil dari saluran irigasi hati-hati terhadap
kenyataan bahwa ada saluran yang tidak berfungsi dengan baik. Hubungi pihak-pihak yang
bertanggungjawab untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap.

Air Danau dan Waduk

Air danau adalah termasuk jenis air permukaan yang terkumpul dalam suatu cekungan dari
permukaan bumi yang disebut danau atau telaga. Di Indonesia air danau juga dipakai sebagai
sumber air minum.

Walaupun air danau jumlahnya relatif konstan tetapi dapat terjadi pencemaran-pencemaran
yang diakibatkan antara lain oleh pencemaran dari air sungai yang masuk ke danau atau
pencemaran akibat adanya pembusukan zat-zat organis, misalnya humus yang larut dalam air
dan juga pencemaran oleh manusia.

Maka tempat pengambilan air baku (intake) disarankan pada lokasi pengambilan yang jauh dari
daerah permukiman penduduk atau tidak dekat dengan lokasi sungai.

Kadang-kadang kapasitas air danau berfluktuasi dari tahun ke tahun dan juga pada situasi
khusus/tidak biasa air danau menjadi kering, karena musim kering yang melampaui batas.
Dalam hal ini harus diperhitungkan kapasitas air minimum yang memungkinkan air danau dapat
dipakai sebagai sumber air baku untuk pembangunan sistem penyediaan air minum.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemilihan Sumber Air Baku


untuk SPAM Regional

1) Kapasitas sumber melebihi kebutuhan air yang dihitung pada tahap perencanaan.
2) Lokasi sumber dipilih tidak jauh dari daerah pelayanan.
3) Lokasi sumber tidak lebih rendah dari daerah pelayanan  diperlukan pompa dan reservoir
atas/menara air jika lokasi sumber air terlalu tinggi dilengkapi bak pelepas tekan pada
jaringan perpipaan.
4) Sumber tidak sedang digunakan untuk keperluan lain yang lebih penting di daerah tersebut,
seperti irigasi.
5) Kualitas sumber memenuhi ketentuan kualitas air baku.

PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air:

Klasifikasi mutu air dibagi menjadi 4 kelas :

1) Kelas 1 : air yg peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum.

2) Kelas 2 : air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air,
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, utk mengairi pertanaman.

3) Kelas 3 : air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar,
peternakan, air untuk mengairi pertanaman.

4) Kelas 4 : air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi, pertanaman.

Faktor-faktor yang harus mendapat perhatian dalam menentukan lokasi intake:

1) Lokasi intake tidak pada daerah endapan/sedimentasi


2) Terdapat akses ke lokasi intake untuk operasi dan pemeliharaan
3) Terdapat kolam penampungan air baku
4) Lokasi intake harus stabil
5) Level muka air minimal berada dibawah muka air sungai/ danau minimal
pada musim kemarau
6) Pasokan tenaga listrik (PLN/ genset) harus tersedia
7) Lokasi intake sedekat mungkin dengan stasiun pemompaan
8) Pada saat banjir, konstruksi bangunan intake tidak terganggu
9) Lokasi intake tidak terdapat arus/aliran kuat yang dapat merusak intake

10) Kualitas air yang tersedia di lokasi harus baik

Kriteria Bangunan Intake untuk Air Baku dari Sungai

1) Bangunan Pengambilan harus aman terhadap polusi yang disebabkan pengaruh luar
(pencemaran oleh manusia dan mahluk hidup lain).
2) Penempatan bangunan Pengambilan pada lokasi yang memudahkan dalam pelaksanaan
dan aman terhadap daya dukung alam (terhadap longsor dan lain lain).
3) Konstruksi bangunan Pengambilan harus aman terhadap banjir air sungai , terhadap gaya
guling, gaya geser, rembesan, gempa dan gaya angkat (Up lift).
4) Penempatan bangunan Pengambilan diusahakan agar pengaliran dapat menggunakan
system gravitasi dalam pengoperasiannya.
5) Dimensi bangunan Pengambilan harus mempertimbangkan kebutuhan Harian Maksimum
6) Dimensi inlet dan outlet letaknya harus memperhitungkan fluktuasi ketinggian muka air
7) Pemilihan lokasi bangunan Pengambilan harus memperhatikan karakteristik sumber air
baku.
8) Kosntruksi bangunan Pengambilan direncanakan dengan umur efektif (Life Time) minimal
25 tahun.
Kriteria Bangunan Intake untuk Air Baku dari Danau dan Waduk
Kriteria bangunan intake air baku dari Danau dan Waduk sebagai berikut :

1) Pada lokasi ditepi danau yang masih tergenang pada kondisi elevasi muka air danau
minimum
2) Pada lokasi yang berdasarkan data geoteknik mempunyai daya dukung yang optimal dan
mempunyai faktor keamanan cukup tinggi
3) Pada lokasi yang aman terhadap pengaruh luar (alam dan manusia) seperti longsoran
tanah dari bukit diatasnya, lokasi yang dilewati alur drainase/parit dari daratan ke areal
tampungan dan dekat dengan lokasi perumahan yang memungkinkan pencemaran.
4) Penentuan elevasi inlet minimal 0,6 m dibawah elevasi muka air danau minimum.
5) Penentuan elevasi puncak bangunan pengambilan minimal 0,5 m diatas muka air danau
tertinggi.

Kriteria Bangunan Broncaptering untuk Air Baku dari Mata Air

Kriteria lokasi penempatan dan konstruksi bangunan penyadapan mata air harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a). Penempatan bangunan pengambilan mata air harus aman terhadap polusi yang
disebabkan pengaruh luar (pencemaran oleh manusia atau mahluk hidup lain dan air
hujan)
b). Penempatan bangunan pengambilan mata air dari lokasi yang memudahkan dalam
pelaksanaan dan aman terhadap daya dukung alam (terhadap longsor dan lain-lain).
c). Dimensi bangunan pengambilan harus mempertimbangkan kebutuhan maksimum harian.
d). Konstruksi bangunan pengambilan harus aman terhadap gaya guling, gaya geser,
rembesan, gempa dan terhadap gaya angkat air (up-lift).
Kriteria Desain Intake Air Baku dari Sungai
1) Penempatan aman dari bencana dan lalu lintas air.

2) Ditempatkan pada tanah yang stabil tehadap resiko erosi/pengikisan/longsor.


3) Penempatan pada alur sungai yang lurus (tidak pada belokan aliran sungai).
4) Level air pada kolam penampungan air lebih rendah dari Muka Air Sungai Terendah.
5) Lokasi tidak terlalu dekat dengan tanggul sungai.
6) Lokasi di hulu kota (daerah pelayanan/IPA).
7) Perletakan tidak mengganggu peralatan transportasi.
Kriteria Desain Intake Air Baku dari Danau dan Waduk
1) Penempatan aman dari bencana dan lalu lintas air.

2) Ditempatkan pada tanah yang stabil tehadap risiko erosi/pengikisan/longsor.


3) Level air pada kolam penampungan air lebih rendah dari Muka Air danau terendah.
4) Lokasi tidak terlalu dekat dengan tanggul tanggul Danau/Waduk.
5) Perletakan tidak mengganggu peralatan transportasi.
Kriteria Desain Broncaptering untuk Air Baku dari Mata Air

1) Bangunan Penangkap

Permukaan air dalam bangunan penangkap tidak boleh lebih tinggi dari permukaan air asal
(permukaan mata air sebelum ada bangunan). Pipa peluap (over flow) dipasang pada
ketinggian muka air asal.
2) Bangunan Penampung

Bangunan penangkap dan bangunan penampung diletakan sedekat mungkin. Dalam hal
tertentu atau alasan teknis, kedua bangunan ini dapat ditempatkan agak berjauhan dengan
jarak maksimum 30 meter dihubungkan dengan pipa.

3) Volume Bak Penampung

Volume bak penampung ditentukan berdasarkan:

a. Debit minimum mata air;


b. Besarnya pemakaian dan waktu pengambilan
c. Asumsi kebutuhan : 30 s/d 60 lt/orang/hari
d. Waktu pengambilan adalah 8-12 jam sehari
Peralatan mekanikal yang biasa digunakan pada Unit Air Baku adalah sebagai
berikut :
1. Genset

2. Pompa Intake, Perpipaan dan accesories pompa


3. Hoist chain (crane)
4. Surge tank (anti water hammer)
5. Kompresor, Perpipaan dan accesories kompresor
6. Alat ukur/Instrumentasi (kapasitas, tekanan, kualitas air baku)
7. Tangki solar bulanan dan perpipaannya
Peralatan mekanikal yang biasa digunakan pada Unit Air Baku adalah
sebagai berikut :

1. Sambungan listrik PLN


2. Panel PLN
3. Panel genset
4. LVMDP (low Voltage Main Distribution Panel)
5. Panel pompa intake
6. Panel pompa kuras
7. Panel kompresor
8. Panel Hoist crane
9. Panel Lampu penerangan.
10. Kabel listrik dan Penangkal petir, Scada
Pipa Transmisi Air Baku

Pipa transmisi air baku terdiri dari transmisi air baku dengan aliran gravitasi dan transmisi air
baku dengan aliran pemompaan.

1. Transmisi air baku dengan aliran gravitasi terdiri dari:

1) Pipa Air Baku


2) Bangunan perlintasan (jembatan pipa, syphon, crossing jalan,
crossing jalan kereta api)

3) Bak Pelepas Tekan (BPT), Pressure Reducing Valve (PRV)

Transmisi unit air baku dengan aliran pemompaan antara lain:


1) Pipa Air Baku
2) Bangunan perlintasan (jembatan pipa, syphon, crossing jalan, crossing jalan kereta api)
3) Peralatan Pompa (pompa, panel listrik, instrumentasi, SCADA)
4) Sumber listrik (PLN, genset)
5) Pompa booster

jalur pipa transmisi air baku, metode pemasangan Penentuan pipa dan Test Hidrostatis
Pemasangan Pipa air baku SPAM Regional sebagai berikut:
Jalur Pipa Air Baku
Jalur pipa transmisi air baku SPAM Regional melalui daerah sebagai berikut:

1) Pinggir sungai terjal (tidak bisa ditanam)

2) Pinggir sungai, pinggir saluran irigasi

3) Melintas daerah rawa

4) Melintas pekarangan/kebun/sawah

5) Pinggir jalan raya

a. Jalan nasional
b. Jalan provinsi
c. Jalan kab/kota
d. Jalan kampung

6) Melintas sungai, jalan kereta api

Metodologi Pemasangan Pipa


Pemasangan pipa transmisi air baku mempergunakan metodologi:
Open cut

HDD (Horizontal Directional Drilling)

Jembatan pipa

Syphone

SMKK

Test Hidrostatis Pemasangan Pipa

Pipa-pipa yang telah terpasang, selanjutnya harus diuji tekan dengan Hydrostatic Test.
Pengetesan ini dimaksudkan untuk menguji pemasangan pipa dari kebocoran, agar pipa yang
terpasang itu betul- betul terpasang dengan baik dan tidak bocor, bukan uji mutu dari pipa
karena uji mutu pipa biasanya dilakukan di uji laboratorium. Pengetesan pipa dilaksanakan
sebagai berikut:

1) Pengetesan pipa harus dilakukan dengan memakai air bersih.

2) Lama pengetesan pipa tergantung spesifikasi teknis yang ada, biasanya sekitar 2 atau 3
jam.

3) Tekanan uji / test biasanya dicantumkan dalam spesifikasi teknis, untuk pipa PVC sekitar 8
– 9 kg/cm2 (8-10 bar), tergantung juga pada kelas pipa yang dipakai dan zona jaringan.

4) Panjang pipa yang ditest hydrostatis sekitar 500 m, atau ditentukan lain dalam spesifikasi
teknis. Hal ini antara lain untuk mempermudah dalam pelaksanaan dan monitoringnya. Bila
dalam suatu pengetesan beda tinggi dari (dua) ujung pipa yang ditest lebih dari 80% dari
tekanan yang diminta, maka panjang pipa yang ditest harus dibagi 2 segmen (2 bagian),
agar pengetesan lebih akurat.

Anda mungkin juga menyukai