Anda di halaman 1dari 8

1.

Jelaskan kriteria wilayah yang sesuai dengan sistem pengaliran secara:


a. Gravitasi
b. Pemompaan
Dan jelaskan kekuatan dan kelemahan dari kedua sistem pengaliran jika digunakan pada wilayah tersebut.
a. Sistem gravitasi adalah sistem pengaliran air dari sumber ke tempat reservoir dengan cara memanfaatkan
energi potensial gravitasi yang dimiliki air akibat perbedaan ketinggian lokasi sumber dengan lokasi reservoir.
Sistem ini digunakan bila elevasi sumber air baku atau pengolahan jauh berada diatas elevasi daerah
pelayanan dan sistem ini dapat memberikan energi potensial yang cukup tinggi hingga pada daerah pelayanan
terjauh.
Keuntungan: pengoperasian dan pemeliharaannya mudah dilakukan.
Kelemahan: Beda potensial yang tinggi menghasilkan head tinggi yang dapat membuat pipa pecah sehingga
dibutuhkan pengatur tekanan tambahan seperti bak pelepas tekan dan PRV.
b. Sistem pompa pada prinsipnya adalah menambah energi pada aliran sehingga dapat mencapai tempat yang
lebih tinggi. Hal ini dengan pertimbangan bahwa antara lokasi distribusi dan lokasi sumber tidak mempunyai
perbedaan ketinggian yang cukup untuk mengalirkan air.
Sistem ini digunakan bila beda elevasi antara sumber air atau instalasi dengan daerah pelayanan tidak dapat
memberikan tekanan air yang cukup, sehingga air yang akan didistribusikan dipompa langsung ke jaringan
distribusi.
Keuntungan: Tekanan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan
Kelemahan: Biaya investasi yang besar karena dibutuhkan pompa dan listrik untuk pengalirannya
Pengaliran bergantung pada kinerja pompa
2. Data apa saja yang dibutuhkan untuk merencanakan sistem perpipaan air minum dengan menggunakan software
epanet dan jelaskan mengapa dibutuhkan data tersebut?
Kriteria desain
a. Kriteria desain, seperti tekanan, kecepatan, dan kualitas minimal pada jaringan perpipaan yang direncanakan.
Data ini dibutuhkan sebagai standar dalam perencanaan perpipaan.
b. Proyeksi penduduk, data ini dibutuhkan untuk keberlanjutan sistem perpipaan yang direncanakan, agar
kapasitas yang direncanakan bisa mencakup kebutuhan beberapa tahun kedepan.
c. Perhitungan kebutuhan air, data ini dibutuhkan untuk memperkirakan kebutuhan air yang akan disuplai
berdasarkan proyeksi penduduk yang telah ada.
d. Data geografis, seperti peta eksisting yang berisi koordinat, elevasi, jaringan jalan, serta atribut lainnya untuk
menentukan lokasi penempatan pipa dan aksesorisnya serta memilih sistem perpipaan yang akan digunakan.
3. Data apa saja yang dibutuhkan untuk mengevaluasi sistem perpipaan air minum dengan menggunakan software
epanet dan jelaskan fungsi data tersebut?
a. Kriteria desain, seperti tekanan, kecepatan, dan kualitas minimal pada jaringan perpipaan yang direncanakan.
Data ini dibutuhkan sebagai standar dalam perencanaan perpipaan.
b. Peta jaringan sistem perpipaan eksisting dan skematiknya, untuk mengetahui data jaringan pipa seperti
reservoir, pompa, pipa, dan aksesoris lain yang terpasang lalu membuat model jaringannya pada EPANET
c. Data kalibrasi untuk menyamakan model yang dibuat berdasarkan data eksisting dengan kenyataan di
lapangan. Seperti roughness pipa yang dapat berubah seiring berjalannya waktu sehingga akan mempengaruhi
hasil perhitungan hidrolis.
d. Perhitungan kebutuhan air, demand juga dapat berbeda antara perencanaan awal yang telah dibuat dengan
lapangan sehingga perlu disesuai dengan keadaan terbaru.
4. Lokasi Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) seringkali berada di daerah pinggiran dari suatu wilayah.
Hal ini tentunya mengakibatkan permasalahan tekanan pada sistem distribusi, dimana tekanan tidak cukup untuk
wilayah pelayanan terjauh. Apa yang dapat Anda sarankan untuk mengatasi permasalahan seperti ini?
Ketika ada permasalahan kurangnya tekanan, maka beberapa hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pompa booster, penambahan tekanan dapat dilakukan dengan menambahkan booster pump di titik tekanan
kritis untuk mendukung wilayah layanan terjauh.
b. Elevated Reservoir, penggunaan elevated reservoir dapat meningkatkan tekanan dengan menyesuaikan
ketinggian yang dibutuhkan. Tekanan air pada jaringan distribusi relatif stabil dan dapat memberikan sisa
tekanan yang mencukupi di pelanggan terjauh.
c. Redesign pipa, dilakukan evaluasi terhadap jaringan distribusi eksisting yang terpasang untuk mengoptimalkan
tekanan pada saat pendistribusian air.
d. Menggunakan pompa seri, dengan mengoperasikan pompa menggunakan sistem seri, tekanan dapat
ditingkatkan sehingga dapat menjangkau wilayah terjauh.
e. Pendistribusian air minum dengan sistem intermittent. Dimana pendistribusian air minum dibagi berdasarkan
wilayah dan waktu sehingga semua wilayah dapat dilayani, namun hal ini menyalahi syarat kuantitas dari
pendistribusian air minum.
1. Topografi wilayah akan mempengaruhi terhadap sistem distribusi air minum. Sistem distribusi air minum terdiri dari distribusi secara
gravitasi, pemompaan dan kombinasi keduanya.
a. Jika elevasi sumber air mempunyai perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan dan tekanan yang diperlukan dapat
dipertahankan maka dapat menggunakan sistem gravitasi. Biasanya sistem ini untuk daerah dataran tinggi. Namun yang perlu
diperhatikan ketika tekanan terlalu tinggi maka perlu dilakukan pemasangan Bak Pelepas Tekan (BPT) atau Pressure Reducing
Valve (PRV)
b. Daerah yang datar cenderung menggunakan sistem pemompaan untuk memenuhi sisa tekanan yang mencukupi di pelanggan
terjauh.
c. Sistem kombinasi dapat dilakukan dengan menggunakan reservoir untuk mempertahankan tekanan ketika pemakaian tinggi.
Ketika pemakaian rendah, air dipompakan dan disimpan pada reservoir
2. Pertumbuhan penduduk akan menyebabkan kebutuhan air meningkat. Pengaruh peningkatan kebutuhan air yaitu:
a. Kebutuhan debit (Qdemand) meningkat sehingga dapat merubah dimensi dari pipa transmisi dan distribusi eksisting
b. Sisa tekanan air eksisting akan menurun sehingga perlu dilakukan evaluasi manajemen tekanan
c. Jika pertumbuhan penduduk menyebar maka akan terjadi perluasan sistem jaringan pipa
Cara mengatasi peningkatan kebutuhan air yaitu
a. Pada perencanaan SPAM diperlukan penyusunan RISPAM yang menyesuaikan dengan proyeksi penduduk. Jika RISPAM sudah
disusun maka ketika peningkatan kebutuhan air terjadi dapat dilakukan pengembangan sesuai dengan RISPAM.
b. Untuk penambahan debit dapat dilakukan dengan meningkatkan debit dengan memanfaatkan idle capacity SPAM terbangun,
penurunan tingkat kehilangan air sehingga debit air yang dapat di supply bertambah dan opsi yang paling terakhir yaitu
penambahan kapasitas dengan membangun IPA baru
c. Sisa tekanan air yang turun dapat diatasi dengan manajemen tekanan. Beberapa alternative yang dapat dilakukan yaitu kontrol
pompa dengan menggunakan variable speed drive, pemasangan PRV (pressure reducing valve) dan menggunakan reservoir
3. Reservoir
a. Jenis reservoir
- Ground reservoir : diletakkan dibawah tanah atau sebagian dibawah tanah
- Elevated reservoir : ketinggian reservoir disesuaikan dengan tekanan yang direncanakan
b. Pengaruh penggunaan reservoir pada system distribusi
- Ground reservoir
 Tekanan air pada jaringan distribusi relatif stabil dan diperlukan pompa ketika kebutuhan air tinggi
 Pada ground reservoir dilakukan pencampuran air dengan desinfektan dan menggunakan baffle sebagai pengaduknya.
Pencampuran ini bertujuan untuk agar sisa klor pada jaringan distribusi sesuai dengan baku mutu
 Ground reservoir berfungsi sebagai sebagai tempat pengendapan pasir atau kotoran lainnya yang terbawa dari instalasi
pengolahan air. Baffle pada reservoir juga berfungsi sebagai pengatur waktu detensi (td) air. Sehingga dapat meminimalisir
kontaminan pada jaringan pipa distribusi
 Distribusi air relative stabil karena reservoir berfungsi menampung air disaat pemakaian lebih sedikit dari suplai dan untuk
menutupi kekurangan air disaat pemakaian lebih besar dari suplai
 Ground reservoir dapat berfungsi sebagai tempat persediaan air pada keadaan darurat, yaitu saat terjadi kebakaran, atau
pipa transmisi sedang diperbaiki atau saat pompa untuk mengisi reservoir jalan dan untuk kepentingan umum lainnya
- Elevated reservoir
 Elevated reservoir dapat berfungsi sebagai tempat persediaan air pada keadaan darurat, yaitu saat terjadi kebakaran, atau
pipa transmisi sedang diperbaiki atau saat pompa untuk mengisi reservoir jalan dan untuk kepentingan umum lainnya
 Distribusi air relative stabil karena reservoir berfungsi menampung air disaat pemakaian lebih sedikit dari suplai dan untuk
menutupi kekurangan air disaat pemakaian lebih besar dari suplai (Equaliser/balancing)
 Tekanan air pada jaringan distribusi relative stabil dan dapat memberikan sisa tekanan yang mencukupi di pelanggan
terjauh dengan menyesuaikan ketinggian reservoir
 Pada elevated reservoir dapat dilakukan pencampuran air dengan desinfektan
4. Beberapaa alternative yang dapat dilakukan untuk mencukupi sisa tekanan di pelanggan terjauh yaitu:
a. Pemasangan pompa dengan menggunakan variable speed drive (VSD) yang berfungsi mengatur kecepatan putar motor listrik
pompa dengan mengubah frekuensi daya input. Saat kecepatan motor listrik berubah, kinerja hidraulik pompa berubah. VSD
dapat melakukan kontrol selama proses pemakaian. VSD akan menurunkan kelebihan tekanan ketika kebutuhan air rendah.
b. Kombinasi penjadwalan pompa dan pemasangan elevated reservoir pada titik kritis. Pemasangan dilakukan ditengah-tengah
daerah pelayanan. Ketinggian elevated reservoir disesuaikan agar sisa tekanan dipelanggan terjauh dapat tercapai. Untuk
penggunaan energy yang lebih efisien maka pompa bekerja untuk mengisi reservoir ketika tariff listrik pada LWBP (luar waktu
beban puncak). Pompa yang digunakan adalah fixed speed pump
c. Pemasangan Booster pump pada titik kritis. Namun hal ini dapat berdampak naiknya tekanan pada titik lainnya sehingga perlu
dilakukan pengecekkan ulang terhadap titik-titik lainnya agar tidak terjadi tekanan melebihi kriteria
d. Dilakukan penyempitan luas cakupan wilayah dan pembatasan area pelayanan agar tekanan tercapai. Opsi ini dilakukan dengan
mempertimbangkan area pelayanan disekitarnya. Opsi ini dapat dilakukan jika dengan perubahan luas area pelayan tidak
menimbulkan permasalahan di area pelayanan yang lainnya.
1. Berikan penjelasan yang logis dan sistematis tentang upaya penurunan kehilangan air (teknis dan nonteknis) secara
aktif dan pasif, berikan contohnya.
a. Upaya penurunan kehilangan air (teknis dan non teknis) secara pasif masih mengandalkan laporan masyarakat
atau petugas dan temuan langsung di lapangan. Laporan dari masyarakat dapat berupa temuan kebocoran atau
keluhan tentang turunnya tekanan air / debit di wilayah mereka.
b. Upaya penurunan kehilangan air (teknis dan non teknis) secara aktif menggunakan upaya terpadu menemukan
sumber dan lokasi kebocoran melalui perencanaan yang sistematis dan terintegrasi dengan melibatkan seluruh
sumber daya yang ada.
Contoh dari upaya penurunan kehilangan air aktif adalah PDAM menerapkan sistem SCADA. Pada Jaringan pipa
distribusi, SCADA dapat memberikan informasi mengenai kualitas, debit, dan tekanan secara aktual pada titik-titik
yang telah dipasang sensor. Ketika terdapat informasi yang tidak sesuai dengan yang seharusnya/ data anomali
(kualitas air berubah drastis, debit berkurang dengan sangat signifikan, tekanan menurun drastis, dan lainnya),
SCADA akan langsung menyampaikan informasi tersebut. Masalah yang disebabkan oleh kebocoran ini dapat
ditindaklanjuti lebih cepat dengan adanya sistem monitoring SCADA dibanding harus menunggu adanya
pengaduan masyarakat sehingga air yang hilang lebih sedikit. Semakin lambat masalah kebocoran diselesaikan,
maka air akan lebih banyak hilang.
SCADA dapat langsung memberikan informasi penurunan debit maupun tekanan pada pipa yang tertanam,
sehingga jika terjadi kebocoran dapat langsung ditindaklanjuti sebelum kebocoran tersebut tampak secara visual.
Tindak lanjut yang lebih cepat, dapat mengurangi volume air yang hilang.
Jika menggunakan SCADA, PDAM dapat menutup aliran air lebih cepat tanpa menunggu laporan terlebih dahulu
dari warga sekitar, sehingga air yang hilang tidak terbuang lebih banyak. Selain itu, diduga pipa meledak karena
tidak mampu menahan tekanan, jika menggunakan SCADA tekanan pada pipa distribusi dapat di kontrol sehingga
kebocoran karena pecahnya pipa dapat dihindari.

2. Setelah memperoleh gambaran tentang upaya penurunan kehilangan air di PDAM Kota Malang, buatlah usulan
program penurunan kehilangan air lebih lanjut dalam rangka peningkatan cakupan pelayanan.
PDAM Kota Malang berhasil menurunkan NRW dari 41, 06 % pada Tahun 2010 menjadi 18,33% pada tahun 2015.
Berdasarkan pengalaman dari PDAM Kota Malang, hal yang pertama dan yang paling penting harus dilakukan dan
dimiliki adalah dukungan dan komitmen dari top manager. Setelah ada dukungan dari top manager baru dilakukan
pengembangan SDM dengan melaksanakan pelatihan terkait penurunan kehilangan air. Setelah itu, barulah program-
program dapat dijalankan, beberapa usulan program penurunan kehilangan air adalah sebagai berikut:
a. Perbaikan sistem jaringan pipa yang terpasang dan membentuk DMA, DMA digunakan untuk mengidentifikasi dan
mengurangi perbaikan kebocoran jangka pendek dan untuk memonitor serta mengontrol kebocoran secara
berkelanjutan Setelah terbentuk DMA, mulai dilakukan manajemen tekanan.
b. Manajemen tekanan, volume kebocoran dipengaruhi oleh tekanan dimana jika tekanan dapat direduksi dan
fluktuasi tekanan pada sistem dapat di kurangi maka kebocoran dapat berkurang. Tekanan air diatur menggunakan
elemen jaringan yang terpasang seperti valve pada zona inlet.
c. Pengendalian kebocoran aktif, setelah kedua program awal dilakukan dapat dilanjutkan dengan memanfaatkan
internet of thing dalam mengendalikan kebocoran secara aktif. Salah satu yang dapat dilakukan adalah
mengguunakan SCADA. Penerapan SCADA dapat mempercepat penyampaian informasi jika ada anomali data
yang ada di lapangan tanpa harus menunggu adanya laporan masyarakat terlebih dahulu sehingga dapat langsung
dilakukan tindakan. Selain itu PDAM juga dapat melakukan step test secara berkala pada area prioritas yang sudah
ditentukan untuk menghindari background leakage yang tidak dapat terdeteksi secara langsung di permukaan.
d. Peningkatan kecepatan kualitas perbaikan, setelah lokasi kebocoran didapatkan, sangat penting dilakukan
peningkatan kecepatan kualitas perbaikan agar besar air yang hilang dapat ditekan dan kehilangan air kembali
pada titik lokasi yang bocor sebelumnya dapat dihindari.
e. Pengelolaan aset: seleksi instalasi, pemeliharaan, rehabilitasi dan penggantian. Pengelolaan aset sangat penting,
terutama pemeliharaan karena dengan pemeliharaan yang baik, umur instalasi yang terpasang dapat optimal
sehingga dapat mengurangi biaya perbaikan dikemudian hari.
1. Apa yang dimaksud dengan denda KVAR dan kenapa perlu diperhitungkan dalam kegiatan efisiensi energi di
PDAM?
KVAR atau Kilo Volt Ampere Reaktif adalah satuan yang digunakan untuk mengetahui daya reaktif yang dihasilkan
dari pemakaian berbagai peralatan listrik. Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk pembentukan
medan magnet. Semakin besar daya reaktif yang dihasilkan, maka akan semakin besar pula selisih yang didapatkan
dari hasil perhitungan antara daya semu dan juga daya nyata.

Pada sebuah segitiga daya, terdapat 3 buah garis yang membentuknya. Yaitu garis vektor untuk daya aktif, daya
semu dan juga KVAR (daya reaktif).
Pada gambar segitiga daya diatas dapat dilihat dengan jelas. Bahwa semakin pendek garis yang dihasilkan oleh
KVAR, maka sudut Ø semakin kecil. Sebaliknya, semakin panjang garis KVAR, maka sudut Ø juga akan semakin
membesar.
Batas KVAR yang diperbolehkan PLN adalah faktor daya (cos Ø) 0,85. Jika ada kelebihan pemakaian KVAR oleh
pelanggan maka akan diberlakukan denda kepada pelanggan.
KVAR perlu diperhitungkan dalam kegiatan efisiensi energi di PDAM karena sebagian besar energi yang digunakan
pada PDAM berasal dari alat elektronik berupa pompa, jika pompa yang digunakan memiliki faktor daya yang buruk
maka dapat menjadi biaya yang harus dibayarkan oleh PDAM ke PLN sehingga pendapatan PDAM dapat berkurang
dari seharusnya.
2. Apa saja yang dapat dilakukan untuk mengurangi KVAR?
Untuk mengurangi KVAR yang harus dilakukan adalah memperbaiki nilai faktor daya (cos Ø) dari instalasi yang
terpasang. Prinsip dasar dari peningkatan faktor daya adalah dengan menyuntikkan arus dengan fase mendahului
ke dalam rangkaian agar menetralisir arus yang ketinggalan fase. Perbaikan faktor daya dapat dilakukan dengan
memasang kompensator berupa kapasitor bank disalah satu lokasi sistem kelistrikan, sebelum pemasangan perlu
dilakukan pengukuran faktor daya awal terlebih dahulu kemudian ditentukan faktor daya yang diinginkan sehingga
dapat mengetahui berapa besarnya kompensasi yang harus dipasang.
3. Apa yang dimaksud dengan Spesific Energy Consumption? Bagaimana mengukurnya?
Energi dapat diubah menjadi energi lainnya namun tidak dapat dihancurkan. SEC merupakan besarnya intensitas
konsumsi energi, SEC dihitung dengan membandingkan total energi yang dikonsumsi dengan satu satuan produk.
Makin kecil nilai SEC, pemakaian energinya makin efisien
Secara umum rumus SEC adalah sebagai berikut
Konsumsi Energi
SEC =
Jumlah Produksi
Untuk mengukur besarnya Specific Energi Consumption atau Konsumsi Energi Spesifik industri dapat dilakukan jika
diketahui:
a. Konsumsi energi spesifik selama proses periode tertentu (kWh/periode, GJ/periode)
b. Hasil produksi yang diproses selama periode tertentu dalam satuan volume produksi (1000 m3)
4. Jelaskan tujuan pelaksanaan audit energi
a. Melihat bagaimana penggunaan energi dan kemungkinan adanya pemborosan atas penggunaan tersebut.
b. Mengidentifikasi jenis dan biaya konsumsi energi.
c. Mengidentifikasi dan menganalisis berbagai alternatif yang dapat dilakukan (terutama dengan cepat dan biaya
rendah) secara substansial untuk membantu menurunkan biaya energi.
d. mengevaluasi berapa besar energi yang dikonsumsi serta menghitung menentukan energi yang terbuang atau
tidak dibutuhkan
e. mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat diambil untuk memanfaatkan energi lebih efisien.
f. mengurangi konsumsi daya dan biaya melalui perubahan fisik atau operasional.
5. Buatlah langkah kerja pelaksanaan audit energi yang dapat dilakukan di PDAM
Secara umum audit energi dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis yaitu
a. Survei energi (walkthrough audit)
Audit ini lebih difokuskan pada pengumpulan data umum, seperti data pemakaian energi perbulan yang
digunakan oleh peralatan sistem serta hasil produksi dalam kurun waktu yang sama. Selain itu juga dilakukan
peninjauan lapangan, tanpa melakukan pengukuran untuk mendapatkan gambaran besarnya objek yang akan
diaudit dan peluang konservasi energi.
b. Audit energi awal (preliminary audit)
Kegiatan pengukuran terbatas dan pengumpulan data primer dilakukan pada audit energi awal ini. Dengan
adanya audit energi awal diharapkan permasalahan keenergian dan perkiraan penghematan energi telah dapat
diidentifikasi. Audit energi awal dilakukan untuk memperoleh gambaran umum pola penggunaan energi,
melakukan identifikasi kasar penghematan. Output audit energi awal yaitu menentukan lokasi dan kebutuhan
untuk melakukan audit energi rinci
c. Audit energi rinci (detail audit)
Audit energi rinci dilakukan untuk menginvestasi lebih lanjut lokasi terjadinya pemborosan energi dan
mengupayakan peluang penghematan yang dilakukan secara lebih spesifik. Dalam audit rinci harus didapat
kesimpulan tentang lokasi dan besar peluang penghematan serta rekomendasi tindak lanjut yang dapat
diberikan kepada perusahaan yang diaudit.
6. Bagaimanakah menurut anda peluang melakukan audit energi dan tindak lanjutnya dalam mencapai efisiensi energi
di PDAM? Berikan contoh-contoh.
Audit energi ditujukan untuk mengevaluasi berapa besar energi yang dikonsumsi serta menghitung menentukan
energi yang terbuang atau tidak dibutuhkan dan mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat diambil untuk
memanfaatkan energi lebih efisien. Hasil penemuan harus teranalisa, serta potensi dan besarnya pengurangan
biaya energi harus terdefinisi. Tujuan utama adalah mengurangi konsumsi daya dan biaya melalui perubahan fisik
atau operasional. Dengan melakukan audit energi, PDAM dapat mengetahui peluang untuk meningkatkan
pendapatan dan melakukan tindak lanjut sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai