Anda di halaman 1dari 4

SISTEM IRIGASI

A. Metode Irigasi Tetesan

Transport sistem tetesan air melalui jaringan pipa yang luas ke tanah dan
menempatkan air langsung ke zona akar. Metode irigasi tetes frekuensi tinggi-
volume rendah, lokal dalam jangka panjang aplikasi, memiliki tekanan rendah
persyaratan, dan menerapkan di dekat air atau ke dalam zona akar tanaman (Bucks
dan Davis 1986).

Karena merupakan sistem tekanan rendah, irigasi tetes juga disebut


tekanan rendah irigasi. Air meninggalkan dripper pada tekanan dan gravitasi nol
bergerak ke tanah dan ke bawah. Distribusi dalam tanah memiliki bentuk kepala
bawang kering. Aliran lateral air dalam batas-batas tanah masing-masing daerah
dripper kencing.

Sebuah sistem irigasi tetes terdiri dari sebuah pompa, unit kontrol,
jaringan, dan drippers. Skematik diagram tipikal sistem tetesan diberikan dalam
Gambar 5.1. Jaringan terdiri dari induk, manifold, dan drippers. Walaupun sistem
ini mungkin akan menggunakan semua sumber daya air, petani harus berhati-hati
untuk memastikan air tidak mengandung materi sedimen atau mengambang.

Gambar 1. Irigasi tetesan dasar tata letak. Sumber: James (1988).


Berikut ini adalah ringkasan dari keuntungan sistem irigasi tetes:

 Memberi lebih banyak dan lebih baik output, karena sistem ini menjaga
kelembaban tanah pada tingkat yang cukup tinggi untuk menghindari
tanaman air di bawah tekanan;

 Digunakan pada tanah dan perairan yang bermasalah;

 Tidak memerlukan lahan levelling;

 Mengairi lahan dengan sedikit air;

 Mengairi dengan efisiensi yang sangat tinggi;

 Beroperasi dengan mudah;

 Beri air dengan pupuk dan pestisida, dan

 Menjaga perkembangan penyakit dan hama rendah.

Keterbatasan sistem ini adalah sebagai berikut:

 Biaya investasi awal agak tinggi;

 Declogging sulit dan memakan waktu;

 Salinitas yang lebih tinggi pada permukaan tanah dan di antara dua
drippers;

 Sistem ini hanya basah bagian dari akar tanaman di mana kerugian
shrinkages dan output dapat terjadi dengan air atau nutrisi yang tidak
mencukupi;

 Angin kencang dapat jatuh pohon besar;

 Sistem ini membutuhkan tenaga kerja terlatih dan

 Debu masalah mungkin muncul dalam strip kering.


B. Irigasi Sprinkler

Irigasi sprinkler disebut juga sebagai overhead irrigation karena pemberian


air dilakukan dari bagian atas tanaman terpancar menyerupai curah hujan.
Komponen penyusun sistem irigasi sprinkler adalah sebagai berikut:
a. Sumber Air Irigasi
Sumber air irigasi dapat berasal dari mata air, sumber air yang permanen (sungai,
danau, dsb), sumur, atau suatu sistem suplai regional. Idealnya sumber air terdapat
di atas hamparan, bersih (tidak keruh) dan tersedia sepanjang musim. Contoh
sumber air irigasi dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini:

Gambar 2. Sumber air irigasi sprinkler

b. Sumber Energi untuk Pengairan


Sistem irigasi dapat dioperasikan dengan menggunakan sumber energi yang
berasal dari gravitasi (jauh lebih murah), pemompaan pada sumber air, atau
penguatan tekanan dengan menggunakan pompa penguat tekanan (booster pump).

Sesuai dengan kapasitas dan luas lahan yang diairi serta kondisi
topografinya, tata letak sistem irigasi sprinkler dapat digolongkan menjadi tiga,
yaitu :
a. Farm System, sistem dirancang untuk suatu luas lahan dan merupakan satu-
satunya fasilitas pemberian air irigasi.
b. Field System, sistem dirancang untuk dipasang di beberapa lahan pertanian dan
biasanya dipergunakan untuk pemberian air pendahuluan pada lokasi persemaian.
c. Incomplete Farm System, sistem dirancang untuk dapat diubah dari Farm
System menjadi Field System atau sebaliknya.

Efisiensi irigasi sprinkler dapat diukur berdasarkan keseragaman


penyebaran air dari sprinkler. Efesiensi irigasi sprinkler yang tergolong tinggi
(keseragaman tergolong baik) adalah bila nilai Coefficient of Uniformity (CU)
lebih besar dari 85%.

Gambar 3 Sistem Irigasi Sprinkler

Anda mungkin juga menyukai