Transport sistem tetesan air melalui jaringan pipa yang luas ke tanah dan
menempatkan air langsung ke zona akar. Metode irigasi tetes frekuensi tinggi-
volume rendah, lokal dalam jangka panjang aplikasi, memiliki tekanan rendah
persyaratan, dan menerapkan di dekat air atau ke dalam zona akar tanaman (Bucks
dan Davis 1986).
Sebuah sistem irigasi tetes terdiri dari sebuah pompa, unit kontrol,
jaringan, dan drippers. Skematik diagram tipikal sistem tetesan diberikan dalam
Gambar 5.1. Jaringan terdiri dari induk, manifold, dan drippers. Walaupun sistem
ini mungkin akan menggunakan semua sumber daya air, petani harus berhati-hati
untuk memastikan air tidak mengandung materi sedimen atau mengambang.
Memberi lebih banyak dan lebih baik output, karena sistem ini menjaga
kelembaban tanah pada tingkat yang cukup tinggi untuk menghindari
tanaman air di bawah tekanan;
Salinitas yang lebih tinggi pada permukaan tanah dan di antara dua
drippers;
Sistem ini hanya basah bagian dari akar tanaman di mana kerugian
shrinkages dan output dapat terjadi dengan air atau nutrisi yang tidak
mencukupi;
Sesuai dengan kapasitas dan luas lahan yang diairi serta kondisi
topografinya, tata letak sistem irigasi sprinkler dapat digolongkan menjadi tiga,
yaitu :
a. Farm System, sistem dirancang untuk suatu luas lahan dan merupakan satu-
satunya fasilitas pemberian air irigasi.
b. Field System, sistem dirancang untuk dipasang di beberapa lahan pertanian dan
biasanya dipergunakan untuk pemberian air pendahuluan pada lokasi persemaian.
c. Incomplete Farm System, sistem dirancang untuk dapat diubah dari Farm
System menjadi Field System atau sebaliknya.