Anda di halaman 1dari 2

MAPEL : PPT

Kelas : XI ATP 2
Hari, Tanggal : Senin, 09 Agustus 2021
Nama Guru : Ir. Nyayu Hamidah

Sistem Irigasi Permukaaan


Pengertian Sistem Irigasi Permukaan

Irigasi permukaan merupakan cara pemberian air yang tertua dan paling umum digunakan. Cara
pemberian air dengan cara ini sering juga disebut dengan irigasi penggenangan, karena dengan cara ini
air irigasi yang diberikan di lokasi tertentu, dibiarkan mengalir bebas di atas permukaan lahan, dan
kemudian air akan mengisi daerah perakaran tanaman. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan sistem
irigasi curah dimana air didistribusikan ke lahan melalui pipa bertekanan, dan sistem irigasi tetes,
dimana air diberikan melalui penyiram atau penetas ke permukaan.

Dengan menggunakan sistem irigasi permukaan, air diberikan secara langsung melalui
permukaan tanah dari suatu saluran atau pipa yang memiliki tinggi permukaan airnya lebih tinggi dari
elevasi lahan yang akan diairi, biasanya sekitar 10-15 cm. air irigasi akan mengalir di permukaan tanah
dari pangkal ke ujung lahan dan meresap ke dalam tanah membasahi daerah perakaran tanaman. Syarat
penting untuk mendapatkan sistem irigasi permukaan yang efisien adalah perencanaan sistem distribusi
air untuk dapat mengendalikan aliran air irigasi dengan perataan lahan yang baik, sehingga penyebaran
air seragam ke seluruh petakan.

Pada prinsipnya rancangan sistem irigasi permukaan adalah merancang beberapa parameter
sehingga didapatkan waktu kesempatan berinfiltrasi yang relatif seragam dari pangkal sampai ke ujung
lahan. Umumnya di bagian pangkal, air akan lebih banyak air meresap daripada bagian ujung petakan
lahan, sehingga didapatkan efisiensi pemakaian air yang kecil.

Prosedur pelaksanaan irigasi dalam irigasi permukaan adalah dengan menggunakan debit yang
cukup besar, maka aliran akan mencapai bagian ujung secepat mungkin, dan meresap ke dalam tanah
engan merata. Setelah atau sebelum mencapai bagian ujung, aliran masuk dapat diperkecil debitnya
sampai sejumlah air irigasi yang diinginkan sudah diresapkan. Pasokan aliran air dihentikan dan proses
resesi sepanjang lahan akan terjadi sampai proses irigasi selesai.

Sistem irigasi permukaan telah berkembang luas dan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
jenis, yaitu (1) irigasi basin (basin irrigation), (2) Irigasi border (border irrigation), (3) Irigasi alur (furrow
irrigation), dan (4) Penggenangan bebas. Perbedaan antara berbagai jenis irigasi di atas sering bersifat
subyektif. Irigasi penggenangan adalah menangkap semua kategori untuk situasi dimana air hanya
dibiarkan mengalir ke daerah tanpa ada upaya untuk mengatur pemberian airnya atau keseragaman.
Dan karena tidak ada upaya dilakukan untuk mengatur aplikasi atau keseragaman. Jika dilakukan
pengendalian pada sistem irigasi penggenangan, maka sistem irigasi penggenangan dapat dikategorikan
menjadi irigasi border atau irigasi basin dan furrow.

Cara pemberian air irigasi yang termasuk dalam cara pemberian air lewat permukaan, dapat
dibedakan sebagai berikut :
1. Sistem irigasi penggenangan liar (wild flooding) yaitu sistem irigasi permukaan dimana air
digenangkan pada suatu daerah yang luas, sehingga permukaan tanah menjadi tergenang yang
cukup tinggi, sehingga daerah pertanaman akan cukup sempurna dalam pembasahannya. Cara
ini hanya cocok jika cadangan dan ketersediaan air cukup banyak.
2. Sistem irigasi penggenangan bebas (free flooding) yaitu sistem irigasi permukaan dimana daerah
yang akan diairi dibagi beberapa bagian atau petak, dan kemudian air dialirkan dari bagian yang
tinggi ke bagian yang rendah.
3. Sistem irigasi penggenangan terkendali (check flooding) yaitu sistem irigasi permukaan dimana
air dari dari tempat pengambilan atau sumber air dimasukkan ke dalam selokan atau saluran,
dan kemudian dialirkan pada petak-petak yang kecil. Dengan cara ini air tidak dialirkan pada
daerah yang sudah diairi.
4. Sistem irigasi alur (Border strip) yaitu sistem irigasi permukaan dimana lahan pertanian yang
akan diairi dibagi-bagi dalam luas yang kecil dengan galengan berukuran 10 x 100 m ² sampai 20
x 300 m² dan air dialirkan ke dalam tiap petak melalui pintu-pintu.
5. Sistem irigasi zig-zag yaitu cara pemberian air dimana daerah pengairan dibagi dalam sejumlah
petak berbentuk jajaran genjang atau persegi panjang dan tiap petak dibagi lagi dengan bantuan
galengan dan air akan mengalir melingkar sebelum mencapai lubang pengeluaran.
6. Sistem irigasi cekungan (basin method) yaitu sistem irigasi yang biasa digunakan di perkebunan
buah-buahan. Tiap cekungan dibangun mengelilingi tiap pohon dan air dimasukkan ke dalamnya
melalui selokan lapangan seperti pada efek flooding.

Dengan menggunakan sistem irigasi permukaan, maka air dialirkan dari sungai, disimpan dan
dilepaskan dari tampungan (reservoir) atau dipompa dari tanah dan kemudian diberikan ke lahan.
Kelebihan air irigasi harus dibuang dari lahan. Masing-masing komponen ini membutuhkan desain,
operasi, dan pemeliharaan pengatur dan bangunan pengendali. Agar sistem menjadi efisien dan efektif,
aliran tidak hanya harus diatur dan dikelola, tetapi yang paling penting juga harus diukur.

Proses Sistem Irigasi Permukaan

Proses kejadian irigasi permukaan terdiri dari empat fase, yakni :

Fase 1, ketika air dialirkan ke lahan, maka akan terjadi penambahan air di permukaan lahan sampai
menggenangi seluruh permukaan lahan.

Fase 2, kemudian air irigasi akan mengalir ke luar lahan. Interval antara permukaan air akhir dan ketika
air masuk disebut pembahasan atau fase genangan.

Fase 3, ketika volume air di permukaan lahan mulai menurun, jika air tidak lagi dialirkan lagi, karena
terjadinya aliran permukaan (run off) atau air masuk ke dalam tanah.

Fase 4, setelah tidak ada lagi air yang masuk ke lahan, maka permukaan air akan surut dan ini adalah
fase resesi.

----- SELAMAT BEKERJA -----


---TETAP MEMATUHI PROTOKOL KESEHATAN---

Anda mungkin juga menyukai