PA K E T K E A H L I A N
A G R I B I S N I S TA N A M A N
PERKEBUNAN
KELAS XII/SEMESTER GANJIL
Di mana
Q: besarnya debit (m3/detik)
A: luas penampang saluran atau pipa (m2)
V: kecepatan aliran (m/detik)
c. Pengukuran dengan bangunan air
Dalam praktek irigasi di lapangan, alat-alat
yang paling sering dipakai untuk pengukuran
air adalah bendung, parshal flume, oripies,
dan metergate. Dengan menggunakan alat-
alat ini, aliran air diukur secara langsung
dengan melakukan pembacaan pada skala
yang terdapat pada alat atau dengan
perhitungan laju debit dari rumus standar.
Laju debit aliran juga dapat diperoleh dari
tabel standar atau kurva kalibrasi yang
disiapkan khusus untuk alat tersebut.
Sekat ukur dipakai untuk mengukur aliran pada suatu
saluran irigasi atau debit dari suatu sumur atau
pengeluaran kanal pada suatu sumber. Sekat ukur adalah
suatu potongan menyudut (takik) dari bentuk regular
saluran di mana aliran pada saluran irigasi dilewatkan
agar mengalir. Dalam bentuk yang paling sederhana suatu
sekat ukur terdiri dari dinding sekat yang terbuat dari
beton, kayu atau logam dengan lembar sekat ukur logam
yang dipasang. Sekat ukur dapat juga dibangun sebagai
bangunan stasioner atau dapat juga bersifat portabel yang
dapat dibawa-bawa. Potongan (takik) dapat berbentuk
persegi, trapesium atau segi tiga. sekat ukur yang paling
sering dipakai berbentuk persegi dan 90o-V. Rumus dasar
perhitungan debit yang melalui sekat ukur adalah sebagai
berikut.
Di mana
Q: debit
C: koefisien (tergantung pada sifat mulut
sekat dan kondisi pendekatan)
L : panjang dasar saluran
H: head (tinggi aliran) pada dasar saluran
m: pangkat nilai ini tergantung pada mulut
saluran pada sekat ukur.
D. Menetapkan Pemompaan dan Sistem
Tenaga
Ada beberapa prinsip yang harus diketahui
dalam pemasangan pompa, yaitu sebagai
berikut.
1. Pada pipa hisap (intake) tidak boleh
terjadi kebocoran. Jika terjadi kebocoran
makan udara akan masuk, dan hal ini
akan menyebabkan pompa tidak akan
berfungsi, meskipun motor
penggeraknya telah dihidupkan.
2. Diameter pipa pengeluaran, maksimal sama
dengan pipa pemasukan (intake). Jika pipa
pengeluaaran lebih besar dari pipa pemasukan,
hal ini akan menyebabkan daya kerja pompa
menurun, karena ukuran pipa pengeluaran
yang lebih besar akan menyebabkan kecepatan
aliran berkurang, sehingga kerja pompa
menjadi lebih berat. Ini disebabkan kecepatan
yang lambat akan menambah beban pompa
untuk mendorong. Sebaliknya jika ukuran pipa
pengeluaran lebih kecil, maka kecepatan aliran
pada pipa pengeluaran menjadi lebih cepat.
Hal ini akan mengurangi beban pompa.
3. Daya isap pompa biasanya sangat terbatas,
untuk pompa plunyer daya isapnya 7 meter,
dan untuk pompa sentrifugal 5 meter. Untuk
itu harus diperhatikan benar untuk
menempatkan pompa agar sedekat mungkin
dengan sumber air. Bahkan untuk beberapa
jenis pompa sentrifugal pompa langsung
dimasukkan ke dalam sumber air
(dicelupkan). Pompa demikian disebut
pompa submersible.
4. Daya tekan pompa biasanya lebih tinggi
dari daya isap. Untuk pemasangan/ pemilihan
pompa harus terlebih dahulu diteliti
spesifikasi pompa, terutama head isap (daya
isap) dan head tekan (daya tekan) dan total
head (kemampuan total pompa untuk
mengisap dan menekan.
5. Ujung pipa isap jangan sampai menyentuk
dasar sumber air. Hal ini untuk menghindari
agar lumpur pada dasar pompa tidak terisap
yang dapat menyebabkan penyumbatan pada
sistem jaringan pipa. Biasanya beri jarak 25
cm anatra ujung pipa pengisap dengan dasar
sumber air. Untuk menjamin agar pompa
tidak tersumbat oleh lumpur, maka harus
dilakukan pembuangan lumpur pada dasar
sumber air secara berkala jika
memungkinkan.
6. Pipa isap sebaiknya dilengkapi dengan
saringan (screen) dan katup. Fungsi katup
adalah untuk menghindari agar kotoran berupa
sampah tidak terisap masuk ke dalam sistem
pipa dan jaringan. Jika ini terjadi akan
menyebabkan penyumbatan pada pompa dan
sistem pipa. Sedangkan katup diperlukan agar
air yang telah masuk ke dalam sistem pipa dan
jaringan tidak keluar lagi ke sumber air bila
pompa dimatikan. Jika ini terjadi akan
dibutuhkan waktu untuk memancing (priming)
agar air masuk ke dalam pipa isap dan pompa
sebelum dikeluarkan.
7. Putaran impeler disesuaikan dengan motor
penggeraknya. Dalam memilih motor
penggerak, hendaklah terlebih dahulu diteliti
putaran impeler (RPM) pada pompa,
terutama jika membeli pompa yang dirakit
sendiri. Tetapi jika membeli pompa yang
sudah dirakit beserta motor penggeraknya,
masalah ini tidak perlu dikhawatirkan.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan daya kerja pompa
berkurang, yaitu sebagai berikut:
1. Terlalu banyak bengkokan pada sistem jaringan pipa.
Penggunaan bengkokan (knee, elbow, tee, dan
sebagainya) terkadang tidak bisa dihindarkan, karena
pemasangan jaringan pipa menghendaki demikian. Untuk
menghindari agar bengkokan tidak terlalu banyak
mengurangi kapasitas kerja pompa, maka untuk
bengkokan jika bisa jangan menggunakan bengkokan
90o, tetapi pilihlah bengkokan yang 45o atau 22,5o.
Tetapi jika yang demikian tidak memungkinkan karena
dipasaran jarang yang menjual bengkokan 45o atau
22,5o, kecuali dipesan khusus, maka pilihlah sambungan
90o yang memiliki bagian dalam yang permukaan halus,
misalnya yang terbuat dari PVC (paralon).
2. Terlalu banyak asesories pada pipa saluran misalnya
stop kran, tee, dan perubah diameter (reducer).
Penggunaan asesories yang demikian sebaiknya
dihindari.
3. Permukaan pipa bagian dalam kasar, dan berkarat.
Permukaan bagian dalam pipa yang kasar akan
menyebabkan head gesekan semakin besar, sehingga
kemampuan kerja pompa akan menurun. Oleh sebab itu,
sebaiknya gunakanlah pipa yang memiliki permukaan
dalam halus seperti halnya pipa paralon (PVC). Selain
itu, sumber air yang digunakan harus dicek terlebih
dahulu kadar lumpurnya. Penggunaan air yang kadar
lumpurnya tinggi, akan dapat menyebabkan pengecilan
bagian pipa bagian dalam, terutama jika kadar besi (Fe)
dan kalsium (Ca) pada air tinggi.
4. Penggunaan pipa yang kecil dalam jaringan
distribusi akan menyebabkan gaya gesekan antara
pipa dan air semakin banyak. Secara total gaya
gesekan ini akan semakin besar jika penggunaan
pipa kecil terlalu banyak, dan akan menyebabkan
pengurangan daya kerja pompa karena adanya
gesekan tersebut.
5. Pemasangan pipa jaringan terutama dari pompa
ke penampungan air sedapat mungkin dihindari
mengikuti kontur lahan, tapi sebaiknya memotong
kontur. Hal ini untuk menghindari penggunaan
pipa yang terlalu panjang. Carilah jarak terdekat
antara pompa dan penampungan air.
Setelah pemasangan pipa direncanakan
dengan baik, dengan melakukan berbagai
kegiatan sebelumnya, berikutnya adalah
melakukan perhitungan untuk membuat
jaringan dan perlengkapan jaringan irigasi.
SELESAI