irigasi, pertanian
Seputar Pengertian Irigasi, Tujuan Dan Fungsinya. Sejak jaman dahulu manusia sudah memulai untuk memakai dan
mengembangkan sistem irigasi. Agar dapat mempermudah dalam pengairan lahan pertanian ataupun perkebunan. Apalagi didukung
dengan dekatnya wilayah yang kaya akan air atau daerah yang beriklim dengan curah hujan yang tinggi.
Irigasi adalah suatu sistem untuk mengairi suatu lahan dengan cara membendung sumber air. Atau dalam pengertian lain irigasi adalah
usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi
rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian. Dalam dunia modern, saat ini sudah banyak model
irigasi yang dapat dilakukan manusia. Pada zaman dahulu, jika persediaan air melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai atau
sumber mata air, maka irigasi dilakukan dengan mengalirkan air tersebut ke lahan pertanian. Namun, irigasi juga biasa dilakukan dengan
membawa air dengan menggunakan wadah kemudian menuangkan pada tanaman satu per satu. Untuk irigasi dengan model seperti ini di
Indonesia biasa disebut menyiram. Dikutip dari Wikipedia.com.
1. Irigasi Permukaan adalah pengaliran air di atas permukaan dengan ketinggian air sekitar 10 - 15 cm di atas permukaan tanah.
Irigasi permukaan merupakan sistem irigasi yang menyadap air langsung di sungai melalui bangunan bendung maupun
melalui bangunan pengambilan bebas (free intake) kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai ke
lahan pertanian. Di sini dikenal saluran primer, sekunder, dan tersier. Pengaturan air ini dilakukan dengan pintu air. Prosesnya
adalah gravitasi, tanah yang tinggi akan mendapat air lebih dulu.
2. Irigasi Lokal adalah ini air distribusikan dengan cara pipanisasi. Di sini juga berlaku gravitasi, di mana lahan yang tinggi
mendapat air lebih dahulu. Namun air yang disebar hanya terbatas sekali atau secara lokal.
3. Irigasi dengan Penyemprotan. adalah irigasi yang biasanya Penyemprotan dipakai penyemprot air atau sprinkle. Air yang
disemprot akan seperti kabut, sehingga tanaman mendapat air dari atas, daun akan basah lebih dahulu, kemudian menetes ke
akar.
4. Irigasi Tradisional dengan Ember. Di sini diperlukan tenaga kerja secara perorangan yang banyak sekali. Di samping itu juga
pemborosan tenaga kerja yang harus menenteng ember.
5. Irigasi Pompa Air Air diambil dari sumur dalam dan dinaikkan melalui pompa air, kemudian dialirkan dengan berbagai cara,
misalnya dengan pipa atau saluran. Pada musim kemarau irigasi ini dapat terus mengairi sawah.
6. Irigasi Tanah Kering dengan Terasisasi Di Afrika yang kering dipakai sistem ini, terasisasi dipakai untuk distribusi air. Ada
beberapa sistem irigasi untuk tanah kering, yaitu: irigasi tetes (drip irrigation), irigasi curah (sprinkler irrigation), irigasi
saluran terbuka (open ditch irrigation), dan irigasi bawah permukaan (subsurface irrigation).
Tujuan Irigasi
Selain untuk mengairi sawah atau lahan pertanian, irigasi juga memiliki tujuan lain, yaitu :
1. Memupuk atau merabuk tanah, Air sungai juga memiliki zat zat yang baik untuk tanaman
2. Membilas air kotor, Biasanya ini didapat di perkotaan. Saluran saluran di daerah perkotaan banyak sekali terdapat kotoran
yang akan mengendap apabila dibiarkan, sehingga perlu dilakukan pembilasan.
3. Kultamase ini hanya dapat dilakukan bila air yang mengalir banyak mengandung mineral, material kasar. Karena material ini
akan mengendap bila kecepatan air tidak mencukupi untuk memindahkan material tersebut.
4. Memberantas hama, Gangguan hama pada tanaman seperti sudep, tikus, wereng dan ulat dapat diberantas dengan cara
menggenangi permukaan tanah tersebut dengan air sampai batas tertentu.
5. Mengatur suhu tanah, Mengatur suhu tanah, misalnya pada suatu daerah suhu tanah terlalu tinggi dan tidak sesuai untuk
pertumbuhan tanaman maka suhu tanah dapat disesuaikan dengan cara mengalirkan air yang bertujuan merendahkan suhu
tanah.
6. Membersihkan tanah, Membersihkan tanah, dilakukan pada tanah yang tidak subur akibat adanya unsur-unsur racun dalam
tanah. Salah satu usaha misalnya penggenangan air di sawah untuk melarutkan unsur-unsur berbahaya tersebut kemudian air
genangan dialirkan ketempat pembuangan.
7. Mempertinggi permukaan air tanah. Mempertinggi permukaan air tanah, misalnya dengan perembesan melalui dinding-
dinding saluran, permukaan air tanah dapat dipertinggi dan memungkinkan tanaman untuk mengambil air melalui akar-akar
meskipun permukaan tanah tidak dibasahi.
Fungsi Irigasi
PETAK SAWAH
Sistem irigasi terdiri dari petak sawah dan jaringan saluran air. Untuk memudahkan dalam operasional dan perawatan,
petak dan jaringan dibedakan sesuai dengan lokasi maupun fungsinya.
1. Petak Sawah
Petak sawah yang dimiliki oleh seorang petani atau lebih dengan mengambil air dari bangunan sadap yang ada di
saluran tersier (box tersier). Kumpulan dari petak kuarter adalah petak tersier. Beberapa petak tersier tergabung menjadi
satu dan dilayani oleh air dari saluran sekunder disebut petak sekunder. Saluran primer umumnya tidak melayani air pada
petak secara langsung.
Dalam perencanaan, petak dibagi-bagi sesuai lokasi dan ketinggian sedemikian rupa sehingga pelayanan air oleh
saluran dapat maksimal. Namun dalam kenyataan sering terdapat suatu luasan areal yang tidak bisa memperoleh air
padahal lokasi berdekatan dengan saluran pembawa. Hal ini mungkin terjadi karena kebetulan lokasi tersebut lebih tinggi
dari daerah sekitarnya dan perencanaan tinggi air di saluran tidak dapat mengikuti ketinggian tersebut karena kenaikan
biaya tidak sebanding dengan penambahan luas areal yang dilayani, sehingga secara ekonomi tidak fisibel. Pembagian
petak dilakukan mengikuti batasan yang ada seperti sungai, saluran drainasi, jalan, dan batasan administrasi dengan tujuan
memudahkan dalam operasi dan perawatan. Luas petak juga dibatasi agar dalam pelayanan irigasi dan pengaturan
pembagian air oleh juru pintu dapat terkontrol dengan baik. Petak tersier mengikuti kriteria sebagai berikut:
Luas petak diusahakan seragam
Luas petak tersier untuk daerah pegunungan/berbukit 50 ha, daerah dataran 50-100 ha.
Pemberian air ke suatu petak harus melalui bangunan pengatur dan pengukur debit
Batas petak harus tegas dan mengikuti batas yang sudah ada
Petak tersier harus merupakan satu kesatuan yang dalam batas administrasi desa
Air yang lebih harus dapat dibuang segera
Letak petak sebaiknya langsung setelah bangunan sadap
Setiap petak tersier harus mendapat air hanya dari satu bangunan sadap
Jarak sawah terjauh yang dilayani dari bangunan sadap maksimum 3 km
2. Peta, Skema, dan Nomenklatur Irigasi
Hasil perencanaan digambar minimal dalam bentuk peta irigasi dan skema jaringan irigasi. Peta irigasi seperti peta
topografi (mengandung nama kampung dan ketinggian) tetapi lebih ditonjolkan pada saluran, batas dan identitas petak
tersier, dan saluran drainasi dengan warna-warna tertentu untuk perbedaannya. Sedangkan skema irigasi hanya memuat
saluran, petak sawah, dan bangunan secara skematik (tidak mengikuti skala dan arah saluran yang sebenarnya) tetapi
nama saluran, dimensi dan panjang saluran, identitas dan nama bangunan, dan nama petak sangat jelas (nomenklatur).
Nomenklatur ini berlaku di seluruh Indonesia sehingga memudahkan pengertian dan pemahamannya. Peta dan skema
irigasi harus disimpan dan dipelihara dengan baik untuk kepentingan pengoperasian, perawatan, dan perbaikan. Gambar-1
memberikan ilustrasi jaringan irigasi teknis.
JARINGAN IRIGASI
1. Jaringan Saluran Irigasi
Jaringan saluran irigasi berfungsi untuk membawa air dari sumbernya (bendung, bendungan) ke petak-petak sawah
guna memenuhi kebutuhan air bagi tanaman. Saluran diupayakan lurus dengan dimensi dan kemiringan sedemikian rupa
sehingga memenuhi syar,t tidak terjadi endapan maupun penggerusan.
Mengingat kondisi topografi yang sering kali tidak sesuai dengan perencanaan, maka kadang diperlukan lining (pada
tanah percus atau mudah longsor), bangunan (pada persilangan jalan, sungai, selokan, lembah) maupun belokan
(menghindari kampung, kuburan, mencari kontur yang lebih sesuai). Walaupun demikian bangunan maupun belokan yang
dimaksud harus tetap dapat memenuhi syarat teknis agar tidak terjadi gerusan pada belokan dan tidak kehilangan energi
pada bangunan yang dapat mengakibatkan penurunan muka air yang cukup tinggi. Penurunan muka air ini mengakibatkan
berkurangnya luas areal yang dilayani.
Jaringan dibedakan menjadi saluran primer (saluran langsung dari sumber air), sekunder (cabang dari saluran
primer atau saluran langsung dari bendung bila debit relatif kecil), dan tersier. Saluran distribusi atau kuarter pada umumnya
dibuat oleh petani dengan petunjuk teknis dari instansi. Dalam hal tanggungjawab,saluran primer dan sekunder menjadi
tanggungjawab instansi, sedangkan saluran tersier dikelola oleh petani.
dengan:
Q = debit rencana (m3/dt)
V = kecepatan aliran (m/dt)
A = luas penampang basah (m2)
P = keliling basah (m)
R = jari-jari hidrolis (m)
b = lebar dasar saluran (m)
d = tinggi air normal di saluran (m)
m = kemiringan tebing saluran (H : V = 1 : m )
S = kemiringan dasar saluran (m/m)
n = angka kekasaran Manning, Tebal-2
Tabel-2. Koefisien Kekasaran Manning (n)
Jenis Saluran dan Material n
1 Saluran tertutup, aliran bebas
1.1 Saluran dari beton 0.011-0.014
1.2 Saluran dari pasangan bata
- dilapisi adukan semen 0.012-0.017
- dilapisi dan dilicinkan 0.01-10.015
1.3 Saluran dari pasangan olakan disemen 0.018-0.030
2 Saluran dengan lapisan
2.1 Lapisan semen permukaan rapi 0.010-0.013
2.2 Lapisan semen adukan 0.011-0.015
2.3 Lapisan plesteran 0.011-0.015
2.4 Lapisan pasangan batu seragam 0.015-0.020
2.5 Lapisan pasangan batu tak sama 0.017-0.024
2.6 Lapisan pasangan batu kosong 0.023-0.036
2.7 Lapisan pasangan bata dilicinkan 0.011-0.015
2.8 Lapisan tanah 0.022-0.025
3 Saluran Tanpa Lapisan
3.1 Saluran bersih baru diselesaikan 0.016-0.020
3.2 Saluran bersih setelah digunakan 0.018-0.025
3.3 Saluran banyak belokan 0.023-0.030
4 Saluran Alam
4.1 Bersih, lurus 0.025-0.033
4.2 Lurus, banyak batu dan tanaman kecil 0.030-0.030
4.3 Bersih berbelok-belok, banyak kedung 0.033-0.045
4.4 Berbelok-belok sedikit tanaman kecil dan batu 0.035-0.050
c. Perhitungan Dimensi Saluran
dengan:
A = luas penampang basah
P = keliling penampang basah
R = jejari hidraulik
Q = debit air saluran
n = koefisien kekasaran Manning
S = kemiringan dasar saluran
m = kemiringan tebing/dinding saluran
Di: Pertanian
Irigasi gravitasi merupakan sistem irigasi yang telah lama dikenal dan diterapkan dalam kegiatan usaha tani. Dalam
sistem irigasi ini, sumber air diambil dari air yang ada di permukaan burni yaitu dari sungai, waduk dan danau di
dataran tinggi. Pengaturan dan pembagian air irigasi menuju ke petak-petak yang membutuhkan, dilakukan secara
gravitatif.
Sistem irigasi dengan pompa bisa dipertimbangkan,apabila pengambilan secara gravitatif ternyata tidak layak dari
segi ekonomi maupun teknik.
Cara ini membutuhkan modal kecil, namun memerlukan biaya ekspoitasi yang besar.
Sumber air yang dapat dipompa untuk keperluan irigasi dapat diambil dari sungai, misalnya Stasiun Pompa
Gambarsari dan Pesangrahan (sebelum ada Bendung Gerak Serayu), atau dari air tanah, seperti pompa air suplesi
di 01 simo, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.
c. Irigasi Pasang-surut
Yang dimaksud dengan sistem irigasi pasang-surut adalah suatu tipe irigasi yang memanfaatkan pengempangan air
sungai akibat peristiwa pasang-surut air laut. Areal yang direncanakan untuk tipe irigasi ini adalah areal yang
mendapat pengaruh langsung dari peristiwa pasang-surut air laut. Untuk daerah Kalimantan misalnya, daerah ini
bisa mencapai panjang 30 - 50 km memanjang pantai dan 10 - 15 km masuk ke darat. Air genangan yang berupa air
tawar dari sungai akan menekan dan mencuci kandungan tanah sulfat masam dan akan dibuang pada saat air laut
surut.
Adapun klasifikasi jaringa irigasi bila ditinjau dari cara pengaturan, cara pengukuran aliran air dan fasilitasnya,
dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu :
Di dalam jaringan irigasi sederhana, pembagian air tidak diukur atai diatur sehingga air lebih akan mengalir ke
saluran pembuang. Persediaan air biasanya berlimpah dan kemiringan berkisar antara sedang dan curam. Oleh
karena itu hampir-hampir tidak diperlukan teknik yang sulit untuk pembagian air.
Jaringan irigasi ini walaupun mudah diorganisir namun memiliki kelemahan- kelemahan serius yakni :
1. Ada pemborosan air dan karena pada umumnya jaringan ini terletak di daerah yang tinggi, air yang terbuang tidak
selalu dapat mencapai daerah rendah yang subur.
2. Terdapat banyak pengendapan yang memerlukan lebih banyak biaya dari penduduk karena tiap desa membuat
jaringan dan pengambilan sendiri-sendiri.
3. Karena bangunan penangkap air bukan bangunan tetap/permanen, maka umumya pendek.
Pada jaringan irigasi semi teknis, bangunan bendungnya terletak di sungai lengkap dengan pintu pengambilan tanpa
bangunan pengukur di bagian hilirnya. Beberapa bangunan permanen biasanya juga sudah dibangun di. jaringan
saluran. Sistim pembagian air biasanya serupa dengan jaringan sederhana. Bangunan pengambilan dipakai untuk
melayani/mengairi daerah yang lebih luas dari pada daerah layananjaringan sederhana.
Salah satu prinsip pada jaringan irigasi teknis adalah pemisahan antara saluran irigasi/pembawa dan saluran
pembuanglpematus. Ini berarti bahwa baik saluran pembawa maupun saluran pembuang bekerja sesuai dengan
fungsinya masing-masing. Saluran pembawa mengalirkan air irigasi ke sawah-sawah dan saluran pembuang
mengalirkan kelebihan air dari sawah- sawah ke saluran pembuang.
Petak tersier menduduki fungsi sentral dalamjaringan irigasi teknis. Sebuah petak tersier terdiri dari sejumlah sawah
dengan luas keseluruhan yang umumnya berkisar antara 50 - 100 ha kadang-kadang sampai 150 ha.
Jaringan saluran tersier dan kuarter mengalirkan air ke sawah. Kelebihan air ditampung didalam suatu jaringan
saluran pembuang tersier dan kuarter dan selanjutnya dialirkan ke jaringan pembuang sekunder dan kuarter.
Jaringan irigasi teknis yang didasarkan pada prinsip-prinsi di atas adalah cara pembagian air yang paling efisien
dengan mempertimbangkan waktu- waktu merosotnya persediaan air serta kebutuhan petani. Jaringan irigasi teknis
memungkinkan dilakukannya pengukuran aliran, pembagian air irigasi dan pembuangan air lebih secara efisien.Jika
petak tersier hanya memperoleh air pada satu tempat saja dari jaringan utama, hal ini akan memerlukan jumlah
bangunan yang lebih sedikit di saluran primer, ekspoitasi yang lebih baik dan pemeliharaan yang lebih murah.
Kesalahan dalam pengelolaan air di petak-petak tersier juga tidak akan mempengaruhi pembagian air di jaringan
utama.
Irigasi merupakan salah satu faktor yang amat menentukan suksesnya pertanian sebab tanpa pengairan yang cukup,
sebagian besar tanaman yang menjadi komoditas pertanian tidak akan tumbuh subur dan siap dipanen. Inilah yang
barangkali menjadi alasan mengapa dahulu, salah satu butir dalam politik etis Belanda adalah irigasi sebab Indonesia
sebagai negara agraris begitu membutuhkan irigasi yang cukup untuk menunjang pertanian.
Irigasi memegang peran sangat penting sebab tanaman yang membutuhkan pengairan cukup tidak hanya membutuhkan
supply air pada awal penanaman atau masa-masa tertentu saja, akan tetapi pada seluruh periode.
Beragamnya sistem irigasi yang dimiliki petani Indonesia merupakan suatu keniscayaan mengingat sejarah panjang irigasi
serta beragamnya model tanah yang menjadi lahan pertanian.
Secara lebih rinci, berikut adalah penjelasan dari beberapa di antara jenis jenis irigasi :
1. Irigasi Permukaan
Irigasi macam ini umumnya dianggap sebagai irigasi paling kuno di Indonesia. Tekniknya adalah dengan mengambil air
dari sumbernya, biasanya sungai, menggunakan bangunan berupa bendungan atau pengambilan bebas. Air kemudian
disalurkan ke lahan pertanian menggunakan pipa atau selang memanfaatkan daya gravitasi, sehingga tanah yang lebih
tinggi akan terlebih dahulu mendapat asupan air. Penyaluran air yang demikian terjadi secara teratur dalam jadwal dan
volume yang telah ditentukan.
2. Irigasi Bawah Permukaan
Seperti namanya, jenis irigasi ini menerapkan sistem pengairan bawah pada lapisan tanah untuk meresapkan air ke dalam
tanah di bawah daerah akar menggunakan pipa bawah tanah atau saluran terbuka. Digerakkan oleh gaya kapiler, lengas
tanah berpindah menuju daerah akar sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Dengan demikian, irigasi jenis ini
menyasar bagian akar dengan memberinya asupan nutrisi sehingga dapat disalurkan ke bagian lain tumbuhan dan dapat
memaksimalkan fungsi akar menopang tumbuhan.
5. Irigasi Lokal
Irigasi lokal melakukan kerja distribusi air menggunakan pipanisasi atau pipa yang dipasang di suatu area tertentu sehingga
air hanya akan mengalir di area tersebut saja. Seperti halnya jenis irigasi permukaan, irigasi lokal menggunakan prinsip
gravitasi sehingga lahan yang lebih tinggi terlebih dahulu mendapat air.
7. Irigasi Tetes
Jenis irigasi tetes menjalankan tugas distribusi air ke lahan pertanian menggunakan selang atau pipa yang berlubang dan
diatur dengan tekanan tertentu. Dengan pengaturan yang demikian, air akan muncul dari pipa berbentuk tetesan dan
langsung pada bagian akar tanaman. Teknik yang demikian dimaksudkan agar air langsung menuju ke akar sehingga tidak
perlu membasahi lahan dan mencegah terbuangnya air karena penguapan yang berlebih. Kelebihan irigasi jenis ini di
antaranya adalah efisiensi dan penghematan air, menghindari akibat penguapan dan inflitrasi serta sangat cocok untuk
tanaman di masa-masa awal pertumbuhannya karena dapat memaksimalkan fungsi hara bagi tanaman. Selain itu, jenis ini
juga mempercepat proses penyesuaian bibit dengan tanah sehingga dapat menyuburkan tanaman dan menunjang
keberhasilan proses penanamannya.
Sponsors Link
Fungsi Irigasi
Sementara itu di Indonesia sendiri, memiliki pembagian musim seperti musim kemarau dan musim penghujan memiliki jatah
yang sama sehingga ketika musim kemarau tiba, utamanya kemarau panjang, curah air hujan akan rendah bahkan tidak
ada sama sekali dan di sinilah irigasi memainkan peranannya. Ini juga terjadi pada pada daerah-daerah dengan resapan air
yang rendah sehingga pada musim kemarau, sangat jarang ditemukan sumber air yang dapat mencukupi kebutuhan
pertanian setempat.
Sebagai simpanan supply air jika suatu saat terjadi kekeringan akibat kemarau panjang sehingga tanaman pertanian bisa
tetap ditanam dan dipanen. Irigasi di sini sekaligus juga mengatur jadwal dan porsi pembasahan tanah sehingga dalam
musim apapun, lahan pertanian bisa dialiri air dan tanaman bisa tumbuh
Memenuhi kebutuhan air pada tanaman pertanian
Mengalirkan air yang memuat zat lumpur serta zat hara penyubur tanaman untuk menyuburkan tanah yang menjadi lahan
pertanian sehingga tanah siap ditanami dan menghasilkan tumbuhan yang juga subur dan baik.
Mengalirkan air yang akan berfungsi mengendapkan kotoran atau limbah di dalam tanah ke dalam lapisan bawah (saluran
drainase) sehingga tidak mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan menghindari terjadinya erosi
tanah. Kotoran atau limbah tersebut akan mengalami proses penjernihan baik secara alamiah atau teknis.
Mengendapkan zat-zat garam dari permukaan tanah ke tanah lapisan bawah sehingga di permukaan, kadar garam akan
menurun. Menurunnya kadar garam ini adalah salah satu faktor yang mendukung suksesnya pertanian.
Menyiapkan tanah untuk mengalami proses pengolahan dengan terlebih dahulu melunakkannya. Lunaknya tanah akan
mempermudah proses pengolahan karena tanah yang keras akan sulit diolah semisal dicangkul atau dibajak.
Meninggikan tanah yang posisinya rendah. Lumpur yang terkandung dalam air irigasi dapat memungkinkan hal ini terjadi
sehingga sehingga tanah yang potensial untuk pertanian dapat digunakan lebih maksimal
Menurunkan suhu dalam tanah sehingga kondusif untuk pertanian
Mengurangi kemungkinan kerusakan tanah yang diakibatkan oleh frost
Manfaat Irigasi
Begitu banyak manfaat irigasi yang memberikan manfaat bagi kehidupan makhluk hidup yang hidup di bumi yang akan
memberikan keuntungan bagi makhluk hidup terutama pada para petani.
Berikut adalah penjelasan mengenai manfaat dari beberapa jenis jenis irigasi :
Adapun jenis tumbuhan yang menggunakan sistem ini di antarnya adalah palawija karena memang membutuhkan asupan
air yang banyak. Sementara itu, keuntungan menggunakan irigasi jenis ini adalah, selain investasi dan modal yang relatif
kecil adalah kesesuaian untuk diterapkan untuk semua jenis lahan, meresapnya air hingga ke tanah bagian bawah sehingga
bisa digunakan dengan baik dan efektif serta efisensi pemakaian air yang tergolong tinggi.
Sponsors Link
b. Manfaat irigasi dengan pancaran
Selain untuk mengalirkan air, irigasi dengan pancaran juga digunakan untuk menyebarkan pupuk karena dianggap lebih
praktis, efektif dan cepat. Ia juga dipakai untuk mengurangi erosi angin dan mencegah pembekuan. Umumnya, jenis irigasi
yang satu ini cocok dipakai untuk daerah yang memiliki tanah dangkal dengan topografi yang kurang atau tidak teratur.
Daerah lain yang sangat cocok menggunakan jenis irigasi ini adalah wilayah berlereng karena dapat mengatasi masalah
erosi sehingga kesuburan tanah tidak akan terkurangi. Sedikitnya, ada dua macam irigasi jenis ini, yakni jenis dengan alat
pencurah yang tetap dan alat pencurah yang bisa dipindah-pindah. Sementara itu berdasarkan luas dan kapastias lahan
yang dialiri serta keadaan topografi, jenis ini memiliki tiga macam, yakni farm system, incomplete farm system dan field
system. Meski memiliki fungsi lain di luar irigasi, teknik semacam ini membutuhkan modal dan investasi yang cukup tinggi
sehingga masih menjadi barang mahal bagi banyak orang.
Untuk meng-handle perairan yang dibutuhkan lahan pertanian, sistem irigasi ternyata juga mencerminkan peradaban suatu
bangsa. Ini bisa dilihat dari catatan sejarah yang menunjukkan bahwa kebudayaan dan peradaban besar biasanya muncul
tak jauh dari sumber air yang dikelola dengan baik dan menghasilkan sistem irigasi yang baik pula.
Kreasi-kreasi yang diciptakan untuk sistem irigasi ternyata juga memiliki fungsi lain, semisal bendungan air yang memiliki
fungsi lain sebagai pembangkit listrik. Irigasi yang tertata dengan baik juga menjadi solusi atas problem kekurangan pangan
lokal yang tak jarang menimpa banyak negara.
Sistem irigasi yang diatur dan berfungsi dengan baik juga berbanding lurus dengan kesehatan masyakarat secara umum
maupun kesejahterannya.
Tanaman yang dihasilkan dari lahan subur dan bebas hama penyakit sangat penting dalam menunjang kesehatan
masyarakat dan menjauhkan mereka dari berbagai macam penyakit. Begitu juga, hasil pertanian yang berkualitas dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ini bahkan juga sangat berperan dalam mendukung program daulat pangan
sehingga produksi pangan dalam negeri bisa diandalkan kualitas maupun kuantitasnya minimal untuk konsumsi sendiri
sehingga tidak perlu mengimpor bahan pangan dari negara lain
Manfaat Irigasi Untuk Pertanian Beserta Penjelasannya - Irigasi adalah sistem untuk mengairi suatu lahan dengan cara
membendung sumber air. Atau bisa juga diartikan sebagai usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air untuk menunjang
pertanian dan sejenisnya. Irigasi ini terbagi bermacam-macam bentuk meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah
tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Semuanya difungsikan untuk menunjang sistem pertanian.
Pengairan sawah dengan sistem irigasi ( foto pribadi wahyu hendro wibowo )
Sumber air irigasi berjalan lancar ( foto pribadi wahyu hendro wibowo )
Sistem irigasi melewati lahan perkebunan karet ( foto pribadi wahyu hendro wibowo )
Didunia pertanian ini tidak bisa dipungkiri bahwa fungsi dari irigasi ini sangatlah penting. Irigasi biasa dimanfaatkan oleh petani
khususnya petani pada lahan persawahan untuk mengairi dan memberikan pasokan air di lahan pertanian mereka. Sistem irigasi
ini sudah berkembang sejak dahulu, mungkin perbedaannya pada kualitas dan sistemnya. Dahulu para petani dalam mengairi
sawah mereka atau lahan pertanian mereka biasanya dengan cara membendung parit-parit lalu menyalurkan kelahan pertanian
mereka. Ada juga yang melakukan pengangkutan air menggunakan ember. Namun cara tersebut sangatlah melelahkan dan
ditambah lagi apabila musim kemarau, maka cara tersebut tidak bisa dilakukan.
Namun sekarang petani sudah tidak sulit lagi dalam mengairi lahan pertanian mereka karena sudah adanya sistem irigasi yang
akan selalu menyalurkan sumber air yang tak pernah berhenti. Sistem irigasi ini bisa dibuka tutup. Jadi kapan saja petani
membutuhkan air untuk lahan pertanian mereka, tinggal membuka saluran air tersebut. Pemerintah sudah memberikan fasilitas
irigasi dan membangun sistem irigasi untuk dimanfaatkan oleh para petani kita.
Jadi pada intinya sistem irigasi ini sangat bermanfaat sekali dalam bidang pertanian. Khususnya bermanfaat bagi petani dalam
mengairi lahan pertanian mereka.
Demikianlah sedikit uraian dan penjelasan tentang Manfaat Irigasi Untuk Pertanian Beserta Penjelasannya. Semoga
bermanfaat.