Halaman ini belum atau baru diterjemahkan sebagian dari bahasa Inggris.
Bantulah Wikipedia untuk melanjutkannya. Lihat panduan penerjemahan Wikipedia.
Untuk kegunaan lain dari Angola, lihat Angola (disambiguasi).
Repblica de Angola
Bendera Lambang
Motto:
Lagu kebangsaan: Angola Avante!
Ibu kota
Luanda
(dan kota terbesar)
Bahasa resmi Portugis
Pemerintahan Demokrasi multi-partai
- Presiden Jos Eduardo dos Santos
- Perdana Menteri Manuel Vicente
Kemerdekaan
Dari Portugal
- - Tanggal
11 November 1975
Luas
- Total 1,246,700 km2 (23)
- Perairan (%) dapat dihiraukan
Penduduk
- Perkiraan 2009 18.498.000 (72)
- Kepadatan 14,8/km2 (199)
PDB (KKB) Perkiraan 2012
- Total US$128,288 miliar (64)
- Per kapita US$6.346 (107)
Mata uang Kwanza (AOA)
Zona waktu (UTC+1)
- Musim panas (DST) (UTC+1)
Ranah Internet .ao
Kode telepon 244
Republik Angola adalah sebuah negara yang terletak di Afrika bagian barat daya. Angola
berbatasan dengan Namibia, Republik Demokratik Kongo, Zambia dan Samudra Atlantik.
Cabinda, sebuah provinsi Angola berbentuk eksklave, berbatasan dengan Republik Kongo. Luas
wilayah Angola hampir dua kali luas pulau Borneo; menempati peringkat ke-22 sedunia (setelah
Niger dan sebelum Mali). Negara ini merupakan salah satu produsen kopi utama di dunia dan
termasuk negara terkaya di Afrika berkat sumber alamnya, terutama bijih besi, intan, dan
tembaga.
Daftar isi
1 Sejarah
2 Politik
3 Pembagian administratif
4 Geografi
5 Ekonomi
6 Komposisi Suku Bantu
7 Lihat pula
8 Pranala luar
Sejarah
Ratu Nzinga dalam perundingan perdamaian dengan gubernur Portugis di, 1657.
Pemukim awal daerah ini ialah suku pemburu-pengumpul Khoisan. Secara besar-besaran mereka
digantikan oleh suku Bantu selama migrasi Bantu. Di Angola hari ini, Portugal singgah pada
1483 di Sungai Kongo, di mana Negara Kongo, Ndongo dan Lunda berada. Negara Kongo
membentang dari Gabon modern di utara sampai Sungai Kwanza di selatan. Pada 1575 Portugal
mendirikan koloni Portugis di Luanda yang berbasis pada perdagangan budak. Secara bertahap
bangsa Portugis mengambil kontrol di garis pantai sepanjang abad ke-16 melalui serangkaian
perjanjian dan perang. Mereka membentuk koloni Angola. Bangsa Belanda menduduki Luanda
antara 1641-48, memberikan dorongan untuk negara-negara anti-Portugis.
Pada 1648 Portugal mengambil kembali Luanda dan mengawali proses penaklukan militer di
negara Kongo dan Ndongo yang berakhir dengan kemenangan Portugis pada 1671. Kendali
administratif penuh Portugis atas urusan dalam negeri tidak terjadi sampai awal abad ke-20.
Pada1951 koloni itu dibenahi kembali sebagai provinsi seberang lautan, juga disebut Afrika
Barat Portugis. Saat Portugal menolak proses dekolonisasi decolonization 3 gerakan
kemerdekaan bermunculan:
Setelah 14 tahun perang gerilya untuk kemerdekaan, dan jatuhnya pemerintahan fasis Portugal
oleh kudeta militer, partai nasionalis Angola mulai merundingkan kemerdekaan pada Januari
1975. Kemerdekaan akan didklarasikan pada November 1975. Hampir segera, perang saudara
pecah antara MPLA, UNITA dan FNLA, diperburuk oleh campur tangan asing. Pasukan Afrika
Selatan bersekutu dengan UNITA dan menyerang Angola pada Agustus 1975 untuk memastikan
bahwa di sana tidak ada gangguan (oleh negara Angola merdeka yang baru) di Namibia, yang
saat itu masih di bawah pendudukan AfSel (Hodges, 2001, 11). Uni Soviet mulai membantu
MPLA dan memberi banyak dukungan ekonomi, sedangkan pasukan Kuba datang untuk
mendukung MPLA pada Oktober 1975, membuatnya bisa mengendalikan ibukota, Luanda, dan
menjauhkan pasukan AfSel. MPLA mendeklarasikan diri untuk menjadi pemerintahan de facto
atas negeri saat sedangkan secara resmi kemerdekaan diumumkan pada bulan November, dengan
Agostinho Neto sebagai presiden pertama.
Pada 1976, FNLA dikalahkan oleh gabungan MPLA dan pasukan Kuba, meninggalkan UNITA
(dideking oleh Amerika Serikat dan AfSel) dan MPLA yang Marxis berseteru untuk kekuasaan.
Konflikpun pecah, dipicu oleh geopolitik Perang Dingin dan oleh kemampuan kedua partai itu
mengakses SDA Angola. MPLA melahirkan pajak atas SDA minyak lepas pantai, sedangkan
UNITA mengakses berlian aluvial yang dengan mudah diselundupkan melalui perbatasan negeri
itu yang keropos (LeBillon, 1999).
Pada 1991, faksi-faksi itu menyetujui Persetujuan Bicesse yang mengubah Angola menjadi
negara multipartai, namun setelah presiden saat itu (dan kini) Jose Eduardo dos Santos dari
MPLA memenangkan pemilihan yang diawasi PBB, UNITA menyatakan adanya penipuan dan
perang pecah kembali.
Persetujuan damai 1994 (protokol Lusaka) antara pemerintah dan UNITA menyediakan integrasi
bekas pemberontak UNITA ke dalam pemerintahan. Pemerintahan persatuan nasional dibentuk
pada 1997, namun perang meletus lagi pada akhir 1998, meninggalkan jutaan ribu orang tuna
wisma. Presiden Jos Eduardo dos Santos mencabut fungsi tetap instansi demokrasi akibat
konflik.
Pada 22 Februari 2002, Jonas Savimbi, pemimpin UNITA, ditembak mati dan gencatan senjata
dicapai antara 2 faksi. UNITA membubarkan sayap bersenjatanya dan menerima peran partai
oposisi utama. Meski nampaknya keadaan politik negeri itu akan kembali pulih, presiden dos
Santos tetap tidak mengizinkan proses demokrasi tetap terjadi. Di antara masalah utama Angola
ialah krisis kemanusiaan yang serius (akibat perang berkepanjangan), berlimpahnya
pertambangan, dan aksi gerakan gerilya yang berperang buat kemerdekaan eksklaf Kabinda yang
terletak di utara (Frente para a Libertao do Enclave de Cabinda). Akhirnya Angola menjadi
salah satu dari sedikitnya negara Afrika yang bergabung dengan blok Soviet dan menjadi
komunis, bersama dengan koloni Portugis Mozambique.
Angola, seperti banyak negara Sub-Sahara, ialah tempat berjangkitnya penyakit menular secara
perodik. Pada April 2005, Angola di tengah-tengah berjangkitnya virus Marburg yang dengan
cepat menjadi tempat berjangkitnya penyakit berdarah terburuk dalam catatan sejarah, dengan
lebih dari 237 orang mati dilaporkan dari 261 kasus yang dilaporkan, dan telah menyebar ke 7
dari 18 provinsi dari 19 April 2005.
http://id.wikipedia.org/wiki/Angola
http://fadiludin90.blogspot.com/