Anda di halaman 1dari 13

CARA PEMBERIAN AIR IRIGASI BAWAH PERMUKAAN TANAH

(SELOKAN TERBUKA DAN PIPA POROUS)

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Irigasi dan
Drainase

Dosen Pengampu Alif Waluyo, IR., M.P

Disusun oleh:

1. Huwaida Khairunnisa 134220105


2. Fatimah Azzahra 134220106
3. Yunisa Kartikasari 134220107
4. Happy Salma 134220109
5. Hanifah Tri Astuti 134220110

PAT-D

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UPN VETERAN YOGYAKARTA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
dengan judul “Cara Pemberian Air Irigasi Bawah Permukaan Tanah
(Selokan Terbuka Dan Pipa Porous)”.

Makalah ini diajukan untuk tugas kelompok yang diberikan oleh


dosen pengampu mata kuliah Irigasi dan Drainase Bapak Alif Waluyo, IR.,
M.P. Dalam penulisan makalah ini, penulis ucapkan terima kasih kepada
pihak yang membantu makalah ini terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak


kelemahan dalam penyajian materi, redaksi dan sistematikanya. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini. Kami berharap
makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca.

16 Februari 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................1

B. Rumusan masalah.............................................................................2

C. Tujuan................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3

A. Pengertian irigasi bawah permukaan tanah......................................3

B. Selokan Terbuka................................................................................5

C. Selokan Tertutup (Pipa Porous).........................................................6

D. Furrow Method...................................................................................7

BAB III PENUTUP........................................................................................9

A. Kesimpulan.........................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Irigasi adalah usaha mendatangkan air dengan membuat
bangunan-bangunan dan saluran untuk mengalirkan air guna
keperluan pertanian, membagi-bagikan air ke sawah-sawah atau
ladang-ladang dengan cara yang teratur dan membuang air yang
tidak dipergunakan lagi, setelah air dipergunakan semua tindakan
yang diambil untuk memungkinkan pembatasan dari pengambilan
air dari sumbernya dibawah ketempat - tempat dimana air
dibutuhkan atau diperlukan serta membaginya kepada tanaman
yang semuanya dinamakan irigasi.

Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras,


membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase
didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi
untuk mengurangi dan membuang kelebihan air dari suatu
Kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara
optimal.

Kebutuhan air yang diperlukan pada areal irigasi besarnya


bervariasi sesuai keadaan. Kebutuhan air irigasi adalah jumlah
volume air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan evaporasi,
kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman dengan
memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alam melalui hujan
dan kontribusi air tanah. Besarnya kebutuhan air irigasi juga
bergantung kepada cara pengelolaan lahan. Jika besarnya
kebutuhan air irigasi diketahui maka dapat diprediksi pada waktu
tertentu, kapan ketersediaan air dapat memenuhi dan tidak dapat
memenuhi.

1
B. Rumusan masalah
1. Apa itu irigasi bawah permukaan tanah?
2. Apa itu selokan terbuka dan bagaimana prinsip kerjanya?
3. Apa itu pipa porous dan bagaimana prinsip kerjanya?
4. Apa itu furrow method?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian irigasi bawah permukaan tanah.
2. Mengetahui apa itu selokan terbuka dan bagaimana prinsip
kerjanya.
3. Mengetahui apa itu pipa porous dan bagaimana prinsip
kerjanya.
4. Mengetahui furrow method.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian irigasi bawah permukaan tanah


Seperti namanya, jenis irigasi ini menerapkan sistem pengairan
bawah pada lapisan tanah untuk meresapkan air ke dalam tanah di
bawah daerah akar menggunakan pipa bawah tanah atau saluran
terbuka. Digerakkan oleh gaya kapiler, lengas tanah berpindah menuju
daerah akar sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Dengan
demikian, irigasi jenis ini menyasar bagian akar dengan memberinya
asupan nutrisi sehingga dapat disalurkan ke bagian lain tumbuhan dan
dapat memaksimalkan fungsi akar menopang tumbuhan.

Irigasi bawah permukaan tanah merupakan sistem irigasi


melalui bawah permukaan, yang pemberian airnya langsung kiri akar
tanaman, adapun kondisi yang baik untuk metode ini adalah: tanah tak
tembus air dengan kedalaman antara 2 sampai 3 meter; pada zona
perakaran terdapat tanah lempung (loam) atau lempung pasiran
(sandy loam); topografi lahan sama; kemiringan sedang; dan kualitas
air irigasi baik.

Pada irigasi bawah tanah, air irigasi diberikan di bawah


permukaan tanah dengan memelihara water table buatan pada
kedalaman teftentu tergantung pada tekstur tanah dan kedalaman
daerah perakaran. Air irigasi mencapai akar tanaman melalui gaya
kapiler. Air irigasi dapat diberikan melalui parit terbuka atau juga pipa
dalam tanah seperti tile drain atau mole drain. Kedalaman parit terbuka
bervariasi dari 30 - 100 cm dengan jarak 15 - 30 meter.

lrigasi bawah tanah dapat digunakan untuk tanah-tanah


mempunyai kapasitas menahan air yang rendah dengan laju infiltrasi
yang tinggi di mana irigasi permurkaan tidak dapat digunakan dan
irigasi curah dipandang mahal. Pada irigasi bawah tanah

3
memungkinkan untuk memelihara tinggi muka air pada kedalaman
yang optimum sesuai dengan kebutuhan tanaman pada berbagai fase
pertumbuhan. Kehilangan karena evaporasi permukaan tanah
minimum. Air yang mempunyai kandungan garam yang tinggi tidak
dapat digunakan untuk irigasi barvah tanah, karena akan terjadi
akumulasi garam di daerah perakaran tanaman.

Prinsip kerja irigasi bawah permukaan tanah caranya adalah


dengan meresapkan air ke dalam tanah di bawah daerah akar dengan
pipa maupun saluran terbuka. Pipa yang digunakan biasanya memiliki
diameter 10 sentimeter dan tebalnya 1 sentimeter.

Kelebihan irigasi bawah permukaan tanah :

1. Air dapat langsung menuju akar 


2. Dapat menghemat air 
3. Meningkatkan hasil dengan menghilangkan penguapan
permukaan air 
4. Mengurangi kejadian penyakit dan gulma

Kekurangan irigasi bawah permukaan tanah :

1. Penyumbatan lubang perforasi


2. Bisa terjadi penumpukan garam pada tanah tidak diairi
3. Rancangan teknis rumit
4. Tidak dapat diterapkan pada semua topografi
5. Biaya mahal (belum banyak diterapkan di Indonesia)
6. Membutuhkan waktu yang lama

4
B. Selokan Terbuka

Cara pemberian air irigasi berbeda beda-beda tergantung pada


kondisi tanah, topografi, ketersediaan air, jenis tanaman, iklim,
kebiasaan petani. Cara ini sering juga disebut pemberian air dengan
cara resapan. Memang pada tempat-tempat tertentu keadaan tanah
asli dan keadaan topografi sesuai pemakaian cara ini merupakan cara
yang dipakai bisa dengan sistem saluran terbuka, dan air meresap ke
kiri kanan melalui dinding-dinding saluran. Umumnya pada cara ini air
diberikan pada tanah di bawah zona perakaran, di atas muka air tanah.
Oleh daya kapiler, lengas tanah digerakkan memasuki zona perakaran
dan dapat dimanfaatkan oleh tanaman.

Faktor yang dapat menimbulkan ketidakstabilan aliran air pada


saluran terbuka:

1. Penyempitan dengan beberapa kontur tanah


2. Sampah pada saluran yang menyebabkan pergerakan air
mengalami perubahan (debit, kecepatan aliran, dan tinggi muka
air).

5
Aliran dalam saluran terbuka harus memiliki permukaan bebas
(free surface) yang akan dipengaruhi oleh tekanan udara. Kondisi
aliran dalam saluran terbuka terutama kedudukan permukaan
bebasnya cenderung berubah sesuai dengan waktu dan ruang. Aliran
saluran terbuka dapat digolongkan menjadi berbagai jenis yaitu aliran
tetap (steady flow), aliran tidak seragam (non uniform flow), dan aliran
berubah lambat laun (gradually varied flow). Aliran air balik yang
dihasilkan karena adanya penghalang (bending, pintu air, ambang)
adalah contoh dari aliran berubah lambat laun.

C. Selokan Tertutup (Pipa Porous)

Pipa porous merupakan pipa dengan dinding yang


mempunyai lubang kecil, dimana sampai air akan mendesak keluar
bagi tanah. Pipa itu menyedot dalam tanah dan menyediakan
sampai ke atas itu merupakan penyumbatan yang paling rendah.

Pada sistem ini, air dialirkan pada pipa porous yang


dimasukkan ke dalam tanah sehingga air dapat diserap dan dapat
meresap ke tanah di sekitarnya. Pipa yang digunakan adalah pipa

6
berpori atau pipa yang diberi lubang-lubang kecil, selanjutnya
kedalaman letak pipa diatur sesuai jenis tanah dan jenis tanaman,
demikian pula jarak pipa disesuaikan dengan keperluan bagi
masing-masing tempat. Cara ini jarang digunakan karena pipa
porous yang digunakan harus di tahan terhadap air (tidak cepat
lapuk) dan juga pemasangannya mahal.

D. Furrow Method
Furrow adalah parit dangkal antar barisan tanaman di mana
air irigasi dialirkan, furrow juga dikenal sebagai guludan yang
berarti bagian lahan yang ditanami tanaman antar alur.Furrow
method adalah suatu model pemberian air dengan cara menekan
air ke dalam tanah; Metode ini banyak dipakai untuk tanaman
jagung, tembakau, kacang tanah, ubi - ubian/kentang, tebu, dan
kapas.
Umumnya irigasi lain hamper semua lahan di basahi dengan
air (terendam), namun di dalam metode ini hanya 20% saja yang
direndami (basah), jadi evaporasi yang hilang sangat banyak
direduksi. Metode furrow ini bervariasi dari 3,00m panjangnya untuk
kebun sampai 500 meter untuk keperluan tanaman pangan, tetapi
umumnya sekitar 100 sampai 200 meter.sedangkan kemiringannya
antara 0 – 5%.
Metode Alur atau Furrow method digunakan untuk tanaman
tebu, kentang, tembakau, kapas, kacang tanah, dan lain
sebagainya, nama lain untuk metode ini adalah brujulan atau
reynoso. Di samping metode ini ada metode lain seperti metode
gelombang, dan pertanian bertingkat atau contour farming.
Pola pengairan metode alur atau furrow method terjadi
secara vertikal dan horizontal. Pola pembasahan pada tanah
bertekstur pasir cenderung kearah vertikal, sedangkan pada tanah

7
bertekstur liat cenderung kea rah horizontal. Pola pembasahan
akan menentuka jarak antar alur.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem irigasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan
meresapkan air ke dalam tanah bawah zona perakaran melalui
sistem selokan terbuka ataupun menggunakan pipa porous.
Lengas tanah digerakan oleh gaya kapiler menuju zona perakaran
dan selanjutnya dimanfaatkan oleh tanaman.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ismoyo, M. Janu. 2012. "Pengaturan Pintu Irigasi Mrican Kanan Dalam


Pengoperasian Kebutuhan Air Irigasi." Jurnal Teknik Pengairan 1
(2): 127-135.

Wirosoedarmo, Ruslan. 2017. Irigasi Pertanian Bertekanan. Malang:


Malang UB Press.

10

Anda mungkin juga menyukai