Anda di halaman 1dari 21

PERENCANAAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI D.

I CIBEUREUM HILIR DI

KECAMATAN CIBEREUM KOTA SUKABUMI

1. LATAR BELAKANG

Irigasi merupakan usaha penyediaan, pengaturan dan penyaluran air irigasi untuk

menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air

bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Irigasi dimaksudkan untuk

mendukung produktivitas usaha tani guna meningkatkan produksi pertanian dalam

rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani

yang diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi. Irigasi berarti mengalirkan air

dari sumber air yang tersedia kepada sebidang lahan untuk memenuhi kebutuhan

tanaman. Peranan irigasi dalam meningkatkan dan menstabilkan produksi pertanian

tidak hanya bersandar pada produktifitas saja tetapi juga pada kemampuannya untuk

meningkatkan faktor-faktor pertumbuhan lainnya yang berhubungan dengan input

produksi.

Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah guna pemenuhan kebutuhan pangan

yaitu dengan usaha peningkatan produksi pangan di bidang pertanian. Usaha

pertanian yang paling produktif adalah usaha untuk pemanfaatan air untuk irigasi guna

meningkatkan produktifitas di sektor pertanian. Untuk itu pengelolaan dan pengadaan

air secara tepat, teratur dan cukup merupakan keharusan.

1
Sukabumi mempunyai luasan areal pesawahan yang luas. di kecamatan

Cibeureum luas areal pesawahannya yaitu seluas 449 Ha dan di Cibereum Hilir yaitu

153 Ha, maka dibangunlah D.I Cibereum hilir. Pembangunan saluran irigasi sangat

diperlukan untuk menunjang penyediaan bahan pangan, sehingga ketersediaan air

dilahan akan terpenuhi walaupun lahan tersebut berada jauh dari sumber air.

Pada daerah irigasi Cibeureum Hilir ditemukan kendala seperti rusaknya saluran

irigasi dan penumpukan sedimentasi sehingga mengakibatkan tidak teralirinya

sebagian petak tersier. Tugas akhir ini akan merencanakan kebutuhan air irigasi di

daerah irigasi Cibeureum Hilir. Perencanaan kebutuhan air irigasi ini karena terdapat

areal pesawahan yang luas yang membutuhkan air sebagai sumber kehidupan bagi

tanaman.

2. TUJUAN PENULISAN TUGAS AKHIR

Adapun tujuan penulisan tugas akhir adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui kebutuhan air pada irigasi Cibeureum Hilir.

2. Mengetahui debit rencana.

3. Menentukan dimensi saluran irigasi Cibeureum Hilir.

4. Menghitung biaya yang dibutuhkan perencanaan kebutuhan air irigasi untuk lahan

pertanian.

3. RUANG LINGKUP TUGAS AKHIR

Pembahasan dalam Tugas Akhir berupa perencanaan kebutuhan air irigasi

Babelan kali ini dibatasi oleh beberapa hal, antara lain :

2
1. Perhitungan kebutuhan air pada irigasi Cibeureum Hilir.

2. Menghitung debit rencana.

3. Menghitung dimensi saluran irigasi Cibeureum Hilir.

4. Perhitungan curah hujan efektiif.

5. Perhitungan kebutuhan air pada irigasi Cibeureum Hilir.

4. LOKASI TUGAS AKHIR

Lokasi perencanaan irigasi ini berada di D.I Cibeureum HIlir Kecamatan

Cibeureum Kota Sukabumi, Jawa Barat.

Gambar 1.1 Lokasi Perencanaan


(sumber : Map.google.co.id,2019)

5. LANDASAN TEORI

5.1. IRIGASI

Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang

pertanian yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah, irigasi

3
pompa dan irigasi rawa. Secara umum irigasi adalah kegiatan yang bertalian dengan

usaha untuk mendapatkan air guna menunjang kegiatan pertanian seperti sawah,

lading atau perkebunan. Usaha tersebut menyankut pembuatan sarana dan

prasarana irigasi yaitu berupa bangunan dan jaringan saluran untuk membawa dan

membagi air seacara teratur kepetak irigasi yang sealnjutnya digunakan untuk

tanaman itu sendiri.

Semua proses kehidupan dan kejadian di dalam tanah yang merupakan

tempat media pertumbuhan tanaman hanya dapat terjadi apabila ada air, baik

bertindak sebagai pelaku subjek atau air sebagai media objek. Proses-proses utama

yang menciptakan kesuburan tanah atau sebaliknya yang mendorong degradasi

tanah hanya dapat berlangsung apabila terdapat air. Oleh karena itu, air merupakan

sumber kehidupan.

5.2. FUNGSI IRIGASI

Fungsi irigasi adalah

1. Untuk membasahi tanah, yaitu membantu pembasahan tanah pada

daerah yang curah hujannya kurang atau tidak menentu.

2. Untuk mengatur pembasahan tanah, yang dimaksud pembasahan tanah

adalah agar daerah daerah pertanian dapat di airi sepanjang waktu, baik

pada musim kemarau maupun [ada musim penghujan.

3. Untuk menyuburkan tanah, yaitu dengan mengalirkan air yang

mengandung lumpur pada daerah pertanian sehingga tanah dapat

menerima unsur-unsur penyubur.

4
4. Untuk kolmutase, yaitu meninggikan tanah yang rendah (rawa) dengan

endapan lumpur yang dikandung oleh air irigasi.

5. Untuk mengalirkan air dikota, yaitu dengan menggunakan air irigasi,

kotoran atau sampah dikota di alirkan ke tempat yang di sediakan dan

selanjutnya dibasmi seacara alamiah.

6. Pada daerah dingin, dengan mengalirkan air yang suhunya lebih tinggi

daripada tana, dimungkinkan untuk mengadakan pertanian jufa pada

musim tersebut.

5.3. JENIS IRIGASI

Jenis jenis irigasi adalah sebagai berikut:

1. Irigasi permukaan

Irigasi macam ini umumnya dianggap sebagai irigasi paling kuno,

tekniknya adalah dengan mengambil air dari sumbernya, biasanya sungai,

menggunakan bangunan beruoa bendungan atau pengambilan bebas. Air

kemudian disalurkan ke lahan pertanian menggunakan pipa atau selang

memanfaatkan gravitasi, sehingga tanah yang lebih tinggi akan terlebih

dahulu mendapatkan asupan air. Penyaluran air yang demikian terjadi

secara teratur dalam volume yang telah ditentukan.

2. Irigasi lokal

Irigasi local melakukan kerja adistribusi air menggunakan pipanisasi atau

pipa yang dipasang di suatu area tertentu, sehingga air hanya akan

mengalir di area tersebut saja. Seperti halnya jenis permukaan, irigasi local

5
menggunakan prinsip gravitasi sehingga lahan yang lebih tinggi akan

mendapatkan air terlebih dahulu

3. Irigasi dengan penyemprotan

Dibandingkan dengan irigasi permukaan, irigasi ini terbilang lebih modern

karena memang baru dikembangkan. Caranya adalah dengan

menyalurkan air dari sumbernya ke daerah sasaran menggunakan pipa.

Di lahan yang menjadi sasaran, ujung pipa disumbat menggunakan

tekanan khusus dari alat pencurah sehingga muncul pancaran air layaknya

hujan yang pertama kali membasahi bagian atas tumbuhan kemudian

bagian bawah dan barulah bagian dalam tanah.

4. Irigasi pasang-surut

Irigasi pasang-surut adalah suatu tipe irigasi yang meanfaatkan

pengembangan air sungai akibat peristiwa pasang-surut air laut. Areal

yang direncanakan untuk tipe irigasi ini adalah areal yang mendapat

pengaruh langsung dar peristiwa pasang-surut air laut. Seperti daerah

Kalimantan, daerah ini mencapai panjang 30 – 50 km memanjang pantai

dan 10 – 15 km masuk kedarat. Air genangan yang berupa air tawar dari

sungai alan menekan dan mencuci kandungan tanah sulfat asam dan akan

dibuang pada saat air pasang-surut.

5. Irigasi pompa air

Irigasi ini menggunakan tenaga mesin untuk mengalirkan berbagai jenis-

jenis air dari sumber air, biasanya sumur ke lahan pertanian menggunakan

pipa atau saluran. Jika sumber air yang digunakan dalam jenis ini bisa

6
diandalkan, artinya tidak surut pada musim kemarau, maka kebutuhan air

pada musim kemarau bisa di backup dengan jenis irigasi ini.

5.4. KUALITAS AIR IRIGASI

Tidak semua air cocok untuk digunakan bagi kebutuhan air irigasi. Air yang

dapat digunakan dinyatakan kurang baik untuk air irigasi adalah ssebagai berikut:

1. Mengandung bahan kimia yang beracun bagi tumbuhan atau orang yang

memakan tanaman tersebut.

2. Mengandung bakteri yang membahayakan orang atau binatang yang

memakan hasil dari tanaman tersebut.

3. Bahan kimia yang bereaksi dengan tanah yang kurang baik.

4. Tingkan keasaman air (Ph).

5. Tingkat kegaraman air.

5.5. CURAH HUJAN

Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama

periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi (mm) diatas permukaan horizontal

bila tidak terjadi evaporasi,runoff dan infiltrasi.

5.6. KLIMATOLOGI

Klimatologi adalah ilmu yang memberi gambaran dan penjelasan-penjelasan

sifat iklim. Ilmu klimatologi yaitu cabang ilmu pengatahuan yang membahas sintesis

7
atau static unsur-unsur cuaca hari demi hari dalam periode tertentu di suatu tempat

dan wilayah tertentu.

5.7. KEBUTUHAN AIR IRIGASI

Kebutuhan air air irgasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan evaporasi, kehilangan air. Kebutuhan air untuk tanaman

dengan memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alam melalui hujan dan

kontribusi air tanah (Sosrodarsono dan Takeda, 2003)

Kebutuhan air sawah untuk padi ditentukan oleh faktor-faktor berikut :

1. Penyiapan lahan

Untuk perhitungan kebutuhan irigasi selama penyiapan lahan digunakan metode

yang dikembangkan oleh Van de Goor dan Zijlsha (1968). Metode tersebut

didasarkan pada laju air konstan dalam lt/d/ha selama periode penyiapan lahan

dan menghasilkan rumus seabagai berikut :

IR = Mek/(ek – 1) (1)

di mana :

IR = kebutuhan air irigasi ditingkat pesawahan (mm/hari)

M = kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi dan

perlokasi di sawah yang sudah dijenuhkan

M = Eo + P (2)

di mana :

Eo = evaporasi air terbuka yang diambil 1.1 ETo selama penyiapan lahan (mm/hari)

P = perlokasi (mm/hari)

8
K = M.T/S (3)

di mana :

T = Jangka waktu penyiapan lahan (hari)

S = Kebutuhan air untuk penjenuhan di tambah dengan lapisan air 50

Mm

2. Penggunaan Konsumtif

Penggunaan konsumtif adalah jumlah air yang dipakai oleh tanaman untuk proses

fotosintesis dari tanaman tersebut (sidharta, 1986) penggunaan konsumtif

dihitunng dengan rumus berikut :

Etc = Kc Eto

Dimana :

Etc = Evapotranspirasi tanaman (mm/hari)

Eto = Evapotranspirasi tanaman acuan (mm/hari)

Kc = koefisien tanaman

Evaporatranspirasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap ke udara

bergerak dari permukaan tanah, permukaan air dan penguapan melaui tanaman.

Jika air yang tersedia dalam tanah cukup banyak maka evapotranspirasi itu

disebut Evapotranspirasi Potensial. Evapotranspirasi sering disebut sebagai

kebutuhan konsumtif tanaman yang merupakan jumlah air untuk evaporasi dari

permukaan areal tanaman dengan air untuk transpirasi dari tubuh tanaman.

Faktor-faktor yang mempengaruhi evaporasi dan evapotranspirasi adalah suhu

air, suhu udara, kelembaban udara, kecepatan angin, tekanan udara dan sinar

matahari yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Rumus Penmann

9
dalam bentuknya yang dimodifikasi yang menunjukkan evapotranspirasi potensial

adalah seperti berikut:

Eto = C(W.Rn + (1-W).f(U).(ea-ed))

Dimana:

Ea = Tekanan uap jenuh (mbar)

t = Temperatur berdasarkan data dari stasiun pengamatan

ed = tekanan uap nyata, dimana

ed = RH . ea

RH = Kelembaban udara relatif berdasarkan data dari stasiun

pengamatan

F(U) = Fungsi angin, dimana :

F(U) = 0,27 x (1+U2/100)

U2 = Kecepatan angin pada ketinggian 2 m, dimana

1-W = Faktor pembelot

Rn = Rns – Rn1

Rns = Radiasi sinar matahari (mm/hari), dimana :

Rns = (1-r) x Rs

Rs = Radiasi ekstra tereksterial

n/N = Perbandingan penyinaran matahari dalam 1 hari yang

dinyatakan dalam persen

r = Koefisien pemantulan

Rn1 = Radiasi gelombang panjang netto (mm/hari) dimana:

Rn1 = f(T) x f(ed) x f(n/N)

10
F(T) = Fungsi temperatur, dimana :

F(T) = σ . T4

T = (t + 273oK)

σ = (117,4 x 10-9) gcal/cm2/hari

f(ed) = Fungsi tekanan uap nyata, dimana :

f(ed) = 0,34 – 0,044 ed0,5

f(n/N) = Fungsi perbandingan penyinaran matahari dalam 1 hari

f(n/N) = 0,1 + 0,9 (n/N)

c = Koefisien bulanan untuk rumus Penman

3. Perlokasi dan Rembesan

Perlokasi adalah geraakan ke bawah dari zona air tidak jenuh yang tertekan di

antara permukaan tanah sampai ke permukaan air tanah (zona jenuh). Daya

perlokasi adalah laju perlokasi maksimum yang memungkinkan. Besarnya

dipengaruhi oleh kondisi tanah dalam zona tidak jenuh yang terletak antara

permukaan tanah dengan permukaan air tanah (soemarto, 1987).

Koefisien perlokasi adalah sebagai berikut :

a. Berdasarkan kemiringan :

1. Lahan datar = 1 mm/hari

2. Lahan miring > 5% = 2 – 5 mm/hari

b. Berdasarkan tekstur :

1. Berat (lempung) = 1 – 2 mm/hari

11
2. Sedang (lempung kepasiran) = 2 – 3 mm/hari

3. Ringan = 3 – 6 mm/hari

4. Penggantian lapisan air

Penggantian lapisan air dilakukan setelah pemupukan. Penggantian lapisan air

dilakukan menurut kebutuhan. Jika tidak ada penjadwalan semacam itu, lakukan

penggantian sebanyak 2 kali, masing-masing 50.mm (atau 3,3 mm/hari selama

1/2 bulan) selama sebulan dan dua bulan setelah transplantasi.

5. Curah Hujan Efektif

Hujan yang diharapkan terjadi selama satu musim tanam berlangsung disebut

curah hujan efektif. Masa hujan efektif untuk suatu lahan persawahan dimulai dari

pengolahan tanah sampai tanaman dipanen, tidak hanya selama masa

pertumbuhan (Subramanya, 2005).

Curah hujan efektif untuk tanaman lahan tergenang berbeda dengan curah hujan

efektif untuk tanaman pada lahan kering dengan memperhatikan pola 17

periode musim hujan dan musim kemarau. Perhitungan curah hujan efektif

dilakukan atas dasar prinsip hubungan antara keadaan tanah, cara pemberian air

dan jenis tanaman (Sosrodarsono, 1983).

Curah hujan efektif (R80) dihitung dari data curah hujan rata-rata setengah

bulanan yang selanjutnya diurutkan dari data terkecil hingga terbesar (PUPR KP,

2015). Atau dengan rumus :

R80 = R – 0,842. Sd

Dimana :

R80 = Curah hujan efektif

12
R = Curah hujan bulanan rata – rata (mm)

Sd = Standar deviasi

Curah hujan efektif dalam budidaya padi adalah hujan yang jatuh di petak sawah

dan dimanfaatkan oleh tanaman selama pertumbuhannya untuk mempertahankan

tinggi genangan yang diinginkan, mengganti kehilangan air yang disebabkan oleh

evaporasi, transpirasi, perkolasi dan rembesan mulai saat pengolahan tanah

sampai saat panen.

Penentuan curah hujan efektif digunakan rumus empiris yang menyatakan bahwa

70% dari curah hujan minimum tengah bulanan dengan periode ulang 5 tahun

(PUPR KP 01, 2015).

Dengan persamaan sebagai berikut :

Re = 0,7 x (1/15) x R80

Dimana :

Re = Curah hujan efektif (mm/hari)

R80 = Curah hujan efektif (mm/15hari)

5.8. DEBIT ANDALAN

Debit andalan (dependable Flow) adalah debit minimum sungai untuk

kemungkinan terpenuhi yang sudah ditentukan dan dapat dipakai untuk irigasi.

Kemungkinan terpenuhi ditetapkan 80% (kemungkinan bahwa debit sungai lebih

rendah dari debit andalah adalah 20%). Debit andalan ditentukan untuk periode

tengah – bulanan. Debit minimum sungai di analisis atas dasar data debit harian

sungai. Agar analisisnya cukup tepat dan andal, catatan data yang diperlukan harus

13
meliputi jangka waktu paling sedikit 20 tahun. Jika persyaratan ini tidak bisa terpenuhi,

maka metode hidrologi analitis dan empiris bisa dipakai. (PUPR KP 01, 2015).

Penurunan debit andalan dapat menyebabkan kinerja fungsi irigasi berkurang

yang mengakibatkan pengurangan areal pesawahan. Antisipasi keadaan itu perlu

dilakukan dengan memasukan daktor koreksi besaran 80% - 90% untuk debit

andalan. Faktor koreksi tergantung pada kondisi perubahan DAS.

Untuk menentukan debit andalan dibutuhkan seri data debit yang panjang yang

dimiliki oleh setiap stasiun pengamatan debit. Secara umum analisis debit

berdasarkan data curah hujan yang sering dilakukan di Indonesia adalah

menggunakan metode empiris dari F.J Mock (1973) yaitu analisis keseimbangan air

untuk menghitung harga debit bulanan berdasarkan transformasi data curah hujan

bulanan, evapotranspirasi, kelembaban tanah dan tampungan air tanah. Metode

empiris tersebut digunakan apabila terdapat catatan debit sungai yang hilang.

Prinsip metode F.J mock menyatakan bahwa hujan yang jatuh pada daerah

tangkapan air, sebagian akan hilang akibat evapotranspirasi, seabgian akan langsung

menjadi direct runoff dan sebagian lagi akan masuk ke dalam tanah atau terjadi

infiltrasi.

𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑛𝑔𝑎𝑖 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐷𝐴𝑆


𝐷𝑒𝑏𝑖𝑡 𝐴𝑛𝑑𝑎𝑙𝑎𝑛 =
1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

14
5.9. DEBIT YANG DIBUTUHKAN

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: 𝑄=𝐴 𝑥 𝑁𝐹𝑅𝐸𝑓𝑓

Dimana:

Q = Debit yang dibutuhkan (m3/dt)

A = Luas daerah yang diairi (ha)

NFR = Kebutuhan air tanaman di sawah (lt/dt/ha)

Eff = Efisiensi irigasi

5.10. DEBIT SALURAN

Untuk menghitung debit saluran digunakan rumus:

a. Saluran Primer

𝑄= 𝐴 𝑥 𝑁𝐹𝑅𝐸𝑓𝑓 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟 𝑥 𝐸𝑓𝑓 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑥 𝐸𝑓𝑓 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑖𝑒𝑟

b. Saluran Sekunder

𝑄= 𝐴 𝑥 𝑁𝐹𝑅𝐸𝑓𝑓 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑥 𝐸𝑓𝑓 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑖𝑒𝑟

c. Saluran Tersier

𝑄= 𝐴 𝑥 𝑁𝐹𝑅𝐸𝑓𝑓 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑖𝑒𝑟

5.11. DIMENSI SALURAN

Saluran dapat digolongkan atas saluran alam dan saluran buatan. Saluran

alam meliputi semua alur air yang terdapat secara alamiah di bumi. Sedangkan

15
saluran buatan dibentuk oleh manusia. penampang saluran buatan direncanakan

berdasarkan bertuk geometris yang sama.

Dalam hal ini kita tidak boleh sembarangan mendesain dimensi saluran irigasi.

Karena, ada sangkut pautnya dengan rancangan anggaran biaya dan kapasitas

pendistribusian air ke tiap petak – petak sawah yang akan di alirkan oleh air tersebut.

5.12. HEC-RAS

HEC-RAS merupakan program aplikasi untuk memodelkan aliran di sungai,

River Analysis System (RAS), yang dibuat oleh Hydrologic Engineering Center (HEC)

yang merupakan satu divisi di dalam Institute for Water Resources (IWR), di bawah

US Army Corps of Engineers (USACE). HEC-RAS merupakan model satu dimensi

aliran permanen maupun tak permanen (steady and unsteady one-dimensional flow

model). HEC-RAS versi terbaru saat ini, Versi 5.0.3, beredar sejak Januari 2016. HEC-

RAS memiliki empat komponen model satu dimensi:

1. hitungan profil muka air aliran permanen

2. simulasi aliran tak permanen

3. hitungan transpor sedimen, dan

4. hitungan kualitas air.

Satu elemen penting dalam HEC-RAS adalah keempat komponen tersebut

memakai data geometri yang sama, routine hitungan hidraulika yang sama, serta

beberapa fitur desain hidraulik yang dapat diakses setelah hitungan profil muka air

berhasil dilakukan. HEC-RAS merupakan program aplikasi yang mengintegrasikan

fitur graphical user interface, analisis hidraulik, manajemen dan penyimpanan data,

grafik, serta pelaporan.

16
6. METODE PENELITIAN

6.1. SISTEMATIKA PENULISAN TUGAS AKHIR

Mulai

Data Klimatologi dan


Data Curah Hujan

Perhitungan Curah Hujan Efektif

Perhitungan Kebutuhan Air Pengelolaan Tanah

Perhitungan Kebutuhan Air Pertumbuhan


Tanaman

Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi

Perhitungan Debit Andalan

Analisis Menggunakan HEC-RAS

Perhitungan Dimensi Saluran

Perhitungan RAB

Selesai

Gambar 1. Bagan Alir Kebutuhan Air Irigasi

17
7. RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

Rencana anggaran biaya adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan

untuk bahan, upah, dan biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan

bangunan atau proyek tersebut. Rencana anggaran biaya pada bangunan atau

proyek yang sama akan berbeda-beda di masing-masing daerah, disebabkan

karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja. Dalam penyusunan

rencana anggaran biaya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. rencana anggaran kasar (taksiran)

Sebagai pedoman dalam menyusun anggaran biaya kasar digunakan

harga satuan tiap persegi (m2) luas lantai. Rencana anggaran biaya kasar

dipakai sebagai pedoman terhadap rencana anggaran biaya yang dihitung

secara teliti. Walaupun rencana anggaran biaya kasar, namun harga

satuan tiap m2 luas lantai tidak terlalu jauh berbeda dengan harga yang

dihitung secara teliti.

b. Rencana anggaran biaya teliti

Rencana angggaran biaya teliti adalah anggaran biaya bangunan atau

proyek yang dihitung dengan teliti dan cermat, sesuai dengan ketentuan

dan syarat-syarat penyusunan anggaran biaya. Sedangkan penyusunan

anggaran biaya yang dihitung dengan teliti didasarkan atau didukung oleh:

1. Rencana kerja dan syarat – syarat

2. Gambar

3. Harga

18
8. SISTEMATIKA PENULISAN TUGAS AKHIR

Sistematika penulisan dalam laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang, tujuan penulisan tugas akhir, ruang lingkup, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Berisikan tentang materi-materi maupun penjelasan yang berhubungan

dengan penulisan yang mendukung terselesaikannya perencanaan plambing

pada tugas akhir.

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

Berisikan tentang metode yang penulis lakukan untuk perencanaan,

pengumpulan data, pengolahan data bangunan, dan teori yang mendukung.

BAB 4 DATA PERENCANAAN

Berisikan tentang data plambing yang akan digunakan dalam perencanaan.

BAB 5 PERENCANAAN PLAMBING PADA APARTEMEN SYNTHESIS

RESIDENCE

Berisikan proses dari perencanaan, perhitungan data, maupun analisis pada

objek yang ditinjau.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil seluruh uraian dari

pembahasan sebelumnya.

19
9. JADWAL PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

Adapun perencanaan jadwal pelaksanaan tugas akhir adalah seperti pada

tabel 8.1 sebagai berikut:

Tabel 8.1 Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir


Waktu
Nama Kegiatan
April Mei Juni Juli Agustus September Oktober
Penyusunan Proposal
Seminar Preview 1
Seminar Preview 2
Analisis Data
Penyusunan Tugas Akhir
Seminar Isi
Perbaikan-perbaikan
Sidang Akhir

10. KEBUTUHAN DATA

Berikut ini adalah tabel kebutuhan data yang diperlukan untuk perencanaan

daerah irigasi di wilayah kabupaten Bekasi Kecamatan Babelan D.I Kedung Jaya.

NO NAMA DATA KETERSEDIAN KETERANGAN

DATA

-
1. Curah hujan 10 Sudah Tersedia
tahunan

2. Skema jaringan Sudah Tersedia -


irigasi teknis

20
3. Data Belum Tersedia
Klimatologi
-

4. Petak ikhtisar Belum Tersedia -

5. Pola tanaman Belum Tersedia -

11. DAFTAR PUSTAKA

1. Gunadarma, Irigasi dan Bangunan Air, ISBN 979-8382-463

2. Saputra, Fajar., 2018, Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan Air irigasi

untuk Pertanian, Vol 2 No 2.

3. Doloksaribu, Abner., Lolo, Dina Pasa., 2012, Pemenuhan Kebutuhan Air

Irigasi Melalui Pembangunan Long Storage, Vol 1 No 3.

4. Purwanto., Ikhsan, Jazaul., 2006, Analisis Kebutuhan Air Irigasi pada

Daerah Bendung Mrican 1, Vol 9 N01.

5. Vadillah, Muhammad Sandi., Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi dan Pola

Tanam Pada Daerah irigasi Rawa Salim Batu.

6. Priyonugroho, Anton., 2014, Analisis Kebutuhan Air Irigasi, Vol 2 No 3.

7. Simanjuntak, Salomo., 2011, Analisis Hidrologi kebutuhan Air Pada

Daerah irigasi Pakkat.

8. Marpaung, Lukman., 2016, Evaluasi Jaringan Saluran Irigasi Paya

Sordang Kabupaten Tapanuli Selatan.

9. Amalia, Sri Rika, Perencanaan Air pada Areal irigasi Bendung Walahar.

21

Anda mungkin juga menyukai