Anda di halaman 1dari 29

• yaitu cara pemberian air irigasi dalam bentuk

pancaran dari suatu pipa berlubang yang tetap


atau berputar pada sumbu vertikal.
• menggunakan tekanan untuk membentuk
tetesan air yang mirip hujan ke permukaan
lahan pertanian.
• airdialirkan dari sumber melalui jaringan pipa
yang disebut mainline dan sub-mainline ke
beberapa lateral yang masing-masing
mempunyai beberapa mata pencurah (sprinkler)
Prinsip irigasi curah

 Irigasi curah adalah metode pemberian air dengan


cara menyemprotkan air seperti curah hujan akan
tetapi tersebar secara merata diatas permukaan lahan,
diberikan hanya saat diperlukan dan dengan
kecepatan kurang dari laju infiltrasi tanah untuk
menghindari terjadinya limpasan permukaan dari
irigasi.

 Disebut juga sebagai overhead irrigation karena


pemberian air dilakukan dari bagian atas tanaman
menyerupai hujan
 Penyemprotan dibuat dengan mengalirkan air
bertekanan melalui orifice atau nozzle.
 Tekanan biasanya didapat dengan pemompaan.
 Untuk mendapatkan penyebaran air yang seragam
diperlukan pemilihan nozzle, tekanan operasional,
spasing sprinkler, dan laju infiltrasi tanah yang
sesuai.
Sprinkler digunakan pada :

• tanah porous
• solum tanah dangkal
• kemiringan tanah tajam
• tanah peka erosi
• keterbatasan air
• tanah bergelombang
• tenaga terampil terbatas
Keuntungan irigasi curah
1. Efisiensi pemakaian air cukup tinggi
2. Dapat digunakan untuk lahan dengan topografi
bergelombang dan kedalaman tanah (solum) yang
dangkal, tanpa diperlukan perataan lahan (land grading).
3. Cocok untuk tanah berpasir di mana laju infiltrasi
biasanya cukup tinggi.
4. Aliran permukaan dapat dihindari sehingga
memperkecil kemungkinan terjadinya erosi.
5. Pemupukan terlarut, herbisida dan fungisida dapat
dilakukan bersama-sama dengan air irigasi.
6. Biaya tenaga kerja untuk operasi biasanya lebih kecil
daripada irigasi permukaan
7. Dengan tidak diperlukannya saluran terbuka, maka lebih
banyak lahan yang dapat ditanami
8. Tidak mengganggu operasi alat dan mesin pertanian.
Kekurangan dari irigasi curah

Angin dapat mempengaruhi efektifitas penyemprotan


Diperlukan sumber air yang bersih, bebas pasir, sampah, dan
ketersediaannya banyak
Investasi awal cukup besar
Penggunaan daya untuk penyemprotan cukup tinggi.
Keseragaman distribusi air dapat terus menurun seiring
dengan waktu
Dapat mengakibatkan kanopi tanaman lembab dan
mendatangkan penyakit tanaman
Dapat merusak tanaman muda pada saat air disiramkan
Berdasarkan penyusunan alat :
• Sistem berputar (rotating
head system)
• Terdiri dari satu atau dua buah
nozzle miring yang berputar
dengan sumbu vertikal akibat
adanya gerakan memukul dari
alat pemukul (hammer blede),
yang bergerak karena adanya
gaya impulse dari aliran jet
semprotan air, kemudian
berbalik kembali karena
adanya regangan pegas.
• Sistem pipa berlubang
(perforated pipe system).
• Terdiri dari pipa berlubang
lubang biasanya dirancang
untuk tekanan rendah
antara 0,5-2,5 kg/cm²,
sehingga sumber tekanan
cukup diperoleh dari tangki
air yang ditempatkan pada
ketinggian.
Sistem Sprinkler Berpindah Manual
(Portable Sprinkler Irrigation System)
Dimana, alat sprinkler dapat dipindahkan secara
manual. Sistim ini terdiri dari beberapa pompa,
pipa utama, lateral, dan sprinkler putar. Lateral
tetap di suatu posisi sampai irigasi selesai. Pompa
dihentikan dan leteral dilepaskan dari pipa utama
dan dipindahkan ke posisi lateral berikutnya. Bila
irigasi satu blok lahan telah selesai, keseluruhan
sistim (lateral, pipa utama, dan pompa)
dipindahkan ke blok lainnya. Kebanyakan yang
dipindah pindahkan hanya lateralnya saja,
sedangkan pompa dan pipa utamanya tetap.
Sistem Berpindah Dengan Mesin.
Lateral move atau roll move system. Pada sistem ini, pipa
lateral selain untuk mengalirkan air digunakan juga sebagai
poros roda berdiamter 1,5 - 2,0m. Roda ditempatkan pada
jarak 9 – 12m sehingga lateral dapat dengan mudah
didorong dari satu tempat setting irigasi kesetting lainnya
dengan menggunakan tenaga gerak motor bakar (internal
combustion engine).
Pada waktu irigsi, lateral tetap pada satu lokasi sampai
sejumlah air irigasi selesai diaplikasikan.. Pompa
dihentikan dan pipa lateral dilepas dari pipa utama, airnya
dibuang, kemudian posisi lateral dipindahkan dengan
tenaga penggerak. Lateral disambung kembali dengan pipa
utama di posisi berikutnya.
Solid-set atau sistem permanen
 Jika jumlah lateral dan srinkler cukup meliput
seluruh lahan, disebut sebagai solid-set system.
 Sebagian dari sistem bekerja secara simultan.
Hal ini tergantung pada ukuran pipa dan
jumlah air yang tersedia.
 Debit aliran disalurkan dari satu blok lainnya
melalui hidran atau katup.
 Memerlukan tenaga kerja dan yang terampil
jauh lebih sedikit.
 Investasi awal lebih besar karena jumlah pipa,
sprinkler, dan perlengkapannya akan lebih
banyak.
Sistem irigasi tetes (Drip Irrigation)
Sistem irigasi tetes (Drip Irrigation)
Irigasi tetes adalah suatu sistem pemberian air melalui
pipa/ selang berlubang dengan menggunakan tekanan
tertentu, dimana air yang keluar berupa tetesan-tetesan
langsung pada daerah perakaran tanaman.

Tujuan dari irigasi tetes adalah untuk memenuhi


kebutuhan air tanaman tanpa harus membasahi
keseluruhan lahan, sehingga mereduksi kehilangan air
akibat penguapan yang berlebihan, pemakaian air lebih
efisien, mengurangi limpasan, serta menekan atau
mengurangi pertumbuhan gulma (Hansen, 1986)
Ciri- ciri irigasi tetes adalah debit air kecil selama
periode waktu tertentu, interval (selang) yang
sering, atau frekuensi pemberian air yang tinggi ,
air diberikan pada daerah perakaran tanaman,
aliran air bertekanan dan efisiensi serta
keseragaman pemberian air lebih baik 

Menurut Michael (1978), unsur-unsur utama pada


irigasi tetes yang perlu diperhatikan sebelum
mengoperasikan peralatan irigasi tetes adalah :
 Sumber air,
 Sumber daya, (gravitasi atau pompa)
 Saringan, (primary filter dekat sumber air, dan
secondary filter dekat pipa utama)
Typical Drip Irrigation System
Kegunaan  dari Irigasi tetes, Hansen (1986) :
1) Untuk menghemat penggunaan air tanaman.
2) Mengurangi kehilangan air yang begitu cepat
3) Membantu memenuhi kebutuhan air pada awal
penanaman
4) Mengurangi stresing atau mempercepat
adaptabilitas bibit

Tekanan pada pipa tidak sebesar sistem pancaran


(sprinkle). Pemilihan jenis sistem irigasi ini sangat
dipengaruhi oleh kondisi hidrologi, klimatologi,
topografi, fisik dan kimiawi lahan, biologis tanaman,
sosial ekonomi dan budaya, teknologi (sebagai
masukan sistem irigasi) serta keluaran atau hasil yang
akan diharapkan..
Kelebihan irigasi tetes
• Meningkatkan nilai guna air
• Meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil
• Meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pemberian
• Mereduksi resiko penumpukan garam
• Menekan pertumbuhan gulma
• Menghemat tenaga kerja
Metode pemberian air pada irigasi tetes
Irigasi tetes (drip irrigation), air irigasi diberikan dalam
bentuk tetesan yang hampir terus menerus di
permukaan tanah sekitar daerah perakaran .
Irigasi tetes bawah permukaan (sub surface drip
irrigation), air irigasi diberikan menggunakan emitter di
bawah permukaan tanah
Bubbler irrigation, air irigasi diberikan ke permukaan
tanah seperti aliran kecil menggunakaan pipa kebil (small
tube) dengan debit sampai dengan 225l/jam
Irigasi percik (spray irrigation), air irigasi diberikan
dengan menggunakan penyemprotan kecil (micro sprinkler)
ke permukaan tanah.
drip irrigation Bubbler irrigation

sub surface drip irrigation

spray irrigation
Perawatan Jaringan Irigasi Tetes
Filter (saringan air)
Bersihkan filter pada akhir minggu pertama, jika
bersih lakukan pengecekan ulang tiap bulan. Jika
pada akhir bulan tidak terdapat kotoran filter
cukup dibersihkan sekali semusim
Flushing (pembilas)
Pembilasan dilakukan setiap pemasangan baru
dan diakhir musim. Lakukan pembilasan dengan
cara menutup ujung selang dan alirkan air. Buka
tutup selang dan alirkan air sampai bersih
Dripper / emitter
Lakukan pengecekan emitter/dripper seminggu
sekali. Pastikan air mengalir pada tiap emitter, jika
tidak buka emitter dan bersihkan dari kotoran
yang menyumbat.

Anda mungkin juga menyukai