Anda di halaman 1dari 2

7 Jenis Irigasi Pertanian

Irigasi merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam dunia pertanian. Melalui
irigasi yang teratur, lahan pertanian atau sawah tidak hanya mengandalkan hujan saja sebagai
sumber air. Di Indonesia ada beberapa jenis irigasi yang sering digunakan. Salah satu yang
terkenal adalah sistem subak di Bali. Namun, setidaknya ada tujuh jenis irigasi yang bisa Anda
terapkan untuk lahan pertanian seperti yang dijelaskan di bawah ini. T

1. Irigasi permukaan

Jenis irigasi yang pertama adalah irigasi permukaan. Irigasi ini merupakan yang tertua di
Indonesia dan paling banyak digunakan. Cara kerjanya pun juga sangat mudah, yakni dengan
mengambil air sungai sebagai sumbernya. Air sungai tersebut kemudian dibendung untuk
disalurkan lewat selang atau parit ke area pertanian dan sawah-sawah yang ada di sekitarnya.
Irigasi permukaan memanfaatkan gravitasi, sehingga sawah atau lahan dengan permukaan
lebih tinggi akan mendapatkan air terlebih dahulu. Selain itu, juga ada penjadwalan debit air
agar irigasi lancar dan merata.

2. Irigasi bawah permukaan

Kedua adalah irigasi bawah permukaan dengan cara memanfaatkan pengairan pada lapisan
tanah. Caranya adalah dengan meresapkan air ke dalam tanah di bawah daerah akar dengan
pipa maupun saluran terbuka. Pipa yang digunakan biasanya memiliki diameter 10 sentimeter
dan tebalnya 1 sentimeter. Sistem irigasi ini sangat cocok diterapkan di daerah yang memiliki
tekstur tanah sedang sampai kasar agar tidak terjadi penyumbatan pada lubang air. Irigasi
bawah permukaan juga cocok untuk tanah dengan kadar garam rendah.
3. Irigasi menggunakan pompa air
Irigasi berikutnya adalah dengan menggunakan mesin pompa air. Banyak petani yang
menggunakan cara ini karena cukup mudah dan ringkas. Anda cukup mengalirkan air dari
sumbernya baik itu dari sumur air, ataupun sungai ke lahan pertanian dengan menggunakan
pompa air yang disalurkan lewat pipa. Apabila sumber air ini melimpah dan tidak kering saat
kemarau sekalipun, maka bisa dijadikan sumber untuk irigasi dengan menggunakan pompa air.

4. Irigasi dengan pancaran

Bila dibandingkan dengan jenis sebelumnya, irigasi jenis keempat ini sedikit berbeda dan lebih
modern. Masih belum banyak petani menggunakan jenis irigasi ini karena masih baru
dikembangkan beberapa waktu belakangan ini. Prinsip kerjanya yakni menyalurkan air dari
sumber ke daerah sasaran dengan pipa. Pada lahan dan sawah tersebut, pipa kemudian
disumbat menggunakan tekanan khusus dari alat pencurah dengan begitu muncul pancaran air
seperti air hujan. Namun, sistem irigasi ini sebaiknya digunakan pada daerah dengan kecepatan
angin yang tidak terlalu besar.
5. Irigasi lokal
Pada dasarnya cara kerja dari irigasi lokal adalah sama seperti irigasi permukaan, yakni
menggunakan pipa dari sumber air ke lahan pertanian tertentu. Prinsipnya juga
menitikberatkan pada gravitasi, artinya bila daerah tersebut lebih tinggi maka lahan itulah yang
akan mendapatkan air terlebih dahulu. Bila irigasi permukaan mencakup hampir sebagian besar
area pertanian yang luas, maka irigasi lokal akan mengaliri area pertanian dengan cakupan
yang lebih kecil semisalnya satu area pertanian atau satu petak sawah. Maka dari itulah
dinamakan dengan irigasi lokal.

6. Irigasi menggunakan timba

Irigasi dengan menggunakan timba umumunya dilakukan dengan tenaga manusia. Dengan kata
lain, para petani mengairi lahannya dengan menggunakan timba atau ember. Para petani inilah
yang mengangkut air dari sumbernya kemudian menyiramkannya pada tanaman secara
manual. Saat ini, irigasi menggunakan timba sudah jarang dilakukan karena banyak yang
beralih menggunakan pompa air.
7. Irigasi tetes
Terakhir ada irigasi tetes yakni menyalurkan air ke lahan pertanian menggunakan pipa
berlubang dan diatur dengan tekanan tertentu. Dengan cara inilah air dari pipa akan muncul
dalam bentuk tetesan dan langsung mengarah pada bagian tanaman. Tujuannya agar air bisa
langsung menuju ke akar tanaman, sehingga tidak membasahi lahan dan mencegah air
terbuang karena penguapan. Keunggulan dari irigasi ini adalah cocok digunakan untuk tanaman
di masa awal pertumbuhannya.
Anda bisa menerapkan ketujuh jenis irigasi di atas sesuai dengan kebutuhan dan karakter lahan
pertanian di sebuah daerah. Semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai