0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
68 tayangan7 halaman
Pada tugas sebelumnya telah dirancang sistem irigasi pada lahan sawah di daerah yang berada di Jalan Raya Anggrek, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang dengan komoditas tanam padi. Padi memerlukan air yang cukup banyak untuk kehidupan hidupnya. Maka dari itu, dalam proses budidayanya padi kerap dibudidayakan pada lahan yang dalam kondisi atau keadaan tergenang.
Judul Asli
16_Shifa Fauziah_205040200111278_N_Tugas 2 M11 Air Tanah dan Pompa Air
Pada tugas sebelumnya telah dirancang sistem irigasi pada lahan sawah di daerah yang berada di Jalan Raya Anggrek, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang dengan komoditas tanam padi. Padi memerlukan air yang cukup banyak untuk kehidupan hidupnya. Maka dari itu, dalam proses budidayanya padi kerap dibudidayakan pada lahan yang dalam kondisi atau keadaan tergenang.
Pada tugas sebelumnya telah dirancang sistem irigasi pada lahan sawah di daerah yang berada di Jalan Raya Anggrek, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang dengan komoditas tanam padi. Padi memerlukan air yang cukup banyak untuk kehidupan hidupnya. Maka dari itu, dalam proses budidayanya padi kerap dibudidayakan pada lahan yang dalam kondisi atau keadaan tergenang.
Disusun Oleh : Shifa Fauziah 205040200111278/ N Dosen Pengampu : Syamsul Arifin
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2022 BAB 1 ANALISIS KONDISI LAHAN Pada tugas sebelumnya telah dirancang sistem irigasi pada lahan sawah di daerah yang berada di Jalan Raya Anggrek, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang dengan komoditas tanam padi. Padi memerlukan air yang cukup banyak untuk kehidupan hidupnya. Maka dari itu, dalam proses budidayanya padi kerap dibudidayakan pada lahan yang dalam kondisi atau keadaan tergenang. Budidaya padi pada keadaan musim kemarau atau saat kesulitan air adalah keadaan dimana petani harus berupaya tetap memenuhi kebutuhan air untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi agar hasil panen yang didapatkan juga maksimal. Untuk itu pada musim kemarau terdapat teknologi pompa air untuk memenuhi kebutuhan air pada tanaman padi. Potensi dan peluang pemanfaatan pompa air untuk irigasi secara teknis memungkinkan untuk diterapkan. Upaya pemanfaatan pompa air untuk pengembangan pertanian telah dilakukan oleh Kementerian PUPR melalui Pendayagunaan Air Tanah (PAT) di Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)/Balai Wilayah Sungai (BWS), dengan melakukan pengeboran sumur dalam dan sumur dangkal. Air tanah dalam adalah air yang terdapat pada akuifer dalam. Keterdapatannya lebih baik daripada air permukaan atau air tanah dangkal. Ketersediaan air tanah dalam tidak ada kaitannya dengan musim, sehingga diharapkan tetap dapat dimanfaatkan pada musim kemarau, dan karena tidak tercemar limbah di permukaan maka kualitas air cenderung baik. Kerugiannya adalah membutuhkan peralatan dan teknologi yang tidak sederhana dan mahal untuk menggunakannya. Pengeboran air tanah di akuifer dalam biasanya merupakan pilihan terakhir untuk penyediaan air bersih (Kalsim, 2007). Menurut Kasmir (2019), selain untuk irigasi sawah, pompa air juga digunakan di non sawah, antara lain kebutuhan air untuk tanaman pangan, peternakan dan perikanan, serta kebutuhan tanaman perkebunan dan tanaman hortikultura, termasuk sayur mayur, buah-buahan dan tanaman hias. Pemanfaatan air tanah untuk irigasi dilakukan dalam upaya membantu petani lokal yang tinggal atau mempunyai areal pertanian di daerah yang tidak tercakup dalam sistim irigasi air permukaan atau tidak dapat bercocok tanam sepanjang tahun.
Gambar 1. Kondisi Lahan di Daerah Karangploso
Area persawahan di lahan daerah tersebut telah memanfaatkan saluran air irigasi yang telah dibangun oleh negara dan masyarakat. Akan tetapi yang mendapatkan aliran air hanya yang area sawah yang berada dekat dengan sungai maupun sistem irigasi sehingga pada daerah yang jauh dari sumber irigasi maupun sungai hanya berharap pada turunnya air hujan atau menggunakan pompa untuk menyuplai air kelahan sawah. BAB 2 REKOMENDASI SISTEM IRIGASI Irigasi menggunakan air tanah dangkal dapat dilakukan dengan menggunakan mesin pompa air yang berbahan bakar bensin atau solar. Rancangan sistem irigasi menggunakan pompa air dilakukan dengan cara yaitu, instalasi pompa irigasi dibangun langsung di area persawahan yang akan diairi, pembangunan instalasi pompa irigasi ini diawali dengan proses pengeboran tanah untuk mendapatkan sumber air tanah. Mata bor yang digunakan berukuran 4 inchi. Pengeboran air tanah adalah kegiatan membuat sumur bor air tanah yang dilaksanakan sesuai dengan pedoman teknis sebagai sarana eksplorasi, pengambilan, pemakaian dan pengusahaan, pemantauan atau imbuhan air tanah. Pada tanah pembangunan instalasi pompa irigasi ini didapatkan lapisan air tanah pada kedalaman 18 meter dibawah permukaan tanah. Pipa yang digunakan untuk menghisap air berdiameter 3 inci yang disambungkan dengan mesin pompa air. Pembangunan sumur bor dilakukan guna dijadikan sebagai sumber air irigasi nantinya untuk kegiatan irigasi lahan sawah. Dimana pada sumur bor tersebut disambungkan dengan pipa yang terhubung langsung dengan pompa air. Pompa air digunakan untuk menarik atau menghisap air dari dalam tanah atau groundwater sehingga dapat naik dan keluar lalu dapat membasahi luas lahan sawah sebagai sumber air irigasi. Peletakkan pompa air ini pun diletakkan langsung pada pinggiran sawah yang akan diberikan pengairan atau irigasi. (Haryanto et al., 2017). Maka dari itu dapat dirancang mekanisme pompa air pada lahan sawah dengan sketsa:
Gambar 2. Mesin Pompa yang Diterapkan (Nurdin et al., 2017)
Kondisi penerapan konsep pompa air ini diterapkan di rumah pompa air di lokasi dengan ukuran rumah 2½ x 2½ meter. Tinggi keliling pondasi 70 cm, bukaan atas selebar 30 cm, dan bukaan bawah 50 cm. Lantai rumah pompa sudah diaspal dan dituang setebal 15 cm. Selain menopang bobotnya sendiri, pondasi harus mampu menyerap getaran pompa dan penggeraknya secara memadai. Mekanisme pompa langsung digabungkan dengan motor listrik, dan berat alas harus lebih dari 3 kali berat mesin. Untuk pompa yang digabungkan langsung dengan motor bakar torak, bobot alas harus lebih besar dari 5 kali bobot mesin. Selanjutnya pemasangan dinding semi batako dan kawat dimana tiangnya digunakan kayu balok. Antisipasi panas dan hujan diberi atap seng seluas lokasi yang terselesaikan. Berikutnya pemasangan mesin pompa yang telah sesuai kebutuhan masyarakat petani tentunya dapat terselesaikan (Nurdin et al., 2017). Gambar 3. Rumah Peletakan Mesin Pompa Menurut Nurdin et al. (2017), penerapan pompa air dengan kapasitas debit 15 liter per menit. Tenaga mesin yang dibutuhkan untuk mencapai performa ini diperkirakan mencapai 23 PK. Pengoperasian mesin pompa secara kontinyu dapat digunakan hingga 8 jam, sedangkan kebutuhan solar hanya 8 liter. Menurut fungsinya, kinerja penggunaan pompa air sudah berhasil dilaksanakan, yaitu air dipompa dari sungai ke saluran irigasi persawahan petani. Ketinggian pompa dari permukaan air sungai mencapai 4 m. Oleh karena itu, diperlukan kepala pompa yang sesuai dengan ketinggian ini. BAB 3 PEMBAHASAN HASIL DAN RANCANGAN SISTEM IRIGASI Pada lahan di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang dengan sebagian besar komoditas yang ditanam yaitu padi memiliki kondisi lahan dengan topografi rata atau kemiringan yang tergolong datar. Hal ini terlihat dari ketinggian tanaman padi yang hampir sama sehingga dapat digolongkan tidak adanya kemiringan yang membuat penanaman padi lebih mudah. Padi adalah tanaman yang membutuhkan banyak air dan kebutuhan air pada tanaman padi berbeda pada setiap fase pertumbuhannya. Kebutuhan air pada fase vegetatif lebih banyak dibandingkan pada fase generatif dan akan meningkat lagi pada fase pemasakan (Fuadi et al., 2016). Oleh karena itu, padi membutuhkan sistem irigasi untuk dapat mencukupi kebutuhan airnya. Pada lahan ini sistem irigasi permukaan telah diterapkan. Namun, diperlukan rancangan sistem irigasi yang dibuat untuk memperbaiki sistem irigasi yang telah ada yaitu dengan sistem irigasi permukaan basin. Pada irigasi permukaan air akan diambil dari sumber yang ada, lalu bangunan penangkap dibuat, dan kemudian air akan dialirkan selalui saluran primer dan saluran sekunder pada setiap petak-petak sawah yang ada. Menurut Kemen PUPR (2017), irigasi permukaan cocok diterapkan pada lahan untuk penanaman komoditas padi. Menurut Najimudin (2016) Agar produktivitas padi dapat efektif dalam satu satuan luas lahan, maka dibutuhkan suplay air yang cukup melalui irigasi. Pada lahan yang jauh dari sumber air irigasi atau sungai, dan pada musim hujan diperlukan teknologi pemompaan air. Penggunaan pompa air biasanya menggunakan air tanah. Air tanah dalam adalah air yang terdapat pada akuifer dalam. Pengeboran air tanah di akuifer dalam seringkali menjadi pilihan terakhir sebagai sumber suplai air (Kalsim, 2007). Pemanfaatan air tanah untuk irigasi dimaksudkan untuk membantu petani setempat yang bertempat tinggal atau memiliki areal pertanian di daerah yang jauh dari sumber irigasi atau sungai, dan pada musim kemarau. Pompa yang biasa digunakan untuk padi memiliki karakteristik kecepatan spesifik yang besar, yaitu debit besar tetapi head kecil (Nurdin et al., 2017). Menurut Haryanto et al., (2017), sistem irigasi dengan menggunakan pompa air dirancang agar pengairan dilakukan langsung di areal persawahan yang perlu diairi, dan pembangunan alat pompa irigasi ini dimulai dari proses mengebor tanah untuk mendapatkan sumber air tanah. Mata bor yang digunakan adalah 4 inci. Pengeboran air tanah adalah kegiatan pemboran sumur air tanah sesuai dengan petunjuk teknis sebagai sarana eksplorasi, pengambilan, pemanfaatan dan pengambilan, pemantauan atau pengisian air tanah. (Peraturan Jawa Tengah, 2018). Pada tanah yang digunakan untuk membangun unit pompa irigasi, ditemukan lapisan air tanah 18 meter di bawah permukaan. Pipa untuk hisap berdiameter 3 inci dan terhubung ke pompa air. Pembangunan lubang bor akan digunakan sebagai sumber air irigasi untuk kegiatan irigasi sawah di masa depan. Sumur terhubung dengan pipa yang terhubung langsung ke pompa air. Pompa air digunakan untuk memompa atau memompa air dari tanah atau air tanah sehingga naik dan mengalir keluar, kemudian dapat membasahi sawah dan berfungsi sebagai sumber air irigasi. Peletakan pompa air ini juga diletakkan langsung di pinggir sawah untuk irigasi atau pengairan. BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pada lahan yang jauh dari sumber irigasi ataupun sungai serta pada musim hujan diperlukan suatu teknologi pompa air untuk menyuplai air. Pompa air digunakan untuk menarik atau menghisap air dari dalam tanah atau groundwater sehingga dapat naik dan keluar lalu dapat membasahi luas lahan sawah sebagai sumber air irigasi. Penggunaan pompa air biasanya menggunakan air tanah. penerapan pompa air dengan kapasitas debit 15 liter per menit. Tenaga mesin yang dibutuhkan untuk mencapai performa ini diperkirakan mencapai 23 PK. Pengoperasian mesin pompa secara kontinyu dapat digunakan hingga 8 jam, sedangkan kebutuhan solar hanya 8 liter. Menurut fungsinya, kinerja penggunaan pompa air sudah berhasil dilaksanakan, yaitu air dipompa dari sungai ke saluran irigasi persawahan petani. Ketinggian pompa dari permukaan air sungai mencapai 4 m. Oleh karena itu, diperlukan kepala pompa yang sesuai dengan ketinggian ini. Lahan pada Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang komoditas yang ditanam sebagian besar adalah komoditas padi. Sehingga pompa air yang digunakan pada padi harus memiliki mempunyai karakteristik kecepatan spesifik yang besar yakni debit besar tetapi head kecil. Saran Pompa air yang digunakan pada lahan haruslah sesuai dengan kondisi lahan dan komoditas yang ditanam oleh karena itu perlu adanya seleksi pompa air dengan teliti agar tanaman dan hasil yang dihasilkan lebih maksimal serta pengelolaan air yang ada lebih efisien DAFTAR PUSTAKA Fuadi, N. A., Purwanto, M. Y. J., & Tarigan, S. D. 2016. Kajian kebutuhan air dan produktivitas air padi sawah dengan sistem pemberian air secara sri dan konvensional menggunakan irigasi pipa. Jurnal Irigasi, 11(1), 23-32. Haryanto, A., Suharyadi dan B. Lanya. 2017. Pemanfaatan Air Tanah Dangkal untuk Irigasi Padi Menggunakan Pompa Berbahan Bakar LPG. J. Keteknikan Pertanian, 5(3): 219-226. Kasmir, K. 2019. Analisis Pemanfaatan Pompa Air untuk Irigasi di Desa Rato Kecamatan Bolo Kabupaten Bima (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Mataram). Kalsim, D.K. 2007. Rancang Operasional Sistem Irigasi untuk Pengembangan SRI. Seminar KNI.ICID. Bandung. Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2017. Modul Pengetahuan Umum Irigasi. https://simantu.pu.go.id/epel/edok/048d4_MDL_Pengetahuan_Umum_Irig asi.pdf. Diakses pada 15 Mei 2022 Najimudin, Didin. 2016. Analisis Sistem Pembagian Air Irigasi Untuk Kebutuhan Lahan Pertanian Pada Bendung Beringin Sila di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa. J. Saintek Unsa, 1(1): 1-33 Nurdin, H., Hasanuddin, H., & Irzal, I. 2017. Optimalisasi Pemanfaatan Mesin Pompa untuk Mensuplai Kebutuhan Air Sawah Tadah Hujan di Nagari Sumani. Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPM UNIMED 2017. 104-109. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Air Tanah.