Disusun oleh :
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah untuk dapat melihat viabilitas
dan vigor pada benih.
1.3 Manfaat
Manfaat dari kegiatan praktikum ini adalah dapat mengetahui viabilitas dan vigor
pada benih.
BAB II METODOLOGI
UDK
UKDdp
Digulung
Germinator
2.3.Analisa Perlakuan
2.3.1 Uji Viabilitas
UAK
Uji diatas kertas (UAK) merupakan uji yang dilakukan pada benih untuk benih
berukuran besar maupun kecil dan pada benih yang tidak peka terhadap cahaya.
Tahapan UAK yaitu pertama menyiapkan alat dan bahan. Lalu menyiapkan kertas
buram kemudian melembabkan 2 kertas buram diatas cawan dan meletakkan benih
dengan disusun rapi di atas kertas buram yang ada di cawan. Selanjutnya melembabkan
2 kertas buram lalu tumpuk di atas benih yang telah disusun sebagai penutup. Kegiatan
diatas dilakukan pengulangan sebanyak 2 kali lalu diberikan label. Setelah itu, amati
gejala perkecambahan sampai 7 HST. Catat dan mendokumentasikan hasil
pengamatan.
UDK
Uji diantara kertas (UDK) merupakan uji yang dilakukan pada benih berukuran
kecil dan benih yang peka terhadap cahaya. Tahapan dalam UDK yaitu pertama
menyiapkan alat dan bahan. Lalu menyiapkan kertas buram kemudian melembabkan
kertas buram dengan air. Selanjutnya meletakkan benih dan disusun rapi di atas kertas
buram. Lakukan pengulangan sebanyak 2 kali lalu diberikan label. Setelah itu, amati
gejala perkecambahan sampai 7 HST. Catat dan mendokumentasikan hasil
pengamatan.
UKDdp
Uji viabilitas yang dilakukan yakni uji kertas digulung didirikan dalam plastik
(UKDdp), adapun langkah pertama yang perlu dilakukan yakni menyiapkan alat dan
bahan. Selanjutnya kerta merang yang akan digunakan sebagai alas dilembabkan
terlebih dahulu dengan air. Setelah lembab, kertas buram diletakkan diatas plastik.
Kemduian meletakkan benih disusun secara rapi di atas kertas buram yang telah
dilembabkan. Selanjutnya melembabkan kertas merang lalu diletakkan diatas benih
yang disusun sebagai penutup. Setelah ditutup, gulung kertas merang beserta
plastiknya lalu diikat dengan karet agar tidak lepas dan berubah bentuk gulungannya.
Kegiatan tersebut dilakukan sebanyak 2 kali lalu diberikan kertas label untuk
membedakan perlakuan 1 dan perlakuan 2. Kemudian kedua gulungan tersebut
dimasukkan dalam box plastik atau kardus sebagai germinator dengan posisi berdiri.
Kemudian, amati gejala perkecambahan sampai 7 HST. Catat dan mendokumentasikan
hasil pengamatan.
2.3.2 Uji Vigor
Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk melakukan uji vigor adalah
menyiapkan alat dan bahan diantaranya bak plastik atau baki, dan benih tanaman yakni
benih jagung. Selanjutnya mengisi bak plastik atau baki dengan pasir. Setelah media
tanam atau substrat telah dimasukkan dalam bak plastik selanjutnya melembabkan
media tanam dengan air. Tanam benih jagung dengan kedalaman antara lain 2 cm, 3
cm, 4 cm dan 5 cm dengan masing-masing kedalaman ditanam 5 benih jagung. Setelah
amati perkecambahan benih jagung selama 7 hari. Kemudian catat dan
mendokumentasikan hasil pengamatan.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
Ulangan 2
𝛴 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
% 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 = 𝑥 100%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
7
= 𝑥 100%
10
= 70%
𝛴 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑏𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
% 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑏𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 = 𝑥 100%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0
= 𝑥 100%
10
= 0%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑖
% 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑖 = 𝑥 100%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0
= 𝑥 100%
10
= 0%
𝛴 𝐵𝑆𝑇𝑇
% 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑔𝑎𝑟 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ = 𝑥 100%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
3
= 𝑥 100%
10
= 30%
𝛴 𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠
% 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠 = 𝑥 100%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0
= 𝑥 100%
10
= 0%
b. UDK
Ulangan 1
𝛴 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
% 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 = 𝑥 100%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
6
= 𝑥 100%
10
= 60%
𝛴 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑏𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
% 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑏𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 = 𝑥 100%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0
= 𝑥 100%
10
= 0%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑖
% 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑖 = 𝑥 100%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
1
= 𝑥 100%
10
= 10%
𝛴 𝐵𝑆𝑇𝑇
% 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑔𝑎𝑟 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ = 𝑥 100%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
3
= 𝑥 100%
10
= 30%
𝛴 𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠
% 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠 = 𝑥 100%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0
= 𝑥 100%
10
= 0%
Ulangan 2
𝛴 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
% 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 = 𝑥 100%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0
= 𝑥 100%
10
= 0%
𝛴 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑏𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
% 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑏𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 = 𝑥 100%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
3
= 𝑥 100%
10
= 30%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑖
% 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑖 = 𝑥 100%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
4
= 𝑥 100%
10
= 40%
𝛴 𝐵𝑆𝑇𝑇
% 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑔𝑎𝑟 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ = 𝑥 100%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
3
= 𝑥 100%
10
= 30%
𝛴 𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠
% 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠 = 𝑥 100%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0
= 𝑥 100%
10
= 0%
c. UKDdp
Ulangan 1
𝛴 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
% 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 = 𝑥 100%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
9
= 𝑥 100%
10
= 90%
𝛴 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑏𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
% 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑏𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 = 𝑥 100%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
1
= 𝑥 100%
10
= 10%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑖
% 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑖 = 𝑥 100%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0
= 𝑥 100%
10
= 0%
𝛴 𝐵𝑆𝑇𝑇
% 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑔𝑎𝑟 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ = 𝑥 100%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0
= 𝑥 100%
10
= 0%
𝛴 𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠
% 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠 = 𝑥 100%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0
= 𝑥 100%
10
= 0%
Ulangan 2
𝛴 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
% 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 = 𝑥 100%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
10
= 𝑥 100%
10
= 100%
𝛴 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑏𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
% 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑏𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 = 𝑥 100%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0
= 𝑥 100%
10
= 10%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑖
% 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑚𝑎𝑡𝑖 = 𝑥 100%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0
= 𝑥 100%
10
= 0%
𝛴 𝐵𝑆𝑇𝑇
% 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑔𝑎𝑟 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ = 𝑥 100%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0
= 𝑥 100%
10
= 0%
𝛴 𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠
% 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠 = 𝑥 100%
𝛴 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0
= 𝑥 100%
10
= 0%
Parameter 2 cm 3 cm 4 cm 5 cm
Vigor 20% 40% 60% 80%
Less vigor 20% 40% 20% 20%
Non vigor/abnormal 60% 20% 20% 0%
3.2.1 Perhitungan Daya Tumbuh (Vigor)
a. Perlakuan Kedalaman 2 cm
Perhitungan daya tumbuh kriteria vigor (pertumbuhan kuat)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ
% daya tumbuh = x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ
1 𝑏𝑒𝑛ℎ
= x 100%
5 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ
= 20%
Perhitungan daya tumbuh kriteria less vigor (pertumbuhan kurang kuat)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ
% daya tumbuh = x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ
1 𝑏𝑒𝑛ℎ
= x 100%
5 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ
= 20%
Perhitungan daya tumbuh kriteria non vigor (tidak tumbuh sempurna)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ
% daya tumbuh = x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ
3 𝑏𝑒𝑛ℎ
= x 100%
5 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ
= 60%
b. Perlakuan Kedalaman 3 cm
Perhitungan daya tumbuh kriteria vigor (pertumbuhan kuat)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ (𝑣𝑖𝑔𝑜𝑟)
% daya tumbuh = x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ
2 𝑏𝑒𝑛ℎ
= x 100%
5 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ
= 40%
Perhitungan daya tumbuh less vigor (pertumbuhan kurang kuat)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ (𝑙𝑒𝑠𝑠 𝑣𝑖𝑔𝑜𝑟)
% daya tumbuh = x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ
2 𝑏𝑒𝑛ℎ
= x 100%
5 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ
= 40%
Perhitungan daya tumbuh kriteria non vigor (tidak tumbuh sempurna)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ (𝑛𝑜𝑛 𝑣𝑖𝑔𝑜𝑟)
% daya tumbuh = x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ
1 𝑏𝑒𝑛ℎ
= x 100%
5 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ
= 20%
c. Perlakuan Kedalaman 4 cm
Perhitungan daya tumbuh kriteria vigor (pertumbuhan kuat)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ (𝑣𝑖𝑔𝑜𝑟)
% daya tumbuh = x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ
4 𝑏𝑒𝑛ℎ
=3 5 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ x 100%
=60%
Perhitungan daya tumbuh less vigor (pertumbuhan kurang kuat)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ (𝑙𝑒𝑠𝑠 𝑣𝑖𝑔𝑜𝑟)
% daya tumbuh = x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ
1 𝑏𝑒𝑛ℎ
= x 100%
5 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ
= 20%
Perhitungan daya tumbuh kriteria non vigor (tidak tumbuh sempurna)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ (𝑛𝑜𝑛 𝑣𝑖𝑔𝑜𝑟)
% daya tumbuh = x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ
1 𝑏𝑒𝑛ℎ
= x 100%
5 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ
= 20%
d. Perlakuan Kedalaman 5 cm
Perhitungan daya tumbuh kriteria vigor (pertumbuhan kuat)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ (𝑣𝑖𝑔𝑜𝑟)
% daya tumbuh = x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ
4 𝑏𝑒𝑛ℎ
= x 100%
5 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ
= 80%
Perhitungan daya tumbuh less vigor (pertumbuhan tidak kuat)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ (𝑙𝑒𝑠𝑠 𝑣𝑖𝑔𝑜𝑟)
% daya tumbuh = x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ
1 𝑏𝑒𝑛ℎ
= x 100%
5 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ
= 20%
Perhitungan daya tumbuh kriteria non vigor (tidak tumbuh sempurna)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ (𝑛𝑜𝑛 𝑣𝑖𝑔𝑜𝑟)
% daya tumbuh = x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ
0 𝑏𝑒𝑛ℎ
= x 100%
5 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ
= 0%
3.3 Dokumentasi Uji Viabilitas dan Uji Vigor
Uji
Viabilitas
UDK
Uji
Viabilitas
UKDdp
Uji Vigor
Kedalaman
2 cm
Uji Vigor
Kedalaman
3 cm
Uji Vigor
Kedalaman
4 cm
Uji Vigor
Kedalaman
5 cm
3.4 Pembahasan
3.4.1 Uji Viabilitas
Berdasarkan hasil praktikum pada uji viabilitas terdapat 3 praktikum uji viabilitas.
Pada uji UKA didapatkan pada ulangan 1, dari 10 benih yang ditanam 6 benih
pertumbuhan normal, 1 benih mati dan 3 benih segar tidak tumbuh. Sedangkan pada
ulangan 2, terdapat 7 benih dari 10 benih mengalami pertumbuhan normal, sedangkan
3 merupakan benih segar tidak tumbuh. Pada uji UDK, pada ulangan 1, 60% benih
mengalami pertumbuhan normal, 10% benih mati, dan 30% benih segar tidak tumbuh.
Pada ulangan 2, 30% benih abnormal, 40% benih mati, dan 30% benih segar tidak
tumbuh. Pada uji viabilitas UKDdp pada ulangan 1, terdapat 9 dari 10 benih merupakan
pertumbuhan normal dan 1 benih abnormal. Sedangkan pada ulangan 2, 10 dari 10
benih pertumbuhan normal.
Berdasarkan data diatas maka, yang memiliki pertumbuhan benih paling bagus
adalah UKDdp. Pada praktikum UKDdp, media yang digunakan adalah kertas buram
yang dilapisi dengan menggunakan plastik. Kertas buram yang digunakan cukup
mendukung perkecambahan, karena warna kertas buram yang coklat muda, polos, tidak
luntur, mudah didapat, tidak mudah ditembus oleh akar dan mampu menyerap air
dengan baik akan memudahkan para penguji dalam mengamati dan menilai kecambah
yang tumbuh (Kamil, 2016). Dalam menentukan substrat atau media dan metode
perkecambahan perlu juga memperhatikan adanya air untuk melembabkan, suhu yang
sesuai serta cukupnya oksigen. Hal ini mendukung perkecambahan seluruh benih yang
digunakan karena adanya kesesuaian perlakuan yang di berikan.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keadaan dalam perkecambahan benih
diantaranya yaitu adanya air untuk melembapkan benih, suhu yang sesuai, cukup
oksigen, dan adanya cahaya (ISTA, 2014). Apabila substrata tau media kertas yang
digunakan untuk uji perkecambahan, maka kertas tersebut harus memenuhi persyaratan
yakni berwarna polos, mampu menyerap dan menyimpan air dengan baik, tidak mudah
ditembus akar, harus dapat disterilkan (bebas dari mikroorganisme) serta mempunyai
sifat fisik yang seragam. Selain itu pada viabilitas benih yang tinggi menunjukkan jika
benih mempunyai cadangan makanan pada endosperma yang cukup untuk digunakan
saat proses berkecambah. Untuk menjaga viabilitas benih agar tetap tinggi maka
diperlukan pengemasan yang baik saat penyimpanan sehingga dapat melindungi
kondisi fisik benih supaya daya berkecambahnya bisa tetap tahan tanpa harus terjadi
penyimpangan pada kualitasnya. Faktor yang mempengaruhi viabilitas benih adalah
suhu, kadar air, kelembaban, serta wadah benih (Yuniarti dan Djaman, 2015).
3.4.2 Uji Vigoritas
Pada praktikum uji vigor yang telah dilakukan dengan menanam benih jagung pada
media tanam dengan kedalaman yang berbeda-beda didapatkan hasil persentase daya
tumbuh yang berbeda pula. Pada uji vigor ini setiap kedalaman lubang tanam ditanam
sebanyak 1 benih. Hasil yang diperoleh yaitu pada kedalaman 2 cm diperoleh benih
vigor sebanyak 1 benih, 1 benih less vigor dan 3 benih non vigor. Pada kedalaman 3
cm diperoleh benih vigor sebanyak 2 benih, 2 benih less vigor, dan 1 benih non vigor.
Pada kedalaman 4 cm benih vigor didapatkan sebanyak 3 benih. Benih less vigor 1
benih dan 1 benih non vigor. Serta pada kedalaman 5 cm didapatkan benih vigor
sebanyak 4 benih dan 1 benih les vigor. Total keseluruhan benih vigor yang diperoleh
yaitu sebanyak 10 benih dan benih less vigor sebanyak 5 benih.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada kedalaman 3,4 dan 5 memiliki daya vigor
yang lebih baik. Uji vigor menggunakan media pasir merupakan salah satu alternatif
dalam penanaman benih dan memudahkan dalam pengujian benih. Penggunaan media
pasir ditujukan untuk membuktikan benih mampu tumbuh secara normal dalam kondisi
sub optimum dan melihat gejala pertumbuhan dalam benih sehingga dapat dilakukan
pada susbtrat pasir dalam bak plastik. Media tanam pasir memiliki ukuran partikel yang
besar dan berat sehingga kemampuan benih terangkat dari dalam tanah kecil. Tanah
berpasir atau pasir juga memiliki karakteristik lebih mudah kering. Dalam proses
perkecambahan diperlukan kondisi yang mendukung perkecambahan salah satunya
tersedianya air untuk proses imbibisi. Menurut Syafruddin dan Miranda (2015)
menjelaskan bahwa Vigor benih yang tinggi dicirikan antara lain cepat dan merata
tumbuhnya serta mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi
baik dalam keadaan lingkungan tumbuh yang suboptimal, salah satunya adalah
tercemarnya media tanam oleh hidrokarbon. Tidak hanya itu, juga dapat disebabkan
oleh kedalaman tanahnya seperti yang dijelaskan oleh Ayunda (2014) menjelaskan
bahwa kedalaman penanaman benih mempengaruhi kecepatan perkecambahan benih.
Jika benih di tanam pada kedalaman yang dangkal maka benih akan cepat tumbuh
namun kurang kuat dalam perakaran sehingga tanaman mudah roboh, berbeda dengan
kedalaman yang sesuai dengan akar dalam menopang tanaman sehingga tanaman dapat
menopang batang dan tumbuh tegak.
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, pada uji viabilitas didapatkan hasil
yang lebih baik pada uji viabilitas dengan UKDdp, sedangkan uji vigor yang lebih pada
kedalaman 3, 4 dan 5 cm. Air dan suhu merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
pada uji viabilitas karna berhubungan dengan kadar air pada benih. Sedangkan pada uji
vigor berpengaruh pada kedalaman tanam.
4.2 Saran
Praktikum sudah berjalan dengan baik. Semoga kedepannya menjadi lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Ayunda, N. 2014. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea Mays
Saccharata Sturt.) pada Beberapa Konsentrasi Sea Minerals. Faculty of
Agriculture, University of Taman Siswa, Padang.
International Seed Testing Association (ISTA). 2014. Seed Vigour Testing.
International Rules for Seed Testing. Zurich, Switzerland.
Kamil, H. 2016. Optimalisasi Media Perkecambahan dalam Uji Viabilitas Benih
Selada dan Bawang Merah. Jurnal Agri. 20 (2): 107-114
Ningsih, N. N. D. R., Raka, I. G. N., Siadi I. K., dan Wirya, G. N. A. S. 2018.
Pengujian Mutu Benih Beberapa Jenis Tanaman Hortikultura Yang beredar
di Bali. Jurnal Agroekoteknologi Tropika. 7(1): 64-72.
Syafruddin, S., dan Miranda, T. 2015. Vigor Benih Beberapa Varietas Jagung pada
Media Tanam Tercemar Hidrokarbon. Jurnal Floratek. 10(1):18-25.
Tefa, A. 2017. Uji Viabilitas dan Vigor Benih Padi (Oryza sativa L.) Selama
Penyimpanan pada Tingkat Kadar Air yang Berbeda. Jurnal Pertanian
Konservasi Lahan Kering. 2(3): 48-50.
Yuniarti, N., Djaman, D. F. 2015. Teknik Pengemasan Yang Tepat Untuk
Mempertahankan Viabilitas Benih Bakau (Rhizophora Apiculata) Selama
Penyimpanan. In Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas
Indonesia. 1(6): 1438-1441.
Zanzibar, M., dan Pramono, A. S. 2009. Penentuan Vigor Kekuatan Tumbuhan dan
Vigor Daya Simpan Relatif Benih Merbau, Akor dan Mindi. Jurnal
Penelitian Hutan Tanaman. 6(3): 145-155.