Anda di halaman 1dari 2

Nama : Shifa Fauziah

NIM : 205040200111278
Kelas :N
Absen : 15
Dosen : Dr. Afifuddin Latif Adiredjo , SP., M.Sc.

Resume Materi Teknologi Produksi Benih


Pada materi pertama membahas pendahuluan mengenai benih. Berdasarkan
UU No. 12 Tahun 1992 pasal 1 butir 4, benih merupakan tanaman atau bagiannya
yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman.
System pada perbenihan mencakup penelitian dan pengembangan, produksi dan
distribusi, sertifikasi dan pengawasan mutu benih dan penunjang. Pengklasifikasian
benih terdiri dari benih penjenis dengan warna label kuning, benih dasar dengan
warna label putih, benih pokok dengan warna label ungu, benih sebar dengan warna
label biru. Benih dapat berupa biji atau bagian generative dan bagian vegetative
atau klon. Bagian-bagian biji terdiri dari embrio atau bakal tanaman, jaringan
menyimpan cadangan makanan dan pelindung biji. Proses terbentuknya biji yaitu
pembentukan benang sari dan putik dalam kuncup bunga, organ bunga siap
reproduksi, polinasi, perkecambahan serbuk sari, fertilisasi, perkembangan zigot
menjadi embrio dan pemasakan biji.
Pada materi kedua menjelaskan mengenai produksi benih biji. Didalam
produksi benih biji ini diantaranya terdapat produksi benih hibrida, dimana di dalam
produksi ini berasal dari keturunan pertama dari hasil persilangan dari dua tetua
atau lebih dengan memiliki sifat heterosis. Dalam produksi ini juga didasarkan dari
jumlah galur inbred yang digunakan sebagai tetua yang dikenal dengan hibrida
silang tunggal (persilangan antara dua line inbred AxB), hibrida silang ganda
(melibatkan persilangan empat lini inbred (AxB) x (CxD)), dan hibrida tiga jalur
(persilangan dengan melibatkan tiga line inbred (AxB)xC). Selain itu juga terdapat
produksi benih non hibrida yang meliputi inbrida untuk tanaman yang menyerbuk
sendiri dan bersari bebas atau open pollinated (OP) untuk tanaman yang menyerbuk
silang. Proses produksi non hibrida ini ternyata lebih sederhana dibandingkan
dengan produksi hibrida, karena dalam produksinya hampir sama dengan budidaya
untuk konsumsi. Umumnya produksi benih ini didasarkan oleh adanya prinsip
genetik dan agronomik, dimana pada prinsip genetik dilakukan pengendalian mutu
secara internal agar tidak mengalami kemunduran genetis. Sementara pada prinsip
agronomik dilakukan praktik budidaya tanaman untuk benih. Dalam melakukan
kedua prinsip tersebut terdapat beberapa hal yang penting harus diperhatikan dalam
melakukannya agar nantinya dapat menghasilkan benih yang diinginkan.
Pada materi ketiga membahas tentang pembibitan dapat dilakukan dengan
kultur jaringan. Macam teknik kultur jaringan untuk pembibitan yaitu kultur
meristem, kultur pucuk, kultur embrio, dan kultur embrio somatic (SE). kelebihan
dan kelemahan dari kultur jaringan yaitu jumlah yang diproduksi bisa banyak Sehat
bebas dari virus dan penyakit lain, Relatif cepat (rate 4-5 per bulan), Seragam,
Memudahkan dalam transportasi. Dengan kekurangannya yaitu : Biaya lebih mahal,
Butuh skill khusus, Mutasi/ off type akibat sub kultur berlebih atau SE. Media
biakan dibagi kedalam 3 macam tergantung tahapan biakan yaitu : 1. Media isolasi.
Pada tahap awal belum diperlukan ZPT karena yang diperlukan adalah adaptasi
explant terhadap kondisi in vitro, serta seleksi explant yang steril tidak
terkontaminasi. Pada tahap awal biasanya bagi tanaman yang mengandung fenol
masih mengeluarkan zat tersebut dalam media, sehingga media perlu diberi
antioksidan serta sering di pindah. Komposisi media sama dengan proliferasi. 2.
Media prolifrasi Sesudah beradaptasi dan stabil dalam in vitro, maka explant mulai
diinduksi untuk membentuk tunas baru, atau pertumbuhan memanjang membentuk
buku yang sehat dan vigor. Media yang digunakan diberi auksin untuk pembesaran
batang, dan sitokinin untuk pembentukan tunas atau pembelahan sel. Untuk
mengurangi internode yang panjang diberi zat penghambat giberelin misalkan Alar.
dan Media prakaran.
Pada materi keempat membahas reproduksi tanaman secara vegetative
dengan alami maupun buatan. Metode reproduksi tanaman dibagi menjadi dua yaitu
reproduksi seksual (generative) dan reproduksi aseksual (vegetative). Keuntungan
dari adanya reproduksi aseksual propagasi adalah lebih cepat menghasilkan
tanaman, tanaman bebas penyakit, bermanfaat ketika benih sulit untuk
berkecambah, tanaman yang dihasilkan, secara genetic akan identic dengan induk
tanaman (klon), tanaman dapat diproduksi dengan atau tanpa bagian reproduski
tanaman. Kerugian dari adanya reproduksi aseksual propagasi yaitu tanaman secara
bertahap kehilanagn daya hidupnya (vigor) dank arena banyak tanaman yang
diproduksi secara serentak, menghasilkan populasi yang padat dan kekurangan
nutrisi. Reproduksi vegetatif alami dapat dilakukan yaitu contohnya pada
batang, reproduksi vegetatif dapat berlangsung melalui umbi batang, rimpang,
umbi lapis, umbi palsu (stolon), dan tunas batang.

Anda mungkin juga menyukai