Anda di halaman 1dari 15

PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF

A. MENJELASKAN PRINSIP MEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF

Pengertian Pembiakan Tanaman Secara Generatif


AT

Tujuan utama pembiakan tanaman adalah :


PH

 Penambahan jumlah tanaman


 Memelihara sifat-sifat penting dari tanaman
Ada dua cara pembiakan tanaman yaitu:
1. Secara generatif/reproduktif (secara kawin) dengan menggunakan benih (biji yang
memenuhi persyaratan sebagai bahan tanaman;
2. Secara vegetatif (secara tak kawin) dengan menggunakan organ vegetatif.
Pembiakan tanaman secara generatif adalah proses penambahan jumlah tanaman dengan
biji yang terbentuk dari persatuan dua gamet atau sel kelamin.
Biji untuk keperluan penanaman biasa disebut benih. Sutopo menyatakan bahwa biji
merupakan suatu bentuk tanaman mini (embrio) yang masih dalam keadaan perkembangan
yang terkekang. Dalam konteks agronomi, benih dapat dipandang sebagai berikut :
a. Batasan struktural
Berdasarkan pengertian dari aspek anatomi biji, yaitu proses pembentukan biji pada
berbagai jenis tanaman adalah tidak sama, baik disebabkan oleh faktor genetik maupun
faktor lingkungannya. Ketidaksempurnaan dalam proses pembuahan bakal biji akan
mengakibatkan terbentuknya biji yang tidak sempurna.
b. Batasan fungsional
Berdasarkan perbedaan antara fungsi benih dan biji, yaitu benih adalah biji tumbuhan yang
digunakan oleh manusia untuk tujuan penanaman atau budidaya.
 Contoh gabah dan benih padi mempunyai bentuk fisik sama tetapi berbeda dalam
fungsinya. Gabah untuk dijadikan beras, dan benih padi untuk disemaikan.
 Contoh lain buah kelapa dan benih kelapa mempunyai bentuk fisik sama, tetapi berbeda
dalam fungsinya. Buah kelapa dapat dipergunakan untuk masak yaitu diambil santannya,
sedangkan benih kelapa untuk disemaikan.
c. Batasan agronomi
Berdasarkan pengertian benih sebagai sarana produksi maka benih harus memiliki kekuatan
tumbuh dan daya kecambah yang tinggi sehingga mampu mencapai produksi maksimum.

Page | 1
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF
d. Batasan teknologi
Berdasarkan pengertian benih sebagai suatu kehidupan biologi, maka benih merupakan
suatu tanaman mini yang tersimpan baik di dalam suatu wadah dan dalam keadaan istirahat.
AT

Materi yang membentuk kulit biji ada berbagai ragam; perlakuan teknologi sangat penting
PH

untuk untuk menyelamatkan benih dari kemunduran kualitasnya dengan memperhatikan


sifat-sifat kulit bijinya. Benih juga harus diusahakan semurni mungkin bagi suatu varietas.
Batasan ini merupakan batasan teknologi yang membatasi bidang teknologi benih untuk
tidak berbuat ceroboh dalam menangani benih.

Struktur dan Perkembangan

Ditinjau dari strukturnya, biji adalah suatu ovule atau bakal biji yang masak dan mengandung
suatu tanaman mini atau embrio yang biasanya terbentuk dari bersatunya sel generative
(gamet jantan dan betina) di dalam kandung embrio (embrio sac) serta cadangan makanan
yang mengelilingi embrio.
Berdasarkan letak biji pada buah, terdapat penggolongan buah yang erat kaitannya dengan
jenis, bentuk, dan letak biji yaitu sebagai berikut :
a. Buah tunggal
Buah tunggal dari ovary atau bakal buah tunggal, biji terletak di bagian dalam buah. Saat
buah masak, biasanya biji juga telah terbentuk dengan sempurna. Dinding ovary (pericarp)
tersusun dari 3 lapisan yaitu :
1. Exocarp (lapisan terluar)
2. Mesocarp (lapisan tengah)
3. Endocarp (lapisan terdalam)
Contohnya adalah buah kelapa
b. Buah majemuk
Adalah buah yang berasal dari bunga yang memiliki banyak putik pada satu receptacle atau
dasar bunga yang sama. Contohnya adalah kelapa sawit.
c. Buah berganda
Adalah buah yang terbentuk dari sejumlah bunga yang bergerombol saling berdekatan tetapi
terpisah satu sama lainnya. Contohnya adalah rambutan

Page | 2
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF
Pembentukan

Embrio yang berada di dalam biji adalah hasil akhir dari siklus generatif suatu tanaman yang
AT

terjadi dalam bunga. Ada enam fase perkembangan struktur reproduksi tanaman menjadi
PH

biji yaitu sebagai berikut :


1. Pembentukan benang sari (stamen) dan putik (pistil) di dalam kuncup bunga,
2. Mekarnya bunga menunjukkan organ telah siap
3. Persarian (polinasi) merupakan perpindahan serbuk sari dari benang sari ke kepala putik,
perkecambahan serbuk sari dan pembentukan tabung sari,
4. Pembuahan (fertilisasi) sel telur dan inti kutub oleh inti sperma dari tabung sari,
5. Pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi dan proses pembagian diri menjadi embrio dan
kulit pelindung,
6. Pemasakan biji yang umumnya bersamaan dengan pengumpulan bahan cadangan
makanan.
Serbuk sari akan berkecambah pada permukaan kepala putik dan membentuk suatu tabung
sari. Kemudian tabung sari akan tumbuh melalui jaringan tangkai putik (style) menuju ke
bakal biji (ovule). Di dalam kantong embrio (embrio sac) akan terjadi pem buahan ganda
(double fertili zation). Artinya satu gamet jantan (sperma) dari tabung sari akan bergabung
dengan sel telur mem bentuk embrio dan satunya lagi akan bergabunng dengnan dua inti
kutub membentuk jaringan endosperm.

Bagain-Bagian

Biji terdiri dari 3 bagian dasar yaitu :


1. Embrio
Embrio merupakan suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet-gamet jantan
dan betina pada suatu proses pembuahan. Embrio yang perkembangannya sempurna,
strukturnya terdiri dari :
 Epikotil (calon pucuk),
 Hipokotil (calon akar), dan
 Kotiledon (calon daun)

Page | 3
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF

2. Jaringan Penyimpan Cadangan Makanan


Biji memiliki beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan
AT

makanan yaitu :
PH

 Kotiledon (bakal daun)


 Endosperm (jaringan penyimpanan yang mengelilingi embrio dalam biji)
 Perisperm (jaringan penyimpanan yang berasal dari nuselus (badan bakal biji) yang
disimpan diluar samapi kantong embrio.
Cadangan makanan yang tersimpan dalam biji umumnya terdiri dari senyawa karbohidrat,
lemak, protein dan mineral. Setiap biji memiliki jenis dan persentase senyawaan kimia yang
berbeda-beda. Contoh biji kelapa sawit banyak mengandung lemak.
3. Pelindung Biji
Bagian pelindung biji dapat terdiri dari kulit, sisa-sisa nucleus dan endosperm dan kadang-
kadang bagian dari buah Biasanya kulit luar biji keras dan kuat berwarna kecoklatan, bagian
dalam nya tipis dan berselaput. Kulit biji berfungsi untuk melindungi biji dari kekeringan,
kerusakan mekanis atau serangan hama, infeksi cendawan dan bakteri.

Keuntungan dan Kerugian Pembiakan Secara

Keuntungan pembiakan tanaman secara generatif antara lain yaitu :


1. Tanaman baru dapat diperoleh dengan mudah dan cepat
2. Tanaman memiliki perakaran lebih kuat (teurtama tanaman keras)
3. Biaya relatif murah
4. Umur tanaman lebih lama
5. Diperoleh varietas baru dengan cara menyilangkan (hibrida)
Kerugian pembiakan tanaman secara generatif antara lain yaitu :
1. Tanaman baru belum tentu unggul seperti induknya
2. Waktu berbuah lebih lama
3. Kualitas tanaman, baru diketahui setelah berbuah

Page | 4
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF

B. MELAKUKAN PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF

Penyiapan Bahan Tanam (Benih)


AT
PH

Bahan tanam adalah tanaman atau bagian tanaman yang dapat dipergunakan untuk
perkembang biakan tanaman. Bahan tanam dapat berupa :
 Biji/benih (generatif)
 Non biji (vegetatif)
Bahan tanam dalam bentuk biji/benih (generatif) dapat diperoleh dari benih bermutu.
Kriteria benih bermutu secara fisik adalah sebagai berikut :
1. Benih bersih dan terbebas dari kotoran seperti tangkai, biji-bijian lain, debu dan kerikil.
2. Benih murni dan tidak tercampur dengan varietas lain.
3. Warna bening terang dan tidak kusam.
4. Benih mulus tidak berbercak dan kulit tidak terkelupas
5. Sehat, bernas, tidak keriput, ukurannya normal dan seragam.

Benih dianggap bermutu tinggi jika memiliki daya tumbuh (daya berkecambah) lebih dari
80% dan nilai kadar air dibawah 13% (tergantung jenis dan kelas benih).

Benih merupakan hasil akhir dari proses panjang yang dilakukan oleh seorang pemulia
tanaman dalam menciptakan sebuah varietas baru. Sistem perbanyakan benih dilakukan
secara berjenjang dengan selalu mempertahankan identitas genetis dan kualitas benih dari
varietas yang dihasilkan.

Benih hasil produksi kemudian dikelompokan kedalam kelas-kelas sesuai dengan tahapan
generasi perbanyakan dan tingkat standar mutunya, melalui suatu prosedur yang diatur
sertifikasi benih. Dari sistem dibagi menjadi empat yaitu :

1. Benih Penjenis (BP)/breeder seed (BS)


Benih penjenis diproduksi dan diawasi oleh pemuliaan tanaman dan atau oleh instansi
yang menanganinya (Lembaga Penelitian atau Perguruan Tinggi). Benih ini sebagai
sumber untuk perbanyakan benih dasar. Khusus untuk benih penjenis tidak dilakukan
sertifikasi tetapi diberikan label warna putih.

Page | 5
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF

2. Benih Dasar (BD)/foundation seed (FS)


AT

Benih dasar merupakan turunan pertama (F1) dari benih penjenis. Benih ini diproduksi
PH

dan diawasi secara ketat oleh pemulia tanaman sehingga kemurnian verietasnya dapat
dipertahankan. Benih dasar diproduksi oleh Balai Benih dan proses produksinya diawasi
dan dan disertifikasi oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB). Benih dasar ini
diberi label sertifikasi berwarna putih.
3. Benih Pokok (BP)/stock seed (SS)
Benih pokok merupakan F1 dari benih dasar atau F2 dari benih penjenis. Produksi benih
pokok tetap mempertahankan identitas dan kemurnian varietas serta memnuhi standar
peraturan pembenihan maupun sertifikasi oleh BPSB. Balai pokok diproduksi oleh Balai
Benih atau pihak swasta yang terdaftar dan diberi label sertifikasi berwarna ungu.
4. Benih Sebar (BR)/extension seed (ES)
Benih sebar merupakan F1 benih pokok. Produksinya tetap mempertahankan identitas
maupun kemurnian varietas dan memenuhi standar peraturan perbenihan maupun
sertifikasi oleh BPSB. Benih pokok dan benih sebar umumnya diperbanyak oleh Balai
Benih atau penangkar benih dengan mendapatkan bimbingan, pengawasan dan
sertifikasi dari BPSB. Benih sebar diberi label sertifikasi berwarna biru.

Perkecambahan Benih

Ada dua tipe pertumbuhan awal dari suatu kecambah tanaman yaitu :
a. Tipe pertumbuhan kecambah
Tipe pertumbuhan kecambah terdiri dari 2 yaitu :
1. Tipe Epigeal (Epigeous)
Tipe epigeal yaitu munculnya radikula diikuti dengan memanjangnya hipokotil secara
keseluruhan dan membawa serta kotiledon dan plumula ke atas permukaan tanah. Contoh
kecambah tanaman kakao
2. Tipe Hipogeal (Hypogeous)
Tipe Hipogeal yaitu munculnya radikula diikuti dengan pemanjangan plumula, hipokotil tidak
memanjang ke atas permukaan tanah. Sedang kan kotiledon tetap berada di dalam kulit biji
di bawah permukaan tanah. Contoh kecambah tanaman karet
Page | 6
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF

b. Metabolisme perkecambahan benih


AT

Peristiwa perkecambahan benih merupakan serangkaian proses yang kompleks dari


PH

perubahan-perubahan morfologis, fisiologis, dan biokemis.


Ada 5 tahap perkecambahan benih yaitu sebagai berikut :
1. Tahap pertama yaitu suatu perkecambahan benih dimulai dengan proses penyerapan air
oleh benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma.
2. Tahap kedua dimulai dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat
respirasi benih.
3. Tahap ketiga yaitu terjadinya penguraian bahan biokimia seperti karbohidrat, lemak, dan
protein menjadi bentuk-bentuk yang mudah larut dan ditranslokasikan/dipindahkan ke
titik-titik tumbuh.
4. Tahap keempat merupakan proses asimilasi dari bahan-bahan pada daerah meristimatis
untuk menghasilkan energi bagi kegiatan pembentukan komponen dan pertumbuhan
sel-sel baru.
5. Tahap kelima adalah pertumbuhan kecambah dari melalui proses pembelahan,
pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik tumbuh. Sementara daun belum dapat
berfungsi sebagai organ/bagian untuk fotosintesis maka pertumbuhan kecambah sangat
tergantung pada persediaan makanan yang ada dalam biji. Penyerapan air oleh benih
yang terjadi pada tahap pertama biasanya berlangsung sampai jaringan mempunyai
kandungan air 40-60%.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan Benih

Ada dua faktor yang berpengaruh terhadap perkecambahan benih yaitu:


1. Faktor di dalam benih
Faktor-faktor dalam benih yang berpengaruh terhadap perkecambahan adalah :
a. Tingkat kemasakan benih
Bila benih yang dipanen belum mencapai tingkat kemasakan fisiologisnya maka beih tersebut
tidak mempunyai viabilitas (daya tumbuh) yang tinggi. Bahkan pada beberapa jenis tanaman,
benih yang demikian tidak akan dapat berkecambah. Hal ini diduga bahwa pada tingkat

Page | 7
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF
tanaman belum mencapai masak fisiologis maka benih belum memiliki cadangan makanan
yang cukup dan juga pembentukan embrio sebelum sempurna.
AT

b. Ukuran benih
PH

Struktur biji/benih memiliki jaringan penyimpanan, yang didalamnya megandung senyawa


kimia yaitu karbohidrat, protein, lemak, dan mineral. Bahan kimia tersebut berfungsi sebagai
bahan baku dan energi bagi embrio pada saat perkecambahan. Hal tersebut diduga bahwa
benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan lebih banyak
dibandingkan dengan benih yang kecil, mungkin pula embrionya lebih besar. Ukuran benih
menunjukkan pengaruh positif terhadap kandungan protein. Demikian juga berat benih
berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi, karena berat benih
menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan.
c. Dormansi
Benih dorman adalah benih yang masih hidup tetapi tidak mau berkecambah, walaupun
pada kondisi lingkungan yang memenuhi syarat perkecambahan. Periode dorman tersebut
dapat berlangsung musiman atau dapat juga selama beberapa tahun, tergantung jenis benih
dann tipe dormansinya. Dormansi benih dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
 Impermeabilitas (tidak permeabel) kulit biji terhadap air dan gas
 Pengaruh mekanis
 Bahan penghambat perkecambahan
Dormansi benih dapat dipatahkan dengan perlakuan khusus yaituantara lain dengan
perlakuan perendaman dalam larutan asamsulfat, penipisan kulit biji, dan sebagainya.
d. Penghambat perkecambahan
Beberapa zat yang diketahui dapat menghambat perkecamabahan benih yaitu antara lain :
 Larutan dengan tingkat asmotik tinggi (misal mannitol, NaCl)
 Bahan sianida, Fluorida, Hydroxil amine
 Herbisida
 Coumarin
2. Faktor di luar benih
Faktor-faktor di luar benih yang berpengaruh terhadap perkecambahan adalah :
a. Air

Page | 8
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF
Proses perkecambahan benih sangat memerlukan air. Ada dua faktor penting yang
mempengaruhi penyerapan air oleh benih yaitu :
 Sifat dari benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya
AT

 Jumlah air yang tersedia pada medium di sekitarnya


PH

Banyaknya air yang diperlukan benih adalah beragam tergantung dari jenis benihnya. Tetapi
tidak lebih dua atau tiga kali dari berat keringnya. Tingkat penyerapan air tergantung dari
temperatur, jika temperatur naik diikuti pula kenaikan penyerapan air.
b. Temperatur
Temperatur adalah faktor penting kedua dalam perkecambahan benih. Temperatur optimum
merupakan temperatur yang paling menguntungkan bagi proses perkecambahan benih.
Temperatur optimum bagi umumnya benih tanaman adalah berkisar 26,5-35 oC. Di bawah
temperatur minimum, benih mengalami kesulitan dalam perkecambahan. Demikian pula di
atas temperature maksimum (45-48oC) akan terjadi kerusakan benih.
c. Oksigen
Benih yang masih hidup mengalami proses respirasi. Ketika proses perkecambahan
berlangsung maka laju respirasi meningkat. Dengan meningkatnya laju respirasi maka
meningkat pula penyerapan oksigen dan pelepasan karbon dioksida, air dan energi yang
berupa panas. Karena itu, keterbatasan oksigen dapat menyebabkan terhambatnya proses
perkecambahan.
d. Cahaya
Pengaruh cahaya pada proses perkecambahan benih dikendalikan oleh suatu sistem pigmen
yang dikenal sebagai ”phytochrome”, yang tersusun dari chromophore dan
protein. Chromophore merupakan bagian peka terhadap cahaya. Phytochrome memiliki dua
bentuk yang sifatnya reversible atau bolakbalik yaitu phytochrome merah berperan
mengabsorbsi sinar merah dan phytochrome infra merah yang mengabsorbsi sinar infra
merah.

Persemaian Benih

Biji atau benih tanaman secara umum ada yang secara langsung dapat ditanam di lapangan.
Sebaliknya ada beberapa tanaman yang tidak dapat ditanam langsung di lapangan melainkan
melalui tahap persemaian.

Page | 9
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF
Persemaian adalah tempat untuk menanam benih/ bibit yang bersifat sementara, dimana
tanaman muda (semai) ini dipelihara sampai saat dipindahkan ke lapangan.
AT
PH

Jenis persemaian dikelompokkan atas dasar :


1. Cara pembuatan persemaian
Cara pembuatannya, dibedakan kedalam :
a. Persemaian kering (pada tanah kering/tegalan)
Cara pembuatan persemaian kering yaitu sebagai berikut:
1. Tanah dicangkul/dibajak sedalam 20-60 cm.
2. Buatlah bedengan-bedengan
3. Arah bedengan memanjang utara selatan.
4. Lebar bedengan 120 cm, panjang sesuai kebutuhan.
5. Jarak dasar antar bedengan sekitar 30 cm dan permukaan bedengan 45 cm.
6. Tinggi bedengan rata-rata 30 cm.
7. Tanah di atas/ permukaan bedengan diratakan dan digemburkan.
8. Buatlah naungan persemaian, dapat berupa penutup dari jerami atau daun alang-
alang yang ditutupkan di permukaan bedengan secara merata.
b. Persemaian basah (pada tanah basah/sawah)
Cara pembuatan persemaian basah yaitu sebagai berikut :
1. Tanah dicangkul/dibajak sedalam 20-30 cm.
2. Buatlah bedengan seperti pada persemaian kering, bedengan ditinggikan sampai
permukaan bedengan 10-15 cm di atas permukaan air.
3. Permukaan bedengan ditutup dengan jerami
c. Persemaian bentuk lain (modifikasi)
2. Tujuan persemaian
Tujuan persemaian dibedakan kedalam :
a. Persemaian biasa (Nursery/ Main Nursery)
b. Persemaian perkecambahan (Untuk pengecambahan biji/ benih dan disebut Pre
nursery).
c. Persemaian penyapihan (untuk tempat menghambat pertum buhan sementara).
Page | 10
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF
d. Persemaian pemeliharaan merupakan tempat memelihara semai yang akan di pindahkan
dari persemaian perkecambahan, sampai saat dipindahkan kelapangan/kebun tetap.
AT
PH

C. MEMELIHARA BIBIT HASIL PEMBIAKAN TANAMAN

Tujuan Pemeliharaan Bibit

Tujuan pemeliharaan bibit tanaman adalah :


1. Mempercepat pertumbuhan tanaman
2. Menghindari serangan hama dan penyakit
3. Efektifitas penyerapan unsure hara
4. Efektifitas penyerapan sinar matahari

Penyiraman Bibit Tanaman

Penyiraman bibit dilakukan minimal satu kali dalam sehari, terutama bila tidak ada hujan.
Penyiraman sebaiknya dilakukan pada waktu sore hari, agar air lebih lama tersedia dalam
tanah dan bibit terhindar dari ayu. Penyiraman bibit dapat menggunakan gembor, selang
atau irigasi pengkabutan.

Pengendalian Gulma

Penyiangan pada prinsipnya adalah membuang rumput-rumput pengganggu yang tumbuh di


antara semai/bibit, yang dapat menimbulkan persaingan dengan bibit dalam hal perolehan
air, hara, oksigen dan sinar matahari. Penyiangan dilakukan menurut kebutuhan dengan
menggunakan cangkul, tangan, atau alat lainnya seperti koret.

Pengaturan Naungan

Pengaturan naungan pada bedengan pembibitan dilakukan dengan mengurangi naungan


atau mengatur lama waktu membuka naungan secara bertahap yaitu mulai dibuka 25%,
75%, 100%. Dengan demikian bibit tanaman akan menerima cahaya matahari secara
berangsur-angsur hingga mencapai 100 % sehingga bibit tanaman siap dipindahkan ke
lapangan.
Page | 11
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF

Pemupukan Bibit Tanaman

Pemupukan dimaksudkan untuk menyediakan unsur hara yang cukup bagi pertumbuhan dan
AT

perkembangan bibit. Pupuk yang diberikan terutama pupuk Nitrogen (N), Posfat, (P) dan
PH

Kalium (K). Dosis pupuk dan frekuensi (berapa kali) pemupukan, ditentukan jenis tanaman,
umur bibit, dan lama bibit dipelihara. Pemupukan dapat dilakukan dengan bermacam cara
yaitu :
1. Pupuk dilarutkan dalam air, kemudian disiramkan ke media tumbuh bibit tanaman
2. Pupuk ditempatkan dalam jalur yang dibuat di antara barisan bibit pada bedengan
3. Pupuk diberikan dalam lubang atau parit untuk setiap bibit
4. Pupuk diberikan secara ditaburkan secara merata

Pengendalian Hama dan Penyakit pada Bibit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan untuk perlindungan bibit tanaman sehingga
pertumbuhan dari perkembangan bibit normal. Gangguan hama dan penyakit dapat
mengakibatkan bibit rusak dan mati.
Pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan secara bijaksana menggunakan beberapa
metoda yaitu fisik, mekanis, dan kimia.
 Pengendalian hama dan penyakit secara fisik yaitu dengan meng gunakan alat perangkap
(trapping).
 Pengendalian hama dan penyakit secara mekanis antara lain dengan merompes/
mengambil bagian bibit tanaman yang rusak, atau menggunakan alat pemukul serangga
hama.
 Pengendalian hama dan penyakit secara kimia yaitu menggunakan pestisida. Berbagai
macam pestisida antara lain yaitu :
1. Insektisida, untuk mengendalikan hama yang tergolong ke dalam insekta.
2. Rodentisida, untuk mengendalikan hama yang tergolong binatang pengerat seperti
tikus
3. Fungisida, untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh fungi/cendawan
4. Bacterisida, untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
5. Nematisida, untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh nematoda.
6. Acarisida, untuk mengendalikan hama dari golongan tungau/Acasin
Page | 12
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF
7. Herbisida, untuk mengendalikan rumput-rumput pengganggu atau disebut gulma
8. Helisida, untuk mengendalikan hama dari golongan bekicot
AT
PH

UJI KOMPETENSI BAB I

A. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat


1. Perkembangbiakan tanaman secara generatif sering juga disebut…
a. Secara kawin
b. Secara nikah
c. Secara tak kawin
d. Secara tak nikah
e. Asseksual

2. Berdasarkan letak biji pada buah, buah dapat digolongkan menjadi…


a. Buah, tunggal, majemuk dan sendiri
b. Buah tunggal, berganda dan sendiri
c. Buah tunggal, majemuk dan berganda
d. Buah Majemuk, berganda dan gerombol
e. Buah berganda, sendiri dan majemuk

3. 1. Pembentukan benang sari dan putik


2. Persarian/polinasi
3. Mekarnya bunga
4. Pertumbuhan sel telur
5. Pembuahan/fertilisasi
6. Pemasakan biji
Urutan perkembangan struktur reproduksi tanaman menjadi biji adalah…
a. 1, 2, 3, 4, 5, 6
b. 1, 3, 2, 5, 4, 6
c. 2, 1, 3, 4, 5, 6
d. 2, 1, 3, 5, 4, 6
e. 1, 4, 5, 2, 3, 6

4. Kotiledon adalah istilah dari…


a. Calon buah
b. Calon akar
c. Calon pucuk

Page | 13
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF
d. Calon daun
e. Calon batang

5. Keuntungan pembiakan tanaman secara generative adalah kecuali…


AT

a. Tanaman baru dapat diperoleh dengan mudah dan cepat


PH

b. Tanaman memiliki perakaran yang kuat


c. Biaya rekatif lebih murah
d. Diperoleh varietas baru dengan cara menyilangkan
e. Umur tanaman lebih pendek

6. Bahan tanam secara generative dapat berupa…


a. Biji/benih
b. Stek
c. Okulasi
d. Sambung
e. Batang

7. Munculnya radikula diikuti dengan memanjangnya hipokotil secara keseluruhan dan


membawa serta kotiledon dan plumula ke atas permukaan tanah, adalah tipe
pertumbuhan…
a. Tipe Hipogeal
b. Tipe epigeal
c. Tipe hipokotil
d. Tipe epikotil
e. Tipe kotiledon

8. Faktor dalam dalam benih yang berpengaruh terhadap perkecambahan benih adalah,
kecuali…
a. Tingkat kemasakan benih
b. Ukuran benih
c. Dormansi
d. Tingkat kemasakan benih
e. Temperatur

9. Cara pembuatannya persemaian dapat dibedakan menjadi 2 yaitu…


a. Persemaian basah dan sawah
b. Persemaian kering dan becek
c. Persemaian sawah dan becek
d. Persemaian kering dan basah
e. Persemaian sawah dan kebun
Page | 14
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF

10. Tujuan pemeliharaan bibit tanaman adalah kecuali…


a. Mempercepat pertumbuhan tanaman
b. Menghindari serangan hama dan penyakit
AT

c. Mempercepat pemasakan buah


PH

d. Efektifitas penyerapan unsur hara


e. Efektifitas penyerapan sinar matahari

B. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar

1. Tuliskan kembali pengertian pembiakan tanaman secara generatif.


2. Sebutkan bagian-bagian biji.
3. Sebutkan tipe pertumbuhan kecambah.
4. Sebutkan faktor-faktor dalam benih yang berpengaruh terhadap perkecambahan.
5. Tuliskan kembali tujuan pemeliharaan bibit.

Page | 15

Anda mungkin juga menyukai