Page | 1
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF
d. Batasan teknologi
Berdasarkan pengertian benih sebagai suatu kehidupan biologi, maka benih merupakan
suatu tanaman mini yang tersimpan baik di dalam suatu wadah dan dalam keadaan istirahat.
AT
Materi yang membentuk kulit biji ada berbagai ragam; perlakuan teknologi sangat penting
PH
Ditinjau dari strukturnya, biji adalah suatu ovule atau bakal biji yang masak dan mengandung
suatu tanaman mini atau embrio yang biasanya terbentuk dari bersatunya sel generative
(gamet jantan dan betina) di dalam kandung embrio (embrio sac) serta cadangan makanan
yang mengelilingi embrio.
Berdasarkan letak biji pada buah, terdapat penggolongan buah yang erat kaitannya dengan
jenis, bentuk, dan letak biji yaitu sebagai berikut :
a. Buah tunggal
Buah tunggal dari ovary atau bakal buah tunggal, biji terletak di bagian dalam buah. Saat
buah masak, biasanya biji juga telah terbentuk dengan sempurna. Dinding ovary (pericarp)
tersusun dari 3 lapisan yaitu :
1. Exocarp (lapisan terluar)
2. Mesocarp (lapisan tengah)
3. Endocarp (lapisan terdalam)
Contohnya adalah buah kelapa
b. Buah majemuk
Adalah buah yang berasal dari bunga yang memiliki banyak putik pada satu receptacle atau
dasar bunga yang sama. Contohnya adalah kelapa sawit.
c. Buah berganda
Adalah buah yang terbentuk dari sejumlah bunga yang bergerombol saling berdekatan tetapi
terpisah satu sama lainnya. Contohnya adalah rambutan
Page | 2
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF
Pembentukan
Embrio yang berada di dalam biji adalah hasil akhir dari siklus generatif suatu tanaman yang
AT
terjadi dalam bunga. Ada enam fase perkembangan struktur reproduksi tanaman menjadi
PH
Bagain-Bagian
Page | 3
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF
makanan yaitu :
PH
Page | 4
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF
Bahan tanam adalah tanaman atau bagian tanaman yang dapat dipergunakan untuk
perkembang biakan tanaman. Bahan tanam dapat berupa :
Biji/benih (generatif)
Non biji (vegetatif)
Bahan tanam dalam bentuk biji/benih (generatif) dapat diperoleh dari benih bermutu.
Kriteria benih bermutu secara fisik adalah sebagai berikut :
1. Benih bersih dan terbebas dari kotoran seperti tangkai, biji-bijian lain, debu dan kerikil.
2. Benih murni dan tidak tercampur dengan varietas lain.
3. Warna bening terang dan tidak kusam.
4. Benih mulus tidak berbercak dan kulit tidak terkelupas
5. Sehat, bernas, tidak keriput, ukurannya normal dan seragam.
Benih dianggap bermutu tinggi jika memiliki daya tumbuh (daya berkecambah) lebih dari
80% dan nilai kadar air dibawah 13% (tergantung jenis dan kelas benih).
Benih merupakan hasil akhir dari proses panjang yang dilakukan oleh seorang pemulia
tanaman dalam menciptakan sebuah varietas baru. Sistem perbanyakan benih dilakukan
secara berjenjang dengan selalu mempertahankan identitas genetis dan kualitas benih dari
varietas yang dihasilkan.
Benih hasil produksi kemudian dikelompokan kedalam kelas-kelas sesuai dengan tahapan
generasi perbanyakan dan tingkat standar mutunya, melalui suatu prosedur yang diatur
sertifikasi benih. Dari sistem dibagi menjadi empat yaitu :
Page | 5
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF
Benih dasar merupakan turunan pertama (F1) dari benih penjenis. Benih ini diproduksi
PH
dan diawasi secara ketat oleh pemulia tanaman sehingga kemurnian verietasnya dapat
dipertahankan. Benih dasar diproduksi oleh Balai Benih dan proses produksinya diawasi
dan dan disertifikasi oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB). Benih dasar ini
diberi label sertifikasi berwarna putih.
3. Benih Pokok (BP)/stock seed (SS)
Benih pokok merupakan F1 dari benih dasar atau F2 dari benih penjenis. Produksi benih
pokok tetap mempertahankan identitas dan kemurnian varietas serta memnuhi standar
peraturan pembenihan maupun sertifikasi oleh BPSB. Balai pokok diproduksi oleh Balai
Benih atau pihak swasta yang terdaftar dan diberi label sertifikasi berwarna ungu.
4. Benih Sebar (BR)/extension seed (ES)
Benih sebar merupakan F1 benih pokok. Produksinya tetap mempertahankan identitas
maupun kemurnian varietas dan memenuhi standar peraturan perbenihan maupun
sertifikasi oleh BPSB. Benih pokok dan benih sebar umumnya diperbanyak oleh Balai
Benih atau penangkar benih dengan mendapatkan bimbingan, pengawasan dan
sertifikasi dari BPSB. Benih sebar diberi label sertifikasi berwarna biru.
Perkecambahan Benih
Ada dua tipe pertumbuhan awal dari suatu kecambah tanaman yaitu :
a. Tipe pertumbuhan kecambah
Tipe pertumbuhan kecambah terdiri dari 2 yaitu :
1. Tipe Epigeal (Epigeous)
Tipe epigeal yaitu munculnya radikula diikuti dengan memanjangnya hipokotil secara
keseluruhan dan membawa serta kotiledon dan plumula ke atas permukaan tanah. Contoh
kecambah tanaman kakao
2. Tipe Hipogeal (Hypogeous)
Tipe Hipogeal yaitu munculnya radikula diikuti dengan pemanjangan plumula, hipokotil tidak
memanjang ke atas permukaan tanah. Sedang kan kotiledon tetap berada di dalam kulit biji
di bawah permukaan tanah. Contoh kecambah tanaman karet
Page | 6
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF
Page | 7
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF
tanaman belum mencapai masak fisiologis maka benih belum memiliki cadangan makanan
yang cukup dan juga pembentukan embrio sebelum sempurna.
AT
b. Ukuran benih
PH
Page | 8
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF
Proses perkecambahan benih sangat memerlukan air. Ada dua faktor penting yang
mempengaruhi penyerapan air oleh benih yaitu :
Sifat dari benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya
AT
Banyaknya air yang diperlukan benih adalah beragam tergantung dari jenis benihnya. Tetapi
tidak lebih dua atau tiga kali dari berat keringnya. Tingkat penyerapan air tergantung dari
temperatur, jika temperatur naik diikuti pula kenaikan penyerapan air.
b. Temperatur
Temperatur adalah faktor penting kedua dalam perkecambahan benih. Temperatur optimum
merupakan temperatur yang paling menguntungkan bagi proses perkecambahan benih.
Temperatur optimum bagi umumnya benih tanaman adalah berkisar 26,5-35 oC. Di bawah
temperatur minimum, benih mengalami kesulitan dalam perkecambahan. Demikian pula di
atas temperature maksimum (45-48oC) akan terjadi kerusakan benih.
c. Oksigen
Benih yang masih hidup mengalami proses respirasi. Ketika proses perkecambahan
berlangsung maka laju respirasi meningkat. Dengan meningkatnya laju respirasi maka
meningkat pula penyerapan oksigen dan pelepasan karbon dioksida, air dan energi yang
berupa panas. Karena itu, keterbatasan oksigen dapat menyebabkan terhambatnya proses
perkecambahan.
d. Cahaya
Pengaruh cahaya pada proses perkecambahan benih dikendalikan oleh suatu sistem pigmen
yang dikenal sebagai ”phytochrome”, yang tersusun dari chromophore dan
protein. Chromophore merupakan bagian peka terhadap cahaya. Phytochrome memiliki dua
bentuk yang sifatnya reversible atau bolakbalik yaitu phytochrome merah berperan
mengabsorbsi sinar merah dan phytochrome infra merah yang mengabsorbsi sinar infra
merah.
Persemaian Benih
Biji atau benih tanaman secara umum ada yang secara langsung dapat ditanam di lapangan.
Sebaliknya ada beberapa tanaman yang tidak dapat ditanam langsung di lapangan melainkan
melalui tahap persemaian.
Page | 9
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF
Persemaian adalah tempat untuk menanam benih/ bibit yang bersifat sementara, dimana
tanaman muda (semai) ini dipelihara sampai saat dipindahkan ke lapangan.
AT
PH
Penyiraman bibit dilakukan minimal satu kali dalam sehari, terutama bila tidak ada hujan.
Penyiraman sebaiknya dilakukan pada waktu sore hari, agar air lebih lama tersedia dalam
tanah dan bibit terhindar dari ayu. Penyiraman bibit dapat menggunakan gembor, selang
atau irigasi pengkabutan.
Pengendalian Gulma
Pengaturan Naungan
Pemupukan dimaksudkan untuk menyediakan unsur hara yang cukup bagi pertumbuhan dan
AT
perkembangan bibit. Pupuk yang diberikan terutama pupuk Nitrogen (N), Posfat, (P) dan
PH
Kalium (K). Dosis pupuk dan frekuensi (berapa kali) pemupukan, ditentukan jenis tanaman,
umur bibit, dan lama bibit dipelihara. Pemupukan dapat dilakukan dengan bermacam cara
yaitu :
1. Pupuk dilarutkan dalam air, kemudian disiramkan ke media tumbuh bibit tanaman
2. Pupuk ditempatkan dalam jalur yang dibuat di antara barisan bibit pada bedengan
3. Pupuk diberikan dalam lubang atau parit untuk setiap bibit
4. Pupuk diberikan secara ditaburkan secara merata
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan untuk perlindungan bibit tanaman sehingga
pertumbuhan dari perkembangan bibit normal. Gangguan hama dan penyakit dapat
mengakibatkan bibit rusak dan mati.
Pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan secara bijaksana menggunakan beberapa
metoda yaitu fisik, mekanis, dan kimia.
Pengendalian hama dan penyakit secara fisik yaitu dengan meng gunakan alat perangkap
(trapping).
Pengendalian hama dan penyakit secara mekanis antara lain dengan merompes/
mengambil bagian bibit tanaman yang rusak, atau menggunakan alat pemukul serangga
hama.
Pengendalian hama dan penyakit secara kimia yaitu menggunakan pestisida. Berbagai
macam pestisida antara lain yaitu :
1. Insektisida, untuk mengendalikan hama yang tergolong ke dalam insekta.
2. Rodentisida, untuk mengendalikan hama yang tergolong binatang pengerat seperti
tikus
3. Fungisida, untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh fungi/cendawan
4. Bacterisida, untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
5. Nematisida, untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh nematoda.
6. Acarisida, untuk mengendalikan hama dari golongan tungau/Acasin
Page | 12
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF
7. Herbisida, untuk mengendalikan rumput-rumput pengganggu atau disebut gulma
8. Helisida, untuk mengendalikan hama dari golongan bekicot
AT
PH
Page | 13
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF
d. Calon daun
e. Calon batang
8. Faktor dalam dalam benih yang berpengaruh terhadap perkecambahan benih adalah,
kecuali…
a. Tingkat kemasakan benih
b. Ukuran benih
c. Dormansi
d. Tingkat kemasakan benih
e. Temperatur
Page | 15