Anda di halaman 1dari 3

identifikasi struktur kecambah

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.12 tahun 1992 tentang Sistem


Budidaya Pertanian Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4 disebutkan bahwa benih tanaman yang
selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak
dan atau mengembangbiakkan tanaman. Dalam buku lain tertulis benih disini dimaksudkan
sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan pertanaman (Sutopo, 2004).
Benih juga diartikan sebagai biji tanaman yang tumbuh menjadi tanaman muda (bibit),
kemudian dewasa dan menghasilkan bunga. Melalui penyerbukaan bunga berkembang menjadi
buah atau polong, lalu menghasilkan biji kembali. Benih dapat dikatakan pula sebagai ovul
masak yang terdiri dari embrio tanaman, jaringan cadangan makanan, dan selubung penutup
yang berbentuk vegetatif. Benih berasal dari biji yang dikecambahkan atau dari umbi, setek
batang, setek daun, dan setek pucuk untuk dikembangkan dan diusahakan menjadi tanaman
dewasa (Sumpena, 2005).
Menurut Sadjad, dalam “Dasar-dasar Teknologi Benih”.(1975, Biro Penataran IPB-Bogor),
yang dimaksudkan dengan benih ialah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan
pengembangan usaha tani, memiliki fungsi agronomis atau merupakan komponen
agronomi. Biji merupakan salah satu bagian tanaman yang berfungsi sebagai unit penyebaran
(dispersal unit) perbanyakan tanaman secara alamiah. Sedangkan bibit adalah benih yang telah
berkecambah Pembibitan/pesemaian menurut Sunaryono & Rismunandar, 1984 ialah menabur
atau menyebartumbuhkan atau menanam biji/benih pada suatu tempat khusus yang memenuhi
persyaratan-persyaratan untuk tumbuhnya biji atau benih hingga diperoleh perkecambahan atau
pertunasan (bibit) yang cepat dan baik tumbuhnya. kegiatan menanam benih atau bibit ini
bersifat sementara di lokasi pembibitan, di mana tanaman muda (semai) ini dipelihara sampai
saat dipindahkan ke lapangan. Tujuan pembibitan adalah untuk menyiapkan benih yang
berbentuk biji hingga menjadi bibit atau tanaman muda yang siap ditanam di lahan.
Benih yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut: a)Benih utuh, artinya tidak luka
atau tidak cacat. b) Benih harus bebas hama dan penyakit. c) Benih harus murni, artinya tidak
tercampur dengan biji-biji atau benih lain serta bersih dari kotoran. d) Benih diambil dari jenis
yang unggul atau stek yang sehat. e) Mempunyai daya kecambah 80%. f) Benih yang baik akan
tenggelam bila direndam dalam air.
Perkecambahan biji dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : a)Epigeal. Perkecambahan epigeal
adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga
mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas tanah, misalnya pada kacang hijau
(Phaseoulus radiatus). b) Hipogeal Perkecambahan hipogeal adalah apabila terjadi
pembentangan ruas batang teratas (epikotil) sehingga daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah,
tetapi kotiledon tetap di bawah tanah. Misalnya pada biji kacang kapri (Pisum sativum) (Pratiwi.
2006)

2.1.            Pengertian Perkecambahan
Perkecambahan benih dapat diartikan sebagai dimulainya proses pertumbuhan embrio
dari benih yang sudah matang ( Taiz and Zeiger 1998). Benih dapat berkecambah bila tersedia
faktor-faktor pendukung selama terjadinya proses perkecambahan.
Perkecambahan merupakan proses metobolisme biji hingga dapat menghasilkan
pertumbuhan dari komponen kecambah ( Plumula dan Radikula ). Definisi perkecambahan
adalah jika sudah dapat dilihat atribut perkecambahannya, yaitu plumula dan radikula dan
keduanya tumbuh normal dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan ISTA.
Setiap biji yang dikecambahkan ataupun yang diujikan tidak selalu prosentase
pertumbuhan kecambahnya sama, hal ini dipengaruhi  bebagai macam faktor-faktor yang
mempengaruhi perkecambahan.
Perkecambahan secara umum ditandai dengan munculnya radikula dari permukaan kulit
biji, sedangkan proses perkecambahan sudah dimulai sejak benih melakukan imbibisi air melalui
kulit sampai terjadi pembentukan dan perkembangan sel – sel dari embrio. Kecepatan dan
karakteristik perkecambahan setiap benih biasanya berkaitan dengan adanya factor dormansi,
factor lingkungan dan factor genetis.

2.2.            Benih Normal dan Abnormal


Daya kecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih akan kemampuan
benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam lingkungan yang
optimum.  Berikut ini adalah uraian kriteria kecambah normal dan abnormal. Kecambah normal
yaitu kecambah yang menunjukkan potensi untuk berkembang lebih lanjut menjadi tanaman
normal. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut : kecambah memiliki perkembangan sistem
perakaran yang baik, terutama akar primer dan akar seminal paling sedikit dua, perkembangan
hipokotil baik dan sempurna tanpa ada kerusakan pada jaringan, pertumbuhan plumula sempurna
dengan daun hijau tumbuh baik.  Epikotil tumbuh sempurna dengan kuncup normal dan memiliki
satu kotiledon untuk kecambah dari monokotil dan dua bagi dikotil. Kecambah abnormal yaitu
kecambah yang tidak menunjukkan adanya potensi untuk berkembang menjadi tanaman normal
jika ditambahkan pada tanah berkualitas baik dan di bawah kondisi yang sesuai bagi
pertumbuhannya. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut : kecambah rusak tanpa kotiledon, embrio
pecah, dan akar primer pendek, bentuk kecambah cacat, perkembangan bagian-bagian penting
lemah dan kurang seimbang.  Plumula terputar, hipokotil, epikotil, kotiledon membengkok, akar
pendek, kecambah kerdil, kecambah tidak membentuk klorofil dan kecambah lunak.

2.3.            Arti Benih Tidak Berkecambah dan Penyebabnya


Benih bisa saja tidak berkecambah karena ada faktor tertentu, oleh karena itu, benih yang
tidak berkecambah itu dapat dipastikan saat dilakukan pengujian, dari pertama pengujian hingga
habis akhir periode pengujian benih tidak berkecambah, benih dapat disebabkan oleh banyak
faktor, kemungkinan benih bisa merupakan benih yang keras, benih keras adalah benih yang
hingga akhir periode pengujian tetap keras itu karena benih tidak dapat menyerap air, kemudian
ada juga benih segar tetapi tidak berkecambah, benih segar yaitu benih yang tidak keras dan juga
tidak keras dan juga tidak berkecambah hingga akhir pengujian,  tetapi tetap bersih, dan
menunjukkan tampak masih hidup, kemudian ada juga kemungkinan benih mati, benih yang
pada akhrnya mati, tidak keras, biasanya benih mati lunak, warnanya memudar, dan sering kali
disebabkan cendawan.

2.4.            Manfaat Identifikasi Struktur Kecambah dalam Bidang Pertanian


Identifikasi struktur kecambah dalam bidang pertanian  sangat erat kaitannya karena
perlu diketahui bahwa, pengujian benih itu dilakukannya identifikasi strukur agar bisa
mengetahui bahwa benih itu baik atau tidaknya, untuk ditanam di lahan, oleh sebab itu
identifikasi struktur kecambah sangat membantu para petani, agar para petani kita tidak
mengalami gagal panen, maupun hasil produksi tidak maksimal karena disebabkan kecambah
atau pun benih yang tidak baik.

Anda mungkin juga menyukai