II)
Karena aku adalah sebuah sistem, aku juga sama denganmu: rumah menjadi bagian penting
untuk menopang keberlangsungan kerjaku sebagai sebuah sistem tanam, agar tanaman-
tanaman yang mendapatkan penerapan hidroponik bisa tumbuh dan berkembang maksimal.
Rumah kaca beratap kasa Shade greenhouse
Ada pula pembagian jenis rumah kaca berdasarkan jumlah atapnya, seperti rumah kaca atap
tunggal (lean-to greenhouse) yang beratap satu sisi, atau rumah kaca dua atap (even-span
greenhouse). Kalau berdasarkan bentuk atapnya, ada yang berbentuk melengkung (quonset)
dan lurus (gable). Yang terakhir, rumah kaca juga dapat dibedakan berdasarkan cara
penyusunannya. Ada rumah kaca unit tunggal (detached hosue) dan rumah kaca aneka
unit (ridge and furrow greenhouse) atau rumah kaca unit tunggal gabungan.
Rumah kaca atap tunggal
Indonesia atau negara-negara dengan iklim tropis, lebih cocok menggunakan tipe rumah kaca
unit tunggal beratap lurus karena konstruksinya dapat menyediakan ventilasi dan
pencahayaan yang baik. Ya, rumah kaca di Indonesia memang harus membutuhkan sistem
ventilasi yang baik agar suhu di dalam rumah kaca tidak terlalu panas. Sedangkan untuk daerah
subtropis, rumah kaca aneka unit beratap lengkung lebih disarankan karena lebih efisien
dalam pemanfaatan energi matahari
Baiklah kalau begitu! Lalu, bagaimana membangun rumah kaca untuk keberlangsungan
sistemku, hidroponik?
Hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah memilih lokasi yang tepat! Coba ingat lagi,
selain cahaya matahari, tanaman membutuhkan apa lagi…?
Ya…! Air!
Penampakan instalasi hidroponik di kebun
Sebelum membangun rumah kaca untukku, pastikan terlebih dahulu apakah lokasi untuk rumah
kaca itu dapat menyediakan pasokan air yang baik, yakni dengan ukuran pH 5-6.5, dan dalam
jumlah yang cukup banyak. Selanjutnya, tinjau ketersediaan instalasi listrik—jika kamu
memerlukannya. Sistemku ini bisa menggunakan listrik, bisa juga tidak. Itu tergantung skala
usaha yang akan kamu lakukan, hanya untuk hobi, kah, atau bisnis…? Terakhir, camkan ini
baik-baik, jangan pernah membangun rumah kaca di tempat yang ternaungi oleh pohon karena
akan mengurangi cahaya yang masuk ke rumah kaca. Selain itu, jangan membangun rumah
kaca di area yang dekat dengan tempat penimbunan sampah, ya! Soalnya, itu bisa jadi sarang
hama dan penyakit bagi tanaman.
Jika ketersediaan lokasi dan air sudah oke, silahkan membangun rumah untukku! Hehehe…!
Oh, iya…! Ada satu hal lagi yang perlu kamu ketahui: energy exchange…! Keseimbangan
aliran energi antara rumah kaca dan lingkungan di luarnya. Kondisi aliran energi ini perlu
diperhitungkan demi mempertahankan agar lingkungan tumbuh menjadi optimal bagi tanaman.
Di daerah tropis, suhu hangat di rumah kaca harus dikeluarkan, sedangkan di daerah subtropis
suhu hangat perlu dipertahankan. Nah, cara untuk mengeluarkan dan mempertahankan suhu
tersebut, salah satunya, dengan memperhatikan ventilasi. Disadari atau tidak, ventilasi
merupakan cara yang paling ekonomis, loh…! Atau, kamu juga bisa menggunakan evaporative
cooling system. Prinsip dari sistem ini ialah menurunkan suhu udara dalam ruangan
menggunakan sejumlah uap air. Bisa dengan kipas angin yang ada es nya, atau
menggunakan air conditioner, atau hanya sekedar meletakkan baskom-baskom yang berisi air,
atau menyiramkan air ke rumah kaca pada jam-jam tertentu.
Fungsi rumah itu, semuanya sama: memberikan kenyamanan untuk tumbuh dan berkembang
bagi setiap anggota rumahnya. Begitu juga dengan rumah untukku. Iya, rumah yang dibangun
agar sistemku—hidroponik—bekerja dengan baik dan menghasilkan tanaman yang baik pula.
Hm, begitulah kira-kira.