Anda di halaman 1dari 23

Pembibitan

Dengan Kultur Jaringan


Teknologi Produksi Benih
Dosen pengampu : Ir. Respatijarti, MS.
Presented by : Kelompok 4
WARDIERE INC.

Anggota Kelompok
Aulia Dwi Rachmadhani Aisyah Amanda S Abdu Rahman
215040207111085 215040207111086 215040207111089

Dita Tri Setya Dika Sakti Mahavira Aris Rohman Romdhoni


215040207111090 Haekal 215040207111093
215040207111092
WARDIERE INC.

Pokok Bahasan
Bibit Bebas Virus
Tahapan Pembibitan
Pembibitan Beberapa Tanaman Komersial

Media Biakan
WARDIERE INC.

Menghasilkan tanaman bebas virus/penyakit


1. Kultur Meristem
2. Kultur Embrio Zigotik
3. Kultur Embrio Somatik
Kultur Meristem
Kultur (biakan) yang menggunakan bahan
tanam berupa pucuk tanaman yang terdiri
dari titik tumbuh dan primordia daun.

Tujuan : untuk menghasilkan tanaman


bebas virus

Meristem yang terdiri dari titik tumbuh dan


sepasang primordia daun terdiri dari
jaringan meristen yang belum mempunyai
kambium sehingga belum ada xylem.
Kultur Embrio Zigotik

Biakan in vitro untuk menghasilkan bibit


dengan bahan tanam berupa embrio zigotik
(embrio hasil perkawinan antara gamet jantan
dan betina).

Proses embriogenesis tersebut terjadi di


dalam ovary yang masih muda dan
meristemik sehingga belum ada virus yang
menginfeksi.

Tujuan : untuk menumbuhkan embrio yang


kemungkinan besar gugur atau mati sebelum
buah menjadi matang dan menghasilkan
tanaman bebas virus
Kultur Embrio
Somatik
Terbentuk dari sel somatik yang meristemik
seperti dari bagian dalam kuncup bunga dan
meristem

Tujuan : menghasilkan bibit bebas virus


dengan jumlah bibit yang banyak
1. Persiapan Induk
Induk dipilih melalui proses seleksi untuk
mengetahui kualitas bibit/benih yang
akan digunakan dan dilanjutkan dengan
Tahapan proses sterilisasi dan isolasi
Pembibitan
2. Isolasi Eksplan
Isolasi eksplan dimulai dari pemilihan dan
pemeliharaan tanaman induk. Tanaman
induk yang dipilih harus sehat, bebas
penyakit dan memiliki pertumbuhan yang
baik. Hal ini diperlukan agar bahan eksplan
Tahapan yang digunakan dalam kultur jaringan tidak

Pembibitan menjadi sumber kontaminan sehingga


kondisi kultur tetap terjaga.
3. Proliferasi
Proliferasi dapat diartikan sebagai
perbanyakan yang sama atau pertumbuhan
yang subur dan cepat pada suatu sel.
Proliferasi tersebut dapat dilakukan dengan
melakukan subkultur ke medium baru, dapat
Tahapan berupa medium induksi kalus untuk

Pembibitan perbanyakan kalus dan medium induksi


tunas untuk perbanyakan tunas
4. Perakaran
Plantlet atau tanaman kecil hasil
pertumbuhan kalus yang sudah
terdifferensiasi dan sulit untuk memiliki
akar pada media dapat diberikan zat
pengatur tumbuh yang dapat memacu
Tahapan pertumbuhan akar. Pemberian zat pengatur

Pembibitan tumbuh seperti auksin ataupun arang aktif


dapat berpengaruh terhadap hal tersebut.
5. Aklimatisasi
Eksplan yang telah memenuhi syarat dilakukan
pemindahan ke media yang memiliki bahan
remah yang tidak padat dan memiliki
kemampuan menyimpan air yang cukup,
kegiatan pemindahan dilakukan setelah media

Tahapan selesai dilakukan proses sterilisasi.


aklimatisasi disesuaikan dengan proses adaptasi
Praktik

Pembibitan eksplan dan dilakukan secara bertahap.


6. Pembesaran
a. Pembesaran merupakan tahapan
penanaman dan pemeliharaan tanaman hasil
aklimatisasi hingga siap salur.

Tahapan b. Dilakukan pada media tanam normal,


Pembibitan biasanya dalam wadah individual.
Contoh Pembibitan
Komersial
1. Nanas
2. Strawberry
Contoh Pembibitan
Nanas

Sterilisasi Inisiasi Multiplikasi Aklimatisasi

Sumber: Tanaman nanas hasil Pertumbuhan tanaman


Prihatini (2018) kultur in vitro nanas di rumah kaca
Contoh Pembibitan
Strawberry

Pemilihan Eksplan Sterilisasi Penanaman


Meristem

Perbanyakan secara
Aklimatisasi in vitro

Sumber:
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Bandung (2017)
Media berdasarkan tahapan biakan
Media Isolasi
Sebagai media awal/ketika tahapan inokulasi eksplan dan untuk
proses adaptasi eksplan dengan kondisi lingkungan (in vitro)

Penyusun tediri dari Garam anorganik (C,H,O,Cl,B,Mo), Vitamin


(B1/thiamine), Zat Pengatur Tumbuh (ZPT), suplemen organik, Browning (Gusmiaty et al., 2012)
Gula (glukosa dan fruktosa) , Zat pemadat (agar)

Jenis tanaman berkayu menghasilkan fenol (rancun) ketika dilukai yang dapat
merusak media kultur , contoh kultur jati putih (Gmelina arborea Roxb). Ditandai
dengan perubahan warna kecoklatan pada media (browning)
Media berdasarkan tahapan biakan
Media Proliferasi
Fase pembelahan lebih sering sehingga terjadi pembentukan tunas atau
pemanjangan eksplan

Bahan dasarnya yang digunakan serupa dengan media isolasi

Ditambahkan ZPT berupa


Auksi : Perbesaran batang
Sitokinin : Pembelahan sel -> pembentukan tunas
Giberelin : Zat penghambat
Air kelapa
Media berdasarkan tahapan biakan
Media Pengakaran
Dilakukan subkultur ketika akar tanaman mulai panjang

Penambahan ZPT diperlukan apabila pada eksplan sulit tumbuh akar. ZPT-
nya berupa auksin (Butyric acid (IBA) dan Naphtalene acetic acid (NAA)) dan
arang aktif. Arang aktif dapat berperan sebagai alat penyerap senyawa toksis
yang menghambat proses pembentukan jaringan.
Daftar Pustaka
Balai Penelitian Tanaman Hias. 2018. Perbanyakan Tanaman Secara In Vitro.
http://balithi.litbang.pertanian.go.id. Diakses pada Senin, 20 Februari 2023 pukul 13.50.
Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika. 2010. Somatic Embryogenesis: Teknologi Penyedia
Bibit Secara Massal. http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id. Diakses pada Senin, 20 Februari 2023 pukul
12.00.
Karjadi, A. K., & Buchory, A. (2008). Pengaruh auksin dan sitokinin terhadap pertumbuhan dan
perkembangan jaringan meristem kentang kultivar granola.
Dwiyani, R. (2015). Kultur Jaringan Tanaman. Pelawa Sari Percetakan & Penerbit., Bali
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Bandung. 2017. Cara Menghasilkan Bibit Stroberi Bebas Penyakit
Dengan Kultur Meristem. https://diperpa.badungkab.go.id/. Diakses pada 20 Februari 2023.
Prihatini, R. 2018. Perbanyakan Tanaman Nanas Secara In Vitro. http://balitbu.litbang.pertanian.go.id/.
Diakses pada 20 Februari 2023.
DAFTAR PUSTAKA

Guntur, G., Restu, M., & AR, M. U. (2019). APLIKASI BERBAGAI ZAT ANTIOKSIDAN SEBAGAI PENGHAMBAT
BROWNING MEDIA TANAM EKSPLAN JATI PUTIH (Gmelina arborea Roxb) SECARA IN-VITRO. Jurnal Eboni,
1(1), 12-24.
Haryanti, S. E., L. Sipayung., N. E. Hayati., I. Santi., N. Erawati., L. Sugiarti., dan S. Syaifuddin. 2015.
Direktorat Perbenihan Hortikultura.
Pamungkas, S. S. T. (2015). Pengaruh konsentrasi NAA dan BAP terhadap pertumbuhan tunas eksplan
tanaman pisang cavendish (Musa paradisiaca L.) melalui kultur in vitro. Gontor Agrotech Science Journal,
2(1), 31-45.
THANK YOU
TANYA??

Anda mungkin juga menyukai