Disusun Oleh:
Kelompok:1
Kelas : Q
Anggota Kelompok:
Ririn Hoerunnisa (215040200111012)
Alda Fesnita (215040200111117)
Cintantya Medina (215040200111149)
Iftitah Nurweninging Ati (215040201111145)
Yudhika Tsabitah R. Z. (215040207111047)
Rajendra Adjie Dharma (215040207111125)
Q = debit (m3/detik)
A = luas bagian penampang basah saluran (m2)
V = kecepatan aliran rata-rata pada luas bagian penampang basah saluran
(m/detik)
Berdasarkan penelitian JICA tentang kebutuhan air irigasi di Bali, didapat
kebutuhan maksimal untuk pemberian air irigasi adalah 1.5 lt/dt/ha, dimana sistem
pemberian air dilakukan secara kontinyu sepanjang proses pengolahan lahan dan
penanaman padi. Teori pemberian air bersadarkan KP 01 Perencanaan Irigasi
Teknis Departemen Pekerjaan Umum, bahwa debit kebutuhan air irigasi (Qd)
dirumuskan sebagai berikut:
Qd q * A ( lt/dt)
q = kebutuhan air di sawah (lt/dt/ha) yang merupakan fungsi dari evaporasi, land
preparation, consumptive use, perkolasi, penggantian lengas tanah dan curah
hujan efektif.
A = Luas areal sawah yang terairi (ha)
Bila debit supply yang tersedia (Qs ≥ 65%Qd) maka secara teknis
pemberian air dapat dilakukan secara terus menerus, dan sebaliknya bila Qs <
65% Qd dianjurkan untuk melaksanakan pemberian air dengan cara rotasi atau
bergilir.Dengan pola seperti diatas dapat dilakukan pola tanam optimal yaitu padi
– padi – palawija (Diasa, 2017).
Faktor kondisi saluran dapat menjadi salah satu faktor yang memperburuk
sistem irigasi. Contohnya banyak saluran teknis yang mengalami kerusakan parah
baik di saluran primer maupun sekunder, sehingga air irigasi yang melalui saluran
irigasi ini hilang/terbuang. Rekomendasi yang dapat dilakukan antara lain
membangun bendungan baru untuk menambah suplai debit air ke lahan
persawahan. Selain itu, melakukan perbaikan dan konservasi di daerah sumber
air/DAS dan juga saluran irigasi yang rusak (Sembiring, 2016).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
dari laporan ini pengendalian air dalam pertanian melalui irigasi sangat penting
untuk mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal. Sistem irigasi
permukaan yang digunakan pada lahan sawah di Jalan Joyo Suko Agung
Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, cocok untuk tanaman padi yang
membutuhkan kondisi tanah yang jenuh air. Namun, penerapannya perlu
diperbaiki dengan menambah sistem pengaturan air irigasi untuk menghindari
gangguan keseimbangan biologi dan kimia di dalam tanah. Selain itu, jika suplai
air tidak mencukupi, direkomendasikan untuk membangun bendungan baru atau
melakukan perbaikan saluran irigasi yang rusak.
Dalam upaya meningkatkan efisiensi penggunaan air dalam pertanian, perlu
dilakukan pengelolaan air secara berkelanjutan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem irigasi,
memanfaatkan sumber air alternatif seperti sumur air tanah, dan melakukan
konservasi di daerah sumber air. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan
kondisi saluran irigasi agar tidak terjadi kebocoran atau kerusakan yang dapat
menyebabkan pemborosan air. Dengan melakukan langkah-langkah ini,
diharapkan pertanian dapat tetap berjalan dengan baik dan tanaman dapat tumbuh
dengan optimal, sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian secara
keseluruhan.
3.2 Saran
Diperlukan perbaikan sistem irigasi permukaan dengan menambah sistem
pengaturan air irigasi dan memperbaiki saluran irigasi yang rusak. Hal ini akan
membantu meningkatkan efisiensi penggunaan air dalam pertanian dan
mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal. Selain itu, jika suplai air tidak
mencukupi, direkomendasikan untuk membangun bendungan baru sebagai
sumber air alternatif. Dengan menerapkan saran-saran ini, diharapkan
pengendalian air dalam pertanian melalui irigasi dapat lebih efektif dan efisien,
sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Diasa, I. W. (2017). Analisa kelayakan sistem suplesi air irigasi dengan pompa
hidram. Jurnal Teknik Gradien, 9(1), 215-228.
Doloksaribu, A., dan D. P. Lolo. 2012. Pemenuhan Kebutuhan Air Irigasi Melalui
Pembangunan Long Storage. Jurnal Ilmiah Mustek Anim, 1(3): 185-194.
Dwiwana, L., Nurhayati, dan Umar. 2019. Analisa Ketersediaan dan Kebutuhan
Air Irigasi di Daerah Irigasi Terdu. Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil
Universitas Tanjungpura, 1(1):215-223.
Irawan, M. Y. 2016. Kajian Jaringan Irigasi Pada Desa Mukti Jaya Kecamatan
Rantau Pulung Kabupaten Kutai Timur. E-journal, 1(1): 286-298.
Laphatphakkhanut, R., Puttrawutichai, S., Dechkrong, P., Preuksakarn, C.,
Wichaidist, B., Vongphet, J Dan Suksaroj, C. 2021. Iot‐Based Smart Crop‐
Feld Monitoring Of Rice Cultivation System For Irrigation Control And
Its Efect On Water Footprint Mitigation. Paddy And Water Environment.
Lusiantorowati. 2016. Efisiensi Penyaluran Air pada Saluran Induk Pekkabata
Daerah Irigasi Saddang Utara Kabupaten Pinrang. Jurnal AgriTechno.
8(2): 116- 122.
Mangore, V. R., Wuisan, E. M., Kawet, L., dan Tangkudung, H. (2013).
Perencanaan bendung untuk daerah irigasi sulu. Jurnal Sipil Statik, 1(7):
533-541.
Marapaung, L. 2016. Skripsi. Evaluasi Jaringan Saluran Irigasi Paya Sordang
Kabupaten Tapanuli Selatan. Fakultas Teknik. Universitas Medan.
Sumatera Utara.
Noerhayati, E Dan Suprapto, B. 2018. Perencanaan Jaringan Irigasi Saluran
Terbuka. Inteligensia Media: Malang.
Nurfaijah, B.I. Setiawan, C. Arif, S. Widodo. 2015. Sistem Kontrol Tinggi Muka
Air Untuk Budidaya Padi. Jurnal Irigasi. 10:97-110.
Sembiring, C. E. (2016). Analisis Debit Air Irigasi (Suplai Dan Kebutuhan) Di
Sekampung Sistem (Doctoral dissertation, Universitas Lampung).
Sulistyono, E Dan Hayati, T, 2013. Penentuan Tinggi Irigasi Genangan Yang
Tidak Menurunkan Produksi Padi Sawah. Agrovigor, 6(2): 87-91.
Susanawati, L. D., dan B. Suharto. 2017. Kebutuhan Air Tanaman untuk
Penjadwalan Irigasi Pada Tanaman Jeruk Keprok 55 di Desa Selorejo
Menggunakan Cropwat 8.0. Jurnal Irigasi. 12(2): 109-118.
Taupit. 2019. Pengairan (Irigasi) Pada Tanaman Padi.
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/88645/PENGAIRAN-
IRIGASIPADA-TANAMAN-PADI/. Diakses pada 08 Oktober 2023.
Wibowo, A. 2020. Manajemen Pengelolaan Air Pada Pertanaman Padi Sawah.
Jurnal Teknologi Pertanian.
Wijaya, B.R. 2019. Analisis Kebutuhan Air pada Bendung Ciliman. Institut
Teknologi Bandung.
Witman, Steven. 2021. Penerapan Metode Irigasi Tetes Guna Mendukung
Efisiensi Penggunaan Air di Lahan Kering. J. Triton, 12(1): 20-28